Anda di halaman 1dari 9

MITOSIS DAN MEIOSIS

Santo Chiwoso (2101634155)


Nesti F. Sianipar/Shierly Chandra/Rafly Eko Setiawan
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK BINUS UNIVERSITY
1. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mengamati tahapan pembelahan sel secara
mitosis dan meiosis.

2. Metodologi
2.1 Alat
1. Mikroskop Cahaya

2.2 Bahan
1. Preparat permanen ujung akar bawang (Allium cepa)
2. Preparat permanen benang sari (anther) Amarillidaceae
3. Preparat Lilium Anther Profase Akhir nonshowing pollen
4. Preparat Lilium Anther Profase Akhir showing pollen
5. Preparat Mitosis
6. Preparat Lilium Anther Metafase
7. Preparat Lilium Anther Profase awal

2.3 Diagram Alir


2.3.1 Pembelahan Mitosis
Pasang peparat permanen ujung
akar bawang pada meja preparat
mikroskop cahaya.

Amati pada perbesaran 400x dan


1000x

Gambar hasil pengamatan dan


beri keterangan

Amati hasil pengamatan tersebut


untuk mengetahui tahapan siklus
sel yang sedang berlangsung

1
2.3.2 Pembelahan Meiosis
Pasang peparat permanen
benang sari Amarillidaceae pada
meja preparat mikroskop cahaya.

Amati pada perbesaran 400x dan


1000x

Gambar hasil pengamatan dan


beri keterangan

Amati hasil pengamatan tersebut


untuk mengetahui tahapan siklus
sel yang sedang berlangsung

3. Hasil dan Pembahasan


3.1 Hasil Pengamtan Mitosis dan Meiosis
3.1.1 Tabel 1. Perbesaran 1000x
Tahapan Gambar Keterangan
Profase awal

Profase akhir showing


pollen

2
Profase akhir non-
showing pollen

Metafase

Mitosis

3.2 Pembahasan
Organisme pada umumnya mengenal 3 macam reproduksi sel yaitu amitosis,
mitosis, dan meiosis. Pembelahan secara amitosis hanya terjadi pada organisme
prokariotik dan uniseluler seperti Amoeba, bakteri dan ganggang. Pada pembelahan
tersebut tidak tampak adanya kromosom (Sastrosumardjo, 2006).
Pembelahan sel secara mitosis dan meiosis pada umumnya berlangsung pada
organisme eukariotik dan multiseluler yang meliputi pembagian inti sel (kariokinesis) dan
pembagian sitoplasma (sitokinesis). Setiap kali pembelahan memiliki tahapan-tahapan
yang didasarkan pada perubahan letak kromosok selama berlangsungnya proses
pembelahan. Setiap tahap pembelahan mempunyai ciri – ciri tertentu yang dapat diamati
proses-prosesnya melalui teknik atau perlakuan tertentu yang diberikan pada kromosom
tersebut (Sumari dan Aditya Marianti, 2007).

Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi pada eukariot. Pembelahan sel
secara mitosis terjadi pada jaringan somatik. Dalam pembelahan mitosis ini, satu sel
membelah menjadi dua sel yang sama persis. Sedangkan Meiosis adalah tipe
pembelahan nukleus yang melakukan pemisahan tiap kromosom homolog menjadi
gamet yang baru. Jika mitosis menghasilkan sel anak yang identik dengan induk, maka
meiosis menghasilkan sel anak dengan reduksi jumlah kromosom. Selain itu, sel anak
yang dihasilkan pada proses meosis berbeda dengan sel induknya. adalah pembelahan
Mitosis dan meiosis merupakan bagian dari siklus sel dan hanya mencakup 5-10% dari
siklus sel. Persentase waktu yang besar dalam siklus sel terjadi pada interfase. Interfase
terdiri dari periode G1, S, dan G2. Pada periode G1 selain terjadi pembentukan
senyawa-senyawa untuk replikasi DNA, juga terjadi replikasi organel sitoplasma
sehingga sel tumbuh membesar, dan kemudian sel memasuki periode S yaitu fase
terjadinya proses replikasi DNA. Setelah DNA bereplikasi, sel tumbuh (G2)

3
mempersiapkan segala keperluan untuk pemisahan kromosom, dan selanjutnya diikuti
oleh proses pembelahan inti (M) serta pembelahan sitoplasma. Selanjutnya sel hasil
pembelahan memasuki organisme pertumbuhan sel baru (G1). (Suryo, 2004)
Pembelahan mitosis dibedakan atas 5 fase, yaitu interfase, profase, metafase,
anafase, dan telophase, berikut adalah penjelasannya: (Simmons, 1989)

1. Interfasse
Interfase disebut juga fase istirahat. Sebagian besar waktu hidup sel berada pada
tahap ini. DNA mulai bersiap-siap mengadakan replikasi. Fase ini terdiri dari fase
gap- 1 (G1), fase sintesis (S), dan fase gap – 2 (G2).

2. Profase
Pada fase ini DNA mulai dikemas menjadi kromosom. Diawali dengan
pemendekan dan penebalan kromosom. Pada akhir fase ini, kromosom terdiri
dari 2 kromatid yang masing-masing terikat pada sentromer. Nukleolus hilang
dan membran nukleus hancur kromosom terlihat bebas di dalam kromosom.
Pasang kromosom yang telah direplikasi disebut kromatid sister, dan mereka
tetap bergabung pada titik pusat yang disebut sentromer. Sebuah struktur besar
yang disebut gelendong mitosis juga terbentuk dari protein yang panjang disebut
mikrotubulus di setiap sisi, atau tiang, sel.

3. Metafase
Merupakan tahap singkat dalam mitosis. Pada fase ini kromosom bergerak ke
bidang ekuator dan terikat pada benang spindel melalui sentromer. Hal ini
bertujuan agar pembagian materi DNA rata dan sama jumlahnya.

4. Anafase
Pada tahap ini masing-masing sentromer akan membelah secara bersamaan.
Kromatid bergerak menuju kutub pembelahan karena adanya kontraksi benang
spindel. Tahap ini menghasilkan salinan kromosom yang berpasangan.

5. Telofase
Kromatid telah disebut sebagai kromosom. Membran inti mulai terbentuk,
nukleolus mulai muncul kembali, dan terbentuk benang-benang kromatin. Fase
ini diakhiri dengan adanya pembelahan sitoplasma atau sitokinesis.

4
Proses pembelahan dengan cara meiosis terbagi menjadi dua yaitu meiosis I dan
meiosis II, berikut adalah prosesnya: (David, 2005)

Meiosis I
1. Profase I, terbagi menjadi 5 tahap berikut :
 Leptoten, benang-benang kromatin menjadi kromosom.
 Zigoten, kromosom homolog berdekatan dan bergandengan, setiap pasang
disebut bivalen.
 Pakiten, tiap bagian kromosom homolog mengganda sehingga terbentuk tetrad.
 Diploten, kromatid memendek dan membesar.
 Diakinesis, terbentuk dua sentriol, membran inti dan anak inti menghilang.

2. Metafase I, terbentuk benang-benang spindel, kromosom berjajar di sepanjang


ekuator.
3. Anafase I, setiap pasangan kromosom homolog berpisah, lalu bergerak ke arah
kutub yang berlawanan.
4. Telofase I, membran inti dan nukleus terbentuk lagi, terbentuk dua sel anakan
melalui proses sitokinesis.

Meiosis II
1. Profase II, pada tahap ini kromatid kembaran masih melekat pada tiap sentromer
kromosom. Tahap ini terjadi secara singkat.
2. Metafase II, pada tahap ini tiap-tiap kromosom merentang pada bidang ekuator
dan terbentuk benang-benang spindel.
3. Anafase II, kromatid mulai tertarik ke kutub pembelahan yang berlawanan arah.
Kromatid yang terpisah ini mulai disebut kromosom.
4. Telofase II, kromatid telah mencapai kutub pembelahan. Pada tahap ini terbentuk
4 inti, tiap-tiap inti mengandung kromosom haploid dan satu salinan DNA.
5. Sitokinesis II, tiap inti yang terbentuk mulai dipisahkan oleh sekat. Pada akhir ini
dihasilkan 4 sel kembar haploid.

5
Pembelahan mitosis berbeda dengan pembelahan meiosis, banyak factor
perbedaan yang dapat dilihat selama proses, sel anak yang dihasilkan dan lain-lain,
berikut adalah perbedaannya: (Dani, 2015)
1. Pembagian Sel
Pada pembelahan mitosis sebuah sel somatik membagi sekali. Sitokinesis (pembagian
sitoplasma) terjadi pada akhir telofase. Berbeda dengan pembelahan Meiosis dimana
sebuah sel gamet membagi dua kali. Sitokinesis terjadi pada akhir telofase I dan telofase
II.

2. Jumlah Sel Saudara


Saat pembelahan mitosis dua sel anak yang dihasilkan. Setiap sel diploid yang
mengandung jumlah yang sama dari kromosom. Sedangkan pada pembelahan Meiosis:
Empat sel anak yang dihasilkan. Setiap sel haploid yang mengandung setengah jumlah
kromosom sebagai sel asli.

3. Komposisi Genetik
Sel anak yang dihasilkan dalam mitosis adalah klon genetik (mereka secara genetik
identik). Tidak ada rekombinasi atau penyebrangan yang terjadi. Sedangkan pada
meiosis sel anak yang dihasilkan mengandung kombinasi yang berbeda dari gen.
Rekombinasi genetik terjadi sebagai akibat dari pemisahan acak kromosom homolog ke
dalam sel yang berbeda dan dengan proses menyeberang (transfer gen antara
kromosom homolog).

4. Panjang Profase
Selama tahap mitosis pertama, yang dikenal sebagai profase, kromatin berkondensasi
menjadi kromosom diskrit, amplop nuklir rusak, dan serat gelendong terbentuk di kutub
yang berlawanan dari sel. Sebuah sel menghabiskan lebih sedikit waktu di profase
mitosis dari sel di profase I meiosis. Pada proses Meiosis Profase I terdiri dari lima tahap
dan berlangsung lebih lama dari profase mitosis. Lima tahap profase meiosis I yang
leptotene, zygotene, pakiten, diplotene, dan diakinesis. Kelima tahap tidak terjadi pada
mitosis. Rekombinasi genetik dan menyeberang berlangsung selama profase I.

5. Pembentukan Tetrad
Pada proses mitosis Formasi Tetrad tidak terjadi. Tetapi, pada pembelahan meiosis
Dalam profase I, pasangan kromosom homolog berbaris erat bersama-sama
membentuk apa yang disebut tetrad a. Sebuah tetrad terdiri dari empat kromatid (dua
set adik kromatid).

6. Kromosom Keselarasan di Metafase


Pada pembelahan mitosis suster kromatid (digandakan kromosom terdiri dari dua
kromosom identik terhubung di daerah sentromer) menyelaraskan pada pelat metafase
(pesawat yang sama jauh dari dua kutub sel).

6
Meiosis: tetrad (pasang kromosom homolog) menyelaraskan pada pelat metafase di
metafase I.

7. Kromosom Pemisahan
Pada pembelahan mitosis selama anafase, kromatid kakak memisahkan dan mulai
bermigrasi sentromer pertama menuju kutub yang berlawanan dari sel. Sebuah kromatit
dipisahkan menjadi dikenal sebagai kromosom anak perempuan dan dianggap sebagai
kromosom penuh. Namun, Meiosis kromosom homolog bermigrasi ke arah kutub yang
berlawanan dari sel selama anafase I. Suster kromatid tidak terpisah di anafase I.

Mitosis Meiosis
Terjadi pada sel somatik / sel tubuh Terjadi pada sel gamet, di alat
atau sel gamet pembiakan generatif
Mengalami 1x selama 1 daur Mengalami 2x selama 1 daur
(meiosis I dan meiosis II)
Pembelahan memisahkan kromatid Pada meiosis I terjadi pembelahan
serupa reduksi (memisahkan kromosom
homolog dalam anafase I)
Pada meiosis II terjadi pemisahan
kromatid serupa
Kromosom tidak berpasangan. Kromosom-kromosom homolog
Biasanya tidak terbentuk kiasmata, berpasagan. Biasanya terbentuk
sehingga tidak terjadi pertukaran kiasmata sehingga ada pertukaran
sifat genetik. sifat genetik.
1 sel induk diploid (2n)  2 sel 1 sel induk diploid (2n)  4 sel
anakan diploid (2n) anakan haploid (n)
Hasil mitosis dapat mengalami Hasil meiosis tidak dapat
mitosis mengalami meiosis lagi, namun
dapat mengalami mitosis
Mitosis dapat berlangsung selama Meiosis berlangsung ketika
makhluk masih hidup makhluk mencapai umur untuk
membentuk gamet

Aseksual Seksual
(Suryo, 1995)

Penyerbukan atau polinasi adalah transfer serbuk sari/polen ke kepala putik


(stigma). Kejadian ini merupakan tahap awal dari proses reproduksi (Ashari,1998).
Menurut Elisa (2004) penyerbukan merupakan:
– pengangkutan serbuk sari (pollen) dari kepala sari (anthera) ke putik (pistillum)
– peristiwa jatuhnya serbuk sari (pollen) di atas kepala putik (stigma).

7
Menurut Ashari (1998) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proses
polinasi berjalan lancar dengan hasil optimal, antara lain :
1.Sistem penyilangan (breeding system) dan variasi jenis kelamin yang menentukan
perlunya penyerbukan silang.
2.Saat penyebaran serbuk sari, reseptimatis stigma induk bunga, seluruh tanaman/
pohon yang dikaitkan dengan aktivitas harian serta musiman vektor penyebuk.
3.Vektor yang berperan dalam penyerbukan.
4.Pengaruh cuaca terhadap sinkronisasi pembungaan, penyebaran serbuk sari, serta
aktivitas vektor.
Macam penyerbukan di alam
Menurut Elisa (2004) penyerbukan dapat dibedakan menjadi :
1.Penyerbukan tertutup (kleistogami)
Terjadi jika putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang sama. Dapat disebabkan
oleh:
• Putik dan serbuk sari masak sebelum terjadinya anthesis (bunga mekar)
• Konstruksi bunga menghalangi terjadinya penyerbukan silang (dari luar), misalnya
pada bunga dengan kelopak besar dan menutup. Contoh : familia Papilionaceae
2.Penyerbukan terbuka (kasmogami)
Terjadi jika putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang berbeda. Hal ini dapat terjadi
jika putik dan serbuk sari masak setelah terjadinya anthesis (bunga mekar)

Beberapa tipe penyerbukan terbuka yang mungkin terjadi :


a. Autogamie: putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang sama
b. Geitonogamie: putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang berbeda, dalam pohon
yg sama
c. Allogamie (Silang): putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg sejenis
d.Xenogamie (asing): putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg tidak sejenis
Beberapa tipe bunga yang memungkinkan terjadinya penyerbukan terbuka :
a. Dikogami
Putik dan benang sari masak dalam waktu yang tidak bersamaan.
•Protandri : benang sari lebih dahulu masak daripada putik
•Protogini : putik lebih dahulu masak daripada benang sari
b. Herkogami
Bunga yang berbentuk sedemikian rupa hingga penyerbukan sendiri tidak dapat terjadi.
Misal Panili yang memiliki kepala putik yang tertutup selaput (rostellum).
c. Heterostili
Bunga memiliki tangkai putik (stylus) dan tangkai sari (filamentum) yg tidak sama
panjangnya
• tangkai putik pendek (microstylus) dan tangkai sari panjang
•tangkai putik panjang (macrostylus) dan tangkai sari pendek

Pada saat pengamatan kami menemukan sel-sel yang sedang berda dalam fase
Metafase, profase awal dan profase akhir. Pada sel yang sedang dalam fase Metafase

8
terlihat jelas kromosom yang terkumpul pada kutub masing-masing dari sel tersebut.
Pengamatan tersebut semakin menyakinkan kami setelah kami melihat model fase-fase
pembelahan yag terdapat di ruang genetika.

Sel berikutnya yang kami amati adalah sel dengan sekat yang belum sempurna,
sehingga kami simpulkan sel tersebut sedang dalam fase profase awal. Dan sel terakhir
yang sempat kami amati memiliki ciri-ciri bagiannya sudah utuh, dinding selnya terlihat
jelas dan kromosom terlihat mengumpul di tengah sehingga kami simpulkan sel tersebut
berada dalam fase profase akhir.

4. Daftar Pustaka

Ashari, S.1998, Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Clark, David P. 2005. Molecular Biology Understanding The Genetic Revolution. San
Diego, California: Elsevier Inc.
Elisa, 2004, Pembungaan dan Produksi Buah I, http://www.elisa ugm.ac.id (diakses
tanggal 21 Desember 2017).
Gardner E.J., Simmons M., Snustad D. P,1989. Principles of Genetics.8th Ed. Singapore:
John Wiley & Sons, Inc. New York, Toronto, Singapore.
Sastrosumardjo, dkk. 2006. Panduan Laboratorium Sitogenetika Tumbuhan. Bogor: IPB
Press.
Sumadi dan Aditya Marianti. 2007. Biologi Sel. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Surya, Y. 2001. Fisika Itu Mudah. Tangerang: PT Bina Sumber Daya MIPA.
Suryo.1995. Sitogenetika. Yogyakarta: Gajah Mada University Pres
Suryo. 2004. Genetika. Yogyakarta: UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai