Anda di halaman 1dari 8

Laporan Pendahuluan Hari,Tanggal : Selasa,24Oktober 2017

Fisiologi Veteriner I Dosen : Drh. Isdoni, M. Biomed


Asisten : Ratu Dinda Putri D

KARDIOVASKULAR I
Kelompok 1

Awang Dewangga B04150010


Monica Cecilia B04160013
Aisyah Fadia B04160124
Adila Sagita P.U B04160125
Salsabila Dhea Oktorini B04160126

DEPARTEMEN ANATOMI, FISIOLOGI, DAN FAMAKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
PENDAHULUAN

Tujuan
Mempelajari beberapa sifat faali dari otot jantung : morfologi dan denyut
jantung, pengaruh suhu dan zat kimia terhadap denyut jantung, otomasi jantung,
asal denyut jantung.

Dasarteori
Kardiovaskular adalah suatu sistem memberikan dan mengalirkan suplai
oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh yang diperlukan dalam
proses metabolisme tubuh (Mutaqin 2009). Ada dua jenis sistem peredaran darah,
yaitu sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup. sistem
peredaran darah, merupakan bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh
darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk.
Otot jantung terdapat pada jantung dan sama halnya dengan otot polos
dikendalikan oleh sistem syaraf otonom yang tidak dipengaruhi kehendak. Meskipun
otot jantung tardiri dari sel-sel individual, otot ini bergerak secara bersama-sama yaitu
sel-sel berkontraksi dan relaksasi pada waktu yang sama (Isnaeni 2006). Kontraksi otot
dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang menghasilkan suatu tegangan dalam
otot. Biasanya kontraksi itu disebabkan oleh suatu impuls saraf. Neuron dan
serabut-serabut otot yang dilayani merupakan suatu unit motor. Serabut otot
secara individual merupakan satuan fungsional. Semua neuron motor yang
menuju otot kerangka mempunyai akson-akson yang bercabang, masing-masing
berakhir dalam sambungan neuromuskular dengan satu serabut otot.
           Jantung sangat berperan penting dalam hubungannya pada pemompaan
darah keseluruh tubuh melalui sistem sirkulasi darah. Sirkulasi darah adalah
sistem yang berfungsi  dalam pengangkutan dan penyerapan enzim, zat nutrisi,
oksigen, karabondioksida, dan senyawa N, dari tempat asal ke seluruh bagian
tubuh tubuh sehingga diperlukan tekanan yang cukup untuk menjamin aliran
darah sampai kepada bagian-bagian jaringan tubuh.
 Jantung merupakan organ tubuh yang berfungsi memompa darah
keseluruh tubuh. Otot jantung mempunyai sifat kontraktibilitas yaitu kemampuan
jantung untuk bekontraksi bila di rangsang (Khairil 2012).Jantung terdiri dari 3
tipe utama yaitu otot atrium, otot ventrikel dan serabut otot yang khusus
mengantar rangsangan dan menembus rangsangan. Tipe otot atrium dan otot
ventrikel berkontraksi dengan cara yang mirip.Jantung sebagai otot yang
berkontraksi dapat memompa darah keseluruh tubuh melalui kontraksi otot yang
kecepatan kontraksi otot bergantung dari jenis hewan.
Sirkulasi darah adalah sistem yang berfungsi dalam pengangkutan dan
penyebaran enzim, zat nutrisi, oksigen, karbondioksida, garam-garam, antibodi
(kekebalan) dan senyawa N, dari tempat asal ke seluruh bagian tubuh sehingga
diperlukan tekanan yang cukup untuk menjamin aliran darah sampai ke bagian-
bagian jaringan-jaringan tubuh.
Otot jantung tersusun dari sel-sel otot yang mirip dengan otot lurik,namun
otot jantung mempunyai percabangan. Sel-sel otot jantung mempunyai banyak inti
dan terletak di tengah serabut. Otot jantung merupakan otot yang mempunyai
keistemawaan, yaitu bentuknya lurik, tetapi bekerja seperti otot polos, yaitu di
luar kesadaran atau di luar perintah otak. Kerja otot ini dipengaruhi oleh
syaraf otonom. Otot jantung membentuk dinding jantung sehingga jantung bekerja
seumur hidup manusia (Syamsuri 2010).
Otot jantung memiliki intercalated discs, yang merupakan membran sel
guna memisahkan suatu sel dengan sel jantung yang lainnya. Beberapa membran
sel intercalated discs berdifusi dengan yang lain membentuk permeable
communicating junctions (gap junction). Difusi ini membuat ion dapat berpindah
secara bebas dan potensial aksi juga lancer. Otot jantung merupaka syncytium atau
kesatuan fungsional, sehingga jika suatu sel otot tereksitasi maka sel otot jantung
yang lain juga ikut tereksitasi.
Otot jantung akan lebih kuat dan dapat lebih baik dalam menyalurkan
darah. HDL bertambah dan perbandingan jumlah kolesterol dan HDL akan
berkurang, sehingga dapat mengurangi resiko untuk mengembangkan
arteosclerosis atau pengerasan arteri yang menyebabkan serangan jantung
(Herman 2010).
Bahan dan alat
- Katak (Bufo melanostictus), papan gabus, es

- Cairan ringer, larutan adrenalin, kimograf, beban, alat pencatat jantung

- Induktorium, elektroda perangsang

- Termometer, benang

Tata kerja
Mengambil katak dan merusak otak dan sumsum tulang belakang.
Kemudian mengikat dan menyayat bagian ventral katak di bidang median di
perut dan dada. Lalu meggunting sternum dan pericardium hingga jantung
terlihat.
Untuk pengamatan morfologi dan denyut jantung, jantung katak
digambar di kertas kemudian diamati denyut jantungnya, kontraksi otot
jantung disebut systole dan relaksasi otot jantung disebut diastole.
Untuk pengaruh suhu dan zat kimia terhadap denyut jantung, yang
pertama kali dilakukan adalah membasahi jantung dengan cairan ringer dan
menghitung banyaknya denyut jantung per menit. Kemudian meneteskan
cairan ringer dingin (4-10‫ ﹾ‬C) ke bagian jantung, tunggu beberapa saat
kemudian hitung denyut jantungnya per menit. Setelah itu dinetralkan dengan
meneteskan cairan ringer normal dan setelah menunggu beberapa saat hitung
kembali denyut jantungnya. Setelah itu diteteskan cairan ringer panas (40-50‫ﹾ‬
C), ditunggu beberapa saat kemudian dihitung denyut jantungnya. Setelah
selesai menghitung, jantung dinetralkan kembali dengan meneteskan cairan
ringer normal dan dihitung kembali denyut jantungnya. Untuk pengaruh suhu,
menesteskan larutan asetilkolin sebanyak 2-3 tetes dan ditunggu sebentar
sebelum menghitung denyut jantugnya. Setelah selesai dihitung, suasana
jantung dinetralkan dengan membilas jantung dengan cairan ringer normal
dan dihitung kembali denyut jantung setelah ditunggu beberapa saat.
Terakhir, meneteskan larutan adrenalin sebanyak 2-3 tetes dan dibiarkan
beberapa saat kemudian menghitung denyut jantungnya per menit.
Hasil dan Pembahasan

Frekuensi Denyut Jantung


Nomor Macam Percobaan (banyak denyut/menit)
Sebelum Sesudah

1. Suhu dingin 54 56

2. Suhu Panas 56 57

3. Asetilkolin 54 51

4. Adrenalin 51 60

Jantung katak terdiri dari dua atrium dan satu ventrikel. Tidak seperti
halnya pada jantung manusia, jantung katak terdiri dari tiga lapisan yang berbeda
yaitu epikardium, miokardium dan endokardium. Epikardium merupakan lapisan
jantung terluar sebagai selaput pembungkus yang terdiri dari dua lapisan yaitu
lapisan parietal dan visceral dan bertemu dipangkal jantung membentuk kantung
jantung. Miokardium merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otototot
jantung. Sedangkan endokardium merupakan lapisan jantung yang terdapat di
bagian dalam dan terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang melapisi
Permukaan equipotensial Garis-garis equipotensial 4 permukaan rongga jantung.
Jika pada jantung manusia mempunyai bagian Sinoatrium Node (SA Node),
Atriventrikuler Node (AV Node) dan serat Purkinje maka pada jantung katak
mempunyai ganglion Remak, ganglion Ludwig dan ganglion Bidder. Bagian-
bagian pada jantung katak tersebut mempunyai fungsi yang sama pada jantung
manusia. Jantung mempunyai otot yang bersifat otomasi artinya dapat membentuk
pusat denyut jantung sendiri. Pusat utama denyut jantung katak ini disebut sinus
venosus (ganglion Remak), yang terletak di atrium kiri jantung. Pusat denyut
jantung ini akan mengeluarkan impuls kemudian impuls ini mengeluarkan arus
listrik yang selanjutnya arus lisrik ini diteruskan ke setiap sel otot jantung
sehingga jantung dapat berdenyut secara otomatis secara terusmenerus sehingga
darah dapat dipompa ke seluruh tubuh setiap saat tanpa henti. (Ardiyanto 2010).

Denyut jantung rata-rata katak 64,000±8,535 per menit. (Merta et al.


2016). Katak yang digunakan adalah Bufo melanostictus atau katak tanah karena
ruang jantungnya lebih besar daripada katak air. Berdasarkan hasil percobaan
diketahui pengaruh denyut jantung setelah diberikan perlakuan suhu dingin,
denyut jantung katak lebih cepat dan jika diberikan suhu panas maka denyut
jantung katak juga lebih cepat, jika dibandingkan dengan literatur suhu yang
panas mempengaruhi peningkatan temperatur tubuh, respirasi, dan denyut
jantung. Peningkatan denyut jantung merupakan respons dari tubuh untuk
menyebarkan panas yang diterima ke dalam organ-organ yang lebih dingin. (Yani
dan Purwanto 2005). Kesalahan yang mungkin terjadi karena pada saat
meneteskan cairan ringer yang lebih dingin tidak ditunggu beberapa saat dan
langsung dihitung, hal ini terjadi karena kecerobohan dari praktikan.

Sementara pada penambahan asetilkolin, denyut jantung menjadi lebih


lambat hal ini sesuai dengan literatur karena rangsangan saraf parasimpatis pada
simpul sinus cenderung memperlambat kecepatan pembentukan impuls pada pusat
pacu jantung. Hal ini terjadi karena ujung-ujung saraf parasimpatis mengeluarkan
asetilkolin, yang pengaruhnya dapat menurunkan jumlah produksi impuls di
simpul sinus dan menurunkan kepekaan atrio-ventricular junction terhadap impuls
atau rangsang yang datang dari simpul sinus, sehingga terjadi kelambatan
hantaran impuls ke otot ventrikel. (Basyar et al.2013). Pada penambahan
adrenalin terjadi peningkatan denyut jantung hal ini terjadi karena hormon
epinefrin (adrenalin) bersifat memacu peningkatan frekuensi denyut jantung.
(Ramadi A 2012).
Simpulan

Suhu panas dapat menurunkan denyut jantung karena peningkatan denyut


jantung merupakan salah satu mekanisme tubuh untuk menyebarkan panas ke
organ-organ yang lebih dingin begitu pula sebaliknya jika suhu dingin maka tubuh
akan memerangkap panas dengan cara berdenyut lebih pelan. Asetilkolin
menyebabkan penurunan denyut jantung karena dapat menurunkan produksi
impuls di simpul sinus sementara adrenalin bersifat memacu peningkatan denyut
jantung.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiyanto. 2010. Kajian Secara In Vitro Kontraksi Otot Jantung Katak di Bawah
Paparan Medan Listrik dengan Metode Double Pithing. Skripsi. FMIPA,
Fisika, Intitut Pertanian Bogor.
Basyar, Muhamad Ariful, dan Hardian . 2013. Hubungan antara aktivitas
asetilkolinesterase darah dengan perubahan denyut jantung saat valsava
maneuver. Undergraduate thesis. Faculty of Medicine Diponegoro
University.
Herman. 2010. Pengaruh latihan terhadap fungsi otot dan pernapasan. Jurnal
ILARA. 1 (2): 27-32.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta (ID): Kaninus.
Khairil. 2012. Fisiologi Hewan. Banda Aceh: USK.
Merta IW, Syachruddin AR, Bachtiar I,dan Kusmiyati. 2016. Perbandingan antara
frekuensi denyut jantung katak (Rana sp.) dengan frekuensi denyut
jantung mencit (Mus musculus) berdasarkan ruang jantung. Jurnal Biota.
Vol. 1 (3): 126−131
Mutaqin A. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Kardiovaskular.
Jakarta(ID): Selemba Merdika.
Ramadi A. 2012. Perbedaan pengaruh pemberian seduhan daun alpukat ( persea
gratissima gaerth ) terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi laki-
laki yang perokok dengan bukan perokok di wilayah kerja puskesmas
padang pasir kota padang tahun 2012. Skripsi Penelitian. Fakultas
Keperawatan Universitas Andalas.
Syamsuri I. 2010. Biologi 2000. Jakarta(ID): Erlangga.
Yani A & Purwanto BP. 2005. Pengaruh Iklim Mikro terhadap Respons Fisiologis
Sapi Peranakan Fries Holland dan Modifikasi Lingkungan untuk
Meningkatkan Produktivitasnya (ULASAN). Jurnal Peternakan. Vol
29(1) : 35-46.

Anda mungkin juga menyukai