Debby O.L Sihombing, Lucia D.U.A Lubis, Nisrina Setiowati, Septa Sophiana
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate
ABSTRAK
Jantung merupakan pompa utama yang mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Jantung berdenyut terus
menerus dan hanya beristirahat setelah kontraksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi denyut jantung atau cepat
lambatnya jantung memompa darah adalah suhu. Perbedaan suhu berpengaruh dalam cepat atau lambatnya
metabolisme tubuh sehingga berpengaruh juga terhadap kinerja jantung. Selain itu, faktor keturunan dan aktivitas serta jenis
kelamin juga mempengaruhi banyaknya denyutan jantung tersebut. Dalam praktikum pengaruh suhu terhadap
denyut jantung ini akan diketahui bagaimana mengetahui cara mengukur frekuensi denyut jantung dan
mengidentifikasi frekuensi denyut jantung dan pengaruh suhu terhadap denyut jantung.
Kata Kunci
:
dibedah kemudian diambil jantungnya, kemudian bangkai katak yang tidak digunakan dalam praktikum
dibuang. Pada perlakuan I, jantung
Rana esculenta
dimasukkan kedalam air dengan suhu 10C kemudian dengan menghidupkan stopwatch selama 15 detik
banyaknya denyut jantung dihitung dan dilakukan sebanyak tiga kali kemudian hasilnya dirata-ratakan
dan dimasukkan dalam tabel.Dari jantung
Rana esculenta
yang baru dilakukan hal yang sama pada suhu air 15C, 20C dan 25C. Pada perlakuan II
Mencit
dibedah kemudian jantungnya juga diambil dan dimsukkan kedalam air dengan suhu 10C dan selama
15 detik dihitung berapa banyak denyut jantungnya,dan hal ini dilakukan sebanyak tiga kali dan hasilnya
juga dirata-ratakan.Kemudian dengan perlakuan yang sama jantung
Mencit
yang baru lagi dimasukkan kedalam air dengan suhu selanjutnya yaitu 15C,20C dan 25C.Kemudian
dari hasil tersebut hubungan antara banyaknya denyut jantung dengan suhu digambarkan melalui sebuah
grafik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, bahan yang digunakan adalah katak (
Rana sp
) dan mencit (
Mus musculus
). Berdasarkan praktikum yang kami laksanakan pertamatama, katak dan mencit dibedah untukmengambil jantungnya. Namun, sebelum dibedah terlebih dahulu
harus disiapkan air yang memiliki konsentrasi yang berbeda-beda, yakni konsentrasi 10
o
C, 15
o
C, 20
o
C, dan 25
o
C ke suhu 15
o
C memang terjadi peningkatan denyut jantung karena suhunya semakin tinggi. Namun, ketika suhu
dinaikkan pada suhu 20
C terjadi penurunan denyut jantung. Apabila dibandingkan dengan literatur, maka pengamatan yang
dilakukan tidak berhasil. Hal ini kemungkinan dikarenakan terjadinya kesalahan dalam penghitungan
denyut jantung pada saat pengamatan. Pada perlakuan yang dilakukan pada mencit (
Mus musculus
), tidak terjadi keberhasilan. Hal ini dikarenakan jantung mencit yang sudah diambil pada saat
pembedahan tubuhnya, tidak dapat bertahan lama. Sehingga, pengamatan terhadap denyut jantung
mencit tidak dilakukan. Kecepatan kematian pada mencit tersebut disebabkan karena lemahnya jantung
mencit tersebut.