A. Tujuan
1. Mengetahui korelasi berat tubuh dan frekuensi denyut jantung pada katak
2. Mengetahui pengaruh suhu terhadap dnyut jantung pada katak
3. Mengetahui tempat timbulnya denyut jantung melalui percobaan stanius
4. Mengetahui automasi jantung pada katak
5. Mengetahui pengaruh garam anorganik terhadap denyut jantung pada katak
B. Landasan Teori
Jantung merupakan suatu organ yang berdenyut dengan irama tertentu (kontraksi
ritmik). Fungsi utama jantung adalah memompa darah kea rah sirkulasi sistemik
maupun pulmoner. Jantung terletak dalam mediastrinum di rongga dada, yaitu diantara
kedua paru – paru. Denyut jantung pada Pisces, Amphibia dan Reptilia dimulai dari
sinus venosus, sedangkan pada Aves dan Mamalia denyut jantung dimulai dari nodus
sinoatrial. Struktur yang membentuk system konduksi adalah nodus sinoatrial, lintasan
interoda atrium, nodus atrio ventrikuler. Dalam keadaan normal nodus mengeluarkan
impuls paling cepat sehingga merupakan pemacu jantung (Ganong, 1995).
Denyut jantung terdiri dari sisol (kotraksi diawali dari atrium ke ventrikel) dan diastole
(secara bersama relaksasi dari atrium ke ventrikel). Denyut jantung berasal dari system
konduksi jantung dna menyebar ke seluruh bagian myocardium. Berbeda dengan otot
rangka dengan otot polos, jaringan otot jantung terdiri atas sinsisium serabut – serabut
otot yang satu dengan yang lain tidak terpisahkan. Setiap impuls yang timbul di jantung
akan tersebar ke seluruh otot jantung, dengan demikian kontraksinya akan selalu
bersifat “All” or “ None “. Disamping itu, kuat kontraksinya otot sangat ditentukan oleh
panjang awal dari serabut – serabutnya (hukum Starling). Satu sifat utama otot
jantung adalah kemampuannya untuk membangkitkan sendiri impuls irama denyut
jantung (otomasi jantung). Jantung yang dikeluarkan dari tubuh mampu tetap
berkontraksi ritmis. Cara kerja jantung katak umumnya saat berdenyut, setiap ruang
jantung mengendur dan terisi darah disebut diastole. Selanjutnya jantung berkontraksi
dan memompa darah keluar dari ruang jantung disebut sistol. Otot jantung peka
terhadap perubahan – perubahan metabolitik, kimia dan suhu. Kenaikan suku
meningkatkan metabolism dan frekuensi denyut jantung.
Automasi artinya jantung ini masih dapat melakukan fungsinya tanpa dipengaruhi saraf.
Dibuktikan dengan cara merusak otak atau sumsum punggung. Jantung tetap normal melakukan
fungsinya untuk beberapa saat. Jantung katak maupun mamalia mempunya centrum automasi
sendiri artinya tetap berdenyut meskipun telah diputuskan hubungannya dengan susunan syaraf
atau di keluarkan dari tubuh. Pada katak frekuensi jantung diatur oleh salah satu dari ketiga
pasang ganglionnya.
Peranan centrum automasi pada katak itu menyebabkan jantung tetap berdenyut setelah seluruh
persarafannya dipotong. Bahkan bila jantung dipotong-potong, setiap potongan jaringan jantung
masih berdenyut. Hal ini disebakan oleh adanya jaringan khusus pemicu di jantung yang mampu
mencetuskan potensial aksi berulang-ulang. Jaringan picu jantung membentuk sistem hantaran
yang dalam keadaan normal menyebarkan impuls ke seluruh jantung.
Dengan catatan,
Lanjutan dari setiap sebelum
Jantung katak
percobaan yang pergantian suhu, Kemudian
dalam tubuh
pertama, dicatat dinormalkan dihitung denyut
diberi tetesan air
data denyut terlebih dahulu jantung per
dengan suhu
jantung per dengan menit
7°C, 8°C, 40°C,
menit pada menetaskan air
dan 42°C.
suhu ruangan kran
3. Percobaan Stanius
Diikat
Jantung katak, jantung
diikat dengan katak di
tali di bagian Diamati bagian Diamati
antara sinus tempat antara tempat
Kemudian
venosus timbulnya atrium dan timbulnya
, ikatan
dengan atrium. denyutan ventrikel. denyutan
stanius I
disebut ikatan jantung Disebut jantung
dibuka
Stanius I ikatan
Stanius II.
4. Automasi Jantung
Kemudian
Jantung Diletakkan
diikat Jantung
katak yang Dipotong di larutan
pembuluh dikeluarkan
ada di dalam pembuluh2 ringer dalam
yang menuju dari rongga
tubuh, tersebut pada cawan petri.
ke dalam dan tubuh
diamati bagian distal diamati yang
keluar
gerakannya terjadi
jantung
5. Pengaruh Garam Anorganik Terhadap Denyut Jantung Katak
I Sinus venosus
II Atrium
4. Automasi Jantung
Saat jantung katak ditetesi dengan air dingin, pembuluh darah jantung
bervasokontraksi (menyempit) sehingga jantung harus bekerja lebih
keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh dan otomatis pasokan
darah yang beredar dan kembali ke janung mengalir lebih lambat dan
menyebabkan jantung berdnyut lebih lambat. Kondisi sebaliknya terjadi
pada penetesan air bersuhu tinggi pada jantung katak. Dengan
meningkatnya suhu jantung, maka otot pembuluh akan berelaksasi dan
pembuluh darah akan bervasodilatasi (melebar)sehingga aliran darah ke
seluruh tubuh semakin lancer dan denyut jantung akan menjadi cepat.
3. Percobaan Stanius
Secara garis besar peredaran darah katak sama seperti peredaran darah manusia
namun saat darah dialirkan kembali melal ui vena darah terlebih dahulu mengisi
sinus venosus. Darah mengalir melalui sinus venosus kemudian darah mengalir ke
atrium dan mengisi ruang ventrikel sebelum darah dipompa kembali oleh otot –
otot di ventrikel ke seluruh tubuh. Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk
ke sinus venosus dan kemudian mengalir menuju atrium. Dari atrium darah
mengalir ke ventrikel yang kemudian dipompa keluar melalui arteri pulmonalis
untuk dibawa ke paru – paru dan mengalami proses pertukaran udara di alveolus
paru – paru, dan siklus akan berjalan terus dan berkelanjutan. Keadaan saat
kontraksi otot jantung disebut sistol, seddangkan bentuk relaksasi otot jantung d
isebut diastole.
Pada cara kerja pengaruh garam anorganik terhadap denyut jantung ini
larutan NaCl berfungsi sebagai penetralisir. Hal ini karena semua larutan
garam sementara menghapuskan aktivitas ritmis jantung (Buridge,
1912).
1. Semakin besar massa tubuh katak maka frekuensi ritmis denyut jantung
semakin menurun/lambat
3. Katak memiliki sifat automasi jantung dimana jantung masih berdetak walau tidak
berhubungan dengan saraf