Anda di halaman 1dari 4

Dasar Teori

Jantung katak terdiri atas tiga ruang, yaitu dua ruang atria yang berdinding tipis, dan satu
ventrikel berdinding tebal. Pada sekat antara serambi dan bilik terdapat katup. Darah dari tubuh
masuk ke atrium melewati sinus venosus. Dari atrium kanan masuk ke ventrikel jantung yang
hanya mempunyai satu ruang, lalu dipompa melalui arteri pulmokutaneus yang bercabang dua,
yang menuju paru-paru, (Soewolo,dkk. 2000). Atrium menerima darah dari vena dan
memompanya menuju ke ventrikel, sedangkan ventrikel memompa darah menuju arteri. Di
antara atrium dan vena terdapat sinus venosus yang membantu atrium menampung darah dari
jaringan tubuh (Tenzer, dkk. 2003).
Keotomatisan atau kadang-kadang disebut juga keiramaan jantung ialah kemampuan
jantung untuk berdenyut dengan sendirinya tanpa ada impuls yang datang dari luar jantung.
Denyut jantung ditimbulkan oleh otot jantung itu sendiri (miogenik). Tetapi frekuensi denyut
jantung dipengaruhi oleh aktivitas saraf dan hormon, bagian jantung mamalia termasuk juga
manusia yang mula-mula menimbulkan denyut adalah nodus sinuauricularis (Afandi, 2002).

Analisis Data

1. Sifat Otomatis dan Ritmis Jantung

Pada pengamatan sifat otomatis dan ritmis jantung, dilakukan beberapa perlakuan untuk
menghitung denyut dan memperhatikan irama denyut jantung katak. Perhitungan denyut ini
dilakukan selama 1 menit pada tiap perlakuan. Hasil perhitungan denyut jantung setelah
pericardium dibuka 69/60 detik dengan kondisi irama jantung cepat dan berdegup. Pada
perlakuan saat jantung dipisahkan dari tubuh dan diletakkan di cawan petri yang berisi latutan
ringer dihasilkan denyut jantung 54/60 detik dengan irama yang konstan. Lalu hasil perhitungan
denyut jantung pada saat sinus venosus dipisahkan dari jantung yaitu 61/60 detik dengan irama
yang lambat. Sedangkan setelah atrium dipisahkan, denyutnya menjadi 67/60 detik dengan irama
cepat dan saat ventrikel dipisahkan denyut turun drastis menjadi 19/60 detik dengan irama yang
lambat.

Pembahasan
1. Sifat Otomatis dan Ritmis Jantung

Keotomatisan atau kadang-kadang disebut juga keiramaan jantung ialah kemampuan


jantung untuk berdenyut dengan sendirinya tanpa ada impuls yang datang dari luar jantung.
Denyut jantung ditimbulkan oleh otot jantung itu sendiri (miogenik). Tetapi frekuensi denyut
jantung dipengaruhi oleh aktivitas saraf dan hormon, bagian jantung mamalia termasuk juga
manusia yang mula-mula menimbulkan denyut adalah nodus sinuauricularis (Afandi, 2002).
Suatu jantung mungkin mengandung banyak sel-sel yang mempunyai aktivitas pengatur
irama, tetapi karena semua sel jantung secara tercepat akan menstimulus semua bagian jantung
dan menentukan laju denyut jantung. Sel-sel pengatur irama tersebut secara normal akan
mengalahkan sel-sel yang aktivitasnya lebih lamban dari pengatur irama, tetapi bila pengatur
irama asli dihentikan, maka sel-sel pengatur irama yang lain akan menentukan suatu laju denyut
jantung baru yang lebih rendah (Soewolo,2000).

Jantung katak terdiri atas tiga ruang, yaitu dua atria yang berdinding tipis, dan satu
vebtrikel yang berdinding tebal. Pada sekat antara serambi dan bilik terdapat katup. Darah dari
seluruh tubuh masuk ke atrium kanan melalui sinus venosus. Dari atrium kanan, darah masuk ke
ventrikel lalu dipompa melalui arteri pulmokutaneus yang bercabang dua, yang satu menuju
paru-paru yang disebut arteri pulmonalis dan cabang lain menuju kekulit disebut arteri kutaneus
(Soewolo, 2000).

Pada pengamatan sifat otomatis dan ritmis jantung, dilakukan beberapa perlakuan untuk
menghitung denyut dan memperhatikan irama denyut jantung katak. Perhitungan denyut ini
dilakukan selama 1 menit pada tiap perlakuan. Hasil perhitungan denyut jantung setelah
pericardium dibuka 69/60 detik dengan kondisi irama jantung cepat dan berdegup. Pada
perlakuan saat jantung dipisahkan dari tubuh dan diletakkan di cawan petri yang berisi latutan
ringer dihasilkan denyut jantung 54/60 detik dengan irama yang konstan. Lalu hasil perhitungan
denyut jantung pada saat sinus venosus dipisahkan dari jantung yaitu 61/60 detik dengan irama
yang lambat. Sedangkan setelah atrium dipisahkan, denyutnya menjadi 67/60 detik dengan irama
cepat dan saat ventrikel dipisahkan denyut turun drastis menjadi 19/60 detik dengan irama yang
lambat.
Hasil perhitungan denyut jantung setelah pericardium dibuka yaitu 69/60 detik dijadikan
sebagai patokan perhitungan denyut selanjutnya. Hal ini dapat disebut sebagai kondisi normal
jantung. Setelah jantung dilepas dari tubuh katak, jantung katak diletakkan di cawan petri dan
diberi larutan Ringer, jantung masih berdenyut karena jantung katak merupakan jantung
miogenik. Jantung miogenik denyutnya akan tetap ritmis meskipun hubungan dengan saraf
diputuskan. Bahkan bila jantung katak diambil selagi masih hidup dan ditaruh dalam larutan
fisiologis yang sesuai akan tetap berdenyut (Afandi, 2002). Namun denyut yang terhitung
semakin menurun dengan irama yang lambat. Hal ini disebabkan karena dimulainya aktivitas
pengatur irama tergantung pada perubahan konduktan membran.
Setelah sinus venosus dipisahkan dari jantung, hasil praktikum menunjukkan denyut yang
meningkat. Padahal seharusnya setelah sinus venosus dipisahkan, denyut akan terlihat semakin
melemah. Pada sinus venosus katak, depolarisasi pengatur irama dimulai tepat setelah potensial
aksi sebelumnya berakhir, yaitu pada saat konduktan kalium membrane sangat tinggi. Penyaluran
kalium kemudian turun secara bertahap dan membrane menunjukkan depolarisasi yang cocok
untuk natrium. Depolarisasi pengatur irama terus berlangsung sampai mengaktifkan penyaluran
natrium pada membran sel otot jantung (Soewolo,2000). Penyebab kesalahan data pengamatan
ini yaitu beberapa faktor seperti kurang telitinya pengamat dalam melihat denyut jantung dan
proses yang kurang sempurna dalam pemisahan sinus venosus dari jantung.

Setelah atrium dipisahkan dari jantung, denyut meningkat namun pada saat ventrikel juga
dipisahkan, denyut menurun drastis. Hasil yang benar adalah ketika atrium dan ventrikel
dilepaskan, maka denyut akan sangat melemah dan hampir tidak terdeteksi. Hal ini disebabkan
karena atrium dan ventrikel merupakan bagian pemompa di jantung, sehingga jika atrium dan
ventrikel dipisahkan dari jantung, maka denyut jantung akan sangat melemah hingga tidak dapat
diamati.

Kesimpulan

1. Keotomatisan atau keiramaan jantung ialah kemampuan jantung untuk berdenyut dengan
sendirinya tanpa ada impuls yang datang dari luar jantung.
2. Kontraksi jantung pada katak berhubungan dengan kerja sinus venosus dalam jantung
sinus venosus merupakan bagian yang berfungsi sebagai pompa jantung.
3. Jantung katak merupakan jantung miogenik yang denyutnya akan tetap ritmis meskipun
hubungan dengan saraf diputuskan. Bahkan bila jantung katak diambil saat masih hidup
dan ditaruh dalam larutan fisiologis yang sesuai akan tetap berdenyut
Daftar Rujukan

Afandi, 2002. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Jakarta : Depdikbud.

Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta : Proyek Pengembangan Guru Sekolah
Menengah IBRD No. 3979.

Tenzer, Amy dkk. 2003. Buku Ajar Struktur Perkembangan Hewan II. Malang: Jurusan Biologi
FMIPA Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai