No.Mhs : V3720004
SEKOLAH VOKASI
SURAKARTA
2021
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI 1
I. TUJUAN
1. Mengetahui rangsang fisika dan kimia dengan menggunakan obat analgesik
parasetamol, ibuprofen, serta ketoprofen
2. Mengetahui efek rangsang sedatif setelah pemberian obat CTM
(Hotplate)
Mencit
BB Mencit
disiapkan
ketoprofen
ketoprofen
Dilarutkan dengan
CMC NA
Ditambahkan
aquadest
Dilakukan
Perhitungan dosis
Dilakukan
Dilakukan
Penyondean mencit
Ditunggu
15 menit
Dimasukkan
Beaker glass
Diletakkan
Diamati, dicatat
Jumlah loncatan
Diulangi pada
Menit ke 30 dan 45
9 mencit
Mencit kelompok 1
Mencit kelompok 2
Mencit kelompok 3
3 kelompok mencit
Ditunggu 5 menit
Mencit
hasil
D. Uji Sedatif
Mencit tidur
dicatat
Hasil
V. HASIL PERCOBAAN
a. Bobot Mencit
NO BB
Mencit
(gram)
1 25
2 25
3 24
4 29
5 26
6 24
7 26
8 26
9 27
10 25
11 26
12 28
13 28
14 26
15 25
16 25
17 26
18 27
19 26
b. Hasil Perhitungan dosis
Nama Obat BB Dosis
Paracetamol 24 gr 2,184 mg/20gBB
25 gr 2,275 mg/20gBB
26 gr 2,366 mg/20gBB
29 gr 2,639 mg/20gBB
Ibuprofen 24 gr 43,68 mg/20gBB
25 gr 45,5 mg/20gBB
26 gr 47,32 mg/20gBB
27 gr 49,14 mg/20gBB
Ketoprofen 25 gr 11,375 mg/20gBB
26 gr 11,83 mg/20gBB
28 gr 12,74 mg/20gBB
2. Parasetamol
Mencit BB (gram) T15 T30 T45 Jumlah
1 25 7 15 29 51
2 25 6 21 19 46
3 24 6 16 13 35
4 29 15 7 10 32
5 26 17 19 22 58
Rata-rata total 44,4
3. Ibuprofen
Mencit BB (gram) T15 T30 T45 Jumlah
1 24 13 5 15 33
2 26 3 12 20 35
3 26 2 6 3 11
4 27 0 3 2 5
5 25 4 3 10 17
Rata-rata total 20,2
4. Ketoprofen
Mencit BB (gram) T15 T30 T45 Jumlah
1 26 8 32 3 43
2 26 17 16 0 33
3 28 31 30 10 71
4 26 17 9 0 26
5 25 20 16 9 45
Rata-rata total 43,6
I 2 2 0 4
II 15 5 3 23
III 0 0 0 0
Rata-rata total 9
2. Ibuprofen
I 0 0 0 0
II 3 3 2 8
III 77 40 25 142
Rata-rata total 50
3. Kontrol Negatif
I 60 45 50 155
II 20 15 20 55
III 50 40 50 140
Dosis CTM 1 mg 2 mg 4 mg
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
.974 2 9 .414
ANOVA
Jumlah Lompatan
(I) Mencit (J) Mencit Mean Std. Error Sig. 95% Confidence
Difference (I-J) Interval
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
.506 2 12 .615
ANOVA
Jumlah lompatan
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Jumlah lompatan
Tukey HSD
(I) Mencit (J) Mencit Mean Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Difference (I-J) Lower Bound Upper
Bound
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
(I) Mencit (J) Mencit Mean Std. Error Sig. 95% Confidence
Difference (I-J) Interval
1.570 2 12 .248
Ranks
Total 15
Test Statisticsa,b
Jumlah
lompatan
Chi-Square 1.714
Df 2
Asymp. Sig. .425
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
2.622 2 12 .114
ANOVA
Jumlah lompatan
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Jumlah lompatan
Tukey HSD
(I) Mencit (J) Mencit Mean Std. Error Sig. 95% Confidence
Difference (I-J) Interval
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
.188 2 6 .833
ANOVA
Geliat
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Geliat
Tukey HSD
(I) Mencit (J) Mencit Mean Std. Error Sig. 95% Confidence
Difference (I-J) Interval
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
6.458 2 6 .032
Ranks
Total 9
Test Statisticsa,b
Geliat
Chi-Square .685
Df 2
(I) Mencit (J) Mencit Mean Std. Error Sig. 95% Confidence
Difference (I-J) Interval
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
4.281 2 6 .070
Ranks
Total 9
Test Statisticsa,b
Geliat
Chi-Square .301
Df 2
Asymp. Sig. .860
(I) Mencit (J) Mencit Mean Std. Error Sig. 95% Confidence
Difference (I-J) Interval
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui rangsang fisika dan kimia
dengan pemberian obat paracetamol, ibuprofen, dan ketoprofen. Serta uji sedatif
menggunakan chlorpheniramine maleat. Hewan uji yang digunakan adalah mencit putih
jantan dengan berat badan berkisar antara 25 - 29 gram. Tujuan pemilihan mencit jantan
daripada betina karena pada mencit betina mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu karena
siklus hormon, sedangkan kadar hormon esterogen pada mencit jantan relatif rendah yang
sehingga kemungkinan imunodepresi atau stessnya lebih rendah.
Pada uji parasetamol rangsang fisika dilakukan di mencit 1 - 5 dengan berat badan
25 g, 25 g, 24 g, 29 g. Kemudian disondekan dengan volume penyondean urut dari mencit
1 - 5 adalah 0,625 mL, 0,625 mL, 0,6 mL, 0,75 mL, 0,65 mL. Pada saat mencit sudah
disonde dengan parasetamol mencit diletakkan pada gelas beaker yang dipanaskan pada
hot plate 50 derajat selcius. Berdasarkan Guyton (1994) dalam Legoh dkk., (2021) reseptor
panas memiliki respon terhadap suhu 30 - 45 derajat selcius. Suhu diatas 45 derajat selcius
akan menyebabkan kerusakan jaringan akibat panas dan sensasinya berubah menjadi nyeri.
Pemaparan pada panas diatas hotplate ini dilakukan selama 30 detik dengan selang waktu
15 menit sebanayak 3 kali.
Setelah diuji menggunakan spss didapatkan bahwa data lompatan mencit T15, !30
dan T45 terdistribusi dengan normal dan homogen. Kemudian dilakukan analisis ANOVA
didapatkan signifikansi 0,134. Dari data yang ada dapat dilihat semakin bertambahnya
waktu lompatan yang dihasilkan semakin banyak atau sering hal ini menunjukkan bahwa
pemberian parasetamol tidak memberikan efek analgesik yang signifikan sehingga saat
dilakukan pengujian pada hot plate mencit masih merasakan nyeri.
Pada uji rangsang kimia tikus disonde menggunakan parasetamol sirup. Pada saat
mencit sudah disonde dengan paracetamol lalu dilakukan penyondean asam asetat 1%.
Asam asetat ini berfungsi untuk melihat apakah paracetamol memberi rangsang antinyeri.
Setelah disonde dengan asam asetat ditunggu geliatnya mulai dari menit ke 15 hingga menit
ke 45. Pada menit ke-15 mencit dengan BB 24 gram geliat sebanyak 6 kali, mencit dengan
BB 25 gram geliat sebanyak 13 kali, mencit dengan BB 26 gram geliat sebanyak 17 kali
dan mencit dengan BB 29 gram geliat sebanyak 15 kali. Pada menit ke - 30, mencit dengan
BB 24 gram geliat sebanyak 16 kali, mencit dengan BB 25 gram geliat sebanyak 36 kali,
mencit dengan BB 26 gram geliat sebanyak 19 kali, mencit dengan BB 29 gram geliat
sebanyak 7 kali. Pada menit ke-45, mencit dengan BB 24 gram geliat sebanyak 13 kali,
mencit dengan BB 25 gram geliat sebanyak 48 kali, mencit dengan BB 26 gram geliat
sebanyak 22 kali dan mencit dengan BB 29 gram geliat sebanyak 10 kali. Dari hasil geliat
berikut didapatkan rata rata total sebanyak 44,4 geliat dan didapatkan hasil %daya
analgetiknya sebesar 5,03%. Dapat dilihat dari hail setelah menit ke 45 setelah diinduksi
asam asetat geliat yang dihasilkan mencit semakin bertambah hal ini menunjukkan bahwa
parasetamol tidak dapat menghambat jumlah geliat pada mencit sehingga pada percobaan
ini masih belum memberikan efek analgesik yang signifikan.
Praktikum kali ini dilakukan dengan pemberian obat yaitu ibuprofen kepada hewan
uji yang dimana dalam praktikum ini menggunakan mencit. Sebelum digunakan untuk
pengujian, mencit terlebih dahulu adaptasikan selama satu minggu untuk mengetahui
apakah mencit tersebut sehat. Ibuprofen termasuk obat dalam golongan antiinflamasi
nonsteroid yang berkhasiat untuk mengurangi rasa nyeri, peradangan, serta demam
(Orlando dkk., 2015). Ibuprofen merupakan derivat asam fenil propionat yang merupakan
inhibitor non selektif cyclooxigenase (COX) yang dapat menghambat enzim COX 1 dan
COX 2. Enzim COX 2 bertanggung jawab untuk efek antiinflamasi NSAID, sedangkan
enzim COX 1 bertanggung jawab untuk toksisitas gastrointestinal (Mediansyah dan
Rahmanisa, 2017).
Ibuprofen merupakan suatu zat berupa serbuk putih yang agak larut dalam air (<1
mg/mL) dan segera larut dalam pelarut organik seperti etanol, metanol aseton, dan
kloroform, sert sukar larut dalam etil asetat (Ditjen POM, 1995). Ibuprofen memiliki rumus
molekul C₁₃H₁₈O₂ dengan berat molekul 254,28 dan titik leleh 75℃ serta pKa sebesar 5,2
(Ningtyas dkk., 2015). Efek analgetik ditandai dengan adanya geliat mencit yang
disebabkan adanya sintesis prostaglandin yang merupakan penginduksi nyeri (Dzoyem et
al., 2017). Geliat mencit menunjukkan adanya respon nyeri yang melibatkan sel
peritoneum lokal dan dimediasi oleh jalur prostaglandin (Ribeiro et al., 2000). Geliat
mencit yang semakin banyak atau semakin sering menandakan prostaglandin yang
dihasilkan sudah cukup banyak sehingga nyeri yang dirasakan mencit semakin sakit pula
(Larasati & Sulistiani, 2020).
Ketoprofen atau Asam 2-(3-benzoilfenil) propionat merupakan salah satu golongan
obat anti inflamasi non steroid (AINS) dan digunakan secara luas pada pengobatan
penyakit inflamasi dan cedera muskuloskeletal, rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan
dismenore untuk meredakan nyeri sedang (Rangasamy dkk., 2018). Ketoprofen merupakan
obat golongan AINS turunan asam fenil alkanoat. Pada penggunaan oral, ketoprofen cepat
diabsorbsi dengan kadar puncak dicapai pada 0,5-2 jam, waktu paruh (T1/2) dan
eliminasinya pendek (1,5-4 jam) (Rahman dkk., 2011). Berdasarkan Farmakope Indonesia
Edisi VI, ketoprofen mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,0%
C16H14O3, dihitung terhadap zat kering. Pemerian ketoprofen yaitu serbuk hablur putih
atau hampir putih dan tidak atau hampir tidak berbau. Ketoprofen mudah larut dalam
etanol, kloroform, dan eter; serta praktis tidak larut dalam air (Depkes RI, 2020).
Ketoprofen adalah inhibitor nonselektif COX-1 dan COX-2. Mekanisme kerja obat
antiinflamasi nonsteroid (AINS) untuk ketoprofen adalah seperti NSAID lainnya yaitu
menghasilkan efek analgesik dan anti-inflamasi dengan menghambat sintesis
prostaglandin. Enzim yang dihambat oleh AINS adalah enzim cyclo-oxygenase (COX).
Enzim COX ada dalam dua isoform yaitu COX-1 dan COX-2 dimana COX-1 bertanggung
jawab untuk sintesis prostaglandin yang penting untuk mempertahankan saluran GI, fungsi
ginjal, fungsi trombosit, dan fungsi fisiologis normal lainnya dan COX-2 bertanggung
jawab untuk nyeri, peradangan, dan demam (Mark, 2016). Uji ketoprofen rangsang fisika
dilakukan pada mencit 11 - 15 dengan berat badan 26g, 28g, 28g, 26g, dan 25g. Kemudian
disondekan dengan volume penyondean urut dari mencit 11 - 15 adalah 0,625 mL, 0,7 mL,
0,7 mL, 0,75 mL, 0,625 mL
Mencit yang sudah disonde, selanjutnya ditunggu selama 15 menit dimasukkan ke
dalam beaker glass. Kemudian beaker glass diletakkan di atas hotplate dengan suhu 50°C
selama 30 detik, lalu diamati dan dihitung jumlah lompatannya. Kemudian diulangi pada
menit ke-30 dan 45.
Setelah diuji menggunakan spss, data lompatan mencit T15, T30 dan T45
terdistribusi normal karena memiliki nilai signifikansi sebesar 0,178 yang berarti lebih dari
0,05 dan uji homogenitas memiliki nilai hasil signifikansi 0,114. Selanjutnya dilakukan
analisis ANOVA didapatkan signifikansi 0,011. Dari data yang ada dapat dilihat semakin
bertambahnya waktu lompatan yang dihasilkan lompatan bernilai fluktuatif dimana pada
T30 jumlah lompatan mencit lebih sering dibanding T15 dan pada T45 jumlah lompatan
mencit lebih sedikit dibanding T30. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ketoprofen
memberikan efek analgesik yang tidak signifikan karena nilai signifikansinya kurang dari
0,05 sehingga saat dilakukan pengujian pada hot plate beberapa mencit ada yang tidak
merasakan nyeri.
Parameter kualitatif yang diamati pada uji efek sedatif adalah ada tidaknya refleks
balik badan dan refleks kornea. Pada uji sedatif mencit seharusnya bisa membalikkan
badan, akan tetapi pada praktikum ini mencit tidak bisa membalikkan badan dikarenakan
penekanan sistem saraf pusat yang dapat menyebabkan suatu efek depresan, dimana akan
terjadi penurunan tonus otot atau relaksasi pada mencit. Adanya penurunan tonus otot
berakibat pada terganggunya gerak otot normal. Sehingga dapat terlihat hilangnya reflek
balik badan dan kornea pada mencit yang mengalami efek sedatif. (Hidayati, A. 2013).
VII. KESIMPULAN
Keimpulan dari percobaan ini diantaranya adalah :
1. Mencit adalah hewan yang secara fisiologi hampir menyerupai dengan manusia dan
hewan mamalia lainnya sehingga memungkinkan untuk dijadikan hewan percobaan.
2. Pada uji paracetamol rangsang fisika dilakukan penyondean pada 5 sampel mencit dan
terjadi geliat pada mencit, hasil geliat berikut didapatkan rata rata total sebanyak 44,4
geliat dan didapatkan hasil %daya analgetiknya sebesar 5,03%.
3. Pemberian Ibuprofen pada mencit, efek analgetik ditandai dengan adanya geliat mencit
yang disebabkan adanya sintesis prostaglandin yang merupakan penginduksi
4. Ketoprofen menghasilkan efek analgesik dan anti-inflamasi dengan menghambat
sintesis prostaglandin. Enzim yang dihambat oleh AINS adalah enzim cyclo-oxygenase
(COX).
5. Pada uji pemberian ketoprofren, data yang ada dapat dilihat semakin bertambahnya
waktu lompatan yang dihasilkan lompatan bernilai fluktuatif dimana pada T30 jumlah
lompatan mencit lebih sering dibanding T15. Dan pada T45 jumlah lompatan mencit
lebih sedikit dibanding T30, hal ini menunjukkan bahwa pemberian ketoprofen
memberikan efek analgesik yang tidak signifikan karena nilai signifikansinya kurang
dari 0,05 sehingga saat dilakukan pengujian pada hot plate beberapa mencit ada yang
tidak merasakan nyeri.
6. Pada uji sedatif mencit, pada praktikum ini mencit tidak bisa membalikkan badan
dikarenakan penekanan sistem saraf pusat yang dapat menyebabkan suatu efek
depresan, dimana akan terjadi penurunan tonus otot atau relaksasi pada mencit.
= 10 mg x 70 kg x 0,0026
= 1,82 mg/ 20 gr BB mencit
1000 𝑔𝑔
= 1,82 mg x 20 𝑔𝑔
= 91 mg/Kg BB
• Mencit BB 24 gram
24 𝑔𝑔
= 20 𝑔𝑔 x 91 mg/Kg BB
= 109,2 mg/Kg BB
• Mencit BB 25 gram
25 𝑔𝑔
= 20 𝑔𝑔 x 91 mg/Kg BB
= 113,75 mg/Kg BB
• Mencit BB 26 gram
26 𝑔𝑔
= 20 𝑔𝑔 x 91 mg/Kg BB
= 118,3 mg/Kg BB
• Mencit BB 29 gram
29 𝑔𝑔
= 20 𝑔𝑔 x 91 mg/Kg BB
= 131,95 mg/Kg BB
➔ Dosis Ibuprofen untuk mencit BB 20 gram
= 200 mg x 70 kg x 0,0026
= 36,4 mg/ 20 gr BB mencit
1000 𝑔𝑔
= 36,4 mg x 20 𝑔𝑔
= 182 mg/Kg BB
• Mencit BB 24 gram
24 𝑔𝑔
= 20 𝑔𝑔 x 182 mg/Kg BB
= 218,4 mg/Kg BB
• Mencit BB 25 gram
25 𝑔𝑔
= x 182 mg/Kg BB
20 𝑔𝑔
= 227,5 mg/Kg BB
• Mencit BB 26 gram
26 𝑔𝑔
= 20 𝑔𝑔 x 182 mg/Kg BB
= 236,6 mg/Kg BB
• Mencit BB 27 gram
27 𝑔𝑔
= 20 𝑔𝑔 x 182 mg/Kg BB
= 245,7 mg/Kg BB
= 455 mg/Kg BB
• Mencit BB 25 gram
25 𝑔𝑔
= 20 𝑔𝑔 x 455 mg/Kg BB
= 568,75 mg/Kg BB
• Mencit BB 27 gram
27 𝑔𝑔
= 20 𝑔𝑔 x 455 mg/Kg BB
= 614,25 mg/Kg BB
• Mencit BB 28 gram
28 𝑔𝑔
= 20 𝑔𝑔 x 455 mg/Kg BB
= 568,75 mg/Kg BB
- Ibuprofen
20,2
%Daya analgesik = 100 − ( 𝑥 100%) = 47,12%
38,2
- Ketoprofen
43,6
%Daya analgesik = 100 − ( 𝑥 100%) = 11,02%
38,2
- Ibuprofen
50
%Daya analgesik = 100 − ( 𝑥 100%) = 57,14%
116,66