BAB I
PENDAHULUAN
Analgetik adalah obat yang mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran.
Zat ini merangsang, reseptor nyeri yang letaknya pada ujung syaraf bebas di
kulit, selaput lendir dan jaringan lain. Dari tempat ini rangsang dialirkan melalui
syaraf sensoris ke S.S.P (Susunan Syaraf Pusat), melalui sumsum tulang belakang
ke talamus (optikus) kemudian ke pusat nyeri dalam otak besar, di mana rangsang
pertama Hiperalgesia yang dapat menimbulkan nyeri dan PG(E1, E2, F2A) yang
sakit/trauma jaringan.
Karakteristik:
1. Histamin
2. Serotonin
4. Prostaglandin
5. Ion kalium
yang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri merupakan arti
mempengaruhi beberapa faktor seperti : usia, jenis kelamin, latar belakang sosial
Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya merupakan suatu gejala yang berfungsi
di ujung-ujung saraf bebas di kulit, mukosa serta jaringan lain dan demikian
menimbulkan antara lain reaksi radang dan kejang-kejang. Nociceptor ini juga
terdapat di seluruh jaringan dan organ tubuh, terkecuali di SSP (sistem saraf
pusat).
mengetahui efek obat–obat analgesik yang paling baik untuk digunakan sebagai
dan rasional.
Maksud dari percobaan ini adalah untuk menguji efek penggunaan obat
analgetik dalam menghilangkan rasa nyeri pada hewan uji coba mencit
(Mus muculus L)
Paracetamol, efek analgetik dari Na. CMC 1%, efek analgetik dari
analgetik terhadap penurunan nyeri pada hewan uji coba mencit (Mus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Nyeri
1. Definisi Nyeri
aktual (Suddarth & Brunner dalam Smeltzer, 2001, hal. 212). Menurut
tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja seseorang mengatakan bahwa
2. Teori Nyeri
a. Teori pola (Pattern Theory) adalah nyeri yang terjadi karena efek-efek
opiate system supersif (Suddarth & Brunner dalam Smeltzer, 2001, hal.
216).
3. Klasifikasi Nyeri
a. Nyeri Akut
darah perifer, tekanan otot, keringat pada telapak tangan dan perubahan
b. Nyeri Kronik
detik pertama dan meningkat perlahan sampai beberapa detik atau menit.
mempunyai awitan yang ditetapkan dan sering sulit untuk diobati karena
sebagai nyeri yang berlangsung selama enam bulan atau lebih (Suddarth
seperti opium atau morfin. Golongan obat ini digunakan untuk meredakan
a. Metadon.
b. Fentanil.
c. Kodein
perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik
meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat
atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran. Obat Analgetik Non-
Analgetik Narkotik).
c. Ibupropen
d. Paracetamol/acetaminophen
e. Asam Mefenamat
Murideae (Anonim, 2005).Mus musculus liar atau Mus musculus rumah adalah
Rambut Mus musculus liar berwarna keabu-abuan dan warna perut sedikitlebih
pucat. Mata berwarna hitam dan kulit berpigmen. Berat badan bervariasi, tetapi
umumnya pada umur empat minggu berat badan mencapai 18-20 gram. Mus
musculus liar dewasa dapat mencapai 30-40 gram pada umur enam bulan atau
lebih. Mus musculus liar makan segala macam makanan (omnivorus) dan mau
mencoba makan apapun makanan yang tersedia bahkan bahan yang tidak bisa
pelet secara tanpa batas (ad libitum). Air minum dapat diberikan dengan botol-
botol gelas atau plastik dan Mus musculus dapat minum air dari botol tersebut
melalui pipa gelas atau plastik dan Mus musculus dapat minum air dari botol
tersebut melalui pipa gelas. Mus musculus liar lebih suka suhu lingkungan
tinggi, namun juga dapat terus hidup dalam suhu rendah. Kandang Mus
musculus berupa kotak sebesar kotak sepatu yang terbuat dari bahan plastik
kandang mudah dibersihkan, tahan lama, tahan gigitan dan aman (Smith &
Mangkoewidjojo, 1988).
(2005) bahwa Mus musculus betina memiliki siklus estrus lamanya 4-6 hari,
dengan lama estrus kurang dari 1 hari. Beberapa Mus musculus betina jika hidup
bersama dalam keadaan yang berdesakan, maka tidak terjadi siklus estrus pada
saat itu tetapi jika dirangsang oleh urine Mus musculus jantan, maka estrus akan
Lama hidup mencit satu sampai tiga tahun, dengan masa kebuntingan yang
pendek (18-21 hari) dan masa aktifitas reproduksi yang lama (2-14 bulan)
sepanjang hidupnya. Mencit mecapai dewasa pada umur 35 hari dan dikawinkan
pada umur delapan minggu (jantan dan betina). Siklus reproduksi mencit
bersifat poliestrus dimana siklus estrus (berahi) berlangsung sampai lima hari
dan lamanya estrus 12-14 jam. Mencit jantan dewasa memiliki berat 20-40 gram
sedangkan mencit betina dewasa 18-35 gram. Hewan ini dapat hidup pada
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Upafamili : Murinae
Genus : Mus
Spesies : M.musculus
Sinonim : Asetaminofen
alkalihidroksida.
cahaya
menghilangkan kesadaran.Antipiretikum
Dosis : 500 mg
kesadaran.
Dosis : 500 mg
METHYCELLULOSUM
CMC.
berbau, higroskopik.
organik lain.
K/P : Pensuspensi
II.5.5Natrium Diklofenak
K/P : Antiinflamasi
Raharadjo, 2002)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
a. Hot plate
b. Jarum Oral
d. Termometer Rectal
e. Timbangan Digital
a. Alkohol
d. Antalgin 500 mg
e. Aquadest
f. Meloxicam
g. Mencit
h. Na. Diklofenak
i. Na CMC 1%
j. Parasetamol 500 mg
a. Penyiapan Bahan
1) Suspensi Antalgin
2) Suspensi Paracetamol
4) Suspensi Meloxicam
5) Suspensi Na CMC
dilakukan pada menit ke 10, 20, 40, dan 80 setelah pemberian obat.
dilakukan pada menit ke 10, 20, 40, dan 80 setelah pemberian obat.
dilakukan pada menit ke 10, 20, 40, dan 80 setelah pemberian obat.
jajaran genjang)
(𝐴𝑈𝐶 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛)
% Daya Analgetika = 1 − 𝑋 100 %
(𝐴𝑈𝐶 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙)
c. Perhitungan Bahan
1. Asam Asetat
%1 . V1 = %2 . V1
100 % . V1 = 5 %. 50 mL
250
V1 =
100
V1 = 2,5 mL
2. Na CMC 1%
g
% = x 100%
v
g
1%= x 100%
750
g = 7,5 g
Bobot mencit
2) Volume Pemberian = x V. Max
BB MAX
20.43
= x1
30
= 0,7 mL
3. Paracetamol 500 mg
= 500 mg x 0,0026
= 1,3mg
BB.mencit
2) Dosis pemberian = BB Standar X Dosis Konversi
20,02
= x 1,3
20
= 1,3013/mL
= 130,13/100 mL
Bobot dibutuhkan
= x bobot rata − rata
Bobot etiket
130,13
= x 0,535
500
= 139,2 mg
Bobot mencit
4) Volume Pemberian = x V. Max
BB MAX
20.02
= x1
30
= 0,80 mL
4. Na. Diklofenak 25 mg
= 25mg x 0,0026
= 0,065 mg
BB.mencit
2) Dosis pemberian = X Dosis Konversi
BB Standar
20,49
= x 0,065 mg
20 g
= 0,0665
= 6,659 / 100 mL
Bobot dibutuhkan
= Bobot etiket
x bobot rata − rata
6.659
= x
25
Bobot mencit
4) Volume Pemberian = x V. Max
BB MAX
20,49
= x1
30
= 0,7 mL
5. Meloxicam 15 mg
= 15 mg x 0,0026
= 0,039 mg
BB.mencit
2) Dosis pemberian = X Dosis Konversi
BB Standar
22,13
= x 0,039 mg
20 g
= 0,043
= 4,315 / 100 mL
Bobot dibutuhkan
= x bobot rata − rata
Bobot etiket
4,315
= x
15
= mg
Bobot mencit
4) Volume Pemberian = x V. Max
BB MAX
22,13
= x1
30
= 0,73 mL
6. Antalgin 500 mg
= 500 mg x 0,0026
= 1,3mg
BB.mencit
2) Dosis pemberian = X Dosis Konversi
BB Standar
24,02
= x 1,3
20
= 1,5613/mL
= 156,13/100 mL
Bobot dibutuhkan
= x bobot rata − rata
Bobot etiket
156,13
= x 0,20
500
= 0,0624 mg
Bobot mencit
4) Volume Pemberian = x V. Max
BB MAX
24.02
= x1
30
= 0,80 mL
= 500mg x 0,0026
= 1,3mg
BB.mencit
2) Dosis pemberian = X Dosis Konversi
BB Standar
24,10
= x 1,3
20
= 1,5665/mL
= 156,65/100 mL
Bobot dibutuhkan
= x bobot rata − rata
Bobot etiket
156,65
= x 0,640
500
= 0,2005mg
Bobot mencit
4) Volume Pemberian = x V. Max
BB MAX
24.10
= x1
30
= 0,80 mL
BAB IV
DATA PENGAMATAN
Volume
Frekuensi geliat pada menit ke-
Perlakuan
KEL. BB Mencit pemberian
Obat
15 30 60 90 120
(g) (mL)
Paracetamol
I 20,02 1 3 5 2 0
500 mg 0,80
Na CMC
II 20,43 0,7 2 4 9 7 4
1%
Na.
50 mg
Meloxicam
IV 22,13 0,73 3 5 7 6 2
15 mg
Antalgin
V 24,02 0,80 2 3 5 2 0
500 mg
Asam.
500 mg
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini yaitu uji efek analgetik pada hewan coba mencit (Mus
50 mg, Meloxicam 15 mg, Antalgin 500 mg dan Asam Mefenamat 500 mg serta Na
kimia. Bahan yang digunakan sebagai perangsang kimia adalah larutan Asam Asetat
0,5% yang diberikan secara intra peritonial. Pada praktikum pemberian larutan steril
Asam Asetat 0,5% diberikan 5 menit setelah pemberian obat hal ini diharapkan agar
obat yang diberikan belum bekerja sehingga Asam Asetat langsung berefek dan juga
sehingga hewan percobaan hanya diberikan Na CMC pada awal percobaan dan
penginduksi asam asetat pada 5 menit setelah pemberian Na CMC tanpa pemberian
sedian analgesik. Asam asetat merupakan asam lemah yang tidak terkonjugasi dalam
tubuh, pemberian sediaan asam asetat terhadap hewan percobaan akan merangsang
prostaglandin untuk menimbulkan rasa nyeri akibat adanya kerusakan jaringan atau
merangsangnya dan menimbulkan nyeri yang nyata. Akibat dari adanya rasa nyeri
inilah hewan percobaan akan menggeliatkan kaki belakangnya saat efek dari
penginduksi ini bekerja. Pemberian sediaan asam asetat pada peritonial atau selaput
Dari hasil pengamatan yang diperoleh, bahwa jumlah geliat mencit kontrol
lebih banyak daripada mencit yang diberikan obat. Hal ini disebabkan karena mencit
kontrol tidak memiliki perlindungan terhadap nyeri yang disebabkan oleh pemberian
Dari hasil pengamatan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada mencit
yang diberi asam mefenamat memiliki daya analgetik cukup kuat dari golongan
analgetik non-narkotika ini. Karena pada tabel hasil pengamatan menunjukan jumlah
geliat yang ditunjukan mencit dengan suspensi asam mefenamat lebih sedikit dari
pada mencit lain yang diberikan suspensi parasetamol, suspensi Na. Diklofenak,
terjadinya perangsangan reseptor nyeri. Prostaglandin akan dilepaskan oleh sel yang
Prostaglandin berperan pada nyeri yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau
dan kimiawi.
menggunakan alat klanula. 5 menit kemudian diberi asam asetat 0,5 % v/v sebanyak
1 mL yang disuntikkan secara intra peritonial. Setelah diberi asam asetat tersebut
banyak dibandingkan mencit yang diberi suspensi asam mefenamat yaitu pada menit
sebanyak 5x, pada menit ke 90 sebanyak 2x dan pada menit ke 120 mencit berhenti
inflamasi, udem, serta pelepasan zat aktif seperti brandikinin, PG dan histamin. PG
dan Brandikinin menstimulasi ujung saraf perifer dengan membawa implus nyeri ke
alat klanula. 5 menit kemudian diberi asam asetat 0,5 % v/v sebanyak 1 mL yang
disuntikkan secara intra peritonial. Setelah diberi asam asetat tersebut dilakukan
menggeliat 1x, menit ke 30 menggeliat sebanyak 6x, menit ke 60 sebanyak 6x, menit
klanula. 5 menit kemudian diberi asam asetat 0,5 % v/v sebanyak 1 mL yang
disuntikkan secara intra peritonial. Setelah diberi asam asetat tersebut dilakukan
menggeliat (perutnya kejang dan kaki ditarik kebelakang) yaitu pada menit ke 15
mencit menggeliat sebanyak 3x, pada menit ke 30 sebanyak 5x, pada menit ke 60
sebanyak 7x, pada menit ke 90 sebanyak 6x dan pada menit ke 120 sebanyak 2x.
Pada kelompok kelima menggunakan obat Antalgin dengan dosis lazim 500
klanula. 5 menit kemudian diberi asam asetat 0,5 % v/v sebanyak 1 mL yang
disuntikkan secara intra peritonial. Setelah diberi asam asetat tersebut dilakukan
menggeliat (perutnya kejang dan kaki ditarik kebelakang) yaitu pada menit 15 mencit
menggeliat sebanyak 2x, pada menit ke 30 sebanyak 3x, pada menit ke 60 sebanyak
5x, pada menit ke 90 sebanyak 2x dan pada menit ke 120 mencit berhenti
menggeliat.
menggunakan alat klanula. 5 menit kemudian diberi asam asetat 0,5 % v/v sebanyak
1 mL yang disuntikkan secara intra peritonial. Setelah diberi asam asetat tersebut
dilakukan pengamatan terhadap mencit yang beberapa menit kemudian mencit mulai
menggeliat (perutnya kejang dan kaki ditarik kebelakang) yaitu pada menit ke 15
mencit menggeliat sebanyak 1x, pada menit ke 30 sebanyak 3x, pada menit ke 60
sebanyak 4x dan pada menit ke 90 sampai menit ke 120 mencit berhenti menggeliat.
𝐴𝑈𝐶 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
Obat = 1 − 𝑥 100%
𝐴𝑈𝐶 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
menghilangkan rasa sakit. Obat ini digunakan untuk membantu meredakan sakit,
Sadar atau tidak sadar kita sering menggunakannya misalnya ketika kita sakit
kepala atau sakit gigi, salah satu komponen obat yang kita minum biasanya
B. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan pada setiap praktikan agar tetap
DAFTAR PUSTAKA
Sulistia Gan Gunawan, dkk. 2007. Farmakologi dan Terapi. Balai Penerbit FKUI
:Jakarta
Tan Hoan Tjay, dkk. 2007. Obat – obat penting. Gramedia :Jakarta
LAMPIRAN
1). Skema Kerja Uji Analgetikum pada hewan coba mencit (Mus muculus L)
a.
Mencit dipuasakan
ditimbang
Diinduksi I.p
Dosis 25 mg/kg BB
Catat jumlah geliat pada menit 15, 30, 60, 90, 120
hasil
Hitung AUC
pembahasan
kesimpulan