Anda di halaman 1dari 21

PENUNTUN

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM


2003
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM

PETUNJUK UMUM

1. TUJUAN MELAKUKAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI


1.1. Melihat sendiri pengaruh/khasiat suatu obat atau bahan pada jaringan
hidup, organ ataupun binatang percobaan.
1.2. Membandingkan hasil percobaan dengan teori yang ada dan kemudian
mengambil kesimpulan akhir
1.3. Membantu mahasiswa dalam mempelajari /menguasai Farmakologi.

2. CARA PELAKSANAAN
2.1. Dengan menggunakan PENUNTUN PRAKTIKUM

sebagai pegangan

mahasiswa diharapkan dapat bekerja sendiri secara teratur /tertib.


2.2. Buatlah catatan dari semua hasil percobaan /hasil pengamatan dengan
baik dan rapi, agar saudara lebih mudah mempelajarinya kelak jika
diperlukan.
2.3. Para asisten/dosen
en/dosen

hanya berfungsi

sebagai pembimbing akan

memberikan penjelasan bila diperlukan.

3. PENILAIAN / EVALUASI
3.1. Penilaian terhadap kesungguhan/ketekunan

serta ketepatan dari

mahasiswa melakukan praktikum.


3.2. Penilaian terhadap pengertian serta kemungkinan hasil dari percobaan
percobaan

yang dilakukan

akan ditanyakan pada ujian/tentamen

tertulis.

4. HAL-HAL
HAL YANG DIHARAPKAN DARI MAHASISWA
4.1. Lakukanlah praktikum sebaik-baiknya
sebaik
dan dengan tertib

FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM

4.2. Melaksanakan persiapan secukupnya

tiap kali hendak

melakukan

praktikum,
aktikum, agar percobaan-percobaan
percobaan percobaan yang saudara lakukan

dapat

bermanfaat.
4.3. Ambillah pelajaran sebanyak mungkin dari percobaan-percobaan
percobaan percobaan yang
saudara lakukan , oleh karena percobaan ini hanya satu kali
dilaksanakan.
4.4. Perlakukan binatang percobaan sebaik-baiknya.
sebaik
4.5. Berhati-hatilah
hatilah menggunakan alat-alat
alat
maupun bahan-bahan
bahan percobaan
4.6. Mahasiswa yang memecahkan / merusak / menghilangkan alat
alat-alat /
barang-barang,
barang, harus menggantinya dengan dua alat/barang baru yang
sama

FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM

PRAKTIKUM ED50
Tujuan dari terapeutik adalah mencapai efek terapi yang diinginkan dengan
efrek merugikan yang minimal. Untuk memilih diantara banyak obat dan
menentukan dosis yang tepat dari suatu obat, sorang dokter harus mengetahui
potensi farmakologik relatif

dan efikasi
efi
maksimal dari obat-obatan
obatan dalam

hubungannya dengan efek terapeutik yang diinginkan. Dosis terapi yang


menimbulkan efek terapi pada 50% individu atau binatang percobaan disebut dosis
terapi median/median effektive dose (ED50). Dosis letal median/median lethal dose
(LD50) ialah dosis yang kematian pada 50% individu atau binatang percobaan. Dalam
studi farmakodinamik di laboratorium, indeks terapi suatu obat dinyatakan dalam
rasio sebagai berikut:
INDEKS TERAPI = LD50/ED50

Pada praktikum ini kita menggunakan mencit sebagai binatang percobaan.


Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui ED50 dan ED50 diazepam pada mencit.
Diazepam merupakan obat yang mempunyai sifat sebagai sedatif hipnotif. Adapun
alat dan bahan yang perlu disiapkan untuk praktikum
praktikum ini antara lain spuit injeksi 1 cc,
bak plastik penampung mencit dengan tutupnya, alat penghitung waktu, mencit
sebanyak 16 ekor, serta diazepam dengan konsentrasi yang berbeda (0,156 mg/cc;
0,312 mg/cc; 0,625 mg/cc; 1,25mg/cc).
Perlu diperhatikan di sini
ini cara memegang mencit untuk menghindari hal yang
tidak diinginkan. Pertama ambil mencit dari bak penampungnya dengan cara
menarik ekornya. Taruh di atas jaring kawat, lalu pegang ekornya dengan tangan
kiri, kemudian tangan kanan memegang kepala bagian belakangnya. Setelah mencit
dipegang dengan baik, injeksikan diazepam sebanyak 0,5 cc secara intraperitonial,
beri tanda mencit yang sudah diberi perlakuan. Lakukan langkah tersebut pada
mencit yang lain sampai semua mencit mendapatkan perlakuan. Tunggu se
selama 10
menit, lalu evaluasi keadaan mencit setiap 15 menit selama 60 menit apakah

FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM

mencitnya tidur apa tidak. Untuk mengevaluasinya, taruh mencitnya di atas jaring
kawat lalu miringkan, jika mencitnya jatuh atau tidak bisa mengcengkeram jaring
kawat dengan erat berarti mencit sudah tidur. Catat hasil pengamatan tersebut pada
tabel, apabila mencit tidur diberi nilai 1 sedangkan jika tidak diberi nilai 0.

Menit

Kelompok

Kelompok

Kelompok

Kelompok

Dosis I

Dosis II

Dosis III

Dosis IV

15

0000

30

0011

0001

0011

0111

45
60

Keterangan: 0 = mencit sadar penuh/tidak tidur


1= Mencit tidur

Dari hasil evaluasi tersebut maka nilai ED50 dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
Log ED50 = Log D + d (f+1)

Keterangan:
ED50

= Median effective Dose

= Dosis terkecil yang diberikan

= Log r, r = faktor pengenceran = 2

= Nilai tabel (dibaca dari kelompok dosis terkecil ke terbesar)

= Jumlah binatang percobaan dalam satu kelompok dosis

= Konstanta = (Jumlah kelompok dosis 1)

Dengan menggunakan confidence interval (CI) 95%, maka dapat dihitung ED50
95% dengan menggunakan rumus:
Log ED50 95% = Log m 2 log m

Keterangan:
ED50 95%

= Median effective dose 95%


FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM

Log m

= Log ED50

log m

=df

= nilai tabel

HASIL PERHITUNGAN

KESIMPULAN

REFERENSI
Katzung. 2005.Farmakologi Dasar dan Klinik, EGC Jakarta.
Staf FKUI. 2006. Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima. Balai Penerbit FK UI, Jakarta

PENGESAHAN PRAKTIKUM

Mataram, .........................
Pembimbing Praktikum

(.................................)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM

ANALGETIK DAN ANTIINFLAMASI

Tujuan dari praktikum ini adalah memberikan gambaran konsep mekanisme kerja
dari obat analgetik antiinflamasi golongan NSAID.

BAHAN DAN ALAT


1. Bahan Penelitian :
a. Parasetamol atau antalgin
b. Aquades
c. Asam asetat glacial

2. Alat Penelitian
a. Jarum oral (ujung tumpul)
b. Spuit injeksi (0,1-1
1 ml)
c. Beker glass
d. Stopwatch
e. Lumpang

3. Hewan uji: Mencit putih umur 2-3 bulan dengan berat badan 20-30 g

CARA KERJA
1. Sebelum dipergunakan, hewan uji yaitu mencit diadaptasikan dulu dengan
lingkungan yaitu laboratorium farmakologi. Hewan uji yang digunakan diberi
pakan dan minum yang sama. Sebelum dipergunakan hewan uji dipuasakan
terlebih dahulu selama 18 jam
ja tetapi tetap diberi minum.
2. Siapkan semua alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.
3. Siapkan mencit yang akan diberi perlakuan dalam praktikum ini. Mencit yang
dipergunakan sebanyak 10 ekor mencit yang dibagi ke dalam 2 kelompok

FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM

dengan masing-masing
masing kelompok berjumlah lima ekor mencit dengan
perlakuan sebagai berikut :
a. Kelompok I (kontrol) untuk mencit yang diberi akuades.
b. Kelompok II (perlakuan) untuk mencit yang diberi parasetamol.
4. Beri perlakuan pada mencit sesuai dengan kelompoknya.

Akuades dan

parasetamol diberikan secara oral dengan jarum tumpul.


5. Tunggu selama 15 menit dan kemudian injeksikan asam asetat 1% secara
intraperitoneal pada seluruh mencit.
6. Amati geliat pada mencit setiap 5 menit selama 30 menit.
7. Masukkan data ke dalam tabel berikut ini.

Kelompok

10

15

20

25

30

Kontrol
Parasetamol

Penetapan Persen daya analgesik dapt dihitung dengan menggunakan rumus


Hendersoth-Forsaith, yaitu:

% daya analgesik = ( K- P )

X 100%

K
K : Jumlah kumulatif geliat kontrol
P : Jumlah kumulatif geliat perlakuan

FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM

HASIL PERHITUNGAN

KESIMPULAN

REFERENSI
Katzung. 2005.Farmakologi Dasar dan Klinik, EGC Jakarta.
Staf FKUI. 2006. Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima. Balai Penerbit FK UI, Jakarta

PENGESAHAN PRAKTIKUM

Mataram, .........................
Pembimbing Praktikum

(.................................)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM

PERCOBAAN DENGAN MIOTIKA / MIDRIATIKA

Sebagai
dipotong

binatang percobaan digunakan kelinci , bulu sekitar matanya

sependek mungkin

pemeriksaan .

.Kemudian

agar tidak mengganggu

kelinci dimasukkan

waktu mengadakan

ke dalam kotak khusus untuk

mempermudah pekerjaan dan ketepatan pemeriksaan sehingga hasil percobaan


akan mendekati kebenaran.
Kelinci dihadapkan ke arah yang tidak mendapat sinar langsung, supaya
pemeriksaan perubahan pupil dapat dilakukan dengan baik.
Lakukanlah pemeriksaan yang teliti dan catatlah sebaik-baiknya
sebaik
tentang :
-

Lebar pupil kiri dan kanan ( mm )

Reflek cahaya

Keadaan pembuluh darah konjungtiva

Pemeriksaan pendahuluan ini, datanya akan digunakan sebagai pembanding/kontrol


sebaiknya dilakukan 3 kali dengan jarak waktu masing-masing
masing masing 10 menit. Setelah
data pembanding didapatkan percobaan dapat dilanjutkan dengan
dengan pemberian
obat-obatan.
obatan. Teteskanlah obat pada salah satu matanya sedemikian rupa sehingga
obat yang diteteskan tidak keluar dengan cara menarik bagian kelopak mata bawah
sedikit keluar dan teteskanlah obat pada bagian dalam kelopak mata.
Kemudian
udian mata ditutup untuk beberapa saat . Penetesan obat dilakukan dengan
menggunakan pipet dan teteskanlah 2-3
2 3 tetes obat yang akan diselidiki. Lakukan
pemeriksaan seperti diatas 10. 20. 30 menit setelah pemberian obat serta
bandingkanlah dengan

mata yang
yang tidak

diteteskan

obat. Setelah

selesai

pemeriksaan, mata yang diteteskan obat dicuci/ diteteskan dengan larutan garam
fisiologis untuk menghilangkan pengaruh obat. Lima menit kemudian percobaan
dilanjutkan dengan menetesi obat berikutnya pada
pada mata yang tadinya diguanakan
sebagai pembanding. Lakukan pemeriksaan seperti tersebut di atas. Demikianlah
selanjutnya secara bergantian menggunakan mata yang sebelah untuk pemberian
obat sedangkan mata yang sebelahnya digunakan sebagai pembanding sampai
seluruh percobaan selesai.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM

Adapun obat obat yang digunakan pada percobaan ini antara lain :
o Pilocarpine

2%

o Atropine

2%

o Adrenaline

- 2 %

PERHATIAN
a.

Pada waktu melakukan pemeriksaan jangan sampai menyentuh bulu mata


(bila masih ada kotoran, dibersihkan ) dan jangan menakuti binatang
percobaan.

b. Pada pemeriksaan

refleks

cahaya kecuali

memperhatikan positif

negatifnya refleks, juga diperhatikan kecepatan/kelambatan refleks.

PERTANYAAN
1.

Bagaimanakah hasil percobaan dengan menggunakan pilocarpine ?. Apakah


ada perbedaan antara pemeriksaan 1, ke-2
ke dan ke-33 setelah pemberian
obat. Bagaimanakah penjelasan tentang pengaruh pilocarpine ini ?. Jelaskan
hasil pemeriksaan 1, ke-2
ke dan ke-3 ? Apakah tujuan penggunaan klinis
pilocarpine sebagai obat tetes
te mata ?

2.

Bagaimanakah

hasil percobaan dengan menggunakan atropine ? Apa

perbedaan hasil percobaaan

antara atropine dengan

pilocarpine

Bagaimana hal ini dapat dijelaskan ? Apakah dasar bukti penjelasan ini ?
Apakah atropine masih digunakan di klinik ?. Sebutkan beberapa keadaan
dimana atropine digunakan sebagai obat tetes mata dan jelaskan pula
tujuan penggunaannya ? Apakah beda khasiat atropine dan pilocarpine pada
mata ?
3.

Perubahan berupa apakah yang didapatkan pada mata setelah ditet


ditetesi
dengan larutan

Pilocarpine? Sebutkan

keadaan / kelainan

dimana

adrenaline masih digunakan !

FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM

HASIL PENGAMATAN

KESIMPULAN

REFERENSI
Katzung. 2005.Farmakologi Dasar dan Klinik, EGC Jakarta.
Staf FKUI. 2006. Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima. Balai Penerbit FK UI, Jakarta

PENGESAHAN PRAKTIKUM

Mataram, .........................
Pembimbing Praktikum

(.................................)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM

PERCOBAAN DENGAN ANESTETIKA LOKAL


ANESTESI PERMUKAAN ( SURFACE ANESTESIA )

Sebagai binatang percobaan digunakan kelinci . Gunting bulu kelinci di daerah


punggung kurang lebih 2 cm. Tandai daerah yang sudah digunting berbentuk
lingkaran dengan spidol untuk memudahkan melaksanakan pemeriksaan. Kemudian
periksa dan catatlah keadaan
eadaan kulit kelinci antara lain :
-

Nyeri dengan jarum tumpul

Nyeri dengan jarum tajam

Obat yang digunakan pada percobaan ini antara lain :


-

Procain HCL aquades steril

Lidocain

Lidocain Adrenalin

Setelah pemeriksaan lengkap percobaan dapat dimulai. Ambillah


Ambillah obat anestesi lokal
prokain sebanyak 0,1 cc dengan menggunakan spuit insulin secara intrakutan .
Suntikkan obat pada daerah yang sudah ditandai

dan kemudian lakukan

pemeriksaan di atas dengan menggunakan jarum tumpul dan jarum tajam setiap 5
menit sampat menit ke 30. Catatlah hasil pemeriksaan
Untuk kelompok

mahasiswa yang lain lakukan percobaan


percobaan diatas dengan

menggunakan obat yang berbeda dengan kelompok yang pertama. Catatlah hasil
pemeriksaan
PERTANYAAN
1. Bagaimanakah hasil percobaan dengan menggunakan procaine HCL? .
Bagaimanakah onset dan duration of action dari procaine HCL ini
ini? Apakah
kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan

ini sehubungan dengan

penggunaan klinik dari Procaine HCL sebagai anestesi lokal ?


2. Bagaimanakah hasil percobaan dengan menggunakan lidocaine ?
3.

Bagaimanakah onset dan duration of action dari Lidocaine ini ?

4.

Apakah
pakah kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini sehubungan dengan
penggunaan klinik dari Lidocaine sebagai anestesi lokal ?

FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM

5.

Bagaimanakah hasil percobaan dengan menggunakan Lidocaine-Adrenaline


Lidocaine Adrenaline ini ?
Bagaimanakah onset dan duration of action dari Lidocaine ini ?

6.

Apakah perbedaan

hasil percobaan dengan menggunakan procaine HCl

dibandingkan dengan Lidocaine serta Lidocaine


Lidocaine-Adrenaline?
7.

Apakah ada kontraindikasi dalam penggunaan lidocaine-adrenalin


lidocaine adrenalin ini pada
penggunaan klinisnya sebagai anestesi lokal ?

HASIL PENGAMATAN

KESIMPULAN

REFERENSI
Katzung. 2005.Farmakologi Dasar dan Klinik, EGC Jakarta.
Staf FKUI. 2006. Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima. Balai Penerbit FK UI, Jakarta

PENGESAHAN PRAKTIKUM
Mataram, .........................
Pembimbing Praktikum

(.................................)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM

PERCOBAAN ANESTESIA UMUM DENGAN ETHER PADA KELINCI


Pada percobaan ini dipilih kelinci yang besar dan cukup sehat. Periksa dan amati
sebaik-baiknya keadaan kelinci.
elinci.

PERIKSA DAN AMATI :


1. Keadaan pernafasan : frekuensi, dalamnya
dalamn pernafasan,, teratur atau tidaknya,
jenis pernafasan dada atau perut dan lain lain
2. Keadaan mata : lebarnya pupil, refleks cahaya, refleks conjungtiva atau
cornea, pergerakan mata.
3. Keadaan otot/pergerakan : keadaan gerakan , tonus otot bergaris
4. Rasa nyeri : keadaan rasa nyeri ( dengan mencubit telinga )
5. Keadaan salivasi :

salivasi banyak atau sedikit

6. Lain lain : muntah, ronchi, warna daun telinga dan lain lain

Setelah semua dicatat dengan lengkap , barulah percobaan dapat dimulai. Pasanglah
corong ( cono ) pada moncong kelinci dengan baik dan mulailah dengan meneteskan
ether dengan kecepatan kira-kira
kira
60 tetes/menit.
Catatlah waktu :
1. mulai meneteskan ether
2. adanya tanda-tanda
tanda dari tiap-tiap
tiap
stage
3. dimana binatang percobaan telah berada dalam anestesi cukup sehingga operasi
dapat dimulai .
Bila keadaaan terakhir ini telah dicapai ( stage of anestesia ) pertahankanlah
keadaan ini untuk beberapa menit ( 5 menit ) dan perhatikan/periksalah keadaan
binatang percobaan (seperti di atas ) tanpa menambah ether lagi. Kemudian
biarkanlah kelinci bangun/sadar kembali , dan catatlah waktunya. Selama percobaan
catatlah hal-hal
hal yang perlu dan perhatikanlah keadaan tiap-tiap
tiap stage. Hitunglah
jumlah ether yang digunakan.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM

PERHATIAN
a. Perhatikanlah hal-hal
hal yang menetukan dari tiap-tiap
tiap
stage (tanda-tanda)
tanda) .
b. Perhatikan cara memasang corong sehingga kelinci tidak terganggu.
c. Amatilah keadaan binatang percobaan selama
selama percobaan berjalan , terutama
pada waktu perubahan-perubahan
perubahan stage sebaik-baiknya
sebaik
.

PERTANYAAN
1. Apakah semua stage pada anestesi umum dengan ether dapat dilihat pada
percobaan ini ?
2. Bila dapat

terlihat dengan jelas, apakah semua tanda-tanda


tanda
pada tiap
tiap-tiap

stage didapatkan ? Tanda-tanda


Tanda tanda mana sajakah yang tidak didapatkan/ tidak
terlihat dengan jelas ?
3. Pada stage manakah terdapat relaksasi otot-otot
otot
bergaris ?
4. Pada stage manakah rasa nyeri hilang ?
5. Bagaimanakah dengan salivasinya ?. Mengapakah hal ini dapat terjadi ?
6. Perubahan-perubahan
perubahan apakah

yang didapatkan

pada

waktu

binatang

percobaan dari keadaan anestesi kembali ke keadaan pulih kesadaran ?


7. Cara anestesi pada percobaan yang dilakukan disebut cara apa ? Dan cara
cara-cara
apa saja yang dapat digunakan pada pemberian anestesi umum ?
8. Apakah untung/rugi ether sebagai anestesi umum
9. Anestesi umum mana sajakah yang tidak boleh digunakan pada penderita yang
baru menderita hepatitis infectiosa ?

CATATAN /HASIL PERCOBAAN

1. Catatlah waktu

- Mulai meneteskan eher :.


- Tercapainya stage i :.
- Tercapainya
ercapainya stage ii :.
- Tercapainya
ercapainya stage III :.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM

2. Hasil pemeriksaaan :
1.1. sebelum
ebelum anestesi dimulai
pernafasan :
frekuensi : ..
teratur
jenis

:..
:..

dalamnya : .
auscultasi :
ronchi :.
Lain-lain
lain :..
mata

lebar pupil :..


refleks cahaya :
refleks cornea :
gerakan otot
tonus otot :
gerakan

:.

rasa nyeri :
salivasi :

3. Selama pemberian anestesi :


a. keadaan/ hal-hal
hal yang didapatkan selama pemberian anestesia
b. Hasil pemeriksaan selama binatang percobaan

berada

dalam keadaan

anestesi
c. Jumlah anestesi yang digunakan

Percobaan yang sama dapat dilakukan , dengan terlebih dahulu

memberikan

premedikasi atropine ( morphine 0,5 % ---5 mg/kgBB, atropine 0,5 % --55 mg/kgBB)
dan membandingkannya dengan percobaan
percobaan tanpa premedikasi. Apakah keuntungan
premedikasi morphine-atropine
atropine pada anestesi umum dengan ether ?

FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM

HASIL PERHITUNGAN

KESIMPULAN

REFERENSI
Katzung. 2005.Farmakologi Dasar dan Klinik, EGC Jakarta.
Staf FKUI. 2006. Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima. Balai Penerbit FK UI, Jakarta

PENGESAHAN PRAKTIKUM
Mataram, .........................
Pembimbing Praktikum

(.................................)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM

PERCOBAAN DENGAN DIURETIKA PADA MARMUT


Pada percobaan dengan diuretika ini menggunakan dua ekor marmut yang
sudah dewasa dan sehat. Langkah pertama adalah menyuntikkan obat lasix
(mengandung furosemide 10mg/ml ) sebanyak 0,2 cc secara intraperitoneal pada
salah satu marmut (marmut
marmut coba ), sedangkan marmut lainnya (marmut
marmut kontrol)
dengan aquabides sebanyak

0,2 cc secara intraperitoneal. Kemudian masing


masing-

masing marmut dimasukkan ke dalam pipa paralon , dimana salah satu ujung
tertutup dan ujung lainnya dibuat dua lubang pada sisi yang berlawanan
berlawanan dan bisa
dimasuki batang besi. Pipa paralon ini diletakkan pada penyangga dan dibawah pipa
paralon

diletakkan beker glass untuk menampung urine. Volume urine yang

dikeluarkan oleh masing-masing


masing marmut

diukur setelah 1 jam

dan kemudian

dibandingkan.

PERHATIAN
a. Pada tiap-tiap
tiap penyuntikan obat hendaknya dilakukan secara perlahan
perlahan-lahan
dan tepat .
b. Perhatikan sebaik-baiknya
baiknya cara mempersiapkan binatang percobaan

PERTANYAAN
1. Bagaimana pengeluaran urine setelah pemberian lasix ( furosemide ) ? Dan
apakah bedanya dengan pemberian aqubidest ?
2. Hitunglah pengeluaran urine pada marmut yang diberi lasix ( furosemide )
bandingkanlah dengan kontrol
3. Dimanakah kerja

lasix (furosemide ) pada ginjal? Sebutkanlah penggunaan

klinik dari lasix ( furosemide


furosemi ) ?

FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM

HASIL PERHITUNGAN
Obat

Jumlah cc urine yang dikeluarkan menit ke


15

30

45

60

75

90

Furosemid
Aquades

KESIMPULAN

REFERENSI
Katzung. 2005.Farmakologi Dasar dan Klinik, EGC Jakarta.
Staf FKUI. 2006. Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima. Balai Penerbit FK UI, Jakarta

PENGESAHAN PRAKTIKUM

Mataram, .........................
Pembimbing Praktikum

(.................................)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM

LAMPIRAN 1

TABEL KONVERSI PERHITUNGAN DOSIS


UNTUK BEBERAPA JENIS HEWAN DAN MANUSIA

Konversi
Spesies
Mencit
20 g
Tikus
200 g
Marmot
400 g
Kelinci
1,5 kg
Kucing
2 kg
Monyet
4 kg
Anjing
12 kg
Manusia
70 kg
Manusia
50 kg

Mencit
20 g

Tikus
200 g

Marmot
400 g

Kelinci
1,5 kg

Kucing
2 kg

Monyet
4 kg

Anjing
12 kg

Manusia
70 kg

Manusia
50 kg

1.0

7.0

12.25

27.8

29.7

64.1

124.2

387.9

277.1

0.14

1.0

1.74

3.9

4.2

9.2

17.8

56.0

39.9

0.08

0.57

1.0

2.25

2.4

5.2

10.2

31.5

22.5

0.04

0.25

0.44

1.0

1.08

2.4

4.5

14.2

10.1

0.03

0.23

0.41

0.92

1.0

2.2

4.1

13.0

9.3

0.016

0.11

0.19

0.42

0.45

1.0

1.9

6.1

4.4

0.008

0.06

0.10

0.22

0.24

0.52

1.0

3.1

2.2

0.0026

0.018

0.031

0.07

0.076

0.16

0.32

1.0

0.7

0.0036

0.025

0.043

0.10

0.106

0.22

0.45

1.4

1.0

Dikutip dari :
Ghosh M.N., 1971. Fundamentals of Experimental Pharmacology, Scientific Book
agency, Calcuta
Untuk menentukan dosis absolut beberapa spesies yang tercantum dalam baris
paling atas, dosis per berat badan absolut beberapa spesies yang dicantumkan pada
kolom kiri dikalikan dengan nilai konversi yang terdapat pada potongan baris dan
kolom yang sesuai.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNRAM

Anda mungkin juga menyukai