Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TERNAK
“SISTEM SIRKULASI”

Oleh:
NAMA : SURYA RIDHOYONO
NIM : D1A023055
KELOMPOK : 2E
ASISTEN : SUGENG HARYADI

LABORATORIUM FISIOLOGI DAN TERNAK TERAPAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2024
I.HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1. Melihat Asal Mula Denyut Jantung Katak


1.1.1. Hasil
GAMBAR KETERANGAN

Percobaan Ligatur

1. Ligatur 1 = 64 denyut/menit
2. Ligatur 2 = 64 denyut/menit
3. Ligatur 3 = 65 denyut/menit
a)

Percobaan Gaskell
1. Normal = 62 denyut/menit
2. Besi panas = 66 denyut/menit
3. Besi dingin = 60 denyut/menit

1.1.2. Pembahasan
Jantung adalah organ utama dalam mensirkulasikan darah ke seluruh tubuh. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Hananta et al., (2011) bahwa Jantung adalah sebuah
organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah. Jantung merupakan alat
pemompa darah yang terdiri dari dua pompa yang terpisah, yaitu jantung kanan yang
memompakan darah menuju paru-paru dan jantung kiri yang memompakan darah menuju
arteri, vena, dan kapiler. Mekanisme kerja paru paru yaitu dari paru-paru ke vena
pulmonalis ke atrium sinister ke ventrikel ke aorta ke tubuh ke vena cava ke atrium dester
ke ventrikel ke arteri pulmonalis ke paru-paru.
Nama-nama katup jantung yaitu atrium dester dan ventrikel adalah septum
bicuspidalis, atrium sinister dan ventrikel adalah septum tricuspidalis, pertengahan
ventrikel adalah septum interventrikular, atrium dan ventrikel adalah septum
atrioventrikularis. Untuk lapisan pembungkus jantung yaitu ada pericardium/paling luar,
neocardium/lapisan inti dan endocardium/paling dalam. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Diah et al., (2006) Terdapat dua tipe denyut jantung yaitu neurogonik dan
meogonik, neurogonik adalah ketika diputuskan maka jantung tidak akan berdenyut
sedangkan meogonik adalah ketika diputuskan maka jantung tetap akan berdenyut.
Praktikum ini menggunakan hewan katak yang dibedah dengan pembedahan
ventralis dari perut katak. Percobaan yang dilakukan yaitu dengan percobaan stanning
jantung katak dibiarkan berdenyut dengan normal, kemudian dilakukan percobaan ligatur
1 jantung katak diikat antara sinus venosus dan atrium, hasil dari ligatur 1 jantung katak
berdetak selama 37 detak/ menit. Ligatur 2 jantung katak diikat pada batas antara atrium
dan ventrikel, hasil dari ligatur 2 jantung katak berdetak selama 38 detak/menit. Ligatur 3
jantung katak diikat pada pertengahan ventrikel, hasil dari ligatur 3 jantung katak berdetak
selama 35 detik/ menit. Faktor yang mempengaruhi denyut jantung yaitu suhu tubuh, umur,
sirkulasi, dan hormon. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hidayat dan Ibrahim (2021),
bahwa faktor - faktor yang mempengaruhi denyut jantung antara lain suhu tubuh, sirkulasi,
dan umur.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan percobaan dilakukan dengan menggunakan
dua metode yaitu percobaan gaskell dan percobaan stanning. Percobaan Gaskell dilakukan
dengan cara membedah katak yang telah dirusak sistem sarafnya, lalu dihitung berapa kali
jantung katak berdenyut. Jantung katak telah berdenyut sebanyak 36 kali/30 detik dalam
metode percobaan Gaskell. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan pernyataan Merta et al.,
(2019) bahwa rata-rata denyut jantung katak 69 per menit. Denyut jantung katak normal
adalah 60-70 denyut per menit sehingga katak yang diujikan pada praktikum termasuk ke
dalam katak yang sehat.
Percobaan kedua dilakukan dengan percobaan stanning yang mana percobaan
staning dibagi menjadi tiga ligatur. Ligatur pertama yaitu jantung diikat pada batas antara
sinus venosus dan atrium yang mana pusat denyut akan berada di sinus venosus. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Merta et al., (2016) bahwa pada katak pusat keiramaan
denyut jantung terletak di sinus venosus. Ligatur kedua dilakukan dengan cara mengikat
batas antara atrium dan ventrikel sehingga sinus venosus, atrium, dan ventrikel akan
berdenyut dengan frekuensi masing-masing. Ligatur ketiga dilakukan dengan cara mengikat
jantung pada pertengahan ventrikel. Hasil yang didapatkan dalam pengukuran yaitu 15
dengan ligatur 1, 17 dengan ligatur 2, dan 14 dengan ligatur 3 dan ketiga ligatur dilakukan
dalam 30 detik.
1.2. Pengaruh Luar Terhadap Jantung Katak
1.2.1. Hasil
GAMBAR KETERANGAN

Larutan ringer
Frekuensi denyut jantung = 55 kali/menit

Larutan adrenalin
Frekuensi denyut jantung = 63 kali/menit

Larutan achetylcolin
Frekuensi denyut jantung = 56 kali/menit

1.2.2. Pembahasan
Teknik pembedahan merupakan pengetahuan tentang cara-cara pembedahan
hewan coba untuk mengamati organ-organ dalam. Larutan ringer pada katak digunakan
untuk meningkatkan denyut jantung katak. Jantung katak mempunyai centrum automasi
sendiri atau system syaraf otaknya sehingga ketika praktikan merusak susunan system
pusatnya, maka jantung katak akan tetap berdenyut seperti dalam keadaan normal meski
katak sudah tidak berdaya. Hal tersebut sesuai degan pendapat Warta (2019) bahwa cara
kerja jantung pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah
(diastol). Jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (sistol).
Serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua ventrikel juga
mengendur dan berkontraksi secara bersamaan denyut jantung mengalami perubahan
denyut (cepat atau lambat) ketika dipengaruhi rangsang berupa larutan ringer, air panas,
air.
Larutan adrenalin menyebabkan vaskontraksi pembuluh darah dan memuci tekanan
jantung. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Alif (2018) bahwa hormon adrenalin dan
memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan
meningkat. Sistem peredaran darah adalah sistem yang mempunyai sangkut paut dengan
pergerakan darah di dalam pembuluh darah dan juga perpindahan darah dari satu tempat
ke tempat lain.
Larutan adrenalin memiliki fungsi untuk menimbulkan vas kontraksi dan pembuluh
darah memicu tekanan jantung lebih tinggi. Larutan Achetylcolin juga memiliki fungsi untuk
meningkatkan permabialitas membran sel sehingga melambatkan tekanan jantung. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Berek (2020) yang menyatakan bahwa Achetylcolin
berfungsi untuk memperlambat kontraksi jantung, cara Achetylcolin akan berikatan dengan
reseptor Muscarinic cholinergic dan secara cepat yang akan membuka saluran ion ligand-
gated, menyebabkan konduktansi K+ menjadi meningkat didalam sel pacemaker.
Pembedahan pada katak terdapat dua macam yaitu pembedahan secara sentralis
dan pembedahan secara dorsalis. Pembedahan secara sentralis merupakan pembedahan
yang dilakukan perut yaitu sebelah kiri katak. Pembedahan secara dorsalis yaitu
pembedahan yang dilakukan dari punggung katak. Pembedahan merupakan proses
penyayatan yang dilakukan dengan tujuan membuka organ tubuh pada suatu anatomi. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Febrianti dan Machmudah (2020) yang menyatakan bahwa
pembedahan merupakan proses menyayat organ tubuh pada anatomi yang akan dibedah.
praktikum ini menggunakan beberapa larutan yang digunakan yaitu larutan ringer,
larutan adrenalin, dan larutan asetilkolin. Larutan ringer berfungsi untuk hipertonis,
kontraksi pada cairan sel otot yang meningkat larutan ini harus terus diberikan pada jantung
katak, hasil dari larutan ringer detak jantung katak berdetak selama 7/10 detik. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Imam dan Kusmiyati (2016) bahwa, selama perhitungan frekuensi
denyut jantung tetap diberikan larutan ringer. Larutan adrenalin berfungsi untuk kontraksi
pembuluh darah sehingga jantung semakin meningkat, hasil dari larutan adrenalin detak
jantung katak berdetak selama 8/10 detik. Larutan asetilkolin berfungsi untuk
meningkatkan primabilitas membran sel sehingga memperlambat tekanan jantung, hasil
dari larutan asetilkolin detak jantung katak berdetak selama 6/10 detik.
1.3. Melihat Peredaran Darah dan Gerakan Cilia
1.3.1. Hasil
GAMBAR KETERANGAN

Proses pergerakan silia ditandai hilangnya


serbuk pensil hitam yang berada di maxilla

1.3.2. Pembahasan
Cilia merupakan bulu getar atau cambuk yang terdapat di permukaan luar pada sel
eukariotik. Fungsi dari cilia yaitu menggerakkan cairan ekstraseluler yang mengelilingi sel.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Munawwaroh dan Rahayu (2017), bahwa cilia adalah
bulu - bulu getar yang berfungsi untuk mengambil makanannya ke dalam corong serta
menggerakkan cairan yang mengelilingi sel. Cilia pada umumnya dapat bergerak sehingga
sering disebut dengan rambut getar. Rambut getar berperan dalam transformasi bahan
makanan pada saluran pencernaan.
Organisme yang tergolong pada kategori organisme uniseluler seringkali ditemukan
struktur pelengkap berupa rambut. Rambut – rambut tersebut memiliki ukuran yang
panjang maupun pendek. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Paramita et al. (2016),
bahwa saluran pernapasan besar biasanya memiliki ukuran cilia yang lebih panjang. Cilia
memiliki bentuk seperti rambut untaian karbon dari hifa - hifa yang berada di sepanjang sisi
kulit. Bentuk cilia pada hewan yaitu bersel tinggi pada selaput luar dan trakea.
Peredaran darah pada katak yaitu termasuk peredaran darah ganda tertutup.
Pengamatan pada cilia katak yang terletak di maxilla mulut katak menggunakan serbuk
hitam. Pembuktian adanya cilia apabila serbuk hitam tersebut menghilang karena tersapu
oleh bulu – bulu getar cilia. Rambut getar terletak pada pada langit langit permukaan
hidung. Hal tersebut sesuai dengan Setyaningsih et al. (2014), bahwa cilia atau rambut getar
terletak pada langit - langit rongga hidung. Letak cilia pada hewan selain maxilla yaitu
saluran respirasi yang berfungsi sebagai penyaring partikel benda asing dan saluran telur
berfungsi untuk menangkap sel telur dari vibrae menuju uterus.
Maxilla yang terdapat dalam rongga mulut katak juga memiliki silia untuk
membantu penelanan. Membuka maxilla pada katak dilakukan dengan menggunting
bagian mandibulla agar bagian maxilla dapat terbuka. Pengguntingan dilakukan dengan
mudah karena sisi rahang atas dan rahang bawah katak tidak menyatu. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Taran et al., (2022) bahwa sisi rahang atas tidak menyatu dan di bagian
belakang dasar rahang terdapat tulang tambahan yang turun ke bawah sehingga kedua
bagian rahang dapat terbuka lebar. Serbuk hitam dari pensil ditabur di atas maxilla
kemudian diamati pergerakan serbuk tersebut.
Aktivitas rambut getar cairan yang ada di dalam esopaghus atau lambung tersebut
tidak akan mengental atau membeku terlebih dahulu. Rambut getar pada katak berfungsi
untuk menimbulkan aliran dari cairan mulut dan permukaan dinding cavum oris, agar
memudahkan proses masuknya makanan ke dalam esophagus dan akhirnya masuk ke
lambung. Semakin besar suhu maka kerja dari rambut getar semakin akan lambat. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Putra (2013) bahwa silia pada suhu dingin mampu
bertahan hidup lama dibanding suhu kamar, namun tidak dapat bergerak lebih lama
dibanding suhu kamar.
II. PENUTUP

2.1. Kesimpulan
1. Jantung katak berdenyut dengan suatu irama dan kekuatan kontraksi tertentu, beberapa
faktor luar tubuh dapat mempengaruhi kinerja jantung katak.
2. Asal mula denyut jantung katak adalah dari kontraksi miogenik yaitu dari jantung itu sendiri
dan juga dari bukan syaraf yaitu memakai hormon dan syaraf otonom.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju denyut jantung antara lain adalah suhu tubuh, umur,
sirkulasi dan hormon.
4. Pengaruh larutan ringer dan adrenalin pada laju jantung katak adalah semakin dipercepat
sedangkan pada larutan achetylcolin kinerja jantung katak menjadi melambat.
5. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja denyut jantung adalah faktor umur, suhu
tubuh, hormon, perubahan kadar O, dan CO, ukuran tubuh dan demografi.
6. Peredaran darah terdapat di mensentrium, terdapat dua cara aliran darah yaitu diapedesis
dan deformasi.
7. Gerakan cilia katak yaitu bulu-bulu getar/cambuk yang terdapat di permukaan luar dan
pada sel eukariotik. Silia merupakan kumpulan-kumpulan sitoplasma sel yang berbentuk
rambut.
8. Pada gerak cilia terjadi perlambatan setelah sampel diletakkan di atas kertas filler yang telah
di basahi oleh achter.
2.2. Saran
1. Sebaiknya, jadwal praktikum jangan terlalu padat
DAFTAR PUSTAKA

Alif, A. 2018. Hubungan Kebiasaan Mengonsumsi Ikan Asin Dan Perilaku Beresiko
Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Di Puskesmas Galesong Kabupaten
Takalar. Universitas Muhammadiyah Makassar.
Berek, P. A. 2020. Efektivitas vagal nerve stimulation (VNS) terhadap disritmia jantung.
Jurnal Sahabat Keperawatan 2(1): 7-20.
BIOLOGI : - Jilid 2. (n.d.). (n.p.): Esis.
Febrianti N., dan Machmudah. 2020. Penurunan Nyeri Pasien Post Sectio Caesarea
Menggunakan Terapi Teknik Relaksasi Benson. Journal Unimus 1(1):1-6.
Hananta, I. P. Y., H. F. L. Muhammad, dan D. S Gz .2011. Deteksi Dini dan Pencegahan Kolesterol
dan Penyakit Jantung. Media Pressindo.
Hidayat, R. R., dan I Ibrahim. 2021. Pulihkan suhu tubuh dan denyut jantung dengan metode
sport massage dan peregangan statis setelah berenang. Jurnal Ilmu dan Pendidikan
Keolahragaan 2(1): 1-20.
Imam, I. W. M. S. A., dan K. Kusmiyati. 2016. Perbandingan antara Frekwensi Denyut Jantung Katak
(Rana sp.) dengan Frekwensi Denyut Jantung Mencit (Mus musculus) Berdasarkan Ruang
Jantung. Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, 126-131.
Merta, I. W., A. Syahruddin, I. Bachtiar, dan Kusmiyati. 2016. Perbandingan antara Frekwensi
Denyut Jantung Katak (Rana sp.) dengan Frekwensi Denyut Jantung Mencit (Mus
musculus) Berdasarkan Ruang Jantung. Biota. 1 (3) : 126-131.
Merta, I. W., I. Bachtiar, A. R. Syachruddin, dan Kusmiyati. 2019. Penyuluhan Tekhnik
Pembedahan Hewan Coba Untuk Mengamati Struktur dan Frekwensi Denyut
Jantung Pada Siswa SMP Negeri 7 Mataram. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan
IPA 1(2): 89-92.
Munawwaroh, A., dan L. Rahayu. 2017. Identifikasi ektoparasit pada budidaya ikan mujair
(Oreochromis Mossambicus) di desa keramat mengare, kecamatan bungah,
kabupaten gresik. Seminar Nasional Pendidikan IPA 2(1): 401-409.
Paramita, D., Vidya, and S. H. Juniati. 2016. Fisiologi dan fungsi mukosiliar bronkus. Jurnal
THT-KL 9(3): 64-73.
Putra, K. P., G. Suharto, dan Hadi. Pengaruh Lama Waktu Kematian Terhadap Kemampuan
Pergerakan Silia Bronkus Hewan Coba Post Mortem Yang Diperiksa Pada Suhu Kamar
Dan Suhu Dingin. Jurnal Medika Muda. 1(1):1-9.
Setyaningsih, Dwi, A. Apriyantono, and M. P. Sari. 2014. Analisis sensori untuk industri
pangan dan argo. PT Penerbit IPB Press. Bogor.
Taran, D., K. Krey, A. Yohanita, dan S. Sawaki. 2022. Pakan dan preferensi habitat ular dari
Papua berdasarkan observasi spesimen. Jurnal Kehutanan Papuasia.
8(1): 130 – 147.
Warta, I. M., I. Bactiar, dan Syahruchdin. 2019. Penyuluhan Tehnik Pembedahan Hewan
Coba Untuk Mengamati Struktur dan Frekwensi Denyut Jantung Pada Siswa SMP
Negeri 7 Mataram. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA. 1(2):89-92.

Anda mungkin juga menyukai