Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

ANALGESIK

Kelompok E-V

Kevin Jodjana (102011055) Welly Kenniadi (102011178) Anesty Claresta (102011223) Chrysriany Randan Kirihiro (102011221) Maria Griselda Amadea (102011214) Giyanti Anshela (102011225) Stella Yosanie (102011226) Raditya Kurniawan (102011219) Bodi Eko Febrianto (102011166)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11520 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731

ANALGESIK SASARAN PEMBELAJARAN 1. Mampu melakukan praktikum tersamar ganda atau double blind clinical trial. 2. Mampu melakukan observasi efek analgesik dari beberapajenis analgesik 3. Mampu melakukan observasi pada efek samping yang mungkin timbul pada masingmasing analgesik. 4. Mampu mencatat hasil praktikun dan membuat laporan yang baik ALAT DAN BAHAN 1. Tensimeter, stetoskop, termometer kulit, termometer kimia, penggaris 2. Baskom plastik berisi bongkahan es + air dengan suhu 3 derajat celcius 3. Obat obat analgesik : Paracetamol 600mg Kodein 30mg Ibuprofen 600mg Tramadol 50 mg Plasebo yang dikemas dengan kapsul yang sama bentuk, besar dan warnanya PERSIAPAN 1. Tiap kelompok mahaiswa menyediakan 2 orang percobaanyang siap dalam keadaanpuasa 4 jam ebelum percobaan. Hal ini perlu dipahami mahasiswa agar absorbsi obat cepat dan sempurna. Maka sebaiknya lambung dalam keadaan kosong. Untuk praktikum analgesik tidak ada KI khusus, dimana mahasiswa tidak boleh menjadi orang percobaan, hanya hati hati [ada mahasiswa yang pernah punya riwayat ulkus peptikum dan gastritis kronis. 2. Instruktur telah mempersiapkan obat-obat di atas dan kemasan yang sama bentuk, besar, dan warnanya, dan telah diberi kode tertentu, dicatat dan disimpan oleh salah sati instruktur. Karena percobaan inin adalah tersamar ganda, dimana para instruktur dan op tidak dapat memilih sendiri obat yang akan diberi atau diminum, dengan tujuan untuk menghindari faktor subjektivitas yang akan mempengaruhi keabsahan hasil pengamatan. Tiap kelompok telah menyiapkan alat-alat yang telah diperlukan diatas.

LANGKAH KERJA 1. Mintalah op yang telah dipilih masing-masing kelompok untuk berbaring di meja praktikum 2. Lakukan pengukuran tanda vital (tekanan darah, suhu tubuh, denyut nadi, RR, diameter pupil, serta gejala sujektif seperti pusing dan mual). Pengukuran suhu tubuh dilakukan dengan termometer kulit yang diletakan di leher depan di bawah dagu.Pengukuran pupil mata dilakukan dengan penggaris dalam keadaan mata iorang percobaan menatap lurus keatas pada saat berbaring. Lakukan pengukuran di atas dua kali, diambil rata-ratanya dan diambil sebagai parameter dasar 3. Untuk membangkitkan rasa sakit maka dilakukan : a. Untuk OP 1 dalam keadaan duduk celupkan tangan kanan sampai pergelangan tangan dan dalam keadaan jarfi jari terkepal dalam baskom plastik berisi air es dengan suhu 2-3 derajat Celsius. Catatlah waktu tangan sampai dirasakan rasa sakityang tidak dapat ditahan lagi.lakukan dengan tangan kiri dan ambilah ratarata kiri dan ambilah ratarata waktu sebagaoi parameter dasar b. Untuk OP lain dalam keadaan berbaring pasanglah manset tensimeter pada lengan kanan atas, pompalah sampai 180mmhg dan tutuplah kunci air raksanya. Mintalah OP melakukan gerakan membuka menutup gerakan jari-jari tiap detik sampai rasa nyri tak tertahankan lagi. Catat waktu memulai gerakan sampai terasa rasa sakit yang tak tertahankan. Lakukan pada lengan yang satu dan ambil rata-rata waktu sebagai parameter. 4. Mintalah obat pada instruktur dan tiap OP minum obatnya setelah kawannya mencatat kode obat yang diminumnya. 5. OP berbaring tenang selama 60 menit sedang kawan kawan tetap berada di sisinya sambil mendiskusikan rtentang obat analgesik 6. Setelah 60 menit, lakukanlah kembali pngukuran parameter tanda tanda vital , suhu kulit, diameter pupil mata dan waktu timbulnya rasa nyeri 7. Berdasarkan hasil observasi anda, diskusikan obat apa yang diminum teman anda tadi dan cocokannlah dengan istruktur yang memegang kod obat tadi. Bila anda melakukan semua tatalaksana dengan baik, maka tebakan obat yang diminum kawan anda sama dengan kode yang sbeenarnya. 8. Tanyakan dan catatlah gejala gejala lain yang dirasakan OP, misalnya ngantuk, demam, gatal-gatal, sakit kepala, perih ulu hati, berkeringat, mual, muntah, dlL.

Mintalah OP juga melaporkan gejala-gejala yang timbul 24 jam setelahnya, misalnya konstipasi dll 9. Akhirnya diskusikan dengan kelompok apakah hasil observasi yang ilakukan sesuai dengan sifat-sifat analgesik yang diminum OP. Kalau tidak sesuai kenapa hal itu dapat terjadi? 10. Buatlah laporan mengenai praktikum ini sesuai dengan percobaan yang telah dikemukakan dalam buku ini. HASIL PENGAMATAN Percobaan I : Percobaan Manset. Kode obat : 110. Tebakan : Placebo. Obat sebenarnya : Paracetamol Parameter Tekanan darah Nadi Frekuensi nafas Suhu kulit Diameter pupil Lama muncul nyeri Gejala subjektif Sebelum minum obat 140/90 mmHg 90x/menit 20x/menit 36,9oC 3 mm 65 detik Tidak ada Sesudah minum obat 150/100 mmHg 60x/menit 22x/menit 36,7oC 3 mm 67 detik Tidak ada

Percobaan II : Percobaan Air Es 2-3oC Kode obat : 116. Tebakan : Tramadol. Obat sebenarnya : Ibuprofen. Parameter Tekanan darah Nadi Frekuensi nafas Suhu kulit Diameter pupil Lama muncul nyeri Gejala subjektif Sebelum minum obat 120/80 mmHg 53x/menit 17x/menit 36,58oC 4 mm 169 detik Tidak ada Sesudah minum obat 110/80 mmHg 64x/menit 20x/menit 35,99oC 4 mm 195 detik Tidak ada

PEMBAHASAN Pada penilaian efek analgesik obat dengan subjek manusia, faktor psikis sangat mempengaruhi hasil percobaan. Untuk menghindarkan hal ini, dilakukan pengujian dengan menggunakan plasebo dan rancangan tersamar ganda. Plasebo adalah zat inert yang tidak memberi sebarang efek terhadap tubuh. Plasebo sangat penting dalam uji klinik karena kurang 30%-50% populasi bersifat plasebo reactors terhadap analgesik. Dalam praktium ini dilakukan percoban tersamar ganda di mana pasien dan doktor tidak mengetahui jenis obat kecuali ahli farmasi. Dengan demikian, pengaruh subjektif dapat dikurangkan. Dalam praktikum ini OP tidak dibenarkan makan supaya absorbsi obat lebih maksimal dan efek obat terhadap OP lebih jelas. Obat-obatan tertentu dapat memberikan efek samping yang spesifik maupun non-spesifik. Pada percobaan ini digunakan obat-obat sebagai berikut : Paracetamol Paracetamol merupakan obat analgesik-antipiretik, tetapi bukan obat obat antiinflamasi. Efek penurun panas paracetamol hanya bisa bekerja disaat tubuh sedang demam. Pada percobaan yang menggunakan obat ini, waktu timbulnya nyeri seharusnya lebih lama dari sebelum saat meminum obat. Ibuprofen Ibuprofen adalah obat analgesik dan antiinflamasi setara aspirin. Namun tidak memiliki efek antipiretik. Obat ini memiliki efek samping iritasi saluran cerna, hipersensitivitas, dan trombositopenia. Tramadol Tramadol adalah preparat analgesik sintetik yang memiliki efek agonis reseptor mu dan menghambat re-uptake nor-epinefrin dan serotonin. Mempunyai efek analgesik yang lebih kuat dari analgesik antipiretik tapi tidak sekuat morfin. Sayangnya memiliki efek samping mual dan muntah, kejang-kejang dan dapat menimbulkan reaksi anafilaksis Kodein Kodein adalah obat analgesik opioid. Kodein merupakan obat penghilang rasa nyeri yang paling cepat dibandingkan dengan obat-obat untuk percobaan lainnya. Placebo

Bagi OP I (Percobaan Manset) tidak terjadi perubahan yang drastis pada TTV dan tidak muncul gejala subjektif lainnya. Selain itu, waktu munculnya nyeri sebelum dan sesudah meminum obat juga tidak berbeda jauh. Oleh karena itu, kami mengira bahwa obat yang diberikan adalah placebo yang tidak memberi efek apa-apa kepada OP. Namun ternyata, obat yang diberikan adalah paracetamol Bagi OP II (Percobaan Es) , kami mengira bahwa obat yang diminum ialah tramadol. Hal ini didasarkan bahwa pada OP terjadi penurunan suhu tubuh dan waktu muncul nyeri yang lebih panjang. Tekanan darah juga menurun, dan irama nadi juga meningkat. Namun ternyata obat tersebut adalah ibuprofen. Kesimpulan Disimpulkan bahwa, obat analgesic-antipiretik dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang dan obat analgesic-opiod memberi efek menghilangkan rasa nyeri hebat/berat. Obatobat ini dapat juga memberi efek kepada bagian tubuh lainnya, seperti kulit, jantung,dll. Jadi pemberiaan obat haruslah sesuai dengan kebutuhan pasien dan diperhatikan jika adanya kontraindikasi dan efek samping yang berlebihan setelah diberi obat berkenaan. Setiap orang dapat menunjukkan efek yang berbeda-beda terhadap sebuah obat.

Anda mungkin juga menyukai