Kelompok 5, Oferring I:
Elvi Nuraini (150342607435)
Etis Prasila Utami (150342605416)
Farhana Halimah Rusyda (150342607533)
Lely Rindianti F. T. P (150342607238)
Made Dewi Saraningsih (150342607055)
M. Kresnha Pangabdi (150342606538)
B. Dasar Teori
Pada amfibia, irama ditentukan oleh sinus venosus. Atrium iramanya kurang cepat
dan ventrikel paling rendah tingkat otomasinya. Otot jantung peka terhadap perubahan-
perubahan metabolik, kimia dan suhu. Kenaikan suhu meningkatkan metabolisme dan
frekuensi jantung.
Jantung merupakan suatu organ yang berdenyut dengan irama tertentu (kontraksi
ritmik). Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke arah sirkulasi sistemik maupun
pulmoner. Lapisan yang mengitari jantung (pericardium) terdiri dari dua bagian : lapisan
sebelah dalam atau pericardium visceral dan lapisan sebelah luar atau pericardium
parietal. Kedua lapisan pericardium ini dipisahkan oleh sedikit cairan pelumas, yang
berfungsi mengurangi gesekan pada gerakan memompa dari jantung itu sendiri. Bagian
depan dari pericardium itu melekat pada tulang dada (sternum) bagian bawahnya melekat
pada tulang punggung, sedang bagian bawah pada diafragma. Perikardium visceral
mempunyai hubungan langsung dengan permukaan jantung.
Sel-sel otot jantung tidak akan berkontraksi kecuali dipicu oleh input neuron motoris
yang mengontrolnya. Akan tetapi, sel-sel otot jantung dapat membangkitkan potensial
aksinya sendiri, tanpa suatu input apapun dari sistem saraf. Membran plasma otot jantung
mempunyai ciri pacu jantung yang menyebabkan depolarisasi berirama, yang memicu
potensial aksi dan menyebabkan sel otot jantung tunggal untuk berdenyut bahkan ketika
diisolasi dari jantung dan ditempatkan dalam biakan sel. Potensial aksi sel otot jantung
berbeda dari potensial aksi sel otot rangka, yang bertahan sampai dua puluh kali lebih
lama. Potensial aksi sel otot rangka hanya berfungsi sebagai pemicu kontraksi dan tidak
mengontrol durasi kontraksi tersebut. Pada sel jantung durasi potensial aksi memainkan
peranan penting dalam pengontrolan durasi kontraksi (Campbell, 2004:262).
Katak dan amfibia lainnya mempunyai jantung berbilik tiga, dengan dua atrium dan
satu ventrikel. Ventrikel akan memompakan darah ke dalam sebuah arteri bercabang yang
mengarahkan darah melalui dua sirkuit : pulmokutaneuscircuit mengarah ke jaringan
pertukaran gas (dalam paru-paru dan kulit pada katak), dimana darah akan mengambil
oksigen sembari mengalir melalui kapiler. Darah yang kaya oksigen kembali ke atrium kiri
jantung, dan kemudian sebagian besar di antaranya dipompakan ke dalam sirkuit
sistematik. Sirkuit sistemik (systemiccircuit) membawa darah yang kaya oksigen ke
seluruh organ tubuh dan kemudian mengembalikan darah yang miskin oksigen ke atrium
kanan melalui vena. Skema ini,yang disebut sirkulasi ganda (doublecirculation),
menjamin aliran darah yang keluar ke otak, otot, dan organ-organ lain, karena darah itu
dipompa untuk kedua kalinya setelah kehilangan tekanan dalam hamparan kapiler pada
paru-paru atau kulit (Campbell, 2004:45).
Kontraksi jantung terdiri dari kontraksi atrium dan kontraksi ventrikel. Kedua
macam kontraksi jantung menunjukkan bahwa siklus jantung terdiri dari systole dan
diastole. Systole merupakan periode kontraksi ventrikel saat jantung memompakan
darahnya dari ventrikel ke sirkulasi pulmonal ( A pulmonalis) dan ke sirkulasi sistemik
(aorta). Pada saat systole katub-katub atrioventrikularis (mitralis dan bikuspidalis)
menutup sedangkan katub-katub semilunaris (katub aorta dan katub pilmonal) membuka
sehingga ventrikel yang berkontraksi (tekanannya meningkat) memompakan darahnya ke
aorta dan A pulmonalis. Sedangkan diastole menunjukkan periode relaksasi ventrikel
(kontraksi atrium) saat ventrikel menerima darah dari atrium yang sebelumnya telah
menerima darah dari paru-paru (V Pulmonalis) dan dari seluruh tubuh (vena cava). Pada
saat distole katub-katub semilunaris (katub aorta dan katub pulmonal) menutup sedangkan
katub-katub atrioventrikularis (mitralis dan bikuspidalis) membuka sehingga atrium yang
berkontraksi (tekanannya meningkat) memompakan darahnya ke ventrikel
(Supripto,1998).
Jantung mempunyai kemampuan untuk self excitation sehingga dapat berkontraksi
secara otomatis walaupun telah di lepas dari tubuh dan semua syaraf menuju jantung telah
di potong. Meskipun jantung berkontraksi dengan sendirinya, namun kuat kontraksi,
frekuensi denyut jantung, dan perambatan impuls pada jantung dipengaruhi oleh saraf
otonom, yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Pasangan kedua saraf ini kerjanya
adalah saling berlawanan yaitu saraf simpatik bekerja meningkatkan baik kuat kontraksi
maupun frekuensi denyut jantung dan mempercepat perambatan impuls pada jantung,
sedangkan saraf parasimpatik bekerja menurunkan naik kuat kontraksi maupun frekuensi
denyut jantung dan melambatkan perambatan impuls pada jantung (Supripto ,1998)
C. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Papan bedah Katak
Alat seksi Larutan Ringer
Cawan petri Asetilkolin (1/5000) 2%
Pipet tetes Adrenalin 1 %
Lup KCl 0,9 %
Kait logam/Peniti CaCl2 1%
Benang NaCl 0,7 %
Jarum Pentul ,
D. Cara Kerja
1. Sifat Otomatis dan Ritmis Jantung
Seekor katak Disingel pith, dengan cepat membuka rongga dadanya dan dihitung
denyut jantung permenit
Dipisahkan jantung dari tubuh dan meletakkan dalam cawan petri yang berisi larutan
ringer. Dihitung denyutnya per menit dan diamati apakah denyutnya berirama atau tidak.
Dipisahkan sinus venosus dari jantung, diamati dan dihitung denyut per menit. Bila tidak
berdenyut, disentuh pelan-pelan dengan batang gelas.
Dipisahkan atrium kanan, atrium kiri dan ventrikel. Diamati apakah masing-masing
bagian tersebut masih berdenyut dan dihitung denyutnya per menit.
2. Pengaruh faktor fisik dan kimia terhadap aktivitas jantung.
2. Pengaruh Faktor Fisik dan Kimia terhadap Aktifita Jantung
Seekor katak Disingel pith, dibuka rongga sehingga jantung terlihat jelas terlihat.
Dibuka pericardium sehinggajantung Nampak jelas terlihat.dihitung denyut jantung
per menit
Ditetesi jantung dengan larutan Ringer 5C, dihitung denyut jantung per menit
Dibuang dengan pipet larutan Ringer dingin dan diganti dengan larutan Ringer
Normal. Diamati sampai terlihat denyut jantung mendekati normal
Ditetesi jantung dengan larutan Ringer 40C, dihitung denyut jantung per menit
Dibuang dengan pipet larutan Ringer panas dan diganti dengan larutan Ringer
Normal. Diamati sampai terlihat denyut jantung mendekati normal
Dibuang dengan pipet asetikolin dan diganti dengan larutan Ringer Normal.
Diamati sampai terlihat denyut jantung mendekati normal
Dibuang dengan pipet adrenalin dan diganti dengan larutan Ringer Normal. Diamati
sampai terlihat denyut jantung mendekati normal
3. Pengaruh Ion Terhadap Aktifitas Jantung
Seekor katak Disingel pith, dengan cepat dibuka rongga dadanya. Dihitung denyut
jantung per menit
Dibukalah peniti kecil atau menggunakan kait logam kecit yang diikiat dengan
benang
Dipisahkan jantung dari tubuh dan diletakkan dalam cawan petri yang berisi larutan
Ringer. Dihitung denyutnya per menit, dan diamati apakah denyutnya berirama
atau tidak
Dengan cara yang sama, diberi perlakuan jantung dengan CaCl2 1%, NaCl 0,7 %
dan KCl 0,9%
E. Data Pengamatan
1. Sifat otot dan ritmis
Kondisi Jantung Jumlah denyut /menit
Normal ( sebelum perlakuan ) 70
Jantung dipotong dan ditambah ringer 63
Sinus venosus 5
Jantung 67
Atrium 62
Ventrikel 22
F. Analisis Data
1. Sifat Otot dan Ritmis Jantung
Katak disingle pith, kemudian dibuka rongga dadanya dengan cepat dan serta
dibuka bagian pericardium, lalu dihitung denyut jantung yang berdenyut selama 70 kali
per menit. Jantung dipisahkan dari tubuh katak dan diletakkan didalam cawan petri
yang berisi ringer. Pada saat tersebut jantung masih berdetak secara berirama selama 63
kali per menit. Bagian sinus venosus dipisahkan dari jantung dan dihitung denyutnya
yang hasilnya masih berdenyut selama 5 kali per menit. Tetapi bagian jantungnya
berdenyut selama 67 kali per menit.
Bagian atrium dipisahkan dari ventrikel kemudian menghitung denyut jantungnya.
Pada atrium masih berdenyut selama 62 kali per menit, sedangkan bagian ventrikel
berdenyut selama 22 kali per menit.
G. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah di laksanakan, maka dapat di bahas secara
terperinci sebagai berikut :
Jantung katak berbeda dengan jantung manusia. Jantung katak maupun mamalia
mempunyai centrum automasi sendiri artinya tetap berdenyut meskipun telah diputuskan
hubungannya dengan susunan syaraf atau di keluarkan dari tubuh. Secara anatomis
jantung katakter bagi menjadi tiga ruang yaitu sinus venosus, dua atrium dan satu
ventrikel. Sinus venosus adalah ruang disekitar jantung. Sistem sirkulasi pada katak adalah
system peredaran darah tertutup dan system peredaran darah ganda.
Darah mengalir melalui sinus venosus kemudian darah mengalir ke atrium dan
mengisi ruang ventrikel sebelum darah dipompa kembali olehotot-otot di ventrikel
keseluruh tubuh. Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk kesinus venosus dan
kemudian mengalir menujuke atrium. Dari atrium darah mengalir keventrikel yang
kemudian dipompa keluar melalui arteri pulmonalis untuk di bawa keparu paru dan
mengalami proses pertukanaran udara di alveolus paru paru,dan siklus akan berjalan
terus dan berkelanjutan. Dari aliran ini, maka dapat terlihat jelas bahwa bagian bagian
jantung berkontraksi bergantian. Di sini siklus jantung akan terjadi 2 urutan peristiwa yang
akan terjadi selama satu denyut lengkap. 2 peristiwa itu terdiri atas systole dan diastole.
Bentuk kontraksi otot jantung di sebut systole, yang mana bagian ventrikel akan
memompa darah keparu paru danventrikel kiri ke aorta. Keadaan saat kontraksi otot
jantung atau systole di tandai oleh warnapucat. Sedangkan bentuk relaksasi otot jantung di
sebut diastole, yang mana darah dari sirkulasi sistemik dibawa kembalike atrium kanan,
dan dari paru paruke atrium kiri. Keadaan saat relaksasi otot jantung di tandai dengan
warna jantung merah kecoklatan
2. Ion Na+ dalam larutan NaCl akan mengembalikan kerja jantung ke kondisi normal
sehingga denyut jantung berlagsung stabil.
3. Ion K+ dalam larutan KCl akan menurunkan potensial aksi jantung sehingga
kekuatan kontraksi juga menurun. Oleh karena itu, frekuensi denyut jantung setiap
menitnya akan berkurang.
I. DAFTAR PUSTAKA
Buridge. 1912. Researches on the perfused Heart: The effect of Inorganic
Salt.Experimental Physiology (5)347-371.
Campbell, N. A., Reece, J. B., & Mitchell, L.G Junqueira, Luiz Carlos and Jos Carneiro.
2007. Histologi Dasar. Jakarta: EGC.
Dukes, H. 1955. The Physiology of Domestic Animal. Comstock Pub. Associated.New
York.
Campbell, Neil A. Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell.2004. Biologi Edisi ke 5
Jilid 3. Jakarta: Erlangga 2004 .
Supripto. 1998. Fisiologi Hewan. Penerbit ITB. Bandung
LAMPIRAN