Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI II

ANTIPIRETIK

Disusun Oleh:

LINTANG DERYSTIAN C. B

NIM: 32315430

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA MADIUN

2017
LEMBAR KERJA

PEMBERIAN DAN EFEK OBAT

I. TUJUAN
 Mahasiswa mampu memahami efek antipiretik
 Mahasiswa mampu mempraktekkan uji antipiretik pada hewan uji
II. DASAR TEORI
Demam adalah keadaan suhu tubuh meningkat lebih dari
37,2 C ( Martini, 1998 ). Demam diawali dengan kondisi
menggigil ( kedinginan ) pada saat peningkatan suhu, dan setelah
itu terjadi kemerahan pada permukaan kulit ( Amila dkk., 2008 ).
Pusat pengaturan suhu tubuh terletak pada area preoptic
hypothalamus anterior. Peningkatan suhu tubuh saat demam
diakibatkan oleh gangguan atau stimulus pada pusat pengaturan
suhu di area preoptic di hipotalamus ( Martini, 1998 ).
Menurut Anochie ( 2013 ) secara umum substansi yang
dapat menyebabkan demam disebut pirogen. Ada 2 macam
pirogen, yaitu:
1. Pirogen Eksogen
Eksogen pirogen adalah pirogen yang berasal dari luar tubuh,
misalnya toksin bakteri.
2. Endogen Pirogen
Endogen pirogen adalah suatu zat yang dihasilkan oleh tubuh,
sebagai respon adanya stimulus dari luar. Contoh endogen
umumnya diproduksi sebagai respon awal yang biasanya
timbul karena infeksi atau inflamasi.
Pirogen dapat mengganggu area preoptic, yang akhirnya dapat
menyebabkan peningkatan suhu tubuh. Patogen, toksin bakteri
dapat bertindak sebagai pirogen ( Martini, 1998 ). Adanya infeksi
atau kerusakan jaringan akan memacu pembentukan mediator pro-
inflamasi yaitu interleukin 1 ( Singh & Singh, 2010 ) oleh sel
fagosit ( Amila dkk, 2008 ). Selanjutnya mediator pro-inflamasi
akan meningkatkan sintesis prostaglandin oleh neuron preoptic
hypothalamus anterior yang memacu peningkatan suhu tubuh (
Singh & Singh , 2010 ).
Antipiretik adalah obat yang berkhasiat menurunkan suhu
tubuh dari suhu yang tinggi menjadi kembali normal. Obat-obat
antipiretik juga menekan gejala-gejala yang biasanya menyertai
demam seperti mialgia, kedinginan, nyeri kepala, dan lain-lain.
Namun pada kenaikan suhu yang rendah atau sedang tidak terdapat
banyak bukti yang menunjukkan bahwa demam merupakan kedaan
yang berbahaya atau bahwa terapi antipiretik bermanfaat. Perintah
pemberian antipiretik yang rutin, dapat mengaburkan informasi
klinis penting yang perlu dicari dengan mengikuti perjalanan suhu
tubuh apakah naik atau turun.
Antipiretik menyebabkan hipotalamus untuk
mengesampingkan peningkatan interleukin yang kerjanya
menginduksi suhu tubuh. Tubuh kemudian akan bekerja untuk
menurunkan suhu tubuh dan hasilnya adalah penguranagn demam.
Obat-obat antipiretik tidak menghambat pembentukan panas.
Hilangnya panas terjadi dengan meningkatnya aliran darah ke
perifer dan pembentukan keringat. Efeknya ini bersifat sentral,
tetapi tidak langsung pada neuron hipotalamus.
Obat-obat yang memiliki efek antipiretik adalah:
1. AINS, seperti ibuprofen, naproxen sodium, dan ketoprofen.
2. Aspirin dan golongan salisilat lainnya.
3. Paracetamol.
4. Metamizole.
5. Nabumetone.
6. Nimesulide.
7. Phenazone.
8. Quinine.
III. ALAT DAN BAHAN
1. Alat:
 Thermometer
 Spuit 1cc
 Bak mencit
 Stop watch
 Timbangan digital
 Handscoon
 Masker
 Bekker Glass
 Vial kaca
2. Bahan:
 Mencit
 Paracetamol 500mg
 Alkohol 70%
 Aqua dest
 Vaksin DPT
IV. CARA KERJA
1. Mencit dipesiapkan dan diukur suhu rektalnya ( T awal )
sebelum diberi vaksin DPT;
2. Mencit disuntik dengan vaksin DPT intramuscular dengan
dosis 0,2 mL/20 g BB;
3. Setelah 1 jam, suhu rektal mencit diukur ( T0 ). Menurut
Singh&Singh 2010 hewan uji dengan kenaikan suhu lebih dai
0,7 derajat celcius yang dapat digunakan untuk perlakuan
antipiretik;
4. Mencit yang mengalami demam dikumpulkan dalam satu
kandang, selanjutnya diberi Paracetamol secara peroral;
5. Setiap 30 menit selama 1 jam diukur suhu rektalnya;
6. Hasil dicatat dan ditabulasikan dalam tabel.
V. PERHITUNGAN DOSIS
a. Deskripsi Hewan Uji
Jenis : mencit
Galur : winstar
Umur : 5 bulan
Jenis Kelamin : Jantan
b. Dosis Hewan Uji
 Konversi Dosis
Dosis manusia: 500mg/70kg BB
Dosis mencit ( 20 g ): 500mgx0,0026 mg=1,3 mg
Dosis mencit (kg/BB): 1,3mg x ( 1000:20 )= 65 kg BB.
 Pemakaian Pada Mencit
65 mg Paracetamol ditimbang dan digerus sampai halus dan
larutkan dalam aqua dest 10 mL. Aduk hingga terbentuk
suspensi yang homogen.
Dosis pemakaian pada mencit adalah (1,3:65)x10 mL = 0,2
mL.
VI. HASIL
Hewan Uji Tawal T0 T30 T60
I 35,4 36,2 36,5 34,0
II 35,4 36,4 36,9 36,2
III 37,1 38,5 36,5 36,9
IV 36,4 38,0

VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini mahasiswa dapat melihat daya kerja salah
satu antipiretik yaitu paracetamol.
Paracetamol adalah derivat p-aminifenol yang memiliki sifat
antipiretik / analgetik. Paracetamol utamanya digunakan untuk
menurunkan panas badan yang disebabkan oleh karena infeksi atau
sebab yang lainnya. Ia aman digunakan dalam dosis standar, tetapi
karena mudah didapati overdosis obat baik sengaja atau tidak sering
terjadi.
Sifat antipiretiknya disebabkan oleh gugus aminobenzen dan
mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral. Paracetamol termasuk
NSAID sebagai obat anti demam, tersubstitusi oleh satu gugus
hidroksil dan atom nitrogen dari gugus amida. Senyawa ini dapat
disintesis dari senyawa asam fenol yang dinitrasikan menggunakan
asam sulfat dan natrium nitrat. Paracetamol dapat pula terbentuk
apabila senyawa 4-aminofenol direaksikan dengan senyawa asetat
anhidrat.
Pada praktikum kali ini kelompok kami menggunakan mencit II.
Di dalam tabel terlihat pada Tawal suhu tubuh mencit 35,4ᵒ C,
kemudian terjadi peningkatan suhu menjadi 36,4ᵒ C setelah disuntik
vaksin DPT. Kemudian mencit yang sudah naik suhu tubuhnya di beri
paracetamol 0,2 mL peroral kemudian diamati selama 30 menit
pertama ( T30 ) apakah terjadi kenaikan atau penurunan suhu tubuh.
Menurut hasil percobaan, terjadi kenaikan suhu tubuh mencit
menjadi 36,9ᵒ C. Hal ini kemungkinan terjadi paracetamol yang
diberikan secara peroral sedikit terbuang karena pada saat pemberian
mencit terus bergerak sehingga obat yang diabsorbsi tubuh mencit
menjadi kurang maksimal.
Namun tejadi penurunan suhu pada menit ke-60 menjadi 36,2ᵒC.
Maka dapat dikatakan bahwa paracetamol mampu menurunkan demam
pada tubuh mencit maupun manusia.
VIII. KESIMPULAN
1. Suhu tubuh normal bervariasi tergantung masing-masing individu,
usia, dan aktivitas;
2. Rata-ata suhu tubuh manusia normal 37ᵒC;
3. Suhu tubuh meningkat dapat disebabkan oleh aktivitas fisik, emosi
yang kuat, makan, pakaian tebal, obat-obatan, suhu kamar yang
panas, menstruasi, dan kelembaban tinggi;
4. Demam bukan suatu penyakit. Demam adalah bentuk dari
pertahanan tubuh terhadap infeksi;
5. Demam memberikan informasi kepada kita bahwa mungkin terjadi
peperangan di dalam tubuh dengan virus atau bakteri;
IX. DAFTAR PUSTAKA
1. Wikipedia
2. Amila, Rusnadi, Yani Lukmayani, 2008. Uji Efek Antipiretik Jus
Jeruk Nipis pada Tikus Putuh Galur Sprague Dawley Sel Kelamin.
Mimbar. Vol XXIV, No. 1: 27-35
3. Anochie, Philip Ifesinachi, 2013. Mechanism of Fever in Human.
International Journal of Microbiology and Imunology Research.
Vol 2 (5): 037-043
4. Barret, K., B. Hedden, B. Scott, B. Susan. 2010. Ganong’s Review
of Medical Physiology. The Mc Graw-Hill Companies, Inc.
5. Delfia Kahila, Nugraha D.P., Masdar H. 2013. Efek Antipiretik
Ekstrak Etanol Akar Ilalang ( Imperata cylindrica, L beauv ).
6. Martini F. H. 1998. Fundamentals of Anatomy and Physiology.
Prentice Hall International, Inc.
7. Singh Jyoti and Singh Ajay Kumar. 2010. Anti-Inflammatory and
Anti-Pyretic Activity of Vinifera Leaf Extract. The Pharma
Research. Vol 3: 172-182

Anda mungkin juga menyukai