Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR GENETIKA

SIMULASI MEIOSIS DAN MITOSIS

KELOMPOK 4 :
Mahardika Rafi’ S 150510180119

Meli Andari 150510180131

Revan Ramdhan 150510180139

Rumaisha Salma 150510180153

Fakultas Pertanian
Universitas Padjadjaran
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-Nya
yang telah diberikan, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Dasar Genetika
ini. Adapun tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Dasar Genetika.

Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras kami semata, melainkan juga
atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya laporan ini, diantaranya:

1. Bapak Dr. Noladhi Wicaksana, SP., MP. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Dasar
Genetika.
2. Kang Tyas Aji selaku Asisten Dosen mata kuliah Dasar Genetika
3. Seluruh teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari sempurna. Untuk itu, kami
selaku tim penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang membangun agar
laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Kami berharap semoga laporan ini bermanfaat untuk
kita semua.

Jatinangor, 27 Maret 2019

Tim penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………. 2

Daftar Isi …………………………………………………………………… 3

Bab. I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………….. 4

1.2 Tujuan …………………………………………………………………… 5

Bab. II Metode Praktikum

2.1 Gen Kromosom ……………………………………………………… 6

2.2 Alat dan Bahan ………………………………………………………6

2.3 Simulasi kromosom ………………………………………………………6

2.4 Letak Sentromer ………………………………………………………6

2.5 Alih pada Kromosom ……………………………………………………. 7

2.6 Kromosom dan Kromatid ……………………………………………….. 7

2.7 Proses Mitosis ……………………………………………………… 8

2.8 Proses Meiosis ……………………………………………………… 9

Bab. III Hasil dan Pembahasan

3.1 Pembelahan Mitosis …………………………………………………… 17

3.2 PembelahanMeosis …………………………………………………….. 17

Bab. IV Penutup

4.1 Simpulan ……………………………………………………………….. 19

4.2 Saran…………………………………………………………………….. 19

Daftar Pustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelahan sel merupakan suatu proses terbentuknya sel baru yang berasal dari sel
induknya, berdasarkan teori sel yang menyatakan bahwa setiap sel penyusun makhluk hidup
berasal dari sel sebelumnya. Pembelahan sel di kelompokkan menjadi dua kelompok yang
berdasarkan beberapa perbedaan pokoknya dikelompokkan menjadi mitosis dan meiosis.
Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel somatis (sangat aktif
pada jaringan meristem) yang menghasilkan dua sel anak dengan komponen yang sama dan
identik dengan komponen induknya.
Pembelahan meiosis adalah suatu proses terjadinya pembelahan sel pada sel-sel kelamin
dari organisme-organisme yang melakukan proses reproduksi dengan cara generatif ataupun
seksual.Pembelahan meiosis biasanya sering disebut dengan proses pembelahan sel secara
reduksi, karena proses yang dihasilkan adalah sel-sel anakan dengan jumlah kromosom
setengah / separuh dari kromosom indukannya.
Sel merupakan unit terkecil penyusun tubuh makhluk hidup yang dapat mengalami
perkembangan dan pertumbuhan. Reproduksi sel merupakan salah satu ciri utama makhluk
hidup. Pada makhluk hidup bersel satu atau uniseluler, proses ini bertujuan sama seperti
tujuan perkembangbiakan, yaitu menghindari kepunahan. Adapun pada makhluk hidup bersel
banyak atau multiseluler, reproduksi sel bertujuan untuk memperbaiki jaringan tubuh yang
rusak, pertumbuhan, dan perkembangan sel. Semua aktifitas makhluk hidup termasuk
reproduksi sel, selalu membutuhkan energi. Energi ini diperolehdari proses oksidasi zat-zat
makanan yang akan menghasilkan adenosin tri-phosphat (ATP). ATP tersebut dihasilkan
selama proses glikolisis dan daur krebs.
Setiap organisme berupaya agar jenisnya tetap lestari dengan cara melakukan
reproduksi. Tubuh makhluk hidup dapat menjadi besar karena ada penambahan jumlah sel di
dalam tubuhnya. Sel-sel hasil penambahan tersebut berasal dari reproduksi sel. Sel baru
tersebut terbentuk dengan diawali oleh pembelahan inti lebih dahulu yang dapat dilihat dari
perubahan kedudukan kromosomnya.

4
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui proses terjadinya pembelahan sel secara mitosis dan meiosis
2. Mengamati dan mengetahui perbedaan dari setiap fase pembelahan sel secara
mitosis dan meiosis
3. Mengetahui bentuk kromosom dalam pembelahan sel secara mitosis dan meiosis

5
BAB II

METODE PRAKTIKUM
2.1 Gen Kromosom

Metasentrik dengan alil resesif aa dengan Kromosom Akrosentrik heterozigot Bb

2.2 Alat dan Bahan

 8 tali sepatu berwarna biru muda sebagai Kromosom


 4 pita berwarna merah muda sebagai resesif alil a
 2 pita berwarna hijau tua sebagai alil dominan B
 2 pita berwarna hijau muda sebagai alil resesif b

2.3 Simulasi Kromosom

2.4 Letak Sentromer

Warna hiijau tua sebagai alil dominan B dan pita warna hijau muda sebagai alil resesif b pada
kedua ini menunjuk letak sentromer pada posisi dekat ujung akrosenrik. Dan pada gambar kedua
pita berwarna merah muda sebagai alil resesif a yang letak sentromer ditenagh atau metasentrik.

6
2.5 Alil Pada Kromosom

2.6 Kromosom dan Kromatid


Pada gambar A dapat diketahui bahwa pada kromosom atau 4 kromatid setiap
1 kromosom terdiri dari 2 kromatid. Kromtid pertama memiliki alil dominan B
ditandai dengan pita berwarna hijau tua, sedangkan kromatid kedua memiliki alil
resesif yang ditandai dengan pita yang berwarna hijau muda. Kemudian letak
sentromer pada ujung kromosom (Akrosentrik).
Pada gambar B dapat diketahui bahwa pada kromosom atau 4 kromatid, yaitu 1
kromosom terdiri dari 2 kromatid. Kromatid pertama dan kedua sama-sama memiliki
alil resesif a. Kemudian letak sentromer berada ditengah kromosom (Metasentrik)

Gambar A Gambar B

7
2.7 Proses Mitosis

a) Fase Profase
Pada fase ini terjadi perubahan pada nukleus dan sitoplasma. Benang
kromatin pada nukleus akan memendek dan menebal membentuk kromosom.
Tiap lengan kromosom terduplikasi menjadi dua kromatid yang kembar dan
terikat pada sentromer. Selama fase ini nukleolus dan membran nukleus akan
menghilang. Mendekati akhir profase, terbentuk benang spindel yang terdiri
atas mikrotubula dan protein. Akhirnya, kromosom ganda akan
menempatkan diri pada area equatorial.

b) Fase Metafase
Kromosom akan tersebar di bidang tengah dari sel. Salah satu ciri khas
pada fase ini adalah kromosom yang tersusun rapi sepanjang bidang equator.
Benang spindel akan terlihat tipis. Kromosom akan menuju ke tengah sel dan
berkumpul pada bidang pembelahan dan menggantuk melalui sentromer.

8
c) Fase Anafase

Sentromer akan terbelah , dan kedua kromatid akan memisahkan diri lalu
bergerak ke arah kutub sel dari kedua benang spindel secara berlawanan Pada
akhir fase semua kromatid terledak pada kutub masing-masing. Semua
kromosom yang terbentuk akan berlaku sebagai kromosom baru.

d) Fase Telofase

2.8 Proses Meiosis


a) Fase Profase I
Profase I adalah tahapan yang paling kompleks pada meiosis. Selain itu, profase I di
pembelahan meiosis jauh lebih lama daripada mitosis. Selama tahap ini, kromosom
homolog saling berlekatan dan saling menukarkan DNA. Profase I dibagi menjadi 5

9
tahap, yaitu Leptoten, Zigoten, Pakiten, Diploten dan Diakinesis.

 Leptoten
adalah benang-benang kromatin menjadi kromosom.

 Zigoten

adalah kromosom yang sama bentuknya (Homolog) berdekatan dan


bergandengan. Setiap pasang kromosom ini disebut sebagai bivalen.

10
 Pakiten

Adalah setiap bagian kromosom homolog mengganda, akan tetapi masih dalam
satu ikatan sentromer sehingga terbentuk tetrad.

 Diploten

adalah sentrosom membentuk dua sentriol yang masing-masing membentuk


benang gelendong pembelahan. Satu sentriol tetap, sedangkan sentriol yang
lain bergerak kearah kutub yang berlawanan. Membran inti dan nukleolus
hilang. Empat kromatid bivalen tadi disebut dengan tetrad dan terjerat oleh
benang gelendong yang dibentuk oleh sentriol-sentriol.

11
 Diakinesis

b) Faase Metafase I

Kromosom tersusun dan berkumpul di bidang ekuator.

c) Fase Anafase I:

Benang gelendong pembelahan dari masing-masing kutub menarik kromosom


homolog jadi, setiap pasangan kromosom homolog berpisah bergerak ke arah kutub
yang berlawanan, sentromer belum membelah. Setiap kutub menerima campuran acak
kromosom dari parental.

12
d) Fase Telofase I:

Kromatid memadat, selubung inti terbentuk, dan nukleus muncul lagi, lalu kinesis
berlangsung. Pada manusia terjadi duplikasi 2 kromosom dari jumlah sehingga
terbentuk 4 kromatid sehingga terbentuk 23 kromosom yang diduplikasi di setiap
kutub. Benang gelendong lenyap, kromatid muncul kembali dan sentriol berperan
sebagai sentrosom kembali.

13
Berikut adalah langkah-langkah proses meiosis II:

e) Fase Profase II:

Sentrosom membentuk dua sentriol yang letaknya pada kutub yang berlawanan dan
dihubungkan oleh benang spindel. Membran inti dan nukleolus mulai lenyap,
kromatin berubah menjadi kromosom yang terjerat oleh benang spindel.

f) Fase Metafase II:

Kromosom berada di bidang ekuator, kromatid berkelompok dua-dua dan belum


terjadi pembelahan sentromer.

14
g) Fase Anafase II:

Kromosom-kromosom tersebut lalu ditarik oleh benang spindel ke arah kutub yang
berlawanan yang menyebabkan sentromer terbelah. Sebagai akibatnya masing-masing
kromatidnya bergerak ke arah yang berlawanan pula.

15
h) Fase Telofase II:

Kromatid terkumpul pada kutub pembelahan kemudian berubah menjadi kromatid


lagi, lalu membran inti dan anak inti terbentuk kembali, dan sekat pemisah semakin jelas
sehingga akhirnya terjadilah dua sel anak.

16
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pembelahan Mitosis

Pembelahan mitosis merupakan proses pembelahan sel yang menghasilkan 2 sel


baru yang mengandung kromosom atau materi genetik yang sama dengan sel induknya.
Proses ini terjadi pada sel somatik (sel tubuh). Mitosis bertujuan untuk mengganti sel-
sel yang sudah rusak dan memperbanyak sel untuk proses pertumbuhan. Proses
pembelahan mitosis terdiri dari Profase, Metafase, Anafase, dan Telofase.
Pada sel yang mengandung dua kromosom (Kromosom I alel aa, dan
Kromosom II alel Bb) proses mitosis menghasilkan dua sel anak yang jumlah dan
komponen kromosomnya sama persis dengan sel induknya. Prosesnya diawali dengan
Profase. Pada tahap ini masing-masing kromosom akan menduplikasi membentuk
kromatid. Lalu pada proses Metafase, kromatid berada di bidang ekuator dan diikat
oleh benang spindel. Pada Anafase, masing-masing kromatid berpisah menjadi dua
bagian pada sentromernya dan ditarik ke arah kutub yang berlawanan. Pada fase
Telofase, kromosom berkumpul pada kutubnya dan mulai menipis menjadi kromatin.
Benang spindel mulai menghilang dan membran inti mulai terbentuk. Mulai terbentuk
dua anak sel yang sifatnya sama dengan induknya. Oleh karena itu hasil mitosis ini
menghasilkan sel dengan kromosom I aa, dan kromosom II Bb.

3.2 Pembelahan Meiosis

Meiosis merupakan pembelahan sel yang terjadi pada sel kelamin, yaitu sel sperma
dan sel telur. Dalam meiosis terjadi dua kali pembelahan yang menghasilkan empat sel
baru dengan jumlah kromosom setengah dari induknya. Meiosis terdiri dari meiosis I dan
meiosis II.

Pada pembelahan meiosis memiliki kromosom yang sama pada pembelahan mitosis
yaitu akan tetapi pada pembelahan meiosis jumlah kromosom pada kedua pembelahan
berbeda. Yaitu pada pembelahan meiosis jumlah kromosom 4. Dengan membentuk
pasangan kromosom dimana pada pasangan kromosom 1 memiliki kromosom a yang
alilnya resesif a, dan kromosom b alilnya heterozigot Bb.

17
Tahapan meiosis I yaitu Profase I (terdiri dari Leptonema, Zygonema, Pakinema,
Diplonema, dan Diakinesis). Pada Leptonema, benang-benang kromatin memendek dan
menebal menjadi kromosom homolog. Pada Zygonema, kromosom homolog saling
berdekatan dan berpasangan (sinapsis). Pasangan kromosom homolog ini disebut bivalen.
Pada Pakinema, tiap bagian kromosom mengganda dan membentuk tetrad. Diplonema,
kromatid dari tiap belahan kromosom memendek dan membesar. Terakhir pada
Diakinesis, Terbentuk dua sentriol dan juga benang spindel. Lalu sentriol bergerak
menuju kutub-kutub yang berlawanan. Nukleus dan nukleolus melebur dan kromatid-
kromatid bivalen yang terbentuk tadi terjerat oleh benang spindel. Pada Metafase I, tetrad
berkumpul di bidang ekuator, terjadi proses crossing over. Anafase I, setiap pasangan
kromosom homolog berpisah dan bergerak ke kutub yang berlawanan tertarik oleh
benang spindel. Telofase I, kromatin terbentuk kembali dan nukleus kembali terbentuk.
Terjadi sitokenesis dan benang spindel pun menghilang.

Tahapan meiosis II adalah Profase II, Metafase II, Anafase II, dan Telofase II. Profase
II, Pada fase ini terbentuk dua sentriol dan juga benang spindel, sentriol bergerak menuju
kutub-kutub yang berlawanan. Selain itu kromatin menebal menjadi kromosom dan
membran inti melebur. Metafase II, kromosom bergerak ke bidang ekuator dan terjerat
benang spindel. Anafase II, kromosom bergerak ke arah kutub yang berlawanan.
Telofase II, kromosom berubah kembali mejadi kromatin dan nukleus kembali terbentuk.
Terjadi sitokenesis dan pembelahan inti.

18
BAB IV

PENUTUP

4.1 SIMPULAN

Sel dalam tubuh makhluk hidup mengalami proses pembelahan mitosis dan meiosis.
Pembelahan mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan dua sel baru yang
mengandung jumlah kromosom yang sama. Mitosis terjadi pada sel somatik dan berperan
pada proses pertumbuhan. Proses mitosis terdiri dari Profase, Metafase, Anafase, dan
Telofase.

Meiosis merupakan pembelahan sel yang terjadi pada sel kelamin, yaitu sel sperma
dan sel telur. Dalam meiosis terjadi dua kali pembelahan yang menghasilkan empat sel baru
dengan jumlah kromosom setengah dari induknya. Meiosis terdiri dari meiosis I dan meiosis
II. Tahapan meiosis I yaitu Profase I (terdiri dari Leptonema, Zygonema, Pakinema,
Diplonema, dan Diakinesis), Metafase I, Anafase I, dan Telofase I. Tahapan meiosis II adalah
Profase II, Metafase II, Anafase II, dan Telofase II.

4.2 SARAN

Pembelajaran mengenai pembelahan sel ini menjadi dasar dalam mempelajari ilmu
genetika yang lebih lanjut. Oleh karena itu penting untuk memahami dan menguasai materi
pembelahan sel ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Reece. 2010. Biologijilid 1 edisi kedelapan. Erlangga: Jakarta.

Hartl, D. L. & E. W. Jones. 2005. Genetics: Analysis of genes and genomes. 6th ed.
Jones and Bartlett Publishers Inc., Massachusetts: xxvi + 854 hlm

Campbell, N. A., J. B. Reece, L. A. Urry, M. L. Cain, S.

A. Wasserman, P. V. Minorsky & R. B. Jacson. 2008. Biology. 8th ed. Benjamin


Cummings, California: xlvi + G-39 + I-54 + 1267hlm.

20

Anda mungkin juga menyukai