PERCOBAAN V
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
penghambat selektif tipe siklooksigenase 2 (COX-2). Parasetamol rata-rata
merupakan analgesik yang lebih lemah daripada NSAID atau COX-2 inhibitor
selektif, tetapi sering lebih disukai karena toleransi lambung yang lebih baik.
Meskipun memiliki kemiripan dengan NSAID, cara kerja parasetamol belum
sepenuhnya diklarifikasi, tetapi sekarang secara umum diterima bahwa obat ini
menghambat siklooksigenase tipe 1 (COX-1) dan COX-2 melalui metabolisme oleh
fungsi peroksidase dari isoenzim ini. Ini menghasilkan penghambatan
pembentukan radikal fenoksil dari residu tirosin kritis, penting untuk aktivitas
sintesis COX-1 dan COX-2 dan prostaglandin (PG) (Tittareli dkk.,2017).
B. Tujuan
Dapat menganalisis efek antiterapetik dari parasetamol pada hewan uji mencit.
2
B. Cara Kerja
4 ekor mencit
A. Hasil Percobaan
3
B. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan uji antipiretik dengan tujuan untuk menganalisis
efek antipiretik dari paracetamol dan ibuprofen pada hewan uji mencit. Digunakan
parasetamol dan ibuprofen karena telah diketahui kemampuan antipiretiknya.
Demam mungkin adalah tanda utama penyakit yang paling umum diketahui.
Demam terjadi tidak hanya pada mamalia saja tetapi pada unggas, reptile, amfibi
dan ikan. Peningkatan suhu pada hewan yang disuntik suatu pirogen sebagian besar
disebabkan oleh peningkatan pembentukan panas apabila berada dalam lingkungan
yang hangat. Toksin dan bakteri misalnya endotoksin bekerja pada monosit,
makrofag dan sel-sel kopffer untuk menghasilkan berbagai macam sitokin yang
bekerja sebagai pirogen endogen (Soegijanto dkk., 2016).
Proses terjadinya demam dimulai dari stimulasi sel-sel darah putih oleh pirogen
eksogen baik berupa toksin, mediator inflamasi atau reaksi imun. Pirogen eksogen
dan endogen akan merangsang endotelim hipotalamus untuk membentuk
prostaglandin. Prostaglandin yang terbentuk kemudian akan meningkatkan patokan
thermostat di pusat termoregulasi hipotalamus. Hipotalamus akan menganggap
suhu sekarang lebih rendah dari suhu patokan yang baru sehingga memicu
mekanisme vounter seperti memakai selimut. Hal ini menyebabkan peningkatan
produksi panas dan penurunan pengurangan panas yang pada akhirnya akan
menyebabkan suhu tubuh naik ke patokan yang baru tersebut.
Kunyit memiliki bahan aktif alami yang berfungsi sebagai analgetik, antipiretik
dan antiinflamasi, sedangkan asam jawa memiliki zat aktif sebagai antipiretik dan
penenang atau menurunkan tekanan psikis. Zat aktif dalam kunyit yang berfungsi
4
sebagai antiinflamasi dan antipiretik adalah kurkumin, sedangkan sebagai analgetik
adalah curcumenol (Purwaningsih, 2017).
Pada praktikum ini, uji aktivitas antipiretik digunakan ragi sebagai penginduksi
demam. Ragi bersifat pirogen sehingga mampu meningkatkan suhu tubuh hewan
uji. Pengujian dengan ragi menggunakan hewan uji dan perlu penjagaan suhu
ruangan tempat penelitian pada suhu konstan. Hewan uji di ukur suhunya pada
dubur sebelum diinjeksikan dengan ragi secara subkutan. Mencit didiamkan selama
6 jam agar ragi dapat bekerja sebagai pirogen yang menyebabkan kenaikan suhu
pada mencit.
5
dimungkinkan karena larutan yang diberikan secara peroral masuk ke saluran nafas.
Sehingga, data yang kami gunakan adalah data dari kelompok 6.
Dari semua perlakuan yang dilakukan, ekstrak kunyit terbukti memiliki khasiat
efek antipiretik yang ditunjukkan dengan mampu menurunkan suhu tubuh mencit
yang sedang mengalami demam. Paracetamol sebagai control positif juga terbukti
memiliki khasiat antipiretik dengan menurunkan demam pada mencit. Pada control
negative CMC-Na, mencit juga mengalami penurunan suhu tubuh. Control negative
seharusnya tidak memberikan efek apapun terhadap mencit, kemungkinan
penurunan suhu tubuh dapat terjadi akibat dari kerja system kekebalan tubuh dari
mencit.
BAB IV : KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan demam (kenaikan suhu tubuh
dari suhu normal) dengan mekanisme menghambat prostaglandin. Contoh obat
antipiretik yang dipakai pada percobaan ini adalah paracetamol dan ada juga
esktrak kunyit yang sama-sama memberikan efek antipiretik dengan menurunkan
demam yang diindiksi dengan larutan ragi.
6
B. Daftar Pustaka
Goodman. 2007. Dasar Farmakologi Terapi Volume 1 Edisi 10. Jakarta : EGC.
Purwaningsih, E., 2017. Potensi Kurkumin sebagai Bahan Anti Fertilitas. YARSI
Medical Journal, 24(3): 203-211.
Soegijanto, S., Rantam, F.A., Soetjipto, S., Sudiana, K. dan Priyatna, Y. 2016. Uji
Coba Vaksin Dengue Rekombinan pada Hewan Coba Mencit, Tikus, Kelinci,
dan Monyet. Sari Pediatri, 5(2): 64-71.
Tittarelli, R., Pellegrini, M., Scarpellini, M. G., Marinelli, E., Bruti, V., Di Luca, N.
M., ... & Zaami, S. (2017). Hepatotoxicity of paracetamol and related
fatalities. Eur Rev Med Pharmacol Sci, 21(1 Suppl), 95-101.
C. Lampiran
1. Abstrak Jurnal
2. Laporan Sementara
3. Dokumentasi
4. Lembar SPSS
5. Jawaban Pertanyaan pada modul
6. Grafik
7
Surakarta, 7 Mei 2019
Mengetahui,
Lampiran pertanyaan
Lampiran SPSS
DESCRIPTIVE
Descriptive Statistics
8
T-TEST
One-Sample Statistics
One-Sample Test
Test Value = 0
Lower Upper
9
NPar TEST
N 3 3 3 3
Mean 73855.0000 39152.0000 70795.0000 71321.0000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 54596.09601 58180.82903 60445.39437 60829.66964
Absolute .382 .357 .374 .382
Most Extreme Differences Positive .279 .357 .271 .279
Negative -.382 -.256 -.374 -.382
Kolmogorov-Smirnov Z .662 .618 .647 .662
Asymp. Sig. (2-tailed) .774 .839 .796 .773
Lampiran Grafik
38
37
36
kunyit 0,3 mL
35
kunyit 0,8 mL
34 PCT
CMC Na
33
32
31
menit 0 menit 30 menit 60 menit 90
10
Lampiran Dokumentasi
Mencit diukur suhunya melalui dubur Mencit diberikan kontrol secara per oral
11