Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

UJI ANALGETIK METODE REFLEKS GELIAT MENCIT

Disusun oleh :

KELOMPOK II

1. Adik Puspitosari (RPL2214002)


2. Ayu Retnandari (RPL2214005)
3. Dinar Nur Hidayati (RPL2214007)
4. Ester Widyastuti (RPL2214012)
5. Ika Yuliyati (RPL2214016)
6. Lilik Purwati (RPL2214017)
7. Tri Wahyuni (RPL2214027)

Dosen Pembimbing

Muhammad Saiful Amin,S.Farm.,M.Si


I. TUJUAN
Mahasiswa dapat menganal dan mengamati respon geliat (writing reflex) pada
mencit terhadap obat anagetik

II. DASAR TEORI


Analgetik adalah senyawa yang dalam dosis teraupetik meringankan atau
menekan rasa nyeri, tanpa memiliki kerja anastesi umum. Berdasarkan potensi
kerja , mekanisme kerja, dan efek samping anakgetik dibagi menjadi dua
kelompok yaitu
1. Analgetik yang berkhasiat kuat, bekerja pada pusat (hipoanalgetika,
“kelompok opiate”)
2. Analgetik yang berkhasiat lemah (sampai sedang),bekerja terutama pada
perifer dengan sifat antipiretika dan kebanyakan juga mempunyai sifat
antiinflamasi dan anti reumatik.
Analgetik Lemah
Analgetik jenis ini, yang juga disebut analgetika yang bekerja pada sitem
syaraf perifer memiliki spektrum kerja farmakologi yang mirip walaupun
struktur kimianya beda. Disamping kerja analgetik, senyawa-senyawa
inimenunjukkan kerja antipiretik dan juga komponen kerja antiflogistika
dengan kekecualian turunan acetylanilida. Sebaliknya senyawa-senyawa ini
tidak mempunyai sifat-sifat psikotropika dan sifat sedasi dari hipoanalgetika.
Nyeri
Nyeri adalah gejala penyakit atau kerusakan yang paling sering dialami
meskipun nyeri sendiri dapat berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi
dan/atau memudahkan diagnosis. Nyeri timbul jika rangsang mekanik ,
termal, kimia atau listrik melampui suatu nilai ambang batas tertentu. Dan
karena itu menyebabkan kerusakan jaringan dengan pembebasan yang
disebut senyawa nyeri. Batas nyeri untuk suhu konstan antara 44-45℃.
Semua media nyeri itu merangsang reseptor nyeri diujung syaraf bebas
dikulit, mucosa serta jaringan lain dan menimbulkan reaksi antara lain:
radang dan kejang-kejang. Nociceptor terdapat diseluruh jaringan dan organ
tubuh, kecuali di SSP. Dari tempat ini rangsangan disalurkan oelh otak melalui
jaringan lebat dari tajuj-tajuk neuron dengan sangat banyak sinaps lewat
sumsum belakang, sumsum lanjutan dan otak tengah. Dari thalamus implus
kemudian diteruskan ke pusat nyeri di otak besar, dimana implus
dirangsangkan sebagai rasa nyeri.
Secara fungsional dibedakan menjadi dua jenis reseptor, yang dapat
menyusun dua system serabut berbeda.
1. Mekanoreseptor, yang meneruskan nyeri permukaan melalui serabut
A-dalta bermielin
2. Termoreseptor , yang meneruskan nyeri kedua melalui serabur-
serabut C yang tidak bermielin.
Mediator nyeri yang penting adalah antihistamin yang
bertanggungjawab untuk kebanyakan reaksi alergi(bronchokon striksi,
pengembang mukosa, pruritus, dan nyeri)
Penanganan nyeri
Berdasarkan proses terjadinya , rasa nyeri dapt dilawan dengan
beberapa cara, yaitu:
1. Analgetik Perifer
Yang merintangi terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri perifer
2. Analgetik Lokal
Yang merintangi penyaluran rangsangan disaraf-saraf sensoris
3. Analgetik Sentral (NARKOTIKA)
Yang memblokir pusat nyeri di SSP dengan anestesi umum
4. Antidepresiv Trisiklis
Yang digunakan pada nyeri kanker dan saraf.
5. Antipileptika
Yang meningkatkan jumlah neurotransmitter diruang sinapspada
nyeri.
Atas dasar kerja farmakologinya , anakgetik dibagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu
1. Analgetik Perifer
Yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotika dan tidak
bekerja sentral
Contoh : analgetik radang (aminofenazon dan NSAID)
2. Analgetik Narkotika
Yang khusus digunakan untuk menghalau rasa nnyeri hebat, seperti
pada fractura dan kanker
Contoh : morfin dan derivatnya

Metode Pengujian Aktivitas Analgetik


Metode-metode pengujian aktivitas analgetik dilakukan dengan menilai
kemampuan zat uji untuk menekan atau menghilangkan rasa nyeri yang
diinduksi pada hewan percobaan (mencit, tikus )yang meliputi :
1. Metode Geliat
Obat uji dilnilai kemampuannya dalam menekan atau menghilangkan
rasa nyeri yang diinduksi secara intraperitonial pada percobaan
mencit(Kelompok Kerja Phytomedika , 1993). Manifestari nyeri akibat
pemberian perangsang nyeri akan menimbulkan refleks geliat
(writhing)yang berupa tarikan kaki ke belakang, penarikan kembali
abdomen dan kejang tetani dengan membengkokkan kepala dan kaki
belakang. Metode ini dikenal sebagai Writhing Reflex tes atau
Abdominal Constriction Test (Wuryaningsih, 1996). Frekuensi gerakan
ini dalam waktu tertentu menyatakan derajat nyeri yang dirasakan.
Metode ini tidak hanya sederhana dan dapat dipercaya tetapi juga
memberikan evaluasi yang cepat terhadap jenis analgetik
perifer(Gupta et al, 2003).
2. Metode Listrik
Metode ini menggunakan aliran listrik sebagai penginduksi
nyeri(Vohora dan Dandiya, 1992). Sebagai respon terhadap nyeri ,
hewan akan menunjukkna gerakan atau cicitan. Arus listrik dapat
ditingkatkan sesuai dengan kekuatan analgetik yang diberikan.
Metode ini dapat dilakukan terhadap kera, anjing, kuving,
kelinci,tikus dan mencit(Manihuruk, 2000).
3. Metode Panas
Ada 3 metode yang bias digunakan untuk memberikan rangsangan
panas
a. Pencelupan ekor hewan percobaan dalam penangas air yang
dipertahankan pada suhu 60+℃.
b. Penggunaan panas radiasi terhadap ekor hewan percobaan
melalui kawat Ni panas(5,5 + 0,05 Amps)
c. Metode hot plate
Metode ini cocok untuk evaluasi analgetik sentral. Pada
metode ini hewan percobaan diletakkan dalam beaker glass
diatas plat panas(56 + 1℃).sebagai stimulus nyeri.
Hewan percobaan akan memberikan respon terhadap nyeri dengan
menggunakan atau menjilat kaki depan. Peningkatan waktu reaksi
yaiyu waktu antara pemberian stimulus nyeri dan terjadinya respon
dapat dijadikan parameter untuk evaluasi aktivitas analgetil(Adeyemi,
2001)
4. Metode Mekanik
Metode ini menggunakan tekanan sebagai induksi nyeri. Tekanan
diberikan pada ekor atau hewan percobaan. Pengamatan dilakukan
terhadap jumlah tekanan yang diperlukan untuk menimbulkan rasa
nyeri sebelum dan sesudah diberi obat. Metode ini dapat dilakukan
terhadap anjing, tikus, dan mencit.

III. ALAT DAN BAHAN


A. Alat yang dibutuhkan
 Spuit injeksi (0,1-1 ml)
 Jarum sonde
 Stopwacth
 Hanscoon
B. Bahan yang dibutuhkan
 Larutan Na CMC
 Larutan steril Asam Acetat
 Larutan Paracetamol 1%
 Larutan Asam Mefenamat 1%
 Larutan ekstrak jinten hitam
 Hewan percobaan (Mencit)

IV. CARA KERJA


Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu, mencit ditimbang, kemudian
dilakukan perhitungan dosis dan dibuatkan volume larutan. Kelompok mencit
pertama diberi CMC Na, kelompok mencit kedua diberi laruran paracetamol 1%,
kelompok ketiga diberi larutan Asam Mefenamat 1% dan kelompok keempat
diberi larutan ekstrak jinten hitam. Diberi larutan steril Asam Acetat 0,6%v/v
secara intraperitonial selama 5menit. Kemudian diamati jumlah geliatnya dan
dicatat jumlah kamulatif geliat yang dilakukan mencit setiap 5 menit selama 60
menit.

V. DATA PERHITUNGAN HASIL PERCOBAAN

Anda mungkin juga menyukai