DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
ASHMA CHOIRUNNISA
19330135
KELAS A
Analgesik adalah obat yang dapat menghilangkan rasa sakit atau nyeri. Rasa
nyeri atau pain adalah suatu fenomena kompleks yang melibatkan aktifitas neuron
dan respon penderita terhadap syaraf tersebut. Stimulasi nyeri antara lain terdiri
dari:
1. Stimulasi Termis
2. Stimulasi fisis
3. Stimulasi Mekanis
4. Stimulasi Kimiawi
5. Senyawa kimia endogen .
Nyeri merupakan salah satu aspek penting dalam bidang medis dan menjadi
penyebab tersering yang mendorong seseorang untuk mencari pengobatan (Price
dan Wilson, 2006). Penelitian yang dilakukan kelompok studi nyeri PERDOSSI
(Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia) pada 14 rumah sakit pendidikan
di Indonesia, pada bulan Mei 2002 menunjukkan jumlah penderita nyeri sebanyak
4.456 orang (25% dari total kunjungan rumah sakit) (Sudirman dan Hargiyanto,
2011).
Pengobatan yang umum digunakan untuk mengatasi nyeri salah satunya adalah
golongan non steroid anti-inflammatory drugs (NSAID) yang bekerja dengan cara
menghambat enzim cyclooxigenase (COX), sehingga konversi asam arakhidonat
menjadi prostaglandin E2 (PGE2) terhambat (Katzung et.al., 2002). Namun
penggunaan analgesik memiliki beberapa keterbatasan misalnya pada penggunaan
NSAID dapat mengiritasi saluran cerna, sedangkan penggunaan opioid
mengakibatkan ketergantungan (Prabhu et.al., 2011).
1. Mengamati respon geliat atau writhing reflex pada mencit akibat induksi kimia
2. Mengetahui mula kerja obat (onset of action), lama kerja obat (duration of action) dan
saat obat mencapai efek yang maksimum
Fisiologi nyeri
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsangnyeri. Organ tubuh
yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya
terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor,
secara anatomisreseptor nyeri (nosireceptor ) ada yang bermielien dan ada juga yang
tidak bermielin dari syaraf perifer. Berdasarkan letaknya,nosireseptor dapat dikelompokkan
dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus),somatik dalam (deep somatic), dan
pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki
sensasi yang berbeda. Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal
dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan.Reseptor jaringan kulit
(kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu :
a. Reseptor A deltaMerupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-30 m/det) yang
memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila penyebab nyeri
dihilangkan.
b. Serabut C Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi 0,5 m/det) yangterdapat
pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi. Struktur
reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptornyeri yang terdapat pada tulang, pembuluh
darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya. Karena struktur reseptornya komplek,
nyeriyang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi. Reseptornyeri jenis
ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi organ-organ viseral seperti jantung, hati,
usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yangtimbul pada reseptor ini biasanya tidak sensitif
terhadap pemotonganorgan, tetapi sangat sensitif terhadap penekanan, iskemia dan inflamasi.
Analgetik
Analgetik adalah obat atau senyawa yang dipergunakan untuk mengurangi rasa sakitatau nyeri
tanpa menghilangkan kesadaran. Kesadaran akan perasaan sakit terdiri dari dua proses, yakni
penerimaan rangsangan sakit di bagian otak besar dan reaksi-reaksi emosionaldan individu
terhadap perangsang ini. Analgetik diberikan kepada penderita untukmengurangi rasa nyeri yang
dapatditimbulkan oleh berbagai rangsang mekanis, kimia, danfisis yang melampaui suatunilai
ambang tertentu (nilai ambang nyeri). Obat penghalang nyeri(analgetik) mempengaruhi proses
pertama denganmempertinggi ambang kesadaran akan perasaan sakit, sedangkan narkotik
menekanreaksi-reaksi psychis yang diakibatkan olehrangsangan sakit.Atas dasar kerja
farmakologisnya, analgetika dibagi dalam dua kelompok besar, yakni :
a. Analgetika perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifatnarkotik
dan tidak bekerja sentral. Analgetika antiradang termasuk kelompok ini.
b. analgetika narkotik khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti
padafractura dan kanker (Tjay, 2007).
Secara kimiawi analgetika perifer dapat dibagi dalam bebrapa kelompok, yakni :
a. Parasetamol
b. salisilat : asetosal, salisilamida, dan benorilat
c. penghambat prostaglandin (NSAIDs) : ibuprofen, dll
d. derivat-antranilat : mefenaminat, glafenin
e. derivat-pirazolon : propifenazon, isopropilaminofenazon, dan metamizolf.
f. lainnya : benzidamin (Tantum) (Tjay, 2007).
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
Siapkan Mencit
Beri penginduksi nyeri asam asetat glasial 3% sebanyak 0,5 ml secara IP.
A. HASIL
Kelompok Mencit Berat Badan (gram) Dosis Pemberian (mg) Volume Pemberian
(ml)
I 1 25 1,62 mg 0,162 ml
2 23 1,49 mg 0,14 ml
3 26 1,69 mg 0,162 ml
II 1 30 1,95 mg 0,19 ml
2 21 1,36 mg 0,13 ml
3 24 1,56 mg 0,15 ml
III 1 28 1,82 mg 0,18 ml
2 26 1,69 mg 0,169 ml
3 20 1,3 mg 0,13 ml
PERHITUNGAN DOSIS
Kelompok 1
Mencit 1
25 g
a. Dosis Berdasarkan BB = x 1,3 mg = 1,62 mg
20 g
1,62mg
b. Volume Pemberian = x 50 ml = 0,162 ml
500 mg
Mencit 2
23 g
a. Dosis Berdasarkan BB = x 1,3 mg = 1,49 mg
20 g
1,49mg
b. Volume Pemberian = x 50 ml = 0,14 ml
500 mg
Mencit 3
26 g
a. Dosis Berdasarkan BB = x 1,3 mg = 1,69 mg
20 g
1,69mg
b. Volume Pemberian = x 50 ml = 0,16 ml
500 mg
Kelompok 2
Mencit 1
30 g
a. Dosis Berdasarkan BB = x 1,3 mg = 1,95 mg
20 g
1,95 mg
b. Volume Pemberian = x 50 ml = 0,19 ml
500 mg
Mencit 2
21 g
a. Dosis Berdasarkan BB =
20 g
x 1,3 mg = 1,36 mg
1,36 mg
b. Volume Pemberian = x 50 ml = 0,13 ml
500 mg
Mencit 3
24 g
a. Dosis Berdasarkan BB = x 1,3 mg = 1,56 mg
20 g
1,56 mg
b. Volume Pemberian = x 50 ml = 0,15 ml
500 mg
Kelompok 3
Mencit 1
28 g
a. Dosis Berdasarkan BB = x 1,3 mg = 1,82 mg
20 g
1,82mg
b. Volume Pemberian = x 50 ml = 0,18 ml
500 mg
Mencit 2
26 g
a. Dosis Berdasarkan BB = x 1,3 mg = 1,69 mg
20 g
1,69mg
b. Volume Pemberian = x 50 ml = 0,16 ml
500 mg
Mencit 3
20 g
a. Dosis Berdasarkan BB = x 1,3 mg = 1,3 mg
20 g
1,3 mg
b. Volume Pemberian = x 50 ml = 0,13 ml
500 mg
Hasil Pengamatan
Uji analgesik 1 + 6
Asam Mefenamat
akibat induksi 500mg/70 Kg BB 2 + 6
Mencit
kimia dengan Manusia (PO)
metode geliat 3 + 8
1 + 14
Parasetamol 500mg/70
2 + 13
Kg BB Manusia (PO)
3 + 15
Keterangan :
Respon awal + = mencit memberi reflek geliat, 5 menit setelah induksi asam asetat glasial 3%
Respon awal - = mencit tidak memberi reflek geliat, 5 menit setelah induksi asam asetat glasial
3%
B. PEMBAHASAN
Analgetika adalah obat yang diperlukan untuk mengurangi atau menghalau rasa sakit
atau nyeri. Tujuan dari praktikum kali ini adalah mengenal, mempraktikkan serta
membandingkan daya analgetika dari obat paracetamol dan asam mefenamat. Pada Percobaan
ini menggunakan metode Metode Geliat , dengan prinsip yaitu menimbulkan geliat (Writhing),
sehingga dapat diamati respon mencit ketika menahan nyeri pada perut dengan cara
menelupkan ujung ekor mencit pada air panas. Dengan pemberian obat analgetik (paracetamol
dan asam mefenamat) akan mengurangi respon tersebut.
Larutan stok dibuat dengan mensuspensikaan tablet asam mefenamat dan paracetamol
karena bahan obat sukar larut di dalam air dengan suspending agent CMC Na. Digunakan
konsentrasi CMC Na yang rendah 0,1% sebanyak 1 ml agar suspensi tidak terlalu kental
sehingga mudah untuk mengambil suspensi dengan spuit oral dan mudah masuk ke dalam
esofagus mencit. Pemberian obat-obat analgetik pada mencit dilakukan secara peroral, setiap
mencit diberikan suspensi obat yang berbeda, sebagai kontrol negatif diberikan CMC Na,
setelah obat diberikan mencit didiamkan selama 30 menit.
Percobaan ini dibagi 3 kelompok yaitu kelompok 1 menggunakan CMC Na 1%,
kelompok 2 menggunakan obat analgetik asam mefenamat dan kelompok 3 menggunakan
paracetamol, setiap kelompok menggunakan 3 mencit untuk diperlakukan sama memberikan
obat secara peroral, lalu tunggu selama 30 menit kira kira sampai obat terabsorbsi secara penuh.
Pada kelompok 1 CMC Na hanya digunakan sebagai plasebo yaitu sebuah pengobatan yang
tidak berdampak.
Pada mencit kelompok 2 yaitu menggunakan asam mefenamat disuntik secara per oral
yang diuji pada 3 mencit dengan berat 30 gram diberikan dosis volume 0,19 ml, pada mencit
dengan berat 21 gram diberikan dosis volume sebanyak 0,13 ml, dan pada mencit dengan berat
24 gram diberikan dosis volume 0,15 ml. Kemudinan dari ketiga menci memberikan respon
awal positif yang artinya mencit memberi reflek geliat, 5 menit setelah induksi asam asetat
glasial 3% dengan jumlah geliat berturut-turut adalah 6, 6 dan 8 dalam periode 15-60 menit.
Kemudian pada mencit kelompok 3 menggunakan paracetamol disuntik secara per oral
yang diuji pada 3 ekor mencit dengan berat badan 28 gram dengan dosis volume 0,18 ml,
kemudian pada mencit dengan berat 26 gram diberikan dosis volume 0,169 ml, dan pada mencit
dengan berat 20 gram diberikan dosis volume 0,13 ml. Ketiga mencit tersebut memberikan
respon awal positif juga yang artinya mencit memberi reflek geliat, 5 menit setelah induksi
asam asetat glasial 3% dengan jumlah geliat berturut-turut adalah 14,13, dan 15 dalam periode
15-60 menit.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
1. Analgetika adalah obat yang diperlukan untuk mengurangi atau menghalau rasa sakit atau
nyeri.
2. Reflek geliat atau writhing reflex merupakan reflek nyeri pada mencit akibat substansi
penginduksi nyeri.
3. Uji coba gelatin ini cocok untuk mendeteksi aktivitas analgesik walaupun beberapa agen
psikoaktif juga menunjukkan aktivitas.
4. CMC Na 1% diberikan langsung sesuai dengan takaran maksimum per rute pemberian
karena CMC Na hanya digunakan sebagai plasebo.
DAFTAR PUSTAKA