Anda di halaman 1dari 56

Materi Kompilasi

• Wisnu Kundarto
Tujuan Pembelajaran
• Mempelajari obat-obat anastesi (lokal dan general)
• Mempelajari obat-obat sedatif hipnotik ansiolitik
• Mempelajari obat-obat beraksi di neuromuskular junction
• Mempelajari obat-obat sistem saraf otonom (adrenergik dan
kolinergik)
• Mempelajari obat-obat angina dan gagal jantung
• Mempelajari obat-obat epilepsi dan antidepresan
Anastesi
• Kehilangan sensasi baik sedikit ataupun total, dengan atau tanpa
kehilangan kesadaran
• Berbeda dengan sedatif dan hipnotik
• Sedatif lebih ke menyebabkan rileks, tanpa menyebabkan tidur
• Hipnotik juga mendepresi sistem saraf pusat dan dapat menyebabkan
tidur
Contoh sedatif hipnotik : barbiturat
Obat-obat anastesi lokal
• Digunakan untuk menahan nyeri lokal saat operasi
• Contoh : lidokain, benzokain, prokain
• Cara kerja
Memblokade transmisi nyeri sepanjang serabut saraf dengan cara
memblok kanal Na
Mekanisme kerja anastesi lokal
Obat-obat anastesi general
• Menghilangkan sensasi secara total dan menyebabkan ketidaksadaran
yang reversibel
• Contoh : propofol, isofluran, ketamin, halotan
• Cara kerja secara umum :
- Menghambat kanal ion Na
- Memblok kerja reseptor glutamat
- Meningkatkan aksi GABA pada reseptor GABA a
- Meningkatkan influks ion Cl pada reseptor glisin
- Mengaktifkan kanal K sehingga terjadi hiperpolarisasi
Obat-obat ansiolitik dan hipnotik
• Umumnya didominasi golongan benzodiazepin
• Secara umum pada dosis rendah  ansiolitik, dan pada dosis tinggi
 hipnotik
• Bekerja dengan cara meningkatkan aktivasi reseptor GABA,
meningkatkan pembukaan kanal ion Cl
Ansiolitik lain : antidepresan, buspiron, beta bloker
Buspiron : tidak menyebabkan efek sedasi, bekerja pada reseptor 5HT
(serotonin)
Obat-obat pada neuromuskular junction
Ingat lagi Asetilkolin
Ingat lagi Konsep Neuromuskular Junction
Obat-obat terkait
• Antikolinesterase (kolinesterase inhibitor)
Contoh : neostigmin, pyridostigmin
• Agen yang mengurangi pelepasan asetilkolin:
Contoh : hemikolinium, toxin botulinum
• Neuromuscular blocking
Competitive : tubokurarin, pancuronium, vecuronium, atracurium
Depolarizing :suksametonium
• Depolarizing blocking agent
Contoh: suksinilkolin/suksametonium
• Obat tersebut merupakan agonis parsial reseptor asetilkolin
nikotinik
• Ketika obat ini berikatan dengan reseptor asetilkolin nikotinik, akan
membuka kanal Na, terjadi depolarisasi
• Suksinilkolin lebih resisten terhadap degradasi oleh enzim
asetilkolinesterase
• Suksinilkolin akan memperpanjang lama depolarisasi karena kanal
Na tidak segera repolarisasi
(PHASE 1 BLOCK)
• Reseptor mengalami perubahan konformasi sehingga
terjadi desensitisasi
(reseptor terikat agonis tapi kanal tidak teraktivasi)
PHASE II BLOCK
Reseptor menjadi tidak responsif lagi terhadap stimulus
asetilkolin, terjadi penghambatan penghantaran potensial
aksi
RELAKSASI OTOT
Obat-obat pada sistem saraf autonom
Perbedaan SNS dan ANS
Konsep
Reseptor Kolinergik
• Reseptor kolinergik terdapat di post sinaps, reseptor ini merespon
asetilkolin (Ach)
• Asetilkolin disimpan di vesikel sinaps pada presinaps dan dilepaskan
melalui proses eksositosis
• Asetilkolin merupakan neurotransmiter yang dilepaskan oleh neuron
kolinergik
• Neuron kolinergik pada ANS meliputi (lihat juga slide 20)
a. Semua preganglion simpatik dan parasimpatik
b. Semua post ganglion simpatik yang menginervasi kelenjar keringat
c. Semua post ganglion parasimpatik
Reseptor Kolinergik
• Ada 2
a. Reseptor nikotinik
b. Reseptor muskarinik
Nikotin tidak dapat mengaktifkan reseptor muskarinik, Muskarin juga
tidak dapat mengaktifkan reseptor nikotinik, namun keduanya
diaktivasi oleh asetilkolin
Reseptor Adrenergik
• Reseptor ini mengikat baik norpinefrin (NE)/noradrenalin maupun
epinefrin
• Norepinefrin dilepaskan oleh neuron adrenergik
• Letak neuron ini  sebagian besar di saraf simpatik post ganglion
• Pelepasan NE ke post sinaps sama persis konsepnya dengan
pelepasan asetilkolin
Konsep
• NE dapat dilepaskan sebagai neurotransmiter ataupun sebagai
hormon (oleh sel kromafin pada medula adrenal ginjal)
• Epinefrin dilepaskan sebagai hormon
• Reseptor adrenergik terdiri dari reseptor alpha dan beta adrenergik
• Umumnya aktivasi reseptor alpha1 dan beta 1 memicu eksitasi
efektor
• Umumnya aktivasi reseptor aplha2 dan beta 2 memicu inhibisi efektor
• Reseptor beta-3 hanya ada pada sel jaringan adiposa, aktivasinya 
termogenesis
Konsep
• NE menstimulasi reseptor alpha >>>> reseptor beta
• Aksi yang dipicu neuron adrenergik lebih lama dari neuron kolinergik
• Epinefrin  poten stimulator baik reseptor alpha dan beta
• NE di post sinaps dapat didegradasi oleh :
a. COMT (catechol-O-methyl-transferase)
b. MAO (mono amin oksidase)
Agonis dan Antagonis Reseptor
adrenergik/kolinergik
• Agonis : berikatan dan mengaktifkan reseptor, menyerupai aksi
neurotransmiter/hormon terkait (kolinomimetik, adrenomimetik)
Contoh :
Fenilefrin : agonis alfa-1 adrenergik, vasokontriksi mukosa hidung,
mengurangi produksi mukus
Salbutamol : agonis beta 2  bronkodilatasi
• Antagonis : berikatan dan menginhibisi reseptor, menghambat aksi
Contoh :
Atropin : memblok reseptor asetilkolin muskarinik  mendilatasi pupil
Propanolol : beta1 bloker  menurunkan kontraksi jantung
Saraf simpatik
• Efek stimulasi saraf simpatik lebih lama dan lebih luas dari
parasimpatik
• Aksi saraf simpatik  fight or flight response misal :
-dilatasi pupil
-kontraksi otot jantung, denyut jantung naik
-Bronkodilatasi
-glikogenolisis dan lipolisis
- Penurunan formasi urin dan aktivitas digesti
Saraf parasimpatik
• Peningkatan => saliva, lakrimasi, urinasi, digesti, defekasi
• Penurunan => denyut jantung, bronkokonstriksi, kontriksi pupil
Obat-obat yang beraksi di sinaps kolinergik
• Agonis muskarinik : pilokarpin, karbakol, betanekol
• Antikolinesterase : neostigmin, piridostigmin, edroponium
• Agonis nikotinik : nikotin
• Antagonis muskarinik :atropin, hyoscin, ipratropium
Obat-Obat Angina
• Angina : kondisi nyeri dada akibat iskemia pada pembuluh darah
jantung
• Tujuan terapi angina adalah mengurangi kerja jantung sehingga
kebutuhan oksigen berkurang
• Obat : golongan nitrat, beta bloker, Ca antagonis
Obat-Obat Angina
• Golongan nitrat
- Short acting :gliseril trinitrat (sublingual/spray/patch)
- Long acting : ISDN (sublingual, oral, lepas lambat oral
ES : sakit kepala, hipotensi, refleks takikardi
• Beta bloker
Dipilih yang kardioselektif : atenolol, metoprolol, bisoprolol
Hindari pada pasien asma  memicu brokokonstriksi
Obat-Obat Angina
• Antagonis kalsium
Bekerja dengan memblok kanal ion kalsium pada myokardium  efek
inotropik negatif
Contoh : nifedipin, amlodipin (durasi aksi >>>, takikardi <<< nifedipin)
Diltiazem
Verapamil
Obat-obat Gagal jantung
Konsep:
Gagal jantung timbul ketika output jantung tidak mampu mencukupi
kebutuhan oksigen jaringan di seluruh tubuh (output jantung )
Pada jantung normal, akan terjadi refleks tubuh untuk meningkatkan
denyut jantung, peningkatan resistensi perifer
Penurunan aliran darah ke renal => menstimulasi pelepasan renin,
meningkatkan angiotensin dan aldosteron
Dapat terjadi udem
Obat-obat Gagal jantung
• ACEI => mengurangi preload dan afterload jantung
• Diuretik -> mengurangi udem
• Digoksin=> meningkatkan kadar kalsium intraseluler secara tidak
langsung, dengan menghambat pompa Na K ATP ase
• ES digoksin => aritmia
Hipokalemia dapat meningkatkan toksisitas digoksin
Obat obat epilepsi
• Epilepsi terjadi karena aktivitas listrik yang berlebihan
• Obat-obat epilepsi berfokus pada:
a. Pencegahan depolarisasi (blokade kanal Na, blokade pelepasan
neurotransmiter eksitatori)
b. Peningkatan hiperpolarisasi (pembukaan kanal Cl, peningkatan
neurotransmiter inhibitori)
Obat obat epilepsi
• Karbamazepin, Lamotrigin, Fenitoin, Oxcarbazepin, ->menghambat
kanal Na
• Ethosuximid => belum jelas, menghambat kanal kalsium, mencegah
depolarisasi
• Felbamat => menghambat reseptor NMDA, modulasi reseptor GABA
• Gabapentin=>menghambat kanal kalsium sehingga tidak terjadi
pelepasan neurotransmiter eksitatori
Obat-obat epilepsi
• Fenobarbital => beraksi pada reseptor GABA pada sisi barbiturat,
meningkatkan pembukaan kanal Cl
• Tiagabin => menghambat reuptake GABA
• Topiramat => beraksi pada kanal Na, Ca, reseptor glutamat, dan
reseptor GABA
• Asam valproat => beraksi pada kanal Na, dan dapat meningkatkan
GABA
• Zonisamid => menghambat kanal Na dan pelepasan glutamat
• Clonazepam => meningkatkan pembukaan kanal Cl
Parkinson
Parkinson
Parkinson ditandai dengan adanya degenerasi neuron dopamin pada
substantia nigra pars compacta
Neurotransmiter yang terlibat dengan penyakit ini :
a. Dopamin
b. Asetilkolin => terkait gejala tremor
(penurunan dopamin akan meningkatkan aktivitas kolinergik)
Obat-obat Parkinson
• Antikolinergik : Benztropin, triheyphenidyl
• Prekursor dopamin : Levodopa (L-DOPA)=> melewati BBB
• Penghambat dopa dekarboksilase perifer : carbidopa, benserazid
• Penghambat COMT : entacapon, tolcapon
• Penghambat MAO B : Selegilin, rasagilin
• Agonis Dopamin : bromokriptin, apomorfin, pramipeksol, ropinirol,
rotigotin, cabergolin, pergolid
• Memicu pelepasan dopamin : amantadin
Obat-obat antidepresan
Depresi berkaitan dengan penurunan neurotransmiter norepinefrin,
serotonin, dan dopamin
Obat-obat :
a. Selective Serotonin Reuptake Inhibitors
Contoh : citalopram, escitalopram, fluoksetin, fluvoksamin, paroksetin,
sertralin
b. Serotonin/norepinefrin reuptake inhibitors
Contoh :venlafaxin, duloxetin
Obat-obat antidepresan
c. Antidepresan trisiklik : menghambat reuptake NE dan serotonin
Contoh : amitriptilin, imipramin, desipramin, clomipramin, doxepin,
nortriptilin
d. MAOI : fenelzin, selegilin, tranilsipromin
e. Mirtazapin : meningkatkan aksi NE dan serotonin
f. Nefazodon dan Trazodon : meningkatkan aksi serotonin
g. Bupropion : menghambat reuptake DA dan NE
Obat-obat antidepresan
Terima Kasih
• Mohon mempelajari mandiri mengenai materi-materi yang
disampaikan pada e-book yang telah diberikan/ browsing mandiri

Anda mungkin juga menyukai