Anda di halaman 1dari 16

APLIKASI FUNGSI MANAJEMEN FARMASI

RUMAH SAKIT

Disusun Oleh:

LINTANG DERYSTIAN C. B

NIM: 32315430

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA MADIUN

2017
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang besar kami ucapkan kepada Tuhan YME, berkat
anugrahNya kami dapat menyelesaikan makalah manajemen rumah sakit ini tepat
waktu.

Makalah ini telah kami susun dengan bantuan berbagai pihak dan
penelitian di rumah sakit tempat kami bekerja agar makalah ini dapat disusun
dengan baik. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah manajemen farmasi, Ibu Dyah Nurcahyani, M.Si., Apt.

Banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, baik isi maupun
susunan kalimatnya untuk itu kami meminta saran dan kritik yang membangun
agar kami dapat melakukan perbaikan ke depannya.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga dapat memberikan


manfaat dan inspirasi bagi pembaca.

Madiun, April 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Latar belakang pembuatan makalah ini adalah agar kita mengetahui aspek-
aspek apa saja yang harus dipenuhi dalam pembangunan suatu rumah sakit.
Rumah sakit memiliki struktur organisasi yang kompleks dan tidak
sederhana, untuk itu dibutuhkan sumber daya manusia yang tidak sedikit.
Tidak hanya itu kelengkapan peralatan juga diperhitungkan dalam
pembangunannya.
Dalam pembangunan rumah sakit diperlukan perencanaan yang matang mulai
dari dana, perekrutan pegawai, lokasi, jenis rumah sakit, dan masih banyak
lagi. Hal tersebut akan dibahas pada halaman selanjutnya.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian rumah sakit beserta tugas dan fungsinya?
b. Apa saja macam-macam rumah sakit?
c. Bagaimana pola organisasi rumah sakit?
d. Bagaimana pelayanan di rumah sakit?
e. Apa pengertian POAC di rumah sakit?

1.3 Tujuan

a. Menjelaskan pengertian, tugas, dan fungsi rumah sakit


b. Klasifikasi rumah sakit
c. Pola organisasi rumah sakit
d. Pelayanan rumah sakit
e. Pengertian POAC dalam rumah sakit
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN RUMAH SAKIT
Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat
menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan menimgkatkan kesehatan, bertujuan
untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Penyelenggaraan upaya kesehatan dilakukan dengan pendekatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan ( promotif ), pencegahan
penyakit ( preventif ), penyembuhan penyakit ( kuratif ), yang
dilakukan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
B. FUNGSI RUMAH SAKIT
Rumah sakit memiliki fungsi utama menyelenggarkan upaya kesehatan
yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi penderita, yang berarti
bahwa pelayanan rumah sakit untuk penderita rawat jalan dan rawat
inap hanya bersifat spesialistik atau subspesialistik. Sedang pelayanan
yang bersifat nonspesialistik atau pelayanan dasar harus dilakukan di
puskesmas.
Selain itu guna melaksanakan tugasnya rumah sakit memiliki berbagai
fungsi, yaitu menyelenggarakan pelayanan medik; pelayanan
penunjang medik dan nonmedik; pelayanan dan asuhan keperawatan;
pelayanan rujukan, pendidikan dan pelatihan; penelitian dan
pengembangan; serta administrasi umum dan keuangan.
C. TUGAS RUMAH SAKIT
- Menurut Keputusan Menteri Kesahatan RI No
983/Menkes/SK/XI/1992 tentang pedoman organisasi rumah sakit
bahwa tugas rumah sakit adalah mengutamkan upaya
penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan
terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta
melaksanakan upaya rujukan.
- Menurut UU RI No 44 tahun 2009 pasal 4 tugas rumah sakit adalah
memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
D. KLASIFIKASI RUMAH SAKIT
Rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan brbagai kriteria
sebagai berikut:
1. Klasifikasi Berdasarkan Kepemilikan
- Rumah Sakit Pemerintah ( rumah sakit vertikal yang dikelola
departemen kesehatan, rumah sakit pemerintah daerah, rumah sakit
militer, dan rumah sakit BUMN )
- Rumah Sakit Sukarela. Rumah sakit ini biasanya dikelola oleh
masyarakat. Rumah sakit sukarela ini masih dibagi lagi menjadi
rumah sakit hak milik dan rumah sakit nirlaba.
Rumah Sakit Hak Milik adalah rumah sakit bisnis yang tujuan
utamanya adlaah mencari profit.
Rumah Sakit Nirlaba biasanya mencari laba sewajarnya saja, dan
laba yang diperoleh rumah sakit ini digunakan sebagai modal
peningkatan sarana fisik, perluasan dan penyempurnaan mutu
pelayanan untuk kepentingan bersama. Biasanya rumah sakit yang
berafiliasi dengan organisasi keagamaan.
2. Klasifikasi Berdasarkan Jenis Pelayanan
- Rumah Sakit Umum
Memberi pelayanan kepada penderita dengan berbagai jenis
kesakitan,memberi pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagai
kondisi medik.
- Rumah Sakit Khusus
Rumah sakit yang memberikan pelayanan diagnosis dan
pengobatan untuk penderita dengan kondisi medik tertentu baik
bedah maupun non bedah seperti rumah sakit kanker; bersalin;
pediatrik; psikiatri;mata; lepra; TBC; rehabilitasi; dan penyakit
kronis.
3. Klasifikasi Berdasarkan Lama Tinggal
- Rumah Sakit Perawatan Jangka Pendek
Rumah sakit yang menerima penderita rata-rata kurang dari 30
hari. Rumah sakit umum pada umumnya adalah rumah sakit jangka
pendek.
- Rumah Sakit Jangka Panjang
Rumah sakit yang merawat penderita dalam waktu rata-rata 30 hari
atau lebih. Penderita demikian memiliki kesakitan jangka panjang
seperti kondisi psikiatri.
4. Klasifikasi Berdasarkan Kapasitas Tempat Tidur
- Di bawah 50 tempat tidur
- 50-99 tempat tidur
- 100-199 tempat tidur
- 200-299 tempat tidur
- 300-399 tempat tidur
- 400-499 tempat tidur
- 500 tempat tidur dan lebih
5. Klasifikasi Berdasarkan Afiliasi Pendidikan
- Rumah Sakit Pendidikan
Adalah rumah sakit yang melaksanakan program pelatihan
residensi dalam medik, bedah, pediatrik, dan bidang spesialis lain.
Dalam rumah sakit ini residen melakukan pelayanan atau
perawatan di bawah pengawasan staf medik rumah sakit.
- Rumah Sakit Non Pendidikan
Adalah rumah sakit yang tidak memiliki program pelatihan
residensi dan tidak ada afiliasi rumah sakit dengan universitas.
6. Klasifikasi Berdasarkan Status Akreditasi
- Rumah Sakit Terakreditasi
Rumah sakit yang telah diakui secara formal oleh suatu badan
sertifikasi yang diakui, yang menyatakan bahwa suatu rumah sakit
telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan tertentu
- Rumah Sakit Belum Terakreditasi
Kebalikan dari rumah sakit terakreditasi, jadi rumah sakit ini belum
diakui secara formal oleh suatu badan yang berkompeten.
7. Klasifikasi Berdasarkan Unsur Pelayanan
a. Rumah Sakit Umum Pemerintah
- RS kelas A
Memiliki fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik
luas dan subspesialistik luas.
- RS kelas B
Memiliki fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-
kurangnya 11 spesialistik dan subspesialistik terbatas.
- RS kelas C
Memiliki fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik
dasar.
- RS kelas D
Memiliki fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar.
b. Rumah Sakit Umum Swasta
- Rumah Sakit Umum Swasta Pratama, yang memberikan pelayanan
medik bersifat umum
- Rumah Sakit Umum Swasta Madya, yang memberikan pelayanan
medik bersifat umum dan spesialistik dalam empat cabang
- Rumah Sakit Umum Swasta Utama, yang memberikan pelayanan
medik bersifat umum, spesialistik dan subspesialistik
E. POLA PENGORGANISASIAN RUMAH SAKIT
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun
2015 tentang pengorganisasian rumah sakit, maka struktur organisasi
rumah sakit paling sedikit terdiri atas:
1. Kepala rumah sakit atau direktur
2. Unsur pelayanan bidang medis
3. Keperawatan
4. Penunjang medis
5. Unsur administrasi dan keuangan
6. Komite medis
7. Satuan pemeriksa internal
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006, tentang pedoman pengorganisasian
rumah sakit.
- Rumah Sakit Umum Kelas A
 Dipimpin seorang direktur utama
 Direktur utama membawahi paling banyak empat direktorat
 Masing-masing direktorat terdiri dari paling banyak tiga
bidang atau tiga bagian
 Masing-masing bidang terdiri dari paling banyak tiga seksi
 Masing-masing bagian terdiri dari paling banyak tiga sub
bagian
 Untuk RS kelas A SMF ( Staf Medik Fungsional ) yang
dimiliki minimal 15 SMF, yaitu:
a. Bedah
b. Kesehatan Anak
c. Kebidanan dan Penyakit Kandungan
d. Penyakit Dalam
e. Penyakit Saraf
f. Penyakit Kulit dan Kelamin
g. THT
h. Gigi dan Mulut
i. Mata
j. Radiologi
k. Patologi Klinik
l. Patologi Anatomi
m. Kedokteran Kehakiman
n. Rehabilitasi Medik
o. Anestesi
- Rumah Sakit Umum Kelas B Pendidikan
 Dipimpin seorang direktur utama
 Direktur utama membawahi paling banyak tiga direktorat
 Masing-masing direktorat teridri dari paling banyak tiga
bidang atau tiga bagian
 Masing-masing bidang terdiri dari paling banyak tiga seksi
 Masing-masing bagian terdiri dari paling banyak tiga
subbagian
- Rumah Sakit Kelas B Non Pendidikan
 Dipimpin oleh seorang direktur utama
 Direktur membawahi paling banyak dua direktorat
 Masing-masing direktorat terdiri dari paling banyak tiga
bidang
 Masing-masing bidang terdiri dari paling banyak tiga seksi
 Masing-masing bagian terdiri dari paling banyak tiga
subbagian
- Rumah Sakit Umum Kelas C
 Dipimpin oleh seorang direktur
 Direktur membawahi paling banyak dua bidang dan satu
bagian
 Masing-masing bidang terdiri dari paling banyak tiga seksi
 Masing-masing bagian terdiri dari paling banyak tiga
subbagian
- Rumah Sakit Umum Kelas D
 Dipimpin oleh seorang direktur
 Direktur membawahi dua seksi dan tiga subbagian
F. PELAYANAN RUMAH SAKIT
Berbagai pelayanan yang diberikan rumah sakit dapat dibagi menjadi 2
golongan, yaitu pelayanan utama dan pendukung. Pelayanan utama
terdiri dari pelayanan medik/keperawatan dan pelayanan kefarmasian.
Pelayanan utama tidak mampu melaksanakan fungsinya tanpa
pelayanan pendukung tersebut.
a. Pelayanan Medik/Keperawatan
Pelayanan medik dilakukan oleh berbagai staf medik fungsional
sesuai dengan jenis dan status penyakit penderita tertentu. Staf
medik fungsional pada umumnya terdiri atas : 1) dokter umum,
dokter gigi, dan; 2) dokter spesialis dan subspesialis.
b. Pelayanan IFRS
Pelayanan kefarmasian merupakan salah satu pelayanan utama di
dalam rumah sakit. Ia memiliki pengaruh yang sangat besar pada
perkembangan profesional rumah sakit dan juga terhadap ekonomi
rumah sakit. Hampir seluruh pelayanan yang diberikan pada
penderita di rumah sakit berintervensi dengan sediaan farmasi dan
atau perbekalan kesehatan. Instalasi farmasi merupakan satu-
satunya divisi di rumah sakit yang bertanggung jawab penuh atas
pengelolaan dan pengendalian seluruh sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan lain yang beredar dan digunakan di rumah
sakit. Mulai dari perencanaan, pemilihan, penetapan spesifikasi,
pengadaan, pengendalian mtu, penyimpanana, serta dispensing,
distribusi bagi penderita, pemantauan efek, pemberian informasi,
dan sebagainya, semuanya adalah tugas, fungsi, serta tanggung
jawab IFRS.
c. Pelayanan pendukung
Pelayanan pendukung di rumah sakit adalah semua pelayanan yang
mendukung pelayanan medik untuk penegakkan diagnosis dan
perawatan penderita. Antara lain: laboratorium, radiologi,
pelayanan ahli gizi dan makanan, rekam medis, bank darah, sentra
sterilisasi, dll.
G. PENGERTIAN POAC
Secara umum dunia manajemen menggunakan prinsip POAC atau
planning, organizing, actuating, controlling. Prinsip manajemen ini
banyak digunakan untuk memajukan dan mengelola organisasi
mereka.
1. Planning
Sebuah perusahaan tidak terkecuali rumah sakit harus memiliki
perencanaan yang merupakan proses yang dilakukan untuk
mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan
penentuna strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target
dan tujuan suatu organisasi.
Ada 2 alasan mengapa perencanaan diperlukan, yaitu untuk
mencapai “Protective bennefits” yaitu merupakan hasil dari
pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan
keputusan dan “Positive bennefits” yaitu untuk peningkatan
pencapaian tujuan organisasi.
Fungsi perencanaan di bidang kesehatan adalah proses untuk
merumuskan masalah-masalah kesehatan di masyarakat,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia,
menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun
langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Perencanaan di rumah sakit memiliki manfaat dan keuntungan, di
antaranya:
 Aktifitas di rumah sakit lebih terarah
 Mengurangi jenis pekerjaan yang tidak produktif
 Alat ukur hasil kegiatan yang dicapai
Jika ada keuntungan tentu saja ada kerugian, beberapa diantaranya
adalah:
 Keterbatasan dalam ketepatan informasi dan fakta-fakta
tentang masa yang akan datang
 Memerlukan biaya yang cukup besar
 Hambatan psikologis
 Menghambat timbulnya inisiatif
 Terhambatnya tindakan yang perlu diambil
Langkah-langkah perencanaan di rumah sakit:
 Analisis situasi
Tujuannya adlaah mengumpukna data atau fakta.
 Mengidentifikasi masalah dan prioritasnya
Masalah dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu masalah
penyakit, masalah manajemen pelayanan kesehatan, dan
masalah perilaku, sikap dan pengetahuan masyarakat.
 Penentuan tujuan program
 Mengkaji hambatan dan kelemahan program
 Membuat rencana kerja operasional
Dengan membuat rencana kerja operasional pemimpin
dapat mengetahui sumber daya yang dibutuhkan dan
sebagai alat pemantau.
2. Organizing
Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian. Dalam
perusahaan biasanya diwujudkan dalam bentuk bagan organisasi.
Yang kemudian dipecah menjadi berbagai jabatan.
Semakin tinggi jabatan biasanya semakin tinggi tugas, tanggung
jawab dan wewenangnya. Biasanya juga semakin besar
penghasilannya. Dengan pembagian tugas tersebut maka pekerjaan
menjadi ringan. Di sinilah salah satu prinsip manajemen yaitu
membagi tugas sesuai dengan keahlian masing-masing.
Pada struktur organisasi sederhana di rumah sakit jabatan tertinggi
adalah direktur yang membawahi langsung seluruh bagian mulai
dari komite medik, manager pelayanan medis, manajer
keperawatan, an manajer penunjang medis. Dan manajer-manajer
tersebut membawahi kepala-kepala ruang sesuai dengan bidangnya
masing-masing. Namun direktur di sini tidak memiliki wakil
direktur.
3. Actuating
Rumah sakit adalah organisasi yang sangat kompleks.
Manajemennya hampir sama dengan hotel hanya saja
pengunjungnya yang berbeda. Pengunjung rumah sakit biasanya
membawa beban psikologis entah dari pihak pasien maupun
keluarga pasien.
Hasil perawatan pasien di rumah sakit ada tiga kemungkinan, yaitu
sembuh sempurna, cacat, atau meninggal. Apapun kemungkinan
hasilnya, kualitas pelayanan harus diarahkan untuk kepuasan
pasien dan keluarganya.
Pelaksanaan fungsi actuating di rumah sakit sangat kompleks
karena tenaga yang bekerja di rumah sakit terdiri dari berbagai
jenis profesi.
4. Controlling
Adalah proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah di susun dan
mengadakan koreksi jika terjadi kesalahan. Di dalam suatu
perusahaan controlling biasanya dilakukan oleh divisi audit
internal.
Control atau pengendalian meliputi:
 Perencanaan anggaran / keuangan
 Pengendalian / pengawasan keuangan
 Pemeriksaan keuangan / anggaran
 Laporan keuangan / anggaran

Dengan melakukan pengendalian ini maka dapat dilakukan


evaluasi apakan rumah sakit defisit atau surplus. Jika defisit maka
dilakukan evaluasi apa penyebabnya sehingga dilakukan
penghematan tanpa merugikan pasien. Apabila surplus maka dapat
dilakukan pengembangan rumah sakit. Misalnya penambahan
sarana dan prasarana yang dapat menunjang pelayanan di rumah
sakit sehingga psien dan keluarga merasa nyaman berada di rumah
sakit tempat mereka di rawat.
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami jelaskan mengenai fungsi aplikasi manajemen
rumah sakit. Tentunya masih banyak sekali kekurangan mengingat kurangnya
referensi dalam pembuatan makalah ini. Penulis berharap pembaca mampu
menyempurnakan makalah ini pada kesempatan berikutnya. Semoga makalah
ini berguna bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Sekian penutup dari kami, semoga berkenan di hati pembaca sekalian. Kami
ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
1. rocketmanajemen.com/manejemen-rumah-sakit/
2. www.anekamakalah.com
3. https://somelus.wordpress.com
4. www.maswit.com
5. Hotria-dream.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai