Anda di halaman 1dari 5

Laporan Pratikum Hari/tanggal : Kamis, 25 Oktober 2018

Fisiologi Veteriner I Dosen : drh. Isdoni, M.Biomed


Kelompok :2

ENDOKRIN 2

Anggota kelompok :
1. Elsi Nidya Putri Erita B04170083 ............
2. Joan Elviyanti B04170084 ............
3. Selly Glorya B04170085 ............
4. Tigrisia Faathira A Bahari B04170086 ............
5. Danny BagusWibowo B04170088 ............

DEPARTEMEN ANATOMI, FISIOLOGI, DAN FARMAKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2018

PENDAHULUAN

Dasar Teori
Epinefrin (adrenalin) merupakan suatu stimulan yang terdapat pada
reseptor α dan β adrenergik, sehingga efeknya terhadap suatu organ target bersifat
kompleks. Kerja pada jantung dan vaskular sangat terlihat serta pada otot polos
lainnya. Jantung memiliki pacemeker dan jaringan konduksi yang istimewa.
Reseptor β1 pada miokardium dan jaringan konduksi yang bekerja secara
langsung. Reseptor β2 dan α juga terdapat pada jantung, walaupun banyak terdapat
perbedaan spesies (Hoffman 2012).
Katak dan amfibi lainnya mempunyai jantung berbilik tiga, dengan dua
atrium dan satu ventrikel. Ventrikel akan memompakan darah ke dalam arteri
yang bercabang yang juga mengarahkan darah melalui dua sirkuit:
pulmokutaneuscircuit mengarah ke jaringan pertukaran gas (dalam paru-paru dan
kulit pada katak), dimana darah akan mengambil oksigen dan mengalir melalui
kapiler. Darah yang kaya akan oksigen kembali ke atrium kiri jantung dan
kemudian sebagian besar di antaranya dipompakan ke dalam sirkuit sistematik.
Sirkuit sistemik (systemiccircuit) membawa darah yang kaya oksigen ke seluruh
organ tubuh dan kemudian mengembalikan darah yang miskin oksigen ke atrium
kanan melalui vena. Skema ini,yang disebut sirkulasi ganda (doublecirculation),
menjamin aliran darah yang keluar ke otak, otot, dan organ-organ lain, karena
darah itu dipompa untuk kedua kalinya setelah kehilangan tekanan dalam
hamparan kapiler pada paru-paru atau kulit (Campbellet al. 2004).

Tujuan
Mempelajari sifat faali dari otot jantung: pengaruh suhu dan zat kimia
terhadap denyut jantung.

METODE

Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan dalam praktikum antara lain beban, alat pencatat
jantung, induktorium, elektroda perangsang, termometer dan benang. Bahan yang
digunakan antara lain Katak (Bufo melanostictus), papan gabus, es, cairan ringer,
larutan adrenalin dan kimograf.
Prosedur
Ambil seekor katak dan rusak otak serta sumsum tulang belakang. Ikatkan
katak pada papan gabus dengan bagian ventral ke atas. Buatlah sayatan di garis
median di perut dan di dada. Dengan pinset, angkatlah episternum dan potonglah
melalui tulang rawan sternum. Buanglah sternum dengan menggunting
memanjang di samping sternum dan melalui bagian-bagian pectoral di kedua sisi.
Jantung akan terlihat dan angkatlah epikardium dengan ujung pinset dan bukalah
perikardium sehingga jantung keluar dari kantong.

a) Morfologi dan denyut jantung


Jantung digambar yang terlihat di depan anda dan sebutkan
bagianbagiannya , juga dari belakang, dengan cara membalikkanya ke
atas dengan memakai ”finder” atau pinset (hati-hati jangan merusak
jaringan). Denyut jantung diamati, apakah bagian-bagian jantung
berkontraksi serempak atau bergantian? Kontraksi otot jantung yang
disebut “sistole” ditandai oleh warna pucat, relaksasi jantung disebut
“diastole” yang ditandai warna merah kecoklatan.

b) Pengaruh suhu dan zat kima terhadap denyut jantung.


Jantung dibasahi dengan cairan Ringer (suhu kamar), hitunglah
frekuensi denyut jantung (banyaknya denyut per menit). Dinginkan cairan
Ringer dengan es yang tersedia sehingga suhunya menjadi 4ºC-10ºC.
Ruangkan sebagian cairan Ringer ke dalam rongga sekitar jantung
sehingga suhu cairan sekitar jantung menjadi 15ºC, tunggu sebentar dan
hitunglah frekuensi denyutnya. Cairan Ringer dingin diganti dengan yang
bersuhu kamar, dengan menggunakan sebuah pipet hisap, sehingga suhu
sekitar jantung menjadi seperti semula dan catatlah frekuensi denyutnya.
Cara yang sama digunakan, sekarang cairan Ringer digantikan
dengan cairan yang bersuhu 40-50ºC, catatlah frekuensi denytut
jantungnya. Kembalikanlah suhu sekitar jantung ke normal dengan
mengganti cairan Ringer panas dengan yang bersuhu kamar. Frekuensi
denyut jantung dihitung sekarang. Dengan sebuah pipet teteskan larutan
asetilkolin 1 : 10.000 sebanyak 2-3 tetes pada jantungnya, tunggu sebentar
dan hitunglah frekuensi denyutnya. Buanglah asetilkolin dengan membilas
jantung dengan cairan Ringer suhu kamar 2-3 kali dengan menggunakan
kapas atau pipet sampai bersih. Frekuensi denyutnyadihitung. Kemudian
teteskan larutan adrenain 1:1000 sebanyak 2-3 tetes pada jantung, dan
hitung pula frekuensinya. Buanglah adrenalin dengan kapas dan gantilah
cairan Ringer di sekitar jantung sampai 2-3 kali. Hitunglah kini denyut
jantungnya.

c) Otomasi jantung
Disediakan cawan petri yang diisi cairan Ringer suhu kamar.
Dijepitlah ujung ventrikel jantung (apeks) dan angkat ke atas. Dilepaskan
jantung dari tenunan sekitarnya, kemudian potonglah pembuluh-pembuluh
darah yang berhubungan dengan jantung sejauh mungkin dari jantung.
Angkat jantung yang telah bebas dan letakan dalam cawan petri
yang berisi cairan Ringer tadi, jantung akan tetap berdenyut walaupun
telah dibebaskan dari susunan saraf pusat, susunan saraf otonom dan tidak
dialiri darah. Amatilah sifat otomasi urat daging jantung ini dan hitunglah
fekuensi denyutnya

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hewan yang digunakan adalah Katak (Bufo melanostictus), beberapa


cairan seperti cairan ringer, larutan adrenalin dan larutan asetilkolin. Didapatkan
hasil sebagai berikut:

Tabel 1 Hasil frekuensi denyut jantung terhadap beberapa perlakuan

Letak Perlakuan
jantung Ringer Asetil kolin Ringer Adrenalin Ringer
Didalam 68kali/meni
68kali/menit 64 kali/menit 72 kali/menit 68kali/menit
tubuh t
Diluar
43kali/menit
tubuh

Perlakuan yang diberikan memiliki masing-masing fungsi. Diberikan


cairan ringer untuk membersihkan atau mencuci jantung yang baik sebelum
ataupul setelah ditetesi larutan asetilkolin dan larutan adrenalin. Sifat larutan
asetilkolin yaitu memperlambat denyut jantung dan larutan adrenalin berfungsi
mempercepat denyut jantung. Jantung memiliki pacemaker sendiri yang berfungsi
untuk tetap berdetak secara otomatis walaupun hewan tersebut telah dimatikan.
Cairan ringer terdiri dari NaCl 0,65% (cairan untuk amphibi) dan mamalia NaCl
0,9%
DAFTAR PUSTAKA

Hoffman B.B.2012. Katekolamin, Obat Simpatomimetik, dan Antaginus Reseptor

Adrenergik. Jakarta (ID): Penerbit Buku Kedokteran.

Campbell NA, Reece JB, Nitchel LG. 2004.Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta
(ID): Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai