Anda di halaman 1dari 14

PENGAMATAN TAHAP PEMBELAHAN MITOSIS

PADA AKAR BAWANG MERAH

LAPORAN PRAKTIKUM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Mata Kuliah Genetika 1

yang Dibimbing Oleh Prof. Dr. Duran Corebima Aloysius, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 15:

1. Docilis Safira Febrianti (140341602442)


2. Na’immatus Sholikhah (160341606003)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Maret 2018
A. Judul
Pengamatan Tahap Pembelahan Mitosis Pada Akar Bawang Merah

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tahap yang terjadi pada pembelahan sel secara mitosis pada sel-
sel ujung akar bawang merah (Allium cepa )?
2. Bagaimana ciri pada masing- masing fase pembelahan mitosis yang
terjadi pada akar bawang merah (Allium cepa )?

C. Tujuan
1. Mengetahui fase-fase pembelahan mitosis mitosis pada sel- sel akar bawang
merah.
2. Membedakan ciri dari masing- masing fase pembelahan mitosis.

D. Dasar Teori
Setiap organisme memulai kehidupan dari sebuah sel. Sel baru berasal dari sel
hidup lain melalui pembelahan. Sel yang membelah merupakan sel induk sedangkan
keturunannya merupakan sel anak. Sel induk memindahkan salinan informasi genetik
ke sel anak yang merupakan generasi sel berikutnya. Untuk itu, materi genetik harus
melakukan replikasi sebelum membelah. Peristiwa tersebut dikenal dengan istilah
mitosis dan miosis (Sudjadi, 2002).
Mitosis hanya terjadi pada sel eukariotik dan tumbuh termasuk makhluk hidup
yang bersel eukariotik. Perkembangan dan pertumbuhan tumbuhan diawali dengan
mitosis. Pertumbuhan ini terjadi dengan cara pembelahan sel yang berkembang
menjadi banyak. Mitosis memiliki beberapa proses yaitu profase, metafase, anafase
dan telofase. Untuk mengetahui fase tersebut menggunakan akar bawang merah
karena memiliki sel yang berukuran relatif besar sehingga mudah untuk diamati.
Menurut Crowder (1988), secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan
mitosis pada akar bawang merah adalah sebagai berikut: (1) profase, tahap ini yang
terpenting adalah benang-benang kromatin menebal menjadi kromosom dan mulai
menduplikasi menjadi kromatid, (2) metaphase, tahap ini kromosom atau kromatid
berjejer teratur di bidang pembelahan (bidang equator) sehingga pada tahap inilah
kromosom atau kromatid mudah diamati atau dipelajari, (3) anafase, tahap ini
kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju kutub-kutub pembelahan sel,
dan (4) telofase, tahap ini terjadi peristiwa kariokinesis (pembagian inti menjadi dua
bagian) dan sitokinesis (pembagian sitoplasma menjadi dua bagian).

E. Alat dan Bahan


Alat:
- Mikroskop cahaya - Pinset
- Kaca benda - Gelas arloji
- Kaca penutup - Pipet tetes
- Silet berkarat - Kertas hisap/tissue
- Botol vial - Spiritus

Bahan:
- Tudung akar bawang merah
- Larutan FAA
- Alkohol 70%
- Larutan HCl 1N
- Acetocarmin
F. Cara Kerja
G. Data Pengamatan

No. Gambar Keterangan


1. Profase Pada fase ini kromatin mengalami
penebalan di tengah dan terlihat sel
benang-benang yang tidak teratur
yang letaknya menyebar.

2. Metafase Pada fase ini kromatid sejajar di


bidang ekuator.

3. Anafase Pada fase ini kromatid tertarik ke


masing- masing kutub berlawanan.

4. Telofase Pada fase ini dinding sel mulai


melekuk sehingga antar kutub
menjadi terbelah dan pada fase ini
terjadi sitokinesis.
H. Analisis Data
Dari hasil pengamatan, ditemukan fase-fase dari mitosis, yaitu: profase,
metafase, anafase dan telofase. Tahap pertama, profase ditandai dengan kromatin
yang mengalami penebalan; tahap kedua, metafase ditandai dengan kromatid yang
terletak sejajar di bidang ekuator; tahap ketiga, anafase ditandai dengan kromatid
yang tertarik ke masing-masing kutub berlawanan; tahap keempat, terakhir,
telofase ditandai dengan terjadi sitokinesis dan dinding sel mulai menekuk untuk
selanjutnya terbelah antar dua kutub.

I. Pembahasan
Dalam praktikum pengamatan pembelahan mitosis digunakan akar bawang
merah karena akar merupakan salah satu jaringan yang sel-sel penyusunnya
adalah sel-sel somatik, dan khusus pada ujung akar bersifat meristematik. Mitosis
merupakan pembelahan sel yang umumnya terjadi pada sel yang hidup terutama
sel-sel yang sedang tumbuh, dan dan sel-sel ini umumnya terdapat pada ujung
akar dan ujung batang tumbuhan. Hal inilah yang melatar belakangi digunakannya
akar dalam praktikum mitosis ini. Praktikum pengamatan pembelahan mitosis
pada akar bawang merah dilakukan dengan memotong ujung akar bawang merah
yang berumur 7 hari. Pemotongan tudung akar dilakuakan pada pukul 24.00 WIB.
Hal ini dikarenakan pada ujung akar bawang merah banyak sel yang mengalami
aktifitas pembelahan dengan rentangan 5 menit sebelum dan sesudah pukul 24.00
malam, sehingga tahap-tahap mitosis dapat diamati (Margono, 1973).
Untuk membuat preparat akar bawang agar dapat teramati proses mitosisnya
dibawah mikroskop, potongan akar tersebut harus melalui beberapa perlakuan
terlebih dahulu. Pertama setelah akar bawang dipotong, akar tersebut harus
direndam di dalam botol fial yang berisi larutan FAA. Perendaman dilakukan agar
sel tidak mengalami pembelahan lagi, karena larutan FAA merupakan larutan
fiksatif yang dapat menahan sel untuk tidak membelah lagi sehingga tahap-tahap
pembelahan mitosis dapat teramati. Kemudian potongan akar tersebut harus
direndam di dalam alkohol 70% selama 2 menit, perendaman ini bertujuan untuk
menghilangkan sisa-sisa FAA yang masih terdapat di dalam sel-sel akar bawang
merah. Selain itu perendaman dengan alkohol bertujuan untuk menyegarkan
kembali sel-sel akar bawang yang sudah semalaman dimasukkan ke dalam botol
fial berisi FAA dan mensterilkan akar dari mikroba (Kimball, 1983).
Perlakuan berikutnya adalah perendaman dengan HCl, menurut Crowder
(1988) hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam memotong tudung akar
bawang merah (Allium cepa), karena dengan pemberian HCl dapat memperjelas
batas tudung akar dengan sel-sel diatasnya, tudung akar akan terlihat lebih putih
dibandingkan bagian lain dari akar bawang merah (Allium cepa), pemberian HCl
ini juga dapat melunakkan dinding sel sehingga memudahkan dalam memotong
atau mencacah. Kemudian potongan akar tersebut diberi acetocarmin berfungsi
untuk pewarnaan agar fase-fase dari mitosis terlihat jelas. Acetocarmin adalah
pewarna sehingga jelas fungsinya untuk memberi pigmen pada sel-sel akar
bawang agar mudah untuk diamati. Pewarnaan dilakukan dengan mewarnainya
dengan pewarna yang sesuai akan tampak kromosom-kromosom dalam sel yang
membelah diri. Dalam pencacahan akar digunakan juga silet berkarat. Silet ini
mengandung FeCl3 yang dapat teroksidasi, sehingga mampu menyerap air dan
membantu proses pengikatan zat warna pada acetocarmin (Kimball, 1983).
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan tahapan mitosis yang
ditemukan adalah sel-sel yang sedang berada dalam fase profase, metafase,
anafase, dan telofase. Pada fase profase ini kromatin mengalami penebalan di
tengah dan terlihat sel benang-benang yang tidak teratur yang letaknya menyebar.
Menurut Saktiono (1999) sebenarnya pada fase ini sel sudah mempersiapkan diri
untuk membelah yang ditandai dengan berubahnya benang-benang kromatid
menjadi kromosom dengan satu sentromer, selain itu dinding inti (nukleus) dan
anak inti (nukleolus) menghilang, pasangan sentriol yang terdapat dalam
sentrosom berpisah dan bergerak menuju kutub yang berlawanan, dan serat-serat
atau benang-benang spindel terbentuk diantara kedua kutub pembelahan.
Tahap kedua yang ditemukan adalah metafase. Pada sel yang mengalami tahap
metafase, kromosomnya terlihat berjajar di bidang ekuator. Pada pengamatan, fase
ini terlihat jelas sekali sehingga dapat ditentukan berada pada tahap metafase.
Tahap berikutnya yang teramati adalah tahap anafase, dari pengamatan fase ini
memperlihatkan kromosom yang sudah mulai memisah dan menuju ke arah kedua
kutub yang berlawanan. Saktiono (1999) menjelaskan bahwa sentromer dari setiap
kromosom membelah menjadi dua dengan masing-masing satu kromatid.
Kemudian setiap kromatid berpisah dengan pasangannya dan menuju ke kutub
yang berlawanan. Kemudian, fase yang ditemukan adalah anafase. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan terlihat bahwa kromosom bergerak berlawanan
menjauhi bidang equator. Pada awal fase ini, membran nukleus dan nukleolus
lenyap. Sentromer suatu daerah vital bagi pergerakan kromosom, melekat pada
serabut gelendong yang bertanggung jawab terhadap arah pembelahan kromosom
selama pembelahan (Welsh, 1991).
Tahap yang terakhir ditemukan adalah telofase. Pada fase ini dapat teramati
bahwa kromosom baru telah menyelesaikan pergerakannya menuju kutub dan
mulai menyebar di dalam membran nukleus. Selama tahap ini berlangsung suatu
dinding sel baru mulai terbentuk diantara dua nukleus baru (Wells, 1991). Dalam
pengamatan, pada fase ini dinding sel mulai melekuk sehingga antar kutub
menjadi terbelah dan terlihat sel yang memiliki dua inti, selain itu pada fase ini
terjadi sitokinesis. Jadi, hasil dari pembelahan mitosis yaitu menghasilkan sel
anakan yang jumlah kromosomnya sama dengan jumlah kromosom sel induknya.

J. Kesimpulan

1. proses pembelahan sel secara mitosis pada sel-sel ujung akar bawang merah
(Allium cepa ) terdiri dari 4 tahap atau 4 fase yaitu dimulai dari fase profase,
metafase, anafase, dan telofase.
2. Perbedaan ciri- ciri dari keempat fase tersebut yaitu:
Fase Profase : Pada fase ini kromatin mengalami penebalan di tengah
dan terlihat sel benang-benang yang tidak teratur
(kromatin) yang letaknya menyebar.
Fase Metafase : Pada sel yang mengalami tahap metafase, kromatid
terlihat berjajar di bidang ekuator.
Fase Anafase : Dari pengamatan fase ini memperlihatkan kromosom
yang sudah mulai memisah dan menuju ke arah kedua
kutub yang berlawanan.
Fase Telofase : Pada fase ini dinding sel mulai melekuk sehingga antar
kutub menjadi terbelah dan terlihat sel yang memiliki dua
inti, selain itu pada fase ini terjadi sitokinesis.

K. Diskusi
1. Berikut ini adalah larutan yang dipakai untuk praktikum mitosis akar
bawang merah: (1) Acetokarmin, (2) Alkohol 70%, (3) HCL 1N dan (4)
FAA.
a. Jelaskan fungsi dari masing-masing larutan yang digunakan pada
praktikum mitosis!
b. Bagaimana proses biologis kerja dari larutan di atas sehingga dapat
menjelaskan fungsi tersebut?
c. Mengapa konsentrasi alkohol yang dipakai adalah 70%? Jelaskan!
Jawab: a. Fungsi dari masing-masing larutan yang digunakan pada
praktikum mitosis, antara lain: (1) Acetocarmin untuk
pewarna pada kromosom sehingga dapat dengan mudah
diamati, (2) Alkohol 70% untuk penetral kandungan FAA
dan penyegar sel, (3) HCl 1N untuk membersihkan bahan
yang akan diamati daei zat-zat lain dan untuk melunakkan
jaringan, serta (4) FAA untuk menghentikan aktifitas
pembelahan dan mempertahankan keadaan sel seperti saat
membelah.
b. Mekanisme kerja secara biologis dari masing-masing
larutan yang digunakan, sebagai berikut: (1) Acetocarmin
pada saat pewarnaan akan merubah warna putih cacahan
tudung akar menjadi warna merah (diserap oleh sel-sel
tudung akar tersebut), (2) Alkohol 70% pada saat tudung
akar bawang merah direndam selama 2 menit, alkohol
70% akan menetralkan kandungan FAA yang terdapat
dalam akar, mengembalikan kesegaran sel dan
mensterilkan mikroba yang mungkin ada dalam tudung
akar bawang merah, (3) HCl 1N pada saat tudung akar
bawang merah direndam selama 7 menit, HCl 1N akan
memperjelas bagian putih pada tudung akar serta (4) FAA
pada saat pemotongan dilakukan pada pukul 00.00 WIB,
FAA akan menghambat sel membelah lagi sehingga
pembelahan sel akan terhenti.
c. Konsentrasi alkohol yang digunakan 70% karena dalam
konsentrasi tersebut merupakan konsentrasi desinfektan
terbaik yang dapat membunuh mikroba yang mungkin ada
di dalam tudung akar sehingga nantinya didapatkan bahan
amatan yang steril.
2. a. Mengapa pada praktikum mitosis akar bawang merah bagian akar
yang dipakai adalah tudung akar? Kemukakan pendapat saudara!
b. Apabila bagian akar yang dipakai adalah selain tudung akar,
bagaimana hasilnya?
Jawab: a. Tudung akar merupakan salah satu dari sel somatik yang
sedang tumbuh (meristematik) di mana pembelahan
mitosis umumnya terjadi pada sel tersebut. Selain itu
susunan sel pada tudung akar lebih mudah diamati
daripada di jaringan lainnya.
b. Apabila bagian yang dipakai adalah selain tudung akar
maka kemungkinan untuk menemukan fase mitosis akan
sulit karena tidak semua jaringan tumbuhan bersifat
meristematis. Selain itu apabila suatu jaringan telah
menjadi dewasa maka yang teramati hanyalah susunan
selnya secara anatomi.
3. Jika ada permasalahan-permasalahan berikut, jelaskan kemungkinan
penyebabnya dan usulkan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah
tersebut!
a. Pada pengamatan di bawah mikroskop, sel-sel penyebarannya
banyak yang bertumpuk-tumpuk.
b. Warna sel terlalu pekat setelah diwarnai dengan acetocarmin.
c. Warna sel terlalu pucat setelah diwarnai dengan acetocarmin.
d. Pada preparat hanya ditemukan beberapa fase saja dari keseluruhan
fase mitosis.
Jawab: a. Sel kelihatan bertumpuk-tumpuk karena pada waktu
pencacahan, cacahan tudung akar bawang kurang halus
sehingga sel yang diamati di bawah mikroskop masih
terlalu besar sehingga kelihatan bertumpuk.
b. Sel menjadi terlalu pekat karena pada saat pemberian
acetocarmin yang terlalu banyak.
c. Sel menjadi terlalu pucat karena pada saat pemberian
acetocarmin yang terlalu sedikit.
d. Hanya ditemukan beberapa fase dari semua fase yang ada
karena pemotongan tidak dilakukan pada pukul 00.00
WIB tepat maka akan sulit menemukan keempat fase.
4. Jelaskan alasan dilakukan pemotongan tudung akar pada pukul 00:00!
Jawab: Pemotongan harus dilakukan pada pukul 00.00 WIB karena
pada waktu itu sel pada daerah meristematik sedang aktif
membelah.
5. Bila anda harus memilih menggunakan silet baru dan silet berkarat untuk
memecah preparat akar bawang merah, silet manakah yang akan anda
gunakan? Apa alasannya? Jelaskan!
Jawab: Silet berkarat, karena pada saat pencacahan karat pada besi
mampu mengoksidasikan sehingga pada saat pewarnaan
acetocarmin dapat dengan mudah diserap oleh sel tudung akar
bawang merah.
6. Terkait dengan ilmu genetika, jelaskan tujuan peristiwa mitosis pada
makhluk hidup!
Jawab: Peristiwa mitosis pada makhluk hidup bertujuan pada
penggandaan jumlah sel yang berguna dalam pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup terjadi proses pembelahan inti
yang berupa gen, kromosom, nukleus dan sentromer yang
memperbanyak diri serta tidak ada perubahan jumlah
kromosom maupun perubahan sifat dari sel induk ke sel anak.
L. Daftar Rujukan

Crowder, L. V. 1988. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.


Kimbal, John W. 1983. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Margono, Hadi. 1973. Pengaruh Colchicine terhadap Pertumbuhan Akar Bawang
Merah. Malang: IKIP Malang.
Saktiyono. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Sudjadi, Bagod. 2002. Biologi Sains dalam Kehidupan. Surabaya: Yudhistira.
Wells, J, R., Mogen, J, P. 1991. Dasar Genetika Dan Pemuliaan Tanaman.
Jakarta: Erlangga
M. Lampiran

Tahap pembelahan fase Tahap pembelahan fase


profase metafase

Perbesaran (40 x 10) Perbesaran (40 x 10)

Tahap pembelahan fase Tahap pembelahan fase


anafase telofase

Perbesaran (40 x 10) Perbesaran (40 x 10)

Anda mungkin juga menyukai