BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingkat demam tidak selalu menunjukkan keseriusan kondisi yang
biasanya demam akan hilang dalam beberapa hari. Walaupun demam sering
homeostatik.
Antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan panas atau untuk obat
temperatur tubuh saat panas dan tidak berefektif pada orang normal. Dapat
cuniculus).
2. Tujuan Percobaan
Untuk menentukan efek antipiretik yang optimal dari beberapa
cuniculus).
3. Prinsip Percobaan
Uji dari efek antipiretik didasarkan pada pengukuran penurunan
suhu tubuh kelinci pada menit ke-15, 30, dan 60 setelah pemberian oral
normalnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Demam
tubuh normal. Demam adalah istilah umum, dan beberapa istilah lain yang
sering digunakan adalah pireksia atau febris. Apabila suhu tubuh sangat
suhu tubuh di atas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh kelainan dalam
otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu,
pirogen. Terdapat pirogen yang disekresikan oleh bakteri toksik atau pirogen
selama sakit. Bila titik setel termostat hipotalamus meningkat lebih tinggi
beberapa jam setelah termostat diubah ke tingkat yang lebih tinggi, suhu
mirip aspirin. Ada bukti bahwa peningkatan suhu pada keadaan patologik
inflamasi adalah obat atau zat-zat yang dapat mengobati peradangan atau
golongan dalam obat ini sering disebut obat mirip aspirin. Klasifikasi
oleh obat mirip aspirin. Ada bukti bahwa peningkatan suhu tubuh pada
PGE2, yang di rangsang bila suatu zat penghasil demam endogen (pirogen)
seperti stokin dilepaskan dari sel darah putih yang diaktivasi oleh infeksi,
1. Benorylate
pengobatan demam pada anak obat ini bekerja lebih baik dibandingkan
Karena obat ini derivat dari aspirin maka obat ini tidak boleh digunakan
2. Fentanyl
3. Piralozon
Di pasaran piralozon terdapat dalam antalgin, neuralgin, dan
novalgin. Obat ini amat manjur sebagai penurun panas dan penghilang
Kepalanya kecil dan daun telinga tegak. Kelinci memiliki bibir yang
besar dan banyak terdapat darah. Oleh karena itu, jika membawa kelinci
(Anonim, 2011).
sebab gigi akan terus tumbuh sepanjang usia. Apabila tidak dibatasi
maka gigi akan semakin panjang, dengan cara disediakan makanan yang
keras dan sepotong kayu sebagai sarana untuk mengasah gigi dan
dengan kaki depannya. Kaki depan berjari dan berkuku lima, sedangkan
bulan boleh dipelihara lebih dari satu ekor dalam kandang, tetapi bila
telah dewasa harus disendirikan. Hal ini berkaitan dengan tingkah laku
mana kondisi sejuk akan membantu kelinci lebih aktif dan nafsu makan
2. Klasifikasi Kelinci
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Logomorpha
Famili : Leporidae
Genus : Oryctolagus
3. Karakteristik Kelinci
Kecepatan respirasi : 50 - 60
Monosit : 2-16%
Eosinofil : 0,5-5,0%
Hb : 8-17 g/100 mL
Vaksin DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus) adalah vaksin 3-in-1 yang
bisa diberikan kepada anak yang berumur kurang dari 7 tahun. Biasanya
vaksin DPT-H terdapat dalam bentuk suntikan, yang disuntikkan pada otot
lengan atau paha. Vaksin DPT-H sering menyebakan efek samping yang
komplikasi berikut:
2011).
E. Uraian Bahan
1. Paracetamol ( FI. Edisi III, hal 37 )
rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian
hidroksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
K/P : Analgetikum (obat menghilangkan rasa
sakit dan nyeri pada manusia)
Antipiretikum (obat menurunkan suhu
tubuh yang tinggi).
Farmakokinetik : Parasetamol diabsorbsi cepat dan sempurna
antireumatik.
Mek. Kerja : Menghambat biosentis PG yang hanya terjadi
seperti di hipotalamus
Waktu paruh : 1-3 jam (Gunawan, 2007)
kesadaran.
Hal. 240).
Farmakodinamik Obat ini bersifat Analgesik dengan daya anti-
Hal. 240).
Mek. Kerja : Menghambat biosintesis prostaglandin ( PG ).
kembali.
Farmakokinetik : Pada fase ini antalgin mengalami proses
kehilangan kesadaran.
tubuh.
Waktu Paruh : 1.3 jam
higro.
Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air, membentuk
lain.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
K/P : Zat tambahan.
5. Aquadest ( FI. Edisi III, Hal. 96 )
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Alat Yang Digunakan
a. Batang pengaduk
b. Folley Catheter No. 22
c. Gelas Kimia 100 mL
d. Gelas ukur 50 mL
e. Hot plate
f. Lumpang dan Alu
g. Spoit 1 cc, 3 cc, dan 20 cc
h. Stop Watch
i. Termometer Rectal (Infrared tympanic)
j. Timbangan Analitik
k. Timbangan Digital
2. Bahan Yang Digunakan
a. Antalgin
b. Aquadest
c. Arfen
d. Ibuprofen
e. Kelinci (Oryctolagus cuniculus)
f. Kertas Perkamen
g. Na. CMC 1%
h. Paracetamol
i. Pepton
j. Sanmol
B. Cara Kerja
1. Pembuatan Suspensi Ibuprofen 400 mg
a. Ditimbang 1 per 1 tablet ibuprofen 400 mg sebanyak 10 tablet di
timbangan digital.
b. Dihitung bobot rata-rata tablet tersebut.
c. Digerus semua tablet tersebut dalam lumpang masukkan dalam gelas
kimia.
d. Ditimbang ibuprofen 2,2327 g kemudian tambahkan 100 mL Na.
timbangan digital.
b. Dihitung bobot rata-rata tablet tersebut.
c. Digerus semua tablet tersebut dalam lumpang masukkan dalam gelas
kimia.
timbangan digital.
b. Dihitung bobot rata-rata tablet tersebut.
c. Digerus semua tablet tersebut dalam lumpang masukkan dalam gelas
kimia.
d. Ditimbang paracetamol 2,3485 g kemudian tambahkan 100 mL Na.
timbangan digital.
b. Dihitung bobot rata-rata tablet tersebut.
c. Digerus semua tablet tersebut dalam lumpang masukkan dalam gelas
kimia.
d. Ditimbang sanmol 2,6168 g kemudian tambahkan 100 mL Na.
timbangan digital.
b. Dihitung bobot rata-rata tablet tersebut.
c. Digerus semua tablet tersebut dalam lumpang masukkan dalam gelas
kimia.
d. Ditimbang antalgin 1,7416 g kemudian tambahkan 100 mL Na.
600 mL.
b. Na. CMC dimasukkan kedalam air sedikit demi sedikit sambil
500 mg, Ibuprofen 400 mg, Arfen 400 mg, Antalgin 500 mg dan
C. PERHITUNGAN BAHAN
1. Na CMC 1%
1) Pengenceran Na CMC 1%, 600 mL
g
x 100
% = v
g
x 100
1% = 600
g=6g
Bobot kelinci
x V . Max
2) Volume Pemberian = BB MAX
1,6
x 20
= 2,5
= 12,8 mL
2. Ibuprofen 400 mg
1) Dosis konversi = dosis lazim x faktor konfersi
= 400 mg x 0,07
= 28 mg : 1,5 kg = 18,67 mg/kg BB
BB MAX
X Dosis Konversi
2) Dosis pemberian = BB Standar
2,5 kg
= 1,5 kg x 18,67 mg/kg BB
= 31,1167 mg/kg BB x 50 mL
Bobot dibutuhkan
x bobot ratarata
Bobot etiket
1555,85 mg
x 0,574 g
= 400 mg
= 2,2327 g
Bobot kelinci
x V . Max
4) Volume Pemberian = BB MAX
1,65 kg
x 20 mL
= 2,5 kg
= 13,2 mL
3. Arfen 400 mg
1) Dosis konversi = dosis lazim x faktor konfersi
= 400 mg x 0,07
= 28 mg : 1,5 kg = 18,67 mg/kg BB
BB MAX
X Dosis Konversi
2) Dosis pemberian = BB Standar
2,5 kg
= 1,5 kg x 18,67 mg/kg BB
31,1167 mg/kg BB x 50 mL
Bobot dibutuhkan
x bobot ratarata
= Bobot etiket
1555,85 mg
x
= 400 mg 0,60 g
= 2,3337 g
Bobot kelinci
x V . Max
4) Volume Pemberian = BB MAX
1,6 g
x 20 mL
= 2,5 g = 12,8 mL
4. Paracetamol 500 mg
1) Dosis konversi = dosis lazim x faktor konfersi
= 500 mg x 0,07
= 35 mg : 1,5 kg = 23,33 mg/kg BB
BB MAX
X Dosis Konversi
2) Dosis pemberian = BB Standar
2,5 kg
= 1,5 kg x 23,33 mg/kg BB
= 38,883 mg/kg x 50 mL
Bobot dibutuhkan
x bobot ratarata
Bobot etiket
1944,16 mg
x 0,604 g
= 500 mg
= 2,3485 g
Bobot kelinci
x V . Max
4) Volume Pemberian = BB MAX
1,6 kg
x 20 mL
= 2,5 kg
= 12,8 mL
5. Sanmol 500 mg
1) Dosis konversi = dosis lazim x faktor konfersi
= 500 mg x 0,07
= 35 mg : 1,5 kg = 23,33 mg/kg BB
BB MAX
X Dosis Konversi
2) Dosis pemberian = BB Standar
2,5 kg
= 1,5 kg x 23,33 mg/kg BB
= 38,883 mg/kg x 50 mL
Bobot dibutuhkan
x bobot ratarata
Bobot etiket
1944,16 mg
x 0,673 g
= 500 mg
= 2,6168 g
Bobot kelinci
x V . Max
4) Volume Pemberian = BB MAX
1,45 kg
x 20 mL
= 2,5 kg
= 11,6 mL
6. Antalgin 500 mg
1) Dosis konversi = dosis lazim x faktor konfersi
= 500 mg x 0,07
= 35 mg : 1,5 kg = 23,33 mg/kg BB
BB MAX
X Dosis Konversi
2) Dosis pemberian = BB Standar
2,5 kg
= 1,5 kg x 23,33 mg/kg BB
= 38,8833 mg x 50 mL
Bobot dibutuhkan
x bobot ratarata
Bobot etiket
1944,16 mg
x
= 500 mg 0,607 g
= 2,3602 g
Bobot kelinci
x V . Max
4) Volume Pemberian = BB MAX
1,6 kg
x 20 mL
= 2,5 kg
= 12,8 mL
BAB IV
Pengukuran Suhu
BB Dosis Suhu
Suhu
Kel Perlakuan
Kelinci Obat Demam 15 30 60
(Kg) (mg) awal (oC)
(oC)
Na.CMC
I - - - - - - -
1%
Ibuprofen
II 1,65 kg 31,11 360C 38oC 37oC 37oC 36oC
400 mg
Arfen 400
III 1,6 Kg 31,11 350C 38oC 37oC 37oC 36oC
mg
Paracetamo
IV 1,6 Kg 38,88 360C 38oC 36oC 36oC 35oC
l 500mg
Sanmol
V 1,45 Kg 38,88 360C 38oC 37oC 36oC 36oC
500mg
Antalgin
VI 1,6 Kg 38,88 340C 38oC 37oC 36oC 35oC
500 mg
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu uji efek antipiretik pada hewan coba
kelinci dengan menggunakan obat Paracetamol 500 mg, Arfen 400 mg,
dengan tujuan agar kelinci mengalami reaksi demam ringan. Setelah itu dicatat
suhu rektal, selanjutnya diberi suspensi ibuprofen pada kelinci pertama, suspensi
arfen pada kelinci ke dua, suspensi paracetamol pada kelinci ke tiga, suspensi
sanmol pada kelinci ke empat, , dan suspensi antalgin pada kelinci ke lima.
Pemberian obat-obat ini bertujuan untuk mengetahui daya kerja dari obat
antipiretik tersebut.
masing kelinci. Semakin tinggi kenaikan suhu berarti semakin tinggi derajat
demam yang dialami kelinci, demikian pula sebaliknya. Jika setelah perlakuan
terjadi penurunan suhu rektal kelinci, berarti demam mulai turun, dengan kata
satu kelompok yang sama, dapat dilihat dalam tabel. Variasi inilah yang
yang bersifat individual terhadap agen pencetus demam dan banyak dipengaruhi
oleh beberapa faktor non fisik dan lingkungan. Adanya stres pada kelinci karena
satu faktor pengganggu yang menyebabkan kenaikan suhu kelinci. Variasi suhu
hewan uji yang merupakan akibat dari perbedaan biologik yaitu ketersediaan
hayati dan perubahan hayati suatu obat. Nasib obat, dalam hal ini pemberian
yang jelek pada saluran cerna, pembuluh darah atau peningkatan ekskresi
suhu demam. Hal ini mungkin karena efek antipiretik kelompok perlakuan telah
memiliki daya antipiretik paling tinggi atau kuat adalah parasetamol, antalgin,
dan, sanmol. Hasil yang paling baik ditunjukkan oleh obat parasetamol yang
selanjutnya kurang sesuai dengan teori, karena yang seharusnya memiliki efek
antipiretik yang lebih kuat adalah ibuprofen, karena absorbsinya lebih cepat di
kedua setelah ibuprofen adalah Antalgin, karena bekerja secara sentral pada otak
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
menit ke 15, menit ke 30 dan menit ke 60. Pada suhu 60 kelinci tetap
Antalgin
B. Saran
ataupun khasiat lain dari obat-obat antipiretik untuk menambah data secara
DAFTAR PUSTAKA
http://muiqaltawakkal.blogspot.com/2013/06/antipiretik.html. (diakses
http://princceszfhu.blogspot.com/2009/10/mekanisme-demam.html?
Sulistia Gan Gunawan, dkk.. 2007. Farmakologi dan Terapi ed. V. Jakarta :
LAMPIRAN
A. Gambar
oral
B. Skema Kerja
ditimbang
Diukur suhu
hasil