Laporan Praktikum
Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Fisiologi Hewan dan Manusia
yang Dibimbing Oleh
Ibu Dr. Sri Rahayu Lestari, M.Si dan Ibu Nuning Wulandari, S.Si, M.Si
1.
2.
3.
4.
5.
6.
MIKROSIRKULASI
A. Tujuan
Pratikum ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan pemahaman tentang mikrosirkulasi pada katak dan yang memilik sistem
sirkulasi tertutup pada umumnya.
2. Meningkatkan pemahaman tentang pengaruh berbagai rangsangan yang langsung diberikan
secara local pada arteriole, kapiler, dan venula.
B. Dasar Teori
Mikrosirkulasi dari setiap organ diatur secara khusus untuk melayani organ kebutuhan.
Secara umum, masing-masing nutrisi organ arteri cabang memasuki enam hingga delapan kali
sebelum arteri menjadi cukup kecil untuk dapat disebut arteriola, yang umumnya memiliki
diameter internal hanya 10-15 micrometers. Lalu arteriola sendiri bercabang dua sampai lima
kali, mencapai diameter 5-9 mikrometer pada tujuan dimana mana keduanya menyuplai darah
ke kapiler. Arteriola sangat berotot, dan garis tengahnya dapat mengubah manyfold.
Metarterioles (arteriola terminal) tidak memiliki mantel otot yang terus-menerus, namun
mengelilingi serat otot polos pembuluh darah di intermiten poin. Pada titik di mana masingmasing kapiler sejati berasal dari metarteriole, yang halus serat otot biasanya mengelilingi
kapiler. Ini disebut sfingter precapillary. Sfingter ini dapat membuka dan menutup pintu masuk
ke kapiler. Pada venula lebih besar dari arteriola dan memiliki otot yang jauh lebih lemah
mantel. Namun harus diingat bahwa tekanan dalam venula jauh kurang dari itu dalam arteriola,
sehingga masih dapat kontrak venula cukup meskipun lemah otot. Ini susunan khas tempat
tidur kapiler tidak ditemukan di semua bagian tubuh. Namun, beberapa pengaturan serupa
melayani tujuan yang sama. Paling penting, metarterioles dan sfingter precapillary berada
dalam hubungan dekat dengan jaringan mereka layani. Oleh karena itu, kondisi lokal dari
jaringan-konsentrasi nutrisi, produk akhir dari metabolisme, ion hidrogen, dan sebagainyadapat menyebabkan langsung efek pada pembuluh mengendalikan aliran darah lokal di setiap
daerah jaringan kecil (Ganong, 2002).
Pengendalian oleh saraf juga ditujukan kepada pembuluh darah, terutama arteriolarteriol agar vasodilatasi atau vasokontriksi. Vasodilatasi pada arteriol akan menyebabkan darah
dalam arteri mengalir dengan lancar dan tekanan darah cenderung turun, sedangkan
vasokontiksi arteriol menyebabkan pengumpulan darah dalam arteri arteri sehinnga tekanan
darah cenderung naik (Soewolo, 2000). Sistem sirkulasi berperan dalam homeostasis dengan
berfungsi
sebagai
system
transportasi
tubuh.pembuluh
darah
mengangkut
dan
mendistribusiakan darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuhn akan
O2
dan nutrient, menyingkirkan zat-zat sisa dan penyampaian sinyal hormone. Arteri yang
sangat elastis mengangkut darah dari jantung ke jaringan dan berfungsi sebagai reservoir
tekanan untuk terus mendorong darah ke depan sewaktu jantung sedang mengalami relaksasi
dan pengisisan. Tekanan darah arteri rata-rata diatur secara ketat agar penyampaian darah ke
jaringan adekuat. Jumlah darah yang mengalir melalui jaringan bergantung pada kaliber arteriol
(pembuluh yang banyak mengandung otot) yang memperdarahi jaringan tersebut. Kaliber
arteriol dapat diubah-ubah sehingga distribusi curah jantung dapat secara terus menerus
disesuaikan untuk secara maksimum memenuhi kebutuhan tubuh setiap saat. Kapiler, yaitu
pembuluh berdinding tipis dan berpori-pori, merupakan tempat sesungguhnya untuk pertukaran
antara darah dan jaringan di sekitarnya. Vena yang sangat lentur mengembalikan darah ke
jantung dan juga berfungsi sebagai reservoir darah. (Ganong, 2002).
C. Alat dan Bahan
Alat:
Bahan:
- lampu spirtus
-katak hijau
- Triplek berlubang
- larutan garam
-air hangat
- Mikroskop cahaya
- kapas
- asam asetat 1 %
- Jarum bundle
- kertas hisap
- asetilkolin 1/5000
-Plastisin
- larutan Ringer
- epinefrin 1/5000
D. Cara Kerja
1. Pengamatan mikrosirkulasi pada selaput renang katak
katak di single pith
tubuh katak dibungkus dengan kapas basah, kemudian dibungkus pula dengan plastik
selaput renang salah satu kaki direntangkan sehingga menutup lubang pada papan
triplek dan diatur sedemikian rupa sehingga selaput terletak antara sumber cahaya dan
lensa objektif
diamati dan digambar pembuluh darahnya. dan ditentukan bagian arteriole, kapiler dam
venulanya
selaput renang ditetesi secara bergantian dengan air dingin , air hangat , adrenalin
1/5000 , asetilkolin 1/5000, dan terakhir dengan asam asetat 1%
diamati dan digambar pembuluh darahnya. dan ditentukan bagian arteriole, kapiler dam
venulanya
papan triplek disiapkan dengan ukuran 1 cm dan dibuat sedikit tonjolan yang
melingkari lubang tersebut dengan plastisin
dengan katak yang sama, di buat pembedahan kecil pada dinding abdomennya dan
dengan hati-hati ditarik keluar intestinnya
kemudian diatur mesenteron tepat pada lubang papan triplek yang telah disiapkan .
(Mesenteron selalu dalam keadaan lembab ) dan diamati dibawah mikroskop dan
dibandingkan bentuk dan panjang pembuluh darahnya dengan pembuluh darah pada
lidah
diberi perlakuan dengan menetesinya dengan air dingin , air hangat , Adrenalin 1/5000,
asetilkolin 1/5000 , dan terakhir dengan menetesinya dengan asam asetat 1% seperti
perlakuan pada selaput renang . Diulangi setiap perlakuam 3 kali
E. Data Pengamatan
1. Mikrosirkulasi pada selaput renang katak
No.
1.
Perlakuan
Pada lensa
objektif
2.
Arteriol
Kapiler
Venula
3.
Lambat
Sempit
Lambat
Sempit
Lambat
Sempit
Cepat
Lebar
Cepat
Lebar
Cepat
Lebar
Cepat
Sempit
Cepat
Sempit
Cepat
Sempit
4.
Ditetesi Adrenalin
1/5000
5.
Ditetesi asetilkolin
1/5000
Lambat
Lebar
6.
Lambat
Lebar
ambat
Lebar
Lambat
Lebar
Lambat
Lebar
Ditetesi asetat 1%
L
ambat
Lebar
2. Pengamatan pada mesenteron katak
No.
Perlakuan
1. Air dingin
2. Air hangat
3. Adrenalin/500
0
4. Asetilkolin
1/5000
5. Asam asetat
1%
F. Analisis Data
Mesenteron
Arteriol
1
2
Lamba Lamba
t
t
Sempi Sempi
t
t
Cepat Cepat
Lebar
Lebar
Cepat Cepat
Sempi Sempi
t
t
Cepat Cepat
Sempi Sempi
t
t
Cepat Cepat
Sempi Sempi
t
t
Venula
1
2
Lamba Lambat
t
Sempi Sempit
t
Cepat Cepat
Lebar
Lebar
Cepat Cepat
Sempi Sempit
t
Cepat Cepat
Sempi Sempit
t
Cepat Cepat
Sempi Sempit
t
Kapiler
1
Lambat
2
Lambat
Sempit
Sempit
Cepat
Lebar
Cepat
Sempit
Cepat
Lebar
Cepat
Sempit
Cepat
Sempit
Cepat
Sempit
Cepat
Sempit
Cepat
Sempit
sempit. Perbandingan diameter venula, arteriol, dan kapiler 2:2:1. Perbandingan jumlah sel
venula, arteriol, dan kapiler 3:3:1. Perbandingan kecepatan aliran darah venula, arteriol, dan
kapiler 1:1:2. Saat mesentron katak diberi perlakuan dengan ditetesi air hangat aliran darah
cepat dan pembuluh darah melebar. Perbandingan diameter venula, arteriol, dan kapiler 3:3:1.
Perbandingan jumlah sel venula, arteriol, dan kapiler 3:3:1. Perbandingan kecepatan aliran
darah venula, arteriol, dan kapiler 3:3:4.
Saat mesentron katak diberi perlakuan dengan ditetesi adrenalin 1/5000 aliran darah
cepat dan pembuluh darah menyempit. Perbandingan diameter venula, arteriol, dan kapiler
2:2:1. Perbandingan jumlah sel venula, arteriol, dan kapiler 3:3:1. Perbandingan kecepatan
aliran darah venula, arteriol, dan kapiler 2:2:3. Saat mesentron katak diberi perlakuan dengan
ditetesi asetilkolin 1/5000 aliran darah cepat dan pembuluh darah sempit. Seharusnya aliran
darah cepat/meningkat dan diameter pembuluh darah melebar. Perbandingan diameter venula,
arteriol, dan kapiler 3:3:2. Perbandingan jumlah sel venula, arteriol, dan kapiler 3:2:2.
Perbandingan kecepatan aliran darah venula, arteriol, dan kapiler 2:2:3. Saat mesentron katak
diberi perlakuan dengan ditetesi asam asetat 1/5000 aliran darah cepat dan pembuluh darah
sempit. Perbandingan diameter venula, arteriol, dan kapiler 2:2:1. Perbandingan jumlah sel
venula, arteriol, dan kapiler 2:2:1. Perbandingan kecepatan aliran darah venula, arteriol, dan
kapiler 1:1:2.
G. Pembahasan
Pada percobaan mikrosirkulasi ini membutuhkan jaringan yang masih
hidup, karena akan mengamati aliran darahnya, sehingga hanya dilakukan
single pith. Pengertian mikrosirkulasi itu sendiri menurut Ganong (2002)
yaitu merupakan peredaran darah kecil yang paling utama, yang terdiri dari
arteri, arteriol, kapiler, vena dan venula yang hanya dapat dilihat secara
mikroskopis karena berukuran kecil. Pada praktikum ini hanya diamati
venula, arteriola, dan kapiler. Dari ketiga pembuluh darah tersebut di dapat
ciri-ciri dari venula adalah diameter sedang, arah aliran darah menuju
jantung, dan kecepatan aliran darahnya cepat serta jumlah sel darah merah
yang melewati banyak. Untuk pembuluh kapiler mempunyai ciri-ciri yaitu
diameternya paling kecil, arah aliran darahnya meninggalkan jantung , dan
kecepatan aliran darahnya lambat, serta jumlah sel darah merah yang
melewati hanya satu sel, pada anteriol mempunyai ciri-ciri diameternya
paling besar, aliran darahnya meninggalkan jantung, kecepatan aliran
darahnya sedang, jumlah sel darah merah yang melewati banyak.
pembuluh
darah
menjadi
lemas
dan
mudah
membesar
yang
mengakibatkan
penyempitan
diameter
pembuluh
tidak
mempunyai
persarafan
simpatis
sama
sekali,
termasuk
pembuluh darah sangat kecil seperti meta-arteriole. Dan juga hormon ini
mempunyai aksi yang sangat kuat pada beberapa jaringan vascular. Hal ini
yang membuat kecepatan aliran darah pada selaput katak menjadi
meningkat. Adrenalin menimbulkan vasokonstriksi pembuluh darah arteri
dan memicu denyut dan kontraksi jantung sehingga menimbulkan tekanan
darah naik seketika dan berakhir dalam waktu pendek.
Pada perlakuan berikutnya yaitu selaput katak ditetesi asetilkolin
1/5000, didapatkan hasil bahwa diameter pembuluh darah melebar dan
kecepatan aliran darah menjadi semakin lambat. Hal ini dikarenakan
yang
termasuk
asam
lemah
(asam
cuka/
asam
asetat)
dapat
yang
diproduksi
di
sistem
retikulum
endoplasma.
Dengan
(vasodilatasi).
Vasodilatasi
juga
menyebabkan
penurunan
katak
peristiwa
meningkat
vasokonstriksi
sangat
yang
cepat.
Penambahan
mengakibatkan
adrenalin
penyempitan
terjadi
diameter
darah
menyebabkan
atau
kecepatan
perluasan
aliran
diameter
darah
pembuluh
menurun.
darah
Walaupun
yang
sebagai
neutransmiter saraf parasimpatis dan kolinergik, namun dalam terapi zat ini
kurang penting karena beragam kerjanya dan sangat cepat diinaktifkan oleh
asetilkolinestemse. Aktivasinya berupa
produksi
2+
Ca sitosol yang diproduksi di retikulum endoplasmic system.
2+
tiba inilah yang memompa darah pada area tersebut untuk terdorong ke
depan dan mempercepat aliran darah.
H. Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Aminah, Tri S. 2009. Mikrosirkulasi. (Online), (http://www.scribd.com/scribd/Mikrosirkulasi,
diakses 15 November 2016)
Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Mycek, M.J. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. Edisi kedua. Jakarta : Widya Medika.
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC
Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. PPGSM: Depdiknas