Anda di halaman 1dari 14

Tanggal percobaan : Jum’at, 8 November 2019

Tanggal pengumpulan : Jum’at, 15 November 2019

PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN


KERJA JANTUNG

Nama : Henritzka Brotoadinegoro


Kelas : Biologi B 2017
NRM : 1308617071
Kelompok : 2 (Dua)
Dosen Pengampu : Dr. Elsa Lisanti, M.Si
Asisten Laboratorium : 1. Ratna Pratiwi
2. Nurtiastuti Ramadhan

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
KERJA JANTUNG
A. Tujuan
1. Menghitung kolerasi berat tubuh dan frekuensi denyut jantung katak
2. Mengetahui pengaruh suhu terhadap denyut jantung
3. Mengetahui tempat timbulnya denyutan jantung dengan percobaan Stanius
4. Mengetahui automasi jantung
5. Mengetahui pengaruh garam anogranik terhadap denyut jantung katak

B. Teori
Jantung merupakan organ yang berperan penting untuk melakukan aktivitas seharihari.
Semakin besar metabolisme dalam suatu organ, semakin besar juga aliran darah. Hal ini akan
dikompensasi jantung dengan mempercepat denyutnya dan banyaknya aliran darah yang
dipompakan dari jantung ke seluruh tubuh(Setyawan dan Sucahyo. 2014). Darah dialirkan ke
seluruh tubuh melalui suatu sistem yang disebut sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi merupakan salah
satu sistem yang vital bagi keberlangsungan aktivitas fisiologi organisme. Dalam rangka
menganalisa aktivitas sistem sirkulasi, dapat dilakukan perhitungan tekanan darah dan detak
jantung yang karena kemampuan konduktivitasnya akan dapat dihitung pada nadi di pergelangan
tangan. Kecepatan detak nadi seirama dengan detakan jantung memompa darah yang juga selaras
dengan faktor kebutuhan energi dari respirasi seluler (Abbas. 2009).
Secara umum ada dua komponen tekanan darah, yaitu tekanan darah sistolik (angka atas)
yaitu tekanan yang timbul akibat pengerutan bilik jantung sehingga ia akan memompa darah
dengan tekanan terbesar, dan diastolik (angka bawah) yang merupakan kekuatan penahan pada
saat jantung mengembang antar denyut, terjadi pada saat jantung dalam keadaan mengembang
(saat beristirahat). Tekanan darah normal (normotensi) sangat dibutuhkan untuk mengalirkan
darah ke seluruh tubuh, yaitu untuk mengangkut oksigen dan zat-zat gizi. Tekanan darah ada
dalam pembuuh darah, sedangkan tekanan darah tertinggi ada dalam arteri terbesar (Martuti,
2009).
Tekanan darah adalah tekanan hidrostatik yang diakibatkan karena penekanan darah pada
dinding pembuluh darah. Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah tertinggi yang dicapai arteri
selama sistol, sedangkan tekanan darah diastolik adalah tekanan darah terendah yang dicapai a
rteri selama diastol. Tekanan arteri rata–rata ( mean arterial pressure) adalah tekanan rata – rata
yang bertanggung jawab mendorong darah maju ke jaringan selama seluruh siklus jantung (Waty,
2012).
Bagian-bagian dari jantung yang berdenyut adalah sinus venosus, atrium kanan dan kiri
serta ventrikel. Setelah diastol, jantung akan beristrirahat sesaat (refrakter) sebelum melakukan
sistol berikutnya.Periode refrakter absolute terjadi selama tidak ada rangsangan, tidak ada unsur
kekuatan untuk menghasilkan potensial aksi yang lain. Periode refrakter relatif terjadi setelah sel
membran mendekati repolarisasi seluruhnya maka dari periode refrakter absolut akan menjadi
periode refrakter relatif, dan apabila ada stimulus yang kuat secara normal akan menghasilkan
potensial aksi yang baru. Elektrofisiologi Jantung Kontraksi sel otot jantung dalam siklus di picu
oleh aksi potensial yang menyebar ke seluruh membran sel otot. Terdapat dua jenis sel otot jantung
yaitu:
- Sel kontraktil yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung, melakukan kerja mekanis
memompa darah. Dalam keadaan normal, sel ini tidak membentuk sendiri potensial
aksinya.
- Sel otoritmik, yang tidak berkontraksi tapi khusus memulai dan menghantarkan potensial
aksi yang menyebabkan kontraksi sel-sel jantung kontraktil. Sel otoritmik jantung
merupakan sel otot khusus yang berbeda dari sel saraf dan sel otot rangka di mana sel
otoritmik jantung tidak memiliki potensial istirahat. Sel ini memperlihatkan aktivitas
pemicu yaitu potensial membran secara perlahan terdepolarisasi sampai ke ambang
(potensial pemicu).
Dengan siklus yang berulang tersebut, sel otoritmik memicu potensial aksi yang kemudian
menyebar ke seluruh jantung untuk memicu denyut berirama tanpa rangsangan saraf apapun. Sel-
sel jantung otoritmik ini membentuk area tersendiri di:
1. Nodus Sinoatrial (nodus SA), suatu daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat
pintu masuk vena cava superior.
2. Nodus Atrioventrikuler (nodus AV), suatu berkas kecil sel-sel otot jantung khusus yang
terdapat pada dasar atrium kanan dekat septum, tepat diatas pertemuan atrium dan
ventrikel.
3. Berkas His (berkas atrioventrikuler), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV
dan masuk ke septum antar ventrikel. Disini berkas tersebut terbagi menjadi cabang berkas
kanan dan kiri yang turun menyusuri septum, melengkung mengelilingi ujung rongga
ventrikel dan berjalan balik kearah atrium di sepanjang dinding luar.
4. Serat Purkinje, serat-serat halus terminal yang menjulur ke seluruh miokardium ventrikel
seperti ranting kecil dari suatu cabang pohon (Sherwood L. 2010).

C. Alat dan Bahan


 Katak (Rana tigrina)
 Benang halus dan benang kasar
 Alat bedah
 Papan bedah
 Thermometer
 Timbangan
 Gelas kimia
 Es batu
 Ringer
 NaCI 0.7%, KCI 0.7%, CaCl 0,7%

D. Cara Kerja
1. Kolerasi Berat Tubuh dan Frekuensi Denyut Jantung Katak
=
Kedua tangan dan Ditimban Rongga dada katak dibelah
kaki katak diikat g hingga jantungnya terlihat

Data berat badan dan denyut jantung Denyut jantung dihitung


dikumpulkan dari semua kelompok selama 3 menit per 1 menit

Dikorelasikan antara berat


badan dan denyut jantung
2. Pengaruh Suhu Terhadap Denyut Jantung

Denyut jantung katak pada


suhu ruangan dihitung selama Ditetesi air panas
3 menit per 1 menit

Denyut jantung Ditetesi air Denyut jantung


dihitung dingin dihitung

Ditetesi NaCl Denyut jantung Ditetesi KCl


0.7% dihitung 0.7%

Denyut jantung Ditetesi CaCl Denyut jantung


dihitung 0.7% dihitung

Diamati perbedaan jumlah denyut jantung


dan disimpulkan penyebabnya

3. Percobaan Stanius

Jantung diikat dengan tali bagian Diamati tempat


antara sinus venosus dengan atrium. timbulnya denyutan
jantung.

Ikatan stanius I dibuka lakukan Stanius II yaitu


ikatan antara atrium dan ventrikel.
4. Automasi Jantung

=
Dibuka rongga dada dipelajari bahwa bila jantung terletak mendatar, pada
katak waktu diastol ventrikel akan memanjang dan menipis
serta waktu sintol akan memendek.

Ikatlah pembuluh yang menujuh ke dalam jantung di angkat hingga


dan keluar jantung jantung terletak tegak

Ditempatkan di larutan Ringer


Dipotong pembuluh-
dalam cawan petri. Amati apa
pembuluh yang diikat pada
yang terjadi
bagian sebelah distalnya.

5.Pengaruh Garam Anogranik Terhadap Denyut Jantung Katak

Jantung
= dari kegiatan 4 yang telah diikat
Kemudian masukan ke larutan
dimasukan ke dalam larutan Ringer pada suhu
NaCI 0.7%
kamar.

Masukan kembali ke larutan Ringer


kemudian masukan ke larutan
untuk beberapa saat (sampai denyut
KCI 0.7%.
normal),

Pindahkan jantung ke larutan kemudian diganti dengan


CaCI2 0.7%. larutan1% CaCI2.
E. Hasil Pengamatan

Gambar 1. Berat katak

Gambar 2. Percobaan jantung terhadap suhu


Gambar 3. Percobaan stanius

Gambar 4. Percobaan pengaruh garam organik terhadap denyut jantung katak


F. Pembahasan

1. Hubungan berat tubuh dengan denyut jantung pada katak


Dari hasil perhitungan kolerasi berat tubuh dan frekuensi denyut jantung. Derajat
korelasi 0,015186 menunjukan bahwa koralasi lemah dan hubungannya searah maka hal ini
menunjukkan terima H0 dan tolak H1. Hal ini tidak sesuai dengan teori, bahwa tidak ada
hubungan antara berat bedan dengan frekuensi detak jantung yaitu semakin besar berat badan
maka frekuensi detak jantung semakin menurun dan sebaliknya. (H0 adalah tidak terdapat
hubungan antara berat badan dengan frekuensi denyut jantung dan H1 adalah terdapat hubungan
antara berat badan dengan frekuensi denyut jantung) atau dengan kata lain terdapat hubungan
antara berat badan dengan frekuensi denyut jantung.
Berdasarkan referensi, berat tubuh yang berlebihan dapat memberikan tegangan atau
beban yang berlebih pada jantung dan pembuluh darah. Tegangan atau beban inilah yang akan
menyebabkan frekuensi pada denyut jantung menurun (Ganong, 2010). Jumlah energi yang
diambil hewan untuk mempertahankan berat badan tubuhnya bebranding terbalik dengan
ukuran tubuhnya. Semakin tinggi laju metabolisme, jaringan tubuh hewan yang lebih kecil
memerlukan laju pengiriman oksigen (O2) ke jaringan yang lebih tinggi. Dengan demikian
berat badan dengan frekuensi denyut jantung berbanding terbalik artinya, semakin besar berat
badan tubuh makhluk hidup maka akan semakin kecil frekuensi denyut jantung.
Pada percobaan denyut nadi katak dihitung berat tubuh katak yang kelompok kami
gunakan yaitu sebesar 44,75 gr dan 66,70 kemudian jantung katak diberikan perlakuan pada
suhu dan senyawa kimia yang berbeda. Respons dari tubuh katak untuk menyebarkan panas
yang diterima ke dalam organ-organ yang lebih dingin. Akibat korelasi dengan laju
metabolisme yang tinggi tersebut, laju denyut jantung tersebut akan lebih tinggi. Selain itu, jika
semakin kecil hewan maka semakin besar pula energi yang diperlukan untuk mempertahankan
suhu tubuh yang stabil. Semakin kecil seekor hewan maka semakin besar pula rasio antara luas
permukaan tubuhnya dengan volume tubuhnya, dan dengan demikian semakin besar panas
yang hilang atau yang diperoleh dari sekelilingnya. Oleh karena itu, katak yang lebih kecil,
denyut jantungnya lebih cepat, hal ini dikarenakan untuk menyeimbangkan suhu panas yang
hilang dan untuk memperlancar pengiriman oksigen ke jaringan dengan lancar.

2. Pengaruh Suhu Terhadap Denyut Jantung


Pengamatan denyut jantung pada katak yang dilakukan pada praktikum ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai larutan zat kimia dan suhu yang berbeda pada
denyut jantung katak. Jantung katak yang masih hidup ditetesi air dengan suhu yang berbeda,
yaitu air suhu kamar, air dingin dan air panas. Saat jantung katak ditetes dengan air
dingin,denyut jantung melambat. Pembuluh darah jantung akan bervasokonstriksi (menyempit)
sehingga jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh dan
otomatis, pasokan darah yang beredar dan kembali ke jantung akan mengalir lebih lambat dan
menyebabkan jantung berdenyut lebih lambat.
Kondisi sebaliknya terjadi pada penetesan air bersuhu tinggi pada jantung katak, denyut
nya akan menjadi cepat Hal ini dikarenakan, dengan meningkatnya suhu jantung, maka otot
pembuluh akan berelaksasi dan pembuluh darah akan bervasodilatasi (melebar) sehingga aliran
darah ke seluruh tubuh semakin lancar dan denyut jantung akan menjadi semakin cepat.
(Guyton dan Hall, 2007).
Pemberian KCl mengakibatkan denyut jantung lebih lambat daripada denyut jantung
katak yang diberi air suhu kamar sebagai kontrol. Ini disebakan karena dengan bertambahnya
ion K⁺ pada jantung, menyebabkan terjadinya repolarisasi pada membran paralisis atrium dan
pemanjangan komplek QRS terjadi jika kadar K⁺ bertambah.
Setelah saluran K⁺ terbuka, miokardium terjadi infark. Dengan begitu, serat otot jantung
akan melemah dan tidak peka rangsang yang mengakibatkan menurunnya detak jantung.
Terjadinya eksitasi pada otot jantung berhubungan dengan pergerakan kalsium ekstrasel
melalui membran sel ke dalam sel miosit melalui saluran kalsium L-type dan pertukaran Na/Ca.
Ketika ditetesi larutan NaCl, detak jantung katak menjadi cepat. Hal ini disebabkan
karena perbedaan jumlah kandungan ion sodium ekstraseluler dengan intraseluler sehingga
membuat perbedaan potensial yang besar dan membuat kerja jantung meningkat. Larutan NaCl
berfungsi untuk memacu jantung untuk melakukan potensial aksi. (Barret, 2010) Pada cara
kerja pengaruh garam anorganik terhadap denyut jantung ini larutan NaCl berfungsi
sebagai penetralisir. Hal ini karena Semua larutan garam sementara menghapuskan aktivitas
ritmis jantung.
3. Percobaan Stanius
Jantung memiliki peran penting dalam menentukan banyak darah yang akan
dipompa dalam satu periode tertentu. Pada waktu istirahat jantung dapat berdenyut
sebanyak 70 kali permenit. Sino-atrial (SA) tertanam dalam dinding atrium kanan.
Simpul SA disebut juga pacemaker atau pemacu jantung, karena simpul jantung
tersebut menentukan irama dasar denyut jantung. Kerusakan pada pacemaker
mengakibatkan gangguan jantung, ventrikel dapat memelihara denyut, walaupun sangat
lambat akan tetapi berbahaya. Karena impuls yang timbul dalam ventrikel tidak dapat
terorganisasi dengan baik.
Dalam praktikum ini, kami membuat ikatan stanius I dengan cara mengikat
longgar dengan menggunakan benang antara sinus venosus dan atrium, lalu dilihat
kontraksinya. Setelah itu kami membuat iktan stanius II dengan ikatan longgar antara
atrium dan ventrikel dan memperhatikan kontraksi. Selanjutnya membuat kembali
ikatan seperti tadi dengan ikatan keras.
Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah bagian stanius I denyut jantung
pertama kali muncul pada bagian sinus venosus, sedangkan pada bilik berhenti
berdenyut. Pada percobaan stanius II denyut muncul pertama kali pada bagian sinus
atrium ventrikel dengan frekuensi masing-masing.

4. Automasi Jantung
Percobaan automasi jantung adalah untuk melihat otomasi jantung diluar tubuh
Percobaan dilakukan menggunakan jantung katak. Jantung tetap berdenyut setelah
seluruh persarafannya dipotong bahkan bila jantung dipotong potong, setiap potongan
jaringan jantung masih berdenyut. Jantung memang memiliki otomasi sendiri di otot
jantung berupa serabut purkinje dan serabut his. Pacemaker jantung mamalia adalah
Nodus Keith dan Flacke (Nodus Sinoaricularis), sedang pada katak fraksi jantung diatur
oleh salah satu dari ketiga pasang ganglionnya Menurut teori pada saat otomatisasi
dimana jantung dilepas seluruhnya dari organ-organ lain, jantung masih dapat
berdenyut hal ini karna pada otot jantung memang memiliki otomasi sendiri di otot
jantung.
Secara garis besar peredaran darah katak sama seperti peredaran darah manusia
namun saat darah dialirkan kembali melalui vena darah terlebih dahulu mengisi sinus
venosus. Darah mengalir melalui sinus venosus kemudian darah mengalir ke atrium dan
mengisi ruang ventrikel sebelum darah dipompa kembali oleh otot-otot diventrikel
keseluruh tubuh. Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk kesinus venosus dan
kemudian mengalir menuju ke atrium. Dari atrium darah mengalir ke ventrikel yang
kemudian dipompa keluar melalui arteri pulmonalis untuk di bawa ke paru paru dan
mengalami proses pertukanaran udara di alveolus paru paru, dan siklus akan berjalan
terus dan berkelanjutan. Dari aliran ini, maka dapat terlihat jelas bahwa bagian-bagian
jantung berkontraksi bergantian. Di sini siklus jantung akan terjadi 7 urutan peristiwa
yang akan terjadi selama satu denyut lengkap. 7 peristiwa itu terdiri atas systole dan
diastole. Bentuk kontraksi otot jantung di sebut systole, yang mana bagian ventrikel
akan memompa darah ke paru - paru dan ventrikel kiri ke aorta. keadaan saat kontraksi
otot jantung atau systole di tandai oleh "arna pucat. Sedangkan bentuk relaksasi otot
jantung di sebut diastole, yang mana darah dari sirkulasi sistemik dibawa kembali ke
atrium kanan, dan dari paru - paru ke atrium kiri.

5. Pengaruh Garam Anogranik Terhadap Denyut Jantung Katak


Pertama-tama jantung katak dicelupkan kedalam larutan ringer untuk menetralkan
denyut jantung sang katak. Lalu jantung katak tersebut dicelupkan ke dalam larutan
KCL 0,7% dan jantung katak melemah atau detak jantungnya melambat dari
sebelumnya. Ini disebabkan dengan bertambahnya ion K+ pada jantung, menyebabkan
terjadinya repolarisasi pada membrane Paralisis atrium dan pemanjangan komplek
QRS terjadi jika kadar K+ bertambah. Setelah saluran K+ terbuka, miokardium terjadi
infark. Dengan begitu, serat otot jantung akan melemah dan tidak peka rangsang yang
mengakibatkan menurunnya detak jantung. Terjadinya eksitasi pada otot jantung
berhubungan dengan pergerakan kalsium ekstrasel melalui membrane sel ke dalam sel
miosit melalui saluran kalsium L-type dan pertukaran Na/Ca.
Ketika jantung dicelupkan ke dalam larutan NaCl 0,7%, detak jantung bertambah
cepat. Hal ini mungkin disebabkan perbedaan jumlah kandungan ion sodium
ekstraseluler dengan intraseluler sehingga membuat perbedaan potensial yang besar
dan membuat kerja jantung meningkat. larutan CaCl2 berfungsi untuk memacu jantung
untuk melakukan potensial aksi. lalu ditambahkan larutan KCl dan denyut jantungnya
semakin melemah, bahkan yang berdetak hanya bagian atriumnya saja. Dan kemudian
diberikan larutan CaCl2 denyut jantung menjadi sangat lemah, dan hanya bagian atrium
yang berdetak. Karena saat diberikan larutan KCl dan CaCl2, jantung sedang
mengalami potensi istirahat. larutan Ringer merupakan salah satu larutan laboratorium
dari garam dalam air yang digunakan untuk memperpanjang waktu kelangsungan hidup
jaringan yang dipotong. larutan ini akan menetralkan atau mengembalikan denyut
jantung ke denyut awal. larutannya mengandung natrium klorida, kalium klorida,
kalsium klorida, dan sodium bikarbonat dengan konsentrasi tertentu di mana mereka
terdapat dalam cairan tubuh. jika natrium laktat digunakan sebagai pengganti natrium
bikarbonat, campuran ini disebut solusi laktat Ringer
G. Kesimpulan
1. Semakin besar massa tubuh katak maka frekuensi ritmis denyut jantung semakin
menurun / lambat.
2. Semakin kecil tubuh katak maka semakin besar pula energi yang diperlukan untuk
mempertahankan suhu tubuh yang stabil, sehingga katak yang lebih kecil memiliki denyut
jantung lebih cepat.
3. Semakin tinggi laju metabolisme pada katak, maka laju denyut jantung hewan tersebut
akan lebih tinggi / cepat.
4. Suhu dapat mempengaruhi kecepatan denyut jantung, karena suhu rendah dapat
mempersempit pembuluh darah dan menurunkan kecepatan denyut jantung.
5. Pada kondisi suhu tinggi, pembuluh darah jantung akan bervasodilatasi dan melancarkan
aliran darah sehingga denyut jantung menjadi lebih cepat.
6. Kerja jantung diperngaruhi oleh bagian yang paling peka adalah bagian atrium, karena
bagian ini mempunyai dinding relative tipis.
7. Denyutan jantung dimulai dari sinus venosus
8. jantung masih dapat berdenyut meski seluruh pensarafannya dicabut, hal ini disebabkan
karna jantung memang memiliki otomasi sendiri di otot jantung berupa serabut purkinje
dan serabut his. Serabut ini yang memungkinkan danyut dapat berdenyut meski organnya
telah dilepas dari tubuh.
9. Larutan Ringer bersifat menetralkan / mengembalikan ke denyut awal.
10.Larutan NaCl menyebabkan frekuensi rata-rata denyut jantung katak meningkat sebab
dapat memicu jantung melakukan potensial aksi.
11.Saat diberikan larutan KCl, frekuensi denyut jantung katak melemah dan hanya bagian
atrium yang berdetak dan terjadi repolarisasi.
12.Saat diberikan larutan CaCl2, frekuensi denyut jantung katak makin melemah dan hanya
bagian atrium yang berdetak.
13.Larutan KCl dan CaCl2 membuat jantung katak berada dalam potensial istirahat.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, N. D., dan P. Santoso. 2009. Buku Ajar Fisiologi Hewan. Padang. Universitas Andalas.
Ganong, F .G. 2010. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edis i14. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran Hewan EGC.
Ganong, W.F. 2010. Fisiologi Kedokteran Edisi ke 10. Jakarta : Terjemahan Adhi Dharma.
ECG. Penerbit Buku Kedokteran.
Martuti, A. 2009. Hipertensi Merawat dan Menyembuhkan Penyakit Tekanan Darah Tinggi.
Penerbit Kreasi Kencana Perum Sidorejo Bumi Indah (SBI) Blok F 155 Kasihan Bantul, pp.10-
12. Publishing House.
Sherwood L. 2010. Human physiology: from cell to system. 7 th edition. Toronto: Brooks/Cole
Cengage Learning.
Waty, M. 2012. Prevalensi Penyakit Jantung Hipertensi Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif
Yang Dirawat Di Unit Rawat Kardiovaskular RSUP H.Adam Malik Pada Tahun 2011 . Medan.
Universitas Sumatera Utara .

Anda mungkin juga menyukai