DARAH 1
Anggota kelompok :
1. Elsi Nidya Putri Erita B04170083 ……….
2. Joan Elviyanti B04170084 ……….
3. Selly Glorya B04170085 ……….
4. Tigrisia Faathira A Bahari B04170086 ……….
5. Danny Bagus Wibowo B04170088 ……….
2018
A. Sediaan Natif Darah
PENDAHULUAN
Dasar Teori
Tujuan
Alat dan bahan yang digunakan adalah jarum penusuk pembuluh darah/alat
pengambil darah lainnya, alcohol 70%, larutan fisiologis NaCl 0,9%, kapas, kaca
benda (object glass) dan kaca penutup (cover glass), mikroskop dengan objektif 10x
dan 40x dan okuler 10x, dan gunting (kalau perlu).
Tata Kerja
PENDAHULUAN
Dasar Teori
Alat dan bahan yang digunakan adalah hemoglobinometer sahli, terdiri atas :
tabung sahli berskala (% atau gr%), pipet sahli 0,02ml (20cmm) dan aspirator, standar
warna sahli, alat pengaduk, pengukur waktu (tidak selalu tersedia), HCl 0,1N,
aquadestilata, jarum penusuk pembuluh darah (lanset, franke, atau lainnya), gunting
(bila perlu), alkohol 70%, dan kapas.
Tata Kerja
Tabung Sahli diisi dengan larutan HCl 0,1N sampai angka 10 (garis paling
bawah pada tabung). Tempat pengambilan darah dibersihkan dengan menggunakan
kapas beralkohol dan biarkan kering. Bila daerahnya berbulu, misalnya telinga kelinci
atau kaki anjing, bulunya digunting dahulu. Pembuluh darah ditusuk dengan
menggunakan franke/lancet. Darah diisap dengan pipet sahli sampai batas 20
(0,02ml) perlahan-lahan. Ujung pipet dibersihkan dan darah segera dimasukkan ke
dalam tabung Sahli. Tabung sahli diletakkan diantara kedua bagian standar warna
dalam alat hemoglobinometer. Biarkan selama 3 menit sampai terbentuk asam
hematin yang berwarna coklat. Dengan menggunakan pipet tetes, aquadestilata
ditambahkan ke dalam tabung setetes demi setetes sambil diaduk, sampai warna sama
dengan warna standar. Tinggi permukaan cairan pada tabung Sahli dibaca, dengan
melihat skala jalur gr% yang berarti banyaknya hemogloblin dalam gram per 100mL
darah. Jalur skala lainnya pada tabung Sahli kalau ada yang menunjukan %
Hemoglobin terhadap nilai hemoglobin normal 15.6 gr %, atau nilai normal lainya
yang tertera pada alat hemoglobinometer.
C. Hematokrit (% Volume BDM)
PENDAHULUAN
Dasar Teori
Kadar hematokrit eritrosit pekat adalah kurang dari atau sama dengan 80%
jika disiapkan dari darah lengkap dalam larutan pengawet citrate-phosphate-dextrose
(CPD), citrate-phosphate-dextrose-dextrose (CP2D), atau citrate-phosphate-
dextrose-adenine (CPDA-1) (Brecher 2005). Nilai hematokrit akan meningkat
(hemokonsentrasi) karena penurunan volume plasma darah (Rasyada et al. 2014).
Tujuan
Alat dan bahan yang digunakan adalah pipet mikrokapiler yang dilapisi
heparin (heparinized mirocapilary tube), alat pemusing (centrifuge) mikrokapiler,
alat untuk membaca hematokrit mikrokapiler (micro capillary reader), crestaseal
(penyumbatan pipa kapiler), atau microburner (api), perlengkapan untuk mengambil
darah : jarum penusuk pembuluh darah atau lancet, alkohol 70%, kapas dan gunting
bila perlu.
Tata kerja
D. Menghitung Jumlah Butir Darah Merah dan Jumlah Butir Darah Putih
PENDAHULUAN
Dasar Teori
Tujuan
Menghitung jumlah butir darah merah (BDM, eritrosit) per mm 3 (cmm) dan
menghitung jumlah butir darah putih (BDP, leukosit) per mm3 (cmm).
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah hemositometer Neubauer atau merk
lainnya, yang terdiri atas a. Kamar hitung dan kaca penutupnya. b. Pipet (pengencer)
eritrosit, dengan ciri di dalamnya terdapat butiran berwarna merah dan skala pada
pipet tersebut :0.5-1.0-101. c. Pipet (pengencer) lekosit, dengan ciri di dalamnya
terdapat butiran berwarna putih, dan skala pada pipet ini : 0.5-1.0-11, kedua pipet
tersebut dilengkapi dengan aspirator. d. Mikroskop biasa, dengan objektif 10x dan
45x. Okuler : 10x Larutan pengencer (dapat dipilih) : Untuk eritrosit misalnya,
larutan Hayem : Untuk lekosit pada mamalia, misalnya larutan Turk. Lekosit aves :
modifikasi Rees dan Ecker (larutan BCB 0.3 %). e. Alat pengambil darah :
lanset/jarum Franke : alkohol 70% kertas atau kain penyerap yang halus (kertas
tissue): gunting kalau perlu. f. Cawan/mangkok kecil (2) untuk tempat larutan
pengencer. g. Alat untuk menghitung (hand tally).
Tata Kerja
Teknik menghitung
Teknik untuk menghitung jumlah butir darah putih (leukosit) sama dengan
menghitung butir darah merah, perbedaanya terdapat pada macam pipet, larutan
pengencer, dan ruang hitungnya.
a. Dengan pipet leukosit, darah diisap sampai tanda 0.5 atau sampai 1.0
b. Kemudian larutan pengencer Turk diisap sampai tanda 11 pada ujung lain
pipet ini.
c. Selanjutnya caranya sama dengan untuk BDM.
Perhitungan :
Untuk BDM :
Volume ruangan kamar hitung yang digunakan 5 kotak R (lihat contoh
gambar 14) = 5 x 16 x 1/4000mm3 = 1/50 mm3. Bila jumlah BDM dalam
ruangan tersebut = a butir, maka
1/50 mm3 a butir
1 mm3 a x 50 butir
Faktor koreksi pengenceran.
Darah 0.5, larutan pengencer sampai 101 dikurangi 1 bagian yang tidak ikut
dicampur (dibuang), sehingga pengenceranya 200 x.
Jadi : Jumlah butir darah merah per mm3 darah = 200 x 50 x a butir = a x 104
butir.
Untuk BDP :
Volume ruangan kamar hitung yang digunakan dalam perhitungan
BDP : 4 kotak besar (kotak W dalam gambar 14) = 4 x 1 mm2 x 1/10 mm =
4/10 mm3
Bila jumlah BDP dalam ruangan tersebut = b butir, maka
1 mm3 10/4 x b
Faktor pengenceran.
Darah 0.5 larutan pengencer sampai 11 dikurangi 1 bagian yang tidak ikut
tercampur (dibuang), sehingga pengencerannya 20 x.
Jadi : Jumlah BDP per mm3 darah = 20 x 10/4 x b butir = b x 50 butir
DAFTAR PUSTAKA
Adji IS. 2017. Agragasi trombosit dan laju endap darah (LED) pada model tikut
periodontitis[skripsi]. Jember(ID): Univesitas Jember
Faatih M, Saridji K, Susanti I, Putri RR, Dany F, Nikmah UA. Penggunaan alat
pengukur hemoglobin di puskesmas, polindes, dan pustu. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pelayanan Kesehatan. 1(1): 32-39