PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Obat adalah unsur aktif secara fsiologi dipakai dalam diognosi
pencegahan, pengobatan atau penyembuhan suatu penyakit pada
manusia atau hewan. Obat dapat berasal dari alam dapat diperoleh dari
sumber mineral, tumbuh-tumbuhan, hewan atau dapat dihasilkan dari
sintetis kimia organic atau biosintesis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori.
Obat analgesik adalah obat yang dapat mengurangi rasa nyeri dan
akhirnya akan memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita.
Nyeri adalah perasaan sensonis dan emosional yang tidak nyaman,
berkaitan dengan ancaman kerusakan jaringan. Rasa nyeri adalah
kebanyakan hal hanya merupakan suatu gejala berfungsi sebagai isyarat
bahaya tentang adanya gejala atau ganguan di jaringan seperti
peradangan, rematik, encok atau kejang otot. (Tjay,2007)
Reseptor nyeri (nocleeptor) merupakan ujung syaraf bebas yang
tersebar di kulit, otot, tulang dan senoli. Implus nyeri disalurkan ke
susunan saraf pusat melalui dua jaras, yaitu jaras nyerri cepat dengan
neurotransmiternya glutama dan jaras nyeri lambat dengan
neurotransmiternya substansi p. (Guyton & hall, 1997)
Semua senyawa nyeri (mediator nyeri) seperti histamine, bradikin,
leukotriendan. prostaglandin merangsang reseptor nyeri (nociceptor) di
ujung-ujung saraf bebas di kulit, mukosa serta jaringan lain dan demikian
menimbulkan antara lain reaksiradang dan kejang- kejang. Nociceptor ini
juga terdapat di seluruh jaringan dan organtubuh, terkecuali di SSP. Dari
tempat ini rangsangan disalurkan ke otak melalui jaringan lebat dari
tajuk-tajuk neuron dengan sangat banyak sinaps via sumsum belakang,
sumsum-lanjutan dan otak tengah. Dari thalamus impuls kemudian
diteruskan ke pusat nyeri di otak besar, dimana impuls dirasakan sebagai
nyeri (Tjay & Rahardja 2007).
Rangsangan yang diterima oleh reseptor nyeri dapat berasal dari
berbagai faktor dan dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu: