Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KEWAJIBAN PENGURUS/PENGUSAHA DAN TENAGA KERJA


TERHADAP PENERAPAN K3

Dibuat dalam rangka memenuhi tugas dosen pengampu

Ibu Diah Nur Cahyani, M. Farm., Apt.

DISUSUN OLEH:

1. LINTANG D.C.B ( 32315430 )


2. SRI YUDHO ENDANG P ( 32315441 )

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS KATHOLIK WIDYA MANDALA MADIUN
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan berkah dan
rahmatNya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah
Kewajiban Pengurus atau Pengusaha dan Tenaga Kerja Terhadap Penerapan K3
ini disusun guna memenuhi tugas dari dosen pengampu Ibu Diah Nur Cahyani, M.
Farm., Apt.

Makalah ini dibuat agar pembaca mengetahui kewajiban apa saja yang
harus dipenuhi suatu perusahaan demi menjaga keselamatan pekerjanya. Agar
nantinya dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pembaca apabila ingin bekerja
di sebuah perusahaan apakah perusahaan tersebut layak atau tidak dalam
menjalankan K3nya. Sehingga keamanan dan keselamatan kita dapat terjamin.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Diah Nur Cahyani, M. Farm.,
Apt. selaku dosen pengampu karena kami dapat melaksanakan makalah ini atas
bimbingan beliau. Terima kasih pula kami haturkan kepada seluruh pihak yang
terkait yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mohon kritik dan saran yang membangun agar pembuatan
makalah berikutnya dapat kami buat lebih baik lagi. Semoga makalah kami dapat
memberikan manfaat untuk pembaca semuanya.

Madiun, Oktober 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau yang biasa disingkat K3
adalah suatu upaya guna mengembangkan kerjasama antara perusahaan
dengan pegawai guna memberikan perlindungan kepada pegawai dan
orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan aman dan selamat. Baik
secara jasmani maupun rohani sehingga dapat menghasilkan karya yang
baik sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
Aset terbesar suatu perusahaan adalah pegawai. Untuk itu
perusahaan wajib melindungi pegawainya dan juga melakukan perawatan
secara rutin terhadap sarana dan prasarana yang digunakan agar
produktivitas perusahaan berjalan baik dan dapat selalu ditingkatkan.
Keselamatan dan kesehatan kerja para pegawai harus benar-benar
diperhatikan tidak hanya pada saat bekerja tetapi ketika sebelum
memasuki tempat kerja. Pegawai harus sehat secara fisik dan psikologis
untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan kenyamanan diri sendiri
serta orang-orang di sekitar.
Perusahaan harus memiliki pengawas ketenaga kerjaan untuk
membantu pelaksanaan K3. Seperti yang kita tahu masih banyak kasus-
kasus kecelakaan kerja yang diakibatkan kelalaian perusahaan maupun
pekerja itu sendiri karena kurangnya kesadaran tentang K3. Untuk itu
dalam makalah ini akan membahas kewajiban pengurus atau pengusaha
dan tenaga kerja terhadap penerapan K3.
2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian K3?
b. Apa saja faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja?
c. Apa kewajiban pengurus/perusahaan dan tenaga kerja terhadap
penerapan K3?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
1) Menurut Mangkunegara Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur.
2) Menurut Suma’mur ( 1998 ) Keselamatan kerja merupakan rangkaian
usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi
para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
3) Menurut Simanjutak ( 1994 ) Keselamatan kerja adalah kondisi
keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana
kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin,
peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja.
4) Mathis dan Jackson menyatakan bahwa keselamatan adalah merujuk
pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap
cidera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada
kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.
B. Faktor Terjadinya Kecelakaan Kerja
Menurut Mangkunegara (2008) faktor-faktor penyebab terjadinya
kecelakaan kerja, yaitu:
1. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja
a) Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang
diperhitungkan keamanannya.
b) Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
c) Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
2. Pengaturan Udara
a) Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik ( ruang kerja yang
kotor, berdebu, dan berbau tidak enak ).
b) Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.
3. Pengaturan Penerangan
a) Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.
b) Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.
4. Pemakaian Peralatan Kerja
a) Pengamanan peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
b) Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengamanan yang baik.
5. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai
a) Stamina pegawai yang tidak stabil.
b) Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh,
cara berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja
rendah, sikap pegawai yang ceroboh, kurang cermat, dan kurang
pengetahuan dalam penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja
yang membawa risiko bahaya.
C. Kewajiban Pengurus/Perusahaan dan Tenaga Kerja Terhadap Penerapan
K3
1. Kewajiban Pengurus
Menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1970 Pasal 14 kewajiban
pengurus adalah:
a) Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya,
semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-
undang ini dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi
tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah
dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
kesehatan kerja;
b) Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinannya, semua gambar
keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan
lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli Keselamatan Kerja;
c) Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang
diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya dan
menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja
tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja.
2. Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja
Menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1970 Pasal 12 kewajiban dan
atau hak tenaga kerja adalah:
a) Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai
pengawas atau ahli keselamatan kerja;
b) Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan;
c) Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan;
d) Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat
keselamatan dan kesehatan yang diwajibkan;
e) Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat
keselarnatan dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus
ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih
dapat dipertanggung jawabkan.
BAB III
STUDI KASUS
Kecelakaan kerja terjadi di daerah tambang batu kapur PT. Semen
Indonesia ( Persero ) Tbk di Desa Karang Lo, Tuban. Seorang operator
alat pengebor batu kapur ( quarry drill ) tewas. Operator tersebut terjepit
alat berat ketika sedang mengganti oli quarry drill. Korban tergencet di
antara alat berat dan truk yang tergelincir sehingga menyebabkan cedera
kepala.
ANALISA KASUS
Menurut kami kemungkinan truk tergelincir ada dua, yaitu karena
faktor alam jalanan yang licin atau truk tersebut hanya diganjal batu (
human error ).
PEMBAHASAN
1. Faktor alam.
Alangkah baiknya apabila truk diparkir di tempat yang aman, apabila
tidak memungkinkan sebaiknya para pekerja diberi peringatan
sebelumnya. Karena terjadinya kecelakaan yang disebabkan alam sulit
untuk diprediksi. Kapan saja alam dapat berubah, manusianya lah yang
harus mengantisipasi.
2. Human Error
Terjadinya kecelakaan karena kondisi tenaga kerja dan sarana serta
prasarana lebih mudah dicegah daripada yang disebabkan oleh alam.
Untuk itu sangat dianjurkan diadakan pembinaan kepada seluruh tenaga
kerja, misal bagaimana cara mengoperasikan peralatan. Dan untuk
peralatan baiknya dicek secara berkala dengan melibatkan orang-orang
yang berkompeten di bidangnya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kecelakaan kerja pasti bisa terjadi di manapun kita bekerja, mulai
dari yang ringan sampai yg berat. Dari uraian di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa sangat penting menjaga keselamatan diri sendiri dan
orang lain. Kita dapat meminimalisir terjadinya kerusakan, kelalaian yang
menyebabkan kecelakaan kerja dengan cara mematuhi hak dan kewajiban
kita sebagai pemilik usaha dan tenaga kerja. Berbagai macam berita
tentang kecelakaan kerja di luar sana yang sering kita lihat dan dengar
baiknya hal tersebut menjadi pembelajaran bagi semua sehingga tidak ada
lagi kejadian serupa di masa mendatang.
B. Saran
Sebagai pemilik usaha baiknya tidak membedakan jabatan tenaga
kerjanya. Dari yang paling bawah sampai yang teratas harus diperhatikan
hak-hak keselamatannya sebagai tenaga kerja. Begitu juga bagi tenaga
kerja untuk memperhatikan setiap tanda atau peringatan yang dipasang,
jangan meremehkan hal sekecil apapun karena hal besar bermula dari hal
kecil yang diabaikan. Semua dilakukan agar semua dapat bekerja dengan
aman dan nyaman.
Kami juga mengharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang membangun bagi makalah ini agar makalah-makalah selanjutnya
dapat dibuat dengan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.co.id/2013/10/
5-kewajiban-tenaga-kerja-dalam.html ( diakses 21 Oktober 2017 )
2. pelabuhantelukbayur.blogspot.co.id/2009/02/44/tentang-
keselamatan-kerja-no1-thn.html ( diakses 21 Oktober 2017 )
3. nursandarwan.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-k3.html ( diakses
22 Oktober 2017 )
4. www.safetyshoe.com/3-faktor-penyebab-kecelakaan-kerja-k3 (
diakses 22 Oktober 2017 )

Anda mungkin juga menyukai