Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI HEWAN
KARDIOVASKULAR

Dosen Pengampu :
Dr. Retno Susilowati,M.Si
Berry Fakhry Hanifa, S.Si., M.Sc
Tyas Nyonita Punjungsari, S.Pd., M.Sc

Disusun Oleh :
Nama : Shofwatul Hanna
NIM : 18620078
Kelas : Biologi C
Tanggal: 23 November 2020
Asisten : Fahmi Alief Afifudin

PRODI BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung sebagai pemompa dan pembuluh darah sebagai
saluran. Darah dipompakan oleh jantung ke dalam pembuluh darah dan akan disebarkan ke
seluruh tubuh dan kemudian kembali lagi ke jantung sebagai suatu sirkulasi (Halwatiah,
2009).
Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem yang berperan umum mengedarkan darah
ke seluruh tubuh, sekaligus membawa oksigen dan zat gizi ke semua jaringan tubuh serta
mengangkut semua zat buangan. Sistem ini melibatkan jantung, pembuluh darah dan darah.
Jantung adalah organ berongga dan berotot yang memompa semua darah. Darah mengalir
melalui jaringan yang menjangkau semua bagian tubuh. Arteri membawa darah dari jantung
ke pembuluhpembuluh yang lebih kecil, lalu ke kapiler-kapiler, dan kemudian berbalik
memasuki jaringan vena, yang membawa darah kembali ke jantung (Feriyawati,2011)
Jantung merupakan suatu organ yang berdenyut dengan irama tertentu (kontraksi ritmik).
Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke arah sirkulasi sistemik maupun  pulmoner.
Satu sifat utama otot jantung adalah kemampuannya untuk membangkitkan  sendiri impuls
irama denyut jantung (otomasi jantung). Otot jantung peka terhadap  perubahan-perubahan
metabolitik, kimia dan Kenaikan suhu meningkatkan metabolisme dan frekuensi denyut
jantung ( Guyton ,2008).
Allah telah menjelaskan pada Quran surat Al-Baqarah ayat 164 yang memilki arti sebagai
berikut :

“dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara
langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”

Ayat diatas menjelaskan bahwa persebaran segala macam dan jenis hewan di muka bumi
merupakan tanda tanda kekuasaan dan kebesaran Allah swt . Ayat itu juga menegaskan bahwa
tanda - tanda itu hanya dapat dipahami bagi orang - orang yang mau memikirkan . Bagi orang
yang berakal , melihat tanda kebesaran Allah swt dan berusaha memahami imu , kekuasaan ,
dan kreasi seni - Nya yang tak terhingga ini dengan mengingat dan merenungkan hal - hal
tersebut sebab ilmu Allah swt tak terbatas dan ciptaan – Nya. Oleh karena itu pada praktikum
kali ini akan membahas tentang bagian-bagian pada jantung dan pengaruh ion pada jantung
katak sehingga bisa didapatkan ilmu yang bermanfaat untuk manusia. Diharapkan setelah
praktikum ini praktikan dapat mengambil pelajaran mengenai sistem kardiovaskular pada
hewan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah :
1. Apa sifat otomatisa dan ritmis dari tiap-tiap bagaian jantung ?
2. Bagaimana peran sinus venosus pada kontraksi otot jantung ?
3. Bagaimana pengaruh faktor ekstrinsi terhadap aktivitas jantung ?
1.3 Tujuan
Tujuan pada praktikum ini adalah :

1. Untuk melihat sifat otomatis dan ritmis dari tiap-tiap bagian jantung
2. Untuk memahami peran sinus venosus pada kontraksi otot jantung
3. Untuk mengamati pengaruh beberapa faktor ekstrinsik tehadap aktivitas jantung
BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Papan dan alat seksi 3 buah
2. Cawan petri 3 buah
3. Pipet tetes 3 buah
4. Lup 1 buah
5. Peniti secukupnya
6. Benang secukupnya
7. Jarum pentul secukupnya

2.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Katak 3 ekor
2. Larutan Ringer secukupnya
3. Larutan KCl 0,9% secukupnya
4. Larutan CaCl21% secukupnya
5. Larutan NaCl 0,7% secukupnya

2.2 Cara Kerja


Langkah-langkah pada praktikum kali ini adalah :
1. Disiapkan Single pith seekor katak, di buka rongga dadanya. Di buka perikardium dan
dihitung denyut jantung per menit.
2. Dipisahkan jantung dari tubuh dan diletakkan dalam cawan Petri yang berisi larutan
Ringer. dihitung denyutnya per menit, dan damati apakah denyutnya berirama atau
tidak.
3. Dipisahkan sinus venosus dari jantung, diamati dan dihitung denyutnya per menit.
Bila tidak berdenyut, pelan-pelan sentuh dengan batang gelas.
4. Dipisahkan atrium dari ventrikel. Diamati apakah masing-masing bagian itu masih
berdenyut dan dihitung denyutnya per menit.
5. Diulangi dengan cara yang sama, beri perlakuan jantung dengan CaCl2 1%, NaCl
0,7% dan KCl 0,9%.
BAB III
HASIL dan PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum sebagai berikut :
Larutan yang digunakan Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan
NaCl 0,7% 73 detak jantung 72 detak jantung
KCl 0,9% 73 detak jantung 63 detak jantung
CaCl 1% 37 detak jantung 0 detak jantung

3.2 Pembahasan
Sistem kardiovaskular pada vertebrata menurut Campbell (2008) merupakan sistem
sirkulasi tertutup. Dimana darah beredar ke dan dari jantung melalui jejaring pembuluh-
pembuluh yang luar biasa ekstensif. Dimana terdapat organ sirkulsi darah yang terdiri dari
jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan
suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses
metabolisme tubuh. Sistem kardiovaskuler memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi
agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah meningkatkan
aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah
tersebut, lebih banyak di arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang
berfungsi memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.
Sistem kardiovaskular menurut Aspiani( 2015) aterdiri atas jantung, pembuluh darah
(arteri, vena, kapiler) dan sistem limfatik. Fungsi utama sistem kardiovaskular adalah
mengalirkan darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh dan memompakan darah dari seluruh
tubuh (jaringan) ke sirkulasi paru untuk di oksigenasi. Jantung merupakan organ utama sistem
kardiovaskular, berotot dan berronga, terletak di rongga toraks bagian mediastrum .
Jantung merupakan pusat dari sistem kardiovaskuler menurut pendapat Iskandar (2010)
memiliki fungsi untuk peredaran darah dari tubuh manusia. Sistem peredaran darah
merupakan suatu sistem yang paling penting didalam manusia yang berfungsi untuk
mengalirkan ke seluruh tubuh. Hardware atau anatomi dari sistem kardiovaskuler yang terdiri
dari: jantung, aorta, arteri, pembuluh kapiler dari jaringan dan vena. Sedangkan menurut
Zairul (2007) Fungsi jantung pada dasarnya yaitu memompa darah ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah, sehingga jaringan tubuh mendapatkan suplai oksigen dan nutrisi yang
imbang. Sebagaimana diketahui, bahwasanya oksigen dan nutrisi dapat membuat sel-sel tubuh
kita dapat bekerja dengan baik .
Hasil dari Praktikum tentang kardiovaskular memperoleh hasil dari jantung katak sebelum
dan sesudah perlakuan dengan ditetesi 3 jenis larutan yaitu NaCl 0,7%, KCl 0,9% dan CaCl
1%. Hasil tersebut menunjukan kontraksi jantung yang masih cukup kuat meski sudah diambil
dari tubuh setelah ditetesi larutan NaCl 0,7% dan KCl 0,9%. Dari kedua perlakuan tersebut
frekuensi denyut jantung memperlihatkan bahwa jantung katak masih tetap berdenyut dengan
keadaan ritmis atau berirama. Sedangkan, pada jantung katak yang sudah diberi perlakuan
dengan ditetesinya larutan CaCl 1% yang sebelum diberi perlakuan 37x detak jantung per
menitnya setelah diberi perlakuan berhenti detak jantungnya. Hal ini merupakan peristiwa
bahwa kontraksi jantung dipengaruhi oleh adanya pompa ion yang diberikan sesudah
perlakuan dengan jenis-jenis larutan dan membuktikan bahwa ketiga larutan tersebut
mempengaruhi aktivitas kontraksi otot jantung pada katak. Denyut jantung katak sebelum
ditetesi larutan dalam keadaan ritmis. Menurut Syaifuddin (2006), dikatakan dalam keadaan
ritmis (berirama) karena beberapa serabut jantung bersifat self-excitable, yaitu mencetuskan
sendiri kontraksi iramanya. Kontraksi serat otot jantung yang tersusun spiral menghasilkan
efek memeras yang berfungsi sebagai pemompa agar berlangsung efisien.
Denyut jantung pada pisces, amfibi, dan reptil menurut pendapat Merta (2016) dimulai
dari sinus venosus sedangkan pada aves dan mamalia denyut jantung dimulai dari nodus SA.
Dari sini, jaringan pemicu denyut jantung pada katak terletak pada sinus venosus. Pada katak,
impuls awal ditimbulkan oleh sinus venosus, kemudian dirambatkan ke atrium dan akhirnya
dirambatkan ke ventrikel. Impuls tersebut merambat melalui serabut otot atrium dan serabut
otot ventrikel serta tidak merambat melalui sistem jaringan purkinje. Hal ini dikarenakan
katak tidak memiliki jaringan purkinje. Perambatan impuls tanpa melalui sistem jaringan
purkinje menyebabkan frekuensi denyut jantung yang rendah .
Denyut jantung dibagi menjadi dua tipe menurut Affandi ( 2002) yaitu neurogenik dan
jantung meogenik. Jantung neurogenik adalah jantung pada hewan tingkatan
rendah(invertebrata), yang aktivitasnya diatur oleh sistem syaraf sehingga jika
hubungansyaraf dengan jantung diputuskan maka jantung akan berhenti berdenyut. Jantung
miogenik denyutnya akan tetap ritmis meskipun hubungan dengan syaraf diputuskan. Bahkan
bila jantung katak diambil selagi masih hidup dan ditaruhdalam larutan fisiologis yang sesuai
akan tetap berdenyut.
Denyut setiap katak berbeda Ada yang memiliki denyut jantung yang meningkat,
menurun, maupun tetap. Menurut pendapat Purnamasari (2019) dipengaruhi beberapa faktor,
diantaranya suhu larutan, dimana jantung dapat berubah denyutnya karena pengaruh suhu
lingkungan dan zat kimia berupa larutan NaCl yang berpengaruh secara signifikan terhadap
denyut jantung. Menurut Sjakoer (2011) bahwasaanya Natrium adalah kation utama dalam
cairan ekstraseluler dan hanya sejumlah kecil natrium berada dalam cairan intraseluler.
Natrium menjaga keseimbangan asam dan basa di dalam tubuh dengan mengimbangi zat-zat
yang berupa asam. Natrium berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot. Konsumsi
natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium didalam cairan ekstraseluler
meningkatkan konsumsi garam dalam jumlah yang tinggi dapat mengecilkan diameter arteri,
sehingga jantung harus memompa lebih keras lagi untuk mendorong volume darah yang
meningkat melalui ruang yang semakin sempit mengakibatkan terjadinya hipertensi.
Sedangkan menurut pendapat Rudi (2006) Cairan ini memiliki beberapa kekurangan, yaitu
tidak mengandung HCO3, tidak mengandung K+, dapat menimbulkan asidosis hiperkloremik,
asidosis dilusional, dan hipernatremi.
Keadaan jantung katak setelah ditetesi CaCl2 tidak ditemukan adanya denyut jantung, ini
dikarenakan Ion Ca bekerja untuk mempertahankan potensial aksi sedangkan Ion Cl bekerja
pada saat saluran Ion terbuka sehingga semakin banyak neurotransmiter maka kerja jantung
akan semakin meningkat dan akan berhenti secara mendadak. Menurut Kurniawan (2015)
meningkatnya Ca+ dalam sel terkadang tidak sesuai dengan salah satu second messenger,
Ca2+ intrasel berperan penting dalam regulasi fungsi sel, dimana regulasi ini diatur oleh
keseimbangan Ca+. Perubahan sinyal Ca2+ telah terdeteksi berbagai jaringan termasuk
jantung. Sinyal Ca2+ adalah salah satu sistem sinyal utama didalam sel. Sinyal ini berfungsi
untuk mengatur banyak proses seluler. Mekanisme dasar sinyal Ca2+ relatif sederhana,
tergantung sesuai peningkatan konsentrasi Ion intra seluler. Konsentrasi Ca2+ rendah ketika
sel beristirahat, tetapi ketika sebuah stimulus kuat tiba, ada elevasi dari konsentrasi Ca2+
yang mendadak, hal ini bertanggung jawab untuk perubahan dalam aktifitas selular.
Jantung katak yang ditetesi larutan KCl 0,9% akan melemah dari keadaan normal, hal ini
dapat dilihat saat praktikum dari yang awalnya sebelum di kasih larutan sebanyak 73 kali
detak jantung/menit dan sesudah terdapat 63 kali detak jantung/menit. Menurut pendapat Sari
(2008), hal tersebut dapat terjadi karena kadar K+ dalam plasma menyebabkan kelainan
jantung semakin berat. Penambahan kadar ion K+ dapat menstimulasi pelepasan K+ dari
retikulum sarkoplasma melalui reseptor ryanodine yang menghasilkan aktivasi myofilamen
dan kontraksi sehingga kontraksi otot pada jantung katak menjadi lebih lambat. Sedangkan
menurut (Sherwood, 2001) peningkatan mendadak permeabilitas K+ menyebabkan difusi
cepat K+ yang positif ke luar sel. Repolarisasi cepat terjadi akibat efluls K+ , yang membuat
bagian dalam sel lebih negative dari pada bagian luar sel dan memulihkan potensial
membrane ke tingkat istirahat sehingga K+ menyebabkan relaksasi pada potensial aksi di sel
otot janting .
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada pada praktikum ini adalah Ampibhi memilik isystem peredaran
darah ganda dan tertutup, yang terdiri dari 2 ruang atrium dan 1 ruang ventrikel. Jantung
amphibi juga memiliki centrum automasi yang dapat menyebabkan jantung tetap berdenyut
setelah seluruh persarafannya dipotong. Bahkan bila jantung dipotong-potong, setiap
potongan jaringan jantung masih berdenyut.Hal ini disebakan oleh adanya jaringan khusus
pemicu di jantung yang mampu mencetuskan potensial aksi berulang-ulang.Jaringan picu
jantung membentuk sistem hantaran yang dalam keadaan normal menyebarkan impuls
keseluruh jantung. Pemberian cairan yang mengandung ion seperti NaCl 0,7%, KCl 0,9%, dan
CaCl2 1% dapat mempengaruhi kontraksi dari otot jantung, sehingga denyut jantung dapat
melemah amuapun dapat meningkat. Seperti pada pemberian NaCl 0,7% sebelum diberikan
cairan denyut jantung 72 denyut/menit, sesudah diberi cairan tetap 72 denyut/menit. Pada
pemberian KCl0 ,9% sebelum diberi cairan 73 denyut/menit, setelah diberi cairan menjadi 63
denyut/menit, yang artinya detak jantung melemah. Pada pemberian CaCl2 1%,sebelum diberi
cairan denyut jantung 37denyut/menit setelah pemberian cairan menjadi 0 denyut/menit, yang
mana kontraksi jantung menjadi melemah.
4.2 Saran
Saran pada praktikum ini adalah pada saat pembuatan video keterangan tentang hasil
diberi durasi lama supaya saat mencatat tidak ada yang ketinggalan.
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, R. dan Usman MT.2001.Fisiologi Hewan Air. Pekanbaru: Unsri Press.


Aspiani, R.Y. 2015. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular
Aplikasi NIC & NOC. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Campbell,, Neil A., et al. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Feriyawati ,Lita. 2011. Sistem Kardiovaskular. University of Sumatera Utara Institutional
Repository (USU-IR). Vol –
Guyton , Arthur C. 2008.  Buku Ajar  Fisiologi Kedokteran Edisi 11 . Jakarta: EGC
Halwatiah, 2009.Fisiologi.Makassar: Alauddin press,.
Iskandar.M. 2010. Health (Body, Mind and System) Sehat, Antusias, Energik Melalui
Sinkronasasi Tubuh, Pikiran dan Sistem Healt Triad (Tiga Serangkai Kesehatan).
Jakarta: Gramedia.
Kurniawan, Shahdevi Nandar. 2015. Review Homeostasis Ca2+ Intraseluler. MNJ. Vol. 1(1).
Merta, I Wayan, et al. 2016. Perbandingan Antara Frekwensi Denyut Jantung Katak (Rana
sp.) dengan Frekwensi Denyut Jantung Mencit (Mus musculus) Berdasarkan Ruang
Jantung. Biota. Vol. 1(3).
Purnamasari, Sry dan Muhammad, Wahyu Setiyadi. 2019. Pengaruh Zat Kimia pada Berbagai
Suhu terhadap Denyut Jantung Katak (Rana sp.) dalam Upaya Pengembangan Buku
Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan. Bioscientist: Jurnal Ilmiah Biologi. Vol. 7(2).
Rudi, Muchlis. 2006. Pengaruh Pemberian Cairan Ringer Laktat dibandingkan NaCl
0,9%terhadap Keseimbangan Asam-Basa pada pasien Sectio Caesaria dengan Anesteri
Regional. Tesis Magister Biomedis, bidang Anestesiologi: Universitas Diponegoro.
Sari, Lela Juwita, dkk. 2008. Fisiologi Darah dan Jantung pada Katak. Jakarta: FMIPA UNJ.
Sherwood L. 2001. Fisiologi Manusi. Alih Bahasa: Santoso BI. Ed Ke-2. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Sjakoer, Nour Athiroh Abdoel dan Nur Permatasari. 2011. Mekanisme Deocycorticosterone
Acetate (Doca)-Garam Terhadap Peningkatan Tekanan Darah Pada Hewan Coba. El-
Hayah. Vol. 1 No. 4.
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Zainul,Z. 2007. Kekuatan Metode Lafidzi Hidup Sehat Dengan Olah Lahir, Fikir,&
Dzikir.Jakarta: Qultum Media.

Anda mungkin juga menyukai