PERCOBAAN II
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK II / FARMASI B21
1. ABD WAHID RUSMAN (202104057)
2. AULIA PUTRI PERDANA (202104067)
3. FIRDAYANTI (202104075)
4. NURWAHIDA (202104067)
5. RISMAYANTI (202104093)
6. ST. NASRAH (202104106)
7. TENRI (202104107)
LABORATORIUM FARMAKOLOGI I
PROGRAM STUDI D III FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Obat adalah suatu bahan yang berbentuk padat atau cair atau
sistem saraf pusat. Obat tersebut bereaksi terhadap otak dan dapat
dokter karena rasa nyeri mengganggu fungsi sosial dan kualitas hidup
penderitanya rasa nyeri akan disertai respon stres antara lain berupa
frekuensi nafas. Nyeri yang berlanjut atau tidak ditangani secara kuat.
2006).
batas nyeri untuk suhu adalah konstan, yakni pada 44-45°C (Tjay,
2007).
tubuh, seperti suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin, tertusuk pada
benda tajam, patah tulang dan lain-lain. Rasa nyeri timbul apabila
banyak dipakai untuk bayi, anak-anak dewasa dan orang lanjut usia
TINJAUAN PUSTAKA
kulit otot, tulang dan sendi. Impuls nyeri disalurkan ke susunan saraf
otak besar, dimana impuls dirasakan sebagai nyeri (Tjay & Rahardja
2007).
golongan yaitu :
1. Analgesic Nonopioid/Perifer
dalam kelompok ini memiliki target aksi pada enzim, yaitu enzim
Efek samping yang paling umum dari golongan obat ini adalah
distribusinya relatif kecil (< 0.2 L/kg) dan mempunyai ikatan dengan
RM : C2H4O2
insomnia.
kebutuhan.
kemampuannya menghambat
Gilman, 2008).
2004).
pertama
cerna
S.C.,2019).
C. Natrium Diklofenat ( )
pascabedah.
cerna.
25 mg).
demam.
obat ini.
lambat.
yang lain.
abdomen.
terbagi.
2008).
II.4. URAIANTANAMAN
Divisi : Magnoliophyta
Class : Dicotyledoneae
Bangsa : Cucurbitales
Ordo : Violales
Kingdom : Plantae
Subkingdom :Trachebionta
Genus : Momordica
Famili : Cucurbitaceae
tidak beraturan, oranye, pecah sama sekali dengan 3 katup, 5-7 cm (liar)
hingga 30 cm (ditanam).
jantung, garis tengah 4-7 cm, tepi berbagi 5-9 lobus, berbintik-bintik
tembus cahaya, taju bergigi kasar hingga berlekuk menyirip, memiliki sulur
daun dan berwarna agak kekuningan dan terasa pahit. Bunga jantan dan
bunga betina tumbuh pada ketiak daun. Daun dari pare yang tumbuh liar,
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub-Filum : Vertebrata
Class : Mamalia
Sub-Class : Theria
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Mus
termasuk dalam ordo rodentia dan family Muridae. Hewan tersebut hidup
memiliki tubuh yang panjang dan ramping, dan memiliki ekor meruncing
besar. Selain itu, penggunaan tikus sebagai suatu model patologik sering
(Maharani, 2012).
BAB III
METODE KERJA
A.Alat
1) Gelas kimia 50 Ml
3) Kandang mencit
4) stopwac
6) Lap kasar
7) Lap halus
8) Termometer
9) Timbangan analitik
B. Bahan
1) Alkohol
6) Kapas
7) Natrium diklofenak 50 mg
8) Na CMC 0,5%
9) Paracetamol 500 mg
10) Piroxicam 20 mg
sebelum digunakan
A. HASIL PERCOBAAN
Tabel 1.1 Data pengamatan dan hasil rata-rata geliat setelah pemberian obat
analgetic pada mencit tiap kelompok
B. PEMBAHASAN
ekstrak tanaman pare secara oral pada hewan uji mencit dan juga
Gelas kimia 50 Ml, Kanula dan spoit 1 ml, Kandang mencit, stopwac,
Labu ukur 5 ml, 10 ml, Lap kasar, Lap halus, Termometer, Timbangan
0,5%, Asam mefenamat 500 mg, Ibu profen 400 mg, Infusa pare 25%,
mg, Piroxicam 20 mg. Dan adapun hewan uji yang di gunakan pada
mL secara intraperitonial.
dirata-ratakan.
pada menit ke-10 terjadi sebanyak 3 kali geliat, menit ke-20 terjadi
geliat, menit ke-40 terjadi geliat sebanyak 2 geliat, menit ke-50 terjadi
kenaikan geliat terjadi di menit ke-20 dan menit ke-30, kemudian pada
mencit kedua kenaikan geliat terjadi pada meniti ke-10 sampai menit
ke-20 turun kemudian pada menit ke-40 geliat pada mencit naik lagi
ANALISIS DATA
145
2 = 72,5
2. Paracetamol : 40 + 17 = 57
57
2 = 28, 5
64
2 = 32
198
2
= 99
82
= 41
2
55
= 27, 5
2
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
dengan teori.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton&Hall. 1997a. Susunan sistem saraf dan fungsi dasar sinaps, dan
substansi transmiter. Dalam: Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 9.
Jakarta: EGC. h. 761-772.
Hartwig, Mary S., Wilson, Lorraine M. 2006. Nyeri. Dalam : Price, Sylvia
A., Wilson, Lorraine M., eds. Patqfisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Vol 1. Edisi 6. Jakarta : EGC. h 1063-1069.
GAMBAR 1 GAMBAR 2
Gambar 3 Gambar 4