BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam arti luas farmakologi ialah ilmu mengenai pengaruh senyawa
terhadap sel hidup, lewat proses kimia khususnya lewat reseptor. Dalam
ilmu kefarmasian senyawa tersebut disebut obat, dan lebih menekankan
pengetahuan yang mendasari manfaat dan resiko penggunaan obat. Obat
didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk mencegah,
mengobati, mendiagnosis penyakit/ gangguan, atau menimbulkan suatu
kondisi tertentu, misalnya membuat seseorang infertil, atau melumpuhkan
otot rangka selama pembedahan hewan coba. Farmakologi mempunyai
keterkaitan
khusus
dengan
farmasi,
yaitu
ilmu
cara
membuat,
I.2.1
Maksud Percobaan
Untuk mengetahui dan memahami efek obat diuretik dari suatu
sediaan obat yang diberikan secara oral terhadap hewan uji Mencit (Mus
musculus).
I.2.2
Tujuan percobaan
Dapat mengetahui efek diuretik suatu sediaan obat yang diberikan
secara oral pada hewan uji Mencit (Mus musculus)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.1 Teori Umum
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah keadaan dimana tekanan
darah lebih tinggi dari normal. Hipertensi sebenarnya bukan suatu penyakit,
merupakan hanya suatu kelainan, suatu gejala dari gangguan pada mekanisme
regulasi tekanan darah. Pengaturan tekanan darah didominasi oleh tonus
simpatis yang menentukan frekuensi denyut jantung, kontraktilitas miokard,
dan tonus pembuluh darah arteri maupun vena. Sistem parasimpatis hanya
ikut mempengaruhi frekuensi denyut jantung. Sistem simpatis juga
mengaktifkan
sistem
renin-angiotensin-aldosteron
(RAA)
melalui
adalah
obat
yang
dapat
menambah
kecepatan
1. Tubuli proksimal.
Ultrafiltrat mengandung sejumlah besar garam yang di sini
direabsorpsi secera aktif untuk 70%, antara lain ion Na+ dan air, begitu
pula glukosa dan ureum. Karena reabsopsi belangsung secara
proporsional, maka susunan filtrat tidak berubah dan tetap isotonis
terhap plama. Diuretik osmosis bekerja di tubulus proksimal dengan
merintangi rabsorpsi air dan natrium.
2.
Lengkungan Henle.
Di bagian menaiknya ca 25% dari semua ion Cl- yang telah
difiltrasi direabsorpsi secara aktif, disusul dengan raborpsi pasif dari
Na+ dan K+, tetapi tanpa air, hingga filtrat menjadi hipotonis. Diuretika
lengkungan bekerja terutama di sini dengan merintangi transpor Cl -
3.
reabsorpsi
bikarbonat. Zat
ini
merintangi
enzim
lemah,
setelah
tachyfylaxie
perlu
digunakan
maka
beberapa
hari
secara
terjadi
berselang-
yang
hidroklorotiazid,
termsuk
golongan
hidroflumetiazid,
ini
adalah
bendroflumetiazid,
klorotiazid,
politiazid,
mempengaruhi
sistem
kontrasport
Cl-binding,
yang
menyebabkan naiknya eksresi air, Na, Mg, dan Ca. Contoh obat paten:
: 35 hari
Masa beranak
: Sepanjangtahun
Masa hamil
: 19-20 hari
: 4-12 anak
Masa hidup
: 2-3 tahun
Masa tumbuh
: 6 bulan
Masa menyusui
: 21 hari
Frekuensi kelahiran
: 4 setiap tahun
Suhu tubuh
: 37,9 39,2 oC
Laju respirasi
: 136 216/menit
Tekanan darah
: K=11,4
Volume darah
: 147/106 mmHg
Luas permukaan
: 7.5 % BB
: Animalia
Filum
: Chordata
Class
: Mammalia
Sub Class
: Rodentia
Ordo
: Rodentia
Famili
: Muridae
Genus
: Mus
Spesies
: Mus musculus
II.3 UraianBahan
1. Air suling (Dirjen POM, 1979).
Nama resmi
Sinonim
: Aqua Destilata
: Air suling / aquadest
RM/BM
: H2O/18,02
Rumus Struktur :
Pemerian
H-O-H
Nama resmi
: Furosemida
Nama lain
: Furosemidum
:
CH2NH
Cl
COOH
Pemerian
SO2NH
Kelarutan
bagian
eter
p;
larut
dalan
larutan
alkalihidroksida
Kegunaan
: Sebagai sampel
Penyimpanan
10
BAB III
METODE KERJA
III.1 ALAT DAN BAHAN
III.1.1 Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Alu
Batang Pengaduk
Gelas kimia
Gelas ukur
Lumpang
Plat panas
11
7. Kapas.
III.1.2 Bahan
1.
2.
3.
4.
Alkohon
Air suling
Tisue
aluminium voil.
III.3 ProsedurKerja
a.
10
12
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
IV.1
Hasil Pengamatan
N
o
1.
2.
3.
IV.2
Hewan
Mencit
Mencit
Mencit
BB
Obat
Volume urin
10
15
26,6
furosemi
0,23
0,11
26,6
26,6
d
HCT
Air
Pembahasan
Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan
urin. Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan
adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua
menunjukkan jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dalam air. Fungsi utama
diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah
keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstra sel
kembali menjadi normal.
Adapun pada praktikum kali ini dilakukan percobaan diuretik yaitu
dengan menggunakan mencit sebagai hewan coba. Bahan yang digunakan
13
empat macam obat yang berbeda yaitu Na.CMC, HCT dan furosemid dan
air suling.
Langkah awal pemberian penanganan mencit yang telah dipuasakan
selama 8 jam dengan menyuntikaan menci dengan alat yang dinamakan
sonde dengan obat Furosemid sebanyak 1 ml. Dimana obat furosemid
dilarutkan dalam larutan NaCMC, larutan NaCMC ini sebagai kontrol
negatif atau larutan pembanding. Pemberian dilakukan peroral dengan cara
dimasukan jarum kedalam mulut menci dengan cara di miringkan. Setelah
pemberian mencit diletakan diwadah untuk diamati. Dimana hasil
pengamatan menunjukan pada menit ke 5 volume yang dikeluarkan mencit
yaitu 0,23 ml, pada menit ke 10 volume urin yang dikeluarkan 0,11 ml,
dan pada menit ke 15 mencit tersebut sudah tidak mengeluatkan urin. Hal
ini menunjukan adanya reaksi obat terhadap mencit untuk obat furosemid.
Yang dapat merangsang mencit untuk mengeluarkan urine. Karena dalam
literatur di jelskan bahwa furosemid merupakan obat golongan diuretik
loop yang bekerja dengan menghambat kontranspor Na/K/Cl dari
membrane lumen pada pars assendens ansa henle, yang menyebabkan
reabsorbsi Na/K/Cl akan menurun, sehingga menurunkan retensi air dari
Na yang mengikat air, yang menyebabkan penurunan retensi vascular
ginjal dan meningkatkan aliran darah ke ginjal, sehingga tekanan darah
tidak meningkat.
Untuk penggunaan obat HCT (Hidroklorotiazid) dilakukan dengan
melarutkanya dalam larutan NaCMC. Kemudian disuntikkan peroral
kedalam mulut mencit sebanyak 1 ml dengan cara dimiringkan. Diamati
mencit, data pengamatan dari mencit mulai dari waktu pemerian 5 10
sampai 15 menit mencit tersebut tidak mengeluarkan air kencing/urine, hal
ini disebabkan karena kemungkinan terjadinya kesalahan pada praktikan
saat pemerian obat yang tidak tepat sasaran, karena dalam literatur HCT
telah di jelaskan bahwa HCT merupakan antihipertensi golongan diuretika
tiazid yang bekerja dengan cara merendahkan tekanan darah, dimulai
14
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Efek pemberian untuk obat furosemid pada hewan coba mencit sesuai
pengamatan, menunjukan hasil adanya reaksi dari obat dengan volume
urin pada menit 5 yaitu 0,23 ml, pada menit ke 10 volume urin yang
dikeluarkan 0,11 ml, dan pada menit ke 15 mencit tersebut sudah tidak
mengeluatkan urin.
2. Untuk pemberian HCT pada mencit, mencit tidak mengeluarkan urine
hal ini kemungkinan terjadi adanya kemungkinan kesalahan saat
pemberian obat.
3. Pada pemberian air suling, mencit juga tidak mengeluarkan urine hal ini
karena air tidak memberikan efek diuretik terhadap mencit.
V.2 Saran
Laboratorium
14
15
Praktikan
Asisten
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard.C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Universitas
Indonesia Press, Jakarta.
Chung, Edward.K. 1995. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler , Edisi III,
diterjemahkan oleh Petrus Andryanto, Jakarta, Buku Kedokteran EGC.
Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Depkes RI, Jakarta.
Katzung, Bertram. G., 2001, Farmakologi Dasar dan Klinik, Salemba Medika,
Jakarta, hal.
Mutschaler, Ernst. 1991. Dinamika obat Farmakologi dan Tonsikologi . bandung ;
ITB
Mycek, Mary. J. Dkk. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar edisi 2 . Jakarta:
Widya Medika.
Priyanto, 2008, Farmakologi Dasar Edisi II, Depok: Leskonfi.
Syarif, amir, dkk. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Departemen
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
Tjay Tan Hoan, Rahardja Kirana. 2007. Obat-obat Penting edisi. 6 depkes RI.
Jakarta.
16