Anda di halaman 1dari 11

MIKROSIRKULASI

Laporan Praktikum
Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Fisiologi Hewan dan Manusia
yang Dibimbing Oleh
Ibu Dr. Sri Rahayu Lestari, M.Si dan Ibu Nuning Wulandari, S.Si, M.Si

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Disusun Oleh Kelompok 4 Offering I:


Ahmad Abror
(150342608051)
Awalia Siska Puji Lestari
(150342605762)
Esha Ardiansyah
(150342606823)
Faiza Nur Imawati
(150342607763)
Fahrun Nisa
(150342605770)
Maya Azzalia
(150342606977)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BILOGI
PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI
November 2016

MIKROSIRKULASI
A. Tujuan
Pratikum ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan pemahaman tentang mikrosirkulasi pada katak dan yang memilik sistem
sirkulasi tertutup pada umumnya.
2. Meningkatkan pemahaman tentang pengaruh berbagai rangsangan yang langsung diberikan
secara local pada arteriole, kapiler, dan venula.
B. Dasar Teori
Mikrosirkulasi dari setiap organ diatur secara khusus untuk melayani organ kebutuhan.
Secara umum, masing-masing nutrisi organ arteri cabang memasuki enam hingga delapan kali
sebelum arteri menjadi cukup kecil untuk dapat disebut arteriola, yang umumnya memiliki
diameter internal hanya 10-15 micrometers. Lalu arteriola sendiri bercabang dua sampai lima
kali, mencapai diameter 5-9 mikrometer pada tujuan dimana mana keduanya menyuplai darah
ke kapiler. Arteriola sangat berotot, dan garis tengahnya dapat mengubah manyfold.
Metarterioles (arteriola terminal) tidak memiliki mantel otot yang terus-menerus, namun
mengelilingi serat otot polos pembuluh darah di intermiten poin. Pada titik di mana masingmasing kapiler sejati berasal dari metarteriole, yang halus serat otot biasanya mengelilingi
kapiler. Ini disebut sfingter precapillary. Sfingter ini dapat membuka dan menutup pintu masuk
ke kapiler. Pada venula lebih besar dari arteriola dan memiliki otot yang jauh lebih lemah
mantel. Namun harus diingat bahwa tekanan dalam venula jauh kurang dari itu dalam arteriola,
sehingga masih dapat kontrak venula cukup meskipun lemah otot. Ini susunan khas tempat
tidur kapiler tidak ditemukan di semua bagian tubuh. Namun, beberapa pengaturan serupa
melayani tujuan yang sama. Paling penting, metarterioles dan sfingter precapillary berada
dalam hubungan dekat dengan jaringan mereka layani. Oleh karena itu, kondisi lokal dari
jaringan-konsentrasi nutrisi, produk akhir dari metabolisme, ion hidrogen, dan sebagainyadapat menyebabkan langsung efek pada pembuluh mengendalikan aliran darah lokal di setiap
daerah jaringan kecil (Ganong, 2002).
Pengendalian oleh saraf juga ditujukan kepada pembuluh darah, terutama arteriolarteriol agar vasodilatasi atau vasokontriksi. Vasodilatasi pada arteriol akan menyebabkan darah
dalam arteri mengalir dengan lancar dan tekanan darah cenderung turun, sedangkan
vasokontiksi arteriol menyebabkan pengumpulan darah dalam arteri arteri sehinnga tekanan
darah cenderung naik (Soewolo, 2000). Sistem sirkulasi berperan dalam homeostasis dengan
berfungsi

sebagai

system

transportasi

tubuh.pembuluh

darah

mengangkut

dan

mendistribusiakan darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuhn akan
O2

dan nutrient, menyingkirkan zat-zat sisa dan penyampaian sinyal hormone. Arteri yang

sangat elastis mengangkut darah dari jantung ke jaringan dan berfungsi sebagai reservoir

tekanan untuk terus mendorong darah ke depan sewaktu jantung sedang mengalami relaksasi
dan pengisisan. Tekanan darah arteri rata-rata diatur secara ketat agar penyampaian darah ke
jaringan adekuat. Jumlah darah yang mengalir melalui jaringan bergantung pada kaliber arteriol
(pembuluh yang banyak mengandung otot) yang memperdarahi jaringan tersebut. Kaliber
arteriol dapat diubah-ubah sehingga distribusi curah jantung dapat secara terus menerus
disesuaikan untuk secara maksimum memenuhi kebutuhan tubuh setiap saat. Kapiler, yaitu
pembuluh berdinding tipis dan berpori-pori, merupakan tempat sesungguhnya untuk pertukaran
antara darah dan jaringan di sekitarnya. Vena yang sangat lentur mengembalikan darah ke
jantung dan juga berfungsi sebagai reservoir darah. (Ganong, 2002).
C. Alat dan Bahan
Alat:

Bahan:

- Papan dan alat seksi

- lampu spirtus

-katak hijau

- Triplek berlubang

- larutan garam

-air hangat

- Mikroskop cahaya

- kapas

- asam asetat 1 %

- Jarum bundle

- kertas hisap

- asetilkolin 1/5000

-Plastisin

- larutan Ringer

- epinefrin 1/5000

D. Cara Kerja
1. Pengamatan mikrosirkulasi pada selaput renang katak
katak di single pith

tubuh katak dibungkus dengan kapas basah, kemudian dibungkus pula dengan plastik

selaput renang salah satu kaki direntangkan sehingga menutup lubang pada papan
triplek dan diatur sedemikian rupa sehingga selaput terletak antara sumber cahaya dan
lensa objektif

diamati dan digambar pembuluh darahnya. dan ditentukan bagian arteriole, kapiler dam
venulanya
selaput renang ditetesi secara bergantian dengan air dingin , air hangat , adrenalin
1/5000 , asetilkolin 1/5000, dan terakhir dengan asam asetat 1%
diamati dan digambar pembuluh darahnya. dan ditentukan bagian arteriole, kapiler dam
venulanya

2. Pengamatan pada mesenteron katak

papan triplek disiapkan dengan ukuran 1 cm dan dibuat sedikit tonjolan yang
melingkari lubang tersebut dengan plastisin

dengan katak yang sama, di buat pembedahan kecil pada dinding abdomennya dan
dengan hati-hati ditarik keluar intestinnya

kemudian diatur mesenteron tepat pada lubang papan triplek yang telah disiapkan .
(Mesenteron selalu dalam keadaan lembab ) dan diamati dibawah mikroskop dan
dibandingkan bentuk dan panjang pembuluh darahnya dengan pembuluh darah pada
lidah

ditentukan arteriol, kapiler , dan venulanya

diberi perlakuan dengan menetesinya dengan air dingin , air hangat , Adrenalin 1/5000,
asetilkolin 1/5000 , dan terakhir dengan menetesinya dengan asam asetat 1% seperti
perlakuan pada selaput renang . Diulangi setiap perlakuam 3 kali

diamati dan dicatat pengaruh zat-zat tersebut terhadap konstriksi/dilatasi pembuluh


darah dan dibandingkan dengan selaput renang

E. Data Pengamatan
1. Mikrosirkulasi pada selaput renang katak
No.
1.

Perlakuan
Pada lensa
objektif

2.

Ditetesi air dingin

Arteriol

Kapiler

Venula

3.

Lambat
Sempit

Lambat
Sempit

Lambat
Sempit

Cepat
Lebar

Cepat
Lebar

Cepat
Lebar

Cepat
Sempit

Cepat
Sempit

Cepat
Sempit

Ditetesi air hangat

4.

Ditetesi Adrenalin
1/5000

5.

Ditetesi asetilkolin
1/5000
Lambat
Lebar

6.

Lambat
Lebar

ambat
Lebar

Lambat
Lebar

Lambat
Lebar

Ditetesi asetat 1%
L
ambat
Lebar
2. Pengamatan pada mesenteron katak

No.

Perlakuan

1. Air dingin

2. Air hangat
3. Adrenalin/500
0
4. Asetilkolin
1/5000
5. Asam asetat
1%
F. Analisis Data

Mesenteron
Arteriol
1
2
Lamba Lamba
t
t
Sempi Sempi
t
t
Cepat Cepat
Lebar
Lebar
Cepat Cepat
Sempi Sempi
t
t
Cepat Cepat
Sempi Sempi
t
t
Cepat Cepat
Sempi Sempi
t
t

Venula
1
2
Lamba Lambat
t
Sempi Sempit
t
Cepat Cepat
Lebar
Lebar
Cepat Cepat
Sempi Sempit
t
Cepat Cepat
Sempi Sempit
t
Cepat Cepat
Sempi Sempit
t

Kapiler
1
Lambat

2
Lambat

Sempit

Sempit

Cepat
Lebar
Cepat
Sempit

Cepat
Lebar
Cepat
Sempit

Cepat
Sempit

Cepat
Sempit

Cepat
Sempit

Cepat
Sempit

Pada praktikum mikrosirkulasi dilakukan pengamatan pada dua


tempat, yaitu pada selaput renang dan mesenteron katak. Katak di single pith
terlebih dahulu, kemudian tubuhnya dibungkus dengan kapas basah serta plastik. Selanjutnya
selaput renang salah satu kaki dibentangkan sehingga menutup lubang pada papan triplek dan
diatur sedemikian rupa sehingga selaput terletak antara sumber cahaya dan lensa objektif. Lalu
diamati dan digambar pembuluh darahnya serta ditentukan arteriola, kapiler dan venulanya.
Dalam keadaan normal, nampak urutan diameter pembuluh darah dari terbesar hingga terkecil
yaitu arteriola, venula, dan kapiler. Sedangkan kecepatan aliran darah pada venula yaitu paling
cepat diantara arteriola dan kapiler, dan kecepatan aliran darah pada arteriola lebih cepat dari
pada kapiler. Jadi, dalam keadaan normal urutan kecepatan aliran darah dari yang tercepat
hingga terlambat yaitu venula, arteriola, dan kapiler.
Setelah diamati pada keadaan normal, lalu selaput renang tersebut diberikan beberapa
perlakuan. Perlakuan yang pertama yaitu ditetesi dengan air dingin. Didapatkan data bahwa
diameter dari venula, arteriol, dan kapiler sama-sama menyempit, serta kecepatan aliran
darahnya menjadi lambat. Urutan diameter dari yang terbesar hingga terkecil sama seperti pada
keadaan normal, yaitu venula, arteriol, dan terakhir kapiler. Urutan kecepatan alirannya pun
sama, yaitu venula yang paling cepat, arteriol, dan yang paling lambat kapiler. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa air dingin dapat menurunkan kecepatan aliran.
Perlakuan kedua yaitu selaput renang ditetesi dengan air hangat. Sebelum ditetesi air
hangat, terlebih dahulu dibersihkan dengan kertas hisap lalu diberi ringer. Pemberian ringer
dilakukan setiap akan berganti perlakuan. Didapatkan hasil bahwa pada saat ditetesi air hangat,
diameter venula membesar atau melebar bila dibandingkan saat keadaan normal, begitu pula
dengan diameter arteriola dan kapiler. Serta kecepatan aliran darahnya menjadi semakin cepat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa air hangat dapat memperlebar diameter pembuluh darah,
sehingga mempercepat aliran darahnya.
Perlakuan ketiga yaitu selaput renang ditetesi adrenalin 1/5000. Didapatkan hasil bahwa
pada venula, arteriola maupun kapiler, diameternya menyempit, tetapi aliran darahnya semakin
cepat. Pada perlakuan keempat yakni ditetesi dengan asetil kolin 1/5000, didapatkan hasil
bahwa diamater venula, arteriola, maupun kapiler melebar, dan aliran darahnya semakin
lambat. Hasil yang sama didapatkan saat perlakuan terakhir, yaitu selaput renang ditetesi asetat
1%. Didapatkan data bahwa diameter ketiga pembuluh darah tersebut melebar dan alirannya
menjadi lambat.
Pada pengamatan mikrosirkulasi mesenteron dalam kondisi normal, arah sirkulasi
venula menuju jantung, sedangkan arteriol dan venula meninggalkan jantung. Saat mesentron
katak diberi perlakuan dengan ditetesi air dingin aliran darah lambat dan pembuluh darah

sempit. Perbandingan diameter venula, arteriol, dan kapiler 2:2:1. Perbandingan jumlah sel
venula, arteriol, dan kapiler 3:3:1. Perbandingan kecepatan aliran darah venula, arteriol, dan
kapiler 1:1:2. Saat mesentron katak diberi perlakuan dengan ditetesi air hangat aliran darah
cepat dan pembuluh darah melebar. Perbandingan diameter venula, arteriol, dan kapiler 3:3:1.
Perbandingan jumlah sel venula, arteriol, dan kapiler 3:3:1. Perbandingan kecepatan aliran
darah venula, arteriol, dan kapiler 3:3:4.
Saat mesentron katak diberi perlakuan dengan ditetesi adrenalin 1/5000 aliran darah
cepat dan pembuluh darah menyempit. Perbandingan diameter venula, arteriol, dan kapiler
2:2:1. Perbandingan jumlah sel venula, arteriol, dan kapiler 3:3:1. Perbandingan kecepatan
aliran darah venula, arteriol, dan kapiler 2:2:3. Saat mesentron katak diberi perlakuan dengan
ditetesi asetilkolin 1/5000 aliran darah cepat dan pembuluh darah sempit. Seharusnya aliran
darah cepat/meningkat dan diameter pembuluh darah melebar. Perbandingan diameter venula,
arteriol, dan kapiler 3:3:2. Perbandingan jumlah sel venula, arteriol, dan kapiler 3:2:2.
Perbandingan kecepatan aliran darah venula, arteriol, dan kapiler 2:2:3. Saat mesentron katak
diberi perlakuan dengan ditetesi asam asetat 1/5000 aliran darah cepat dan pembuluh darah
sempit. Perbandingan diameter venula, arteriol, dan kapiler 2:2:1. Perbandingan jumlah sel
venula, arteriol, dan kapiler 2:2:1. Perbandingan kecepatan aliran darah venula, arteriol, dan
kapiler 1:1:2.
G. Pembahasan
Pada percobaan mikrosirkulasi ini membutuhkan jaringan yang masih
hidup, karena akan mengamati aliran darahnya, sehingga hanya dilakukan
single pith. Pengertian mikrosirkulasi itu sendiri menurut Ganong (2002)
yaitu merupakan peredaran darah kecil yang paling utama, yang terdiri dari
arteri, arteriol, kapiler, vena dan venula yang hanya dapat dilihat secara
mikroskopis karena berukuran kecil. Pada praktikum ini hanya diamati
venula, arteriola, dan kapiler. Dari ketiga pembuluh darah tersebut di dapat
ciri-ciri dari venula adalah diameter sedang, arah aliran darah menuju
jantung, dan kecepatan aliran darahnya cepat serta jumlah sel darah merah
yang melewati banyak. Untuk pembuluh kapiler mempunyai ciri-ciri yaitu
diameternya paling kecil, arah aliran darahnya meninggalkan jantung , dan
kecepatan aliran darahnya lambat, serta jumlah sel darah merah yang
melewati hanya satu sel, pada anteriol mempunyai ciri-ciri diameternya
paling besar, aliran darahnya meninggalkan jantung, kecepatan aliran
darahnya sedang, jumlah sel darah merah yang melewati banyak.

Pada pengamatan pertama yaitu mikrosirkulasi pada selaput renang


katak yaitu diberi tetesan air dingin menunjukkan kecepatan darah yang
melambat, dan yang paling lambat adalah kapiler. Hal ini disebabkan
mengkerutnya otot-otot polos pada pembuluh darah karena terkana air
dingin. Sehingga diameter pembuluh darah menjadi kecil yang disebut
vasokontriksi. Mengecilnya pembuluh darah ini menyebabkan resistensi
arteriol meningkat dan terjadilah penurunan aliran darah (Sherwood, 2001).
Pada perlakuan kedua yaitu diberi air hangat dimana hasil yang kami
amati kecepatan darah menjadi lebih cepat. Hal ini disebabkan pada saat
diteteskan air hangat, aliran darah lebih cepat karena air hangat membuat
dinding

pembuluh

darah

menjadi

lemas

dan

mudah

membesar

(vasodilatasi). Vasodilatasi juga menyebabkan penurunan resistensi arteriol,


sehingga akan lebih banyak darah yang mengalir ke daerah-daerah dengan
resistensi arteriol rendah (Sherwood, 2001). Pada perlakuan berikutnya
selaput renang ditetesi larutan adrenalin 1/5000, didapatkan hasil aliran
darah makin cepat. Hal ini sesuai dengan teori yang telah dikemukakan
Aminah (2011), bahwa pada penambahan adrenalin terjadi peristiwa
vasokonstriksi

yang

mengakibatkan

penyempitan

diameter

pembuluh

darah, sehingga kecepatan aliran darah meningkat. Mekanisme terjadinya


vasokonstriksi adalah sama seperti pada perangsangan saraf simpatis,
namun menggunakan faktor stimulan dengan menambahkan adrenalin pada
percobaan ini sehingga refleks yang mengatur tekanan arteri, sehingga
tekanan meningkat. Adrenalin beredar di dalam darah selama satu sampai
tiga menit sebelum dirusak, jadi mempertahankan eksitasi sirkulasi yang
agak memanjang. Hormon ini dapat mencapai beberapa bagian sirkulasi
yang

tidak

mempunyai

persarafan

simpatis

sama

sekali,

termasuk

pembuluh darah sangat kecil seperti meta-arteriole. Dan juga hormon ini
mempunyai aksi yang sangat kuat pada beberapa jaringan vascular. Hal ini
yang membuat kecepatan aliran darah pada selaput katak menjadi
meningkat. Adrenalin menimbulkan vasokonstriksi pembuluh darah arteri
dan memicu denyut dan kontraksi jantung sehingga menimbulkan tekanan
darah naik seketika dan berakhir dalam waktu pendek.
Pada perlakuan berikutnya yaitu selaput katak ditetesi asetilkolin
1/5000, didapatkan hasil bahwa diameter pembuluh darah melebar dan
kecepatan aliran darah menjadi semakin lambat. Hal ini dikarenakan

asetilkolin adalah suatu senyawa ammonium kuartener yang tidak mampu


menembus membrane. Walaupun sebagai neutransmiter saraf parasimpatis
dan kolinergik, namun dalam terapi, zat ini kurang penting karena beragam
kerjanya dans angat cepat diinaktifkan oleh asetilkolinesterase. Aktivitasnya
berupa muskarinik dan nikotinik kerjanya pada saluran pencernaan dapat
meningkatkan sekresi saliva, memacu sekresi dan gerakan usus (Mycek,
2001).
Perlakuan terakhir pada selaput renang yaitu ditetesi asam asetat 1%,
didapatkan hasil yaitu kecepatan aliran darah menjadi lambat, hal ini tidak
sejalan dengan literatur. Seharusnya pembuluh darah yang ditetesi asam
asetat 1% aliran darahnya makin cepat, dikarenakan penetesan asam asetat
1%

yang

termasuk

asam

lemah

(asam

cuka/

asam

asetat)

dapat

merangsang potensial aksi otot polos dan meningkatkan produksi Ca 2+


sitosol

yang

diproduksi

di

sistem

retikulum

endoplasma.

Dengan

meningkatnya kadar Ca2+, otot polos berkontraksi. Kontraksi tiba-tiba inilah


yang memompa darah pada area tersebut untuk terdorong ke depan dan
mempercepat aliran darah. Sehingga kecepatan darah menjadi lebih cepat
(Mycek, 2001).
Pengamatan selanjutnya yaitu pada mesentron katak ditetesi dengan
air dingin, didapatkan kecepatan aliran darah arteriol turun, kecepatan
aliran darah kapiler menurun, kecepatan aliran darah venula menurun. Saat
ditetesi air dingin, aliran darah menjadi lambat. Hal ini disebabkan
mengkerutnya otot-otot polos pada pembuluh darah menjadi kecil yang
disebut vasokontraksi. Mengecilnya pembuluh darah ini menyebabkan
resistensi anteriol meningkat dan terjadilah penurunan aliran darah
(Sherwood, 2001) darah menjadi lebih kental, sehingga aliran darah menjadi
lambat.
Pada saat mesentron katak ditetesi air hangat, aliran darah pada
katak meningkat cepat, artinya kecepatan darah meningkat dari perlakuan
sebelumya. Pada saat di tetesi air hangat, aliran darah lebih cepat karena
air hangat membuat diding pembuluh darah menjadi lemas dan mudah
membesar

(vasodilatasi).

Vasodilatasi

juga

menyebabkan

penurunan

resistensi anteriol, sehingga akan lebih banyak darah yang mengalir ke


daerah-daerah dengan resistensi anteriol rendah (Sherwood, 2001).
Pada saat mesentron katak ditetesi adrenalin 1/5000 aliran darah
pada

katak

peristiwa

meningkat

vasokonstriksi

sangat
yang

cepat.

Penambahan

mengakibatkan

adrenalin

penyempitan

terjadi

diameter

pembuluh darah, sehingga kecepatan aliran darah meningkat. Pada saat


mesentron katak ditetesi dengan asetil kolin 1/5000, kecepatan aliran darah
mengalami peningkatan pembuluh darah menyempit, hal ini tidak sesuai
dengan teori. Asetil kolin adalah suatu senyawa ammonium kuantener yang
tidak mampu menembus membran. Asetilkolin menyebabkan dilatasi
pembuluh

darah

menyebabkan

atau

kecepatan

perluasan
aliran

diameter

darah

pembuluh

menurun.

darah

Walaupun

yang

sebagai

neutransmiter saraf parasimpatis dan kolinergik, namun dalam terapi zat ini
kurang penting karena beragam kerjanya dan sangat cepat diinaktifkan oleh
asetilkolinestemse. Aktivasinya berupa

muskarinik dan nikotinik kerjanya

pada saluran pencernaan dapat meningkatkan sekresi saliva, memacu


sekresi dan gerakan usus (Mycek, 2001). Pada saat mesentron katak ditetesi
dengan asam asetat kecepatan aliran mengalami peningkatan tetapi tidak
secepat asetil kolin serta penyempitan pembuluh darah. Penetesan asam
asetat dapat merangsang potensial aksi otot polos dan meningkatkan

produksi

2+
Ca sitosol yang diproduksi di retikulum endoplasmic system.

Dengan meningkatnya kadar

2+

Ca , otot polos berkontraksi. Kontraksi tiba-

tiba inilah yang memompa darah pada area tersebut untuk terdorong ke
depan dan mempercepat aliran darah.
H. Simpulan

DAFTAR PUSTAKA
Aminah, Tri S. 2009. Mikrosirkulasi. (Online), (http://www.scribd.com/scribd/Mikrosirkulasi,
diakses 15 November 2016)
Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Mycek, M.J. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. Edisi kedua. Jakarta : Widya Medika.
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC
Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. PPGSM: Depdiknas

Anda mungkin juga menyukai