Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

FISIOLOGI HEWAN
“SISTEM SIRKULASI”

Disusun oleh :

NAMA : AZKA MAIDINA AS-SYIFA


NIM : 2224170100
KELAS : 5C
KELOMPOK :5
KLOTER :4
TANGGAL : SELASA, 29 OKTOBER 2019

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
4.1.1 Di dalam tubuh
Jumlah denyut selama 1 menit
Perlakuan pada menit ke - Rata-rata
1 2 3
Kontrol 60 54 55 56
Aquades 53 52 51 52
NaCl 0,85% 52 51 50 51
Paraf asisten

4.1.2 Di luar tubuh


Jumlah denyut selama 1 menit
Perlakuan pada menit ke - Rata-rata
1 2 3
Kontrol 40 43 44 42
Aquades 43 45 51 46
NaCl 0,85% 36 34 32 34
Paraf asisten

4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 Kerja jantung secara umum
Secara struktur/anatomi jantung katak berbeda dengan jantung hewan
lainnya. Jantung katak terdiri-dari 3 ruangan yaitu 2 atrium telah terbagi
dengan sempurna oleh septum interuariculum menjadi atrium kiri dan
kanan dan 1 ventrikel (Tatang, 2014).
Ruangan jantung katak yang terdiri dari 1 ventrikel akan
berpengaruh terhadap peredaran darahnya. Karena darah yang datang
dari seluruh tubuh kaya akan CO2 akan tercampur kembali dengan
darah yang datang dari paru-paru (pulmo) yang kaya akan O2.
Peredaran darah seperti ini tidaklah efektif dan efesien, karena selalu
terjadi kombinasi lagi di ventrikel darah yang kaya O2 dengan CO2
(Campbell, 2004). Peredaran darah seperti ini mempunyai pengaruh
terhadap suplai O2 pada tingkat jaringan (Ganong, 2010).
Sistem peredaran darah terdiri dari jantung/cor, pembuluh
darah (aorta, arterikapiler, vena), dan darah. Jantung merupakan organ
sebagai pemompa darah, sedangkan darah berfungsi sebagai
transportasi nutrient, oksigen, karbon dioksida, ampas metabolisme
dan hormon (Ganong, 2010). Jantung katak terdiri dari tiga ruangan
yaitu dua atrium dan satu ventrikel (Campbell, 2004).
Peredaran darah katak termasuk peredaran ganda dan tertutup.
Peredaran darah pulmoner, darah dipompa dari ventrikel masuk ke
pulmo melalui arteri pulmonalis kemudian darah kaya okesigen akan
masuk kedalam atrium kiri. Peredaran darah sistemik, darah dipompa
dari ventrikel masuk ke aorta, arteri, kapiler, kemudian nutrisi dan
oksigen disuplai pada sel. Darah kaya karbon dioksida akan kembali
ke jantung melalui venula, vena, dan vena kava, dan bermuara pada
atrium kanan (Campbell, 2004).
4.2.2 Kerja Jantung Di Dalam Tubuh
1. Kerja Jantung Dalam Keadaan Kontrol
Pada pengamatan kerja jantung saat di dalam tubuh,
dilakukan dengan membedah bagian perut (abdomen) katak
kemudian kontraksi denyut jantung dihitung selama 1 menit
dengan 3 kali pengulangan. Adapun hasil yang didapatkan pada
keadaan kontrol atau tanpa perlakuan yaitu pada menit pertama
sebanyak 60 kali, menit kedua sebanyak 54 kali, dan menit
ketiga sebanyak 55 kali. Dari ketiga frekuensi denyut jantung
tersebut dapat dilihat bahwa jantung katak masih tetap bednyut
secara normal dengan keadaan ritmis (berirama).
Hal ini sesuai dengan literatur yang didapat yaitu melalui
mekanisme selang-seling jantung berkontraksi untuk
mengosongkan isi jantung dan melakukan relaksasi untuk
pengisian darah. Sel otot jantung melakukan kontraksi dengan
tujuan untuk memompa darah yang dihasilkan oleh sebuah
potensial aksi dan menyebar melalui membran sel otot.
Jantung berdenyut secara berirama ketika melakukan
kontraksi, hal ini akibat adanya potensial aksi yang
ditimbulkan oleh kegiatan jantung itu sendiri. Jantung
memiliki sebuah mekanisme untuk mengalirkan
potensial aksi yang ditimbulkannya sendiri untuk melakukan
kontraksi dan relaksasi. Pada katak terdapat sinus venosus
sebagai pengatur kecepatan kontraksi jantung, sehingga apabila
sinus venosus mendapat gangguan yang dapat memperlambat
aliran impuls listrik yang dihasilkan maka akan memperlambat
kecepatan kontraksi atau frekuensi kontraksi jantung itu sendiri
(Ardiyanto, 2014).
2. Kerja Jantung Diberi Aquades
Pada pengamatan ini, jantung katak diberi perlakuan
yaitu dengan ditetesi aquades kemudian dihitung jumlah
kontraksi jantung selama 1 menit dengan 3 kali pengulangan.
Hasil yang didapat yaitu pada menit pertama jantung berdenyut
sebanyak 53 kali, menit kedua jantung berdenyut sebanyak 52
kali, dan pada menit ketiga sebanyak 51 kali.
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa jantung yang
dikeluarkan dari tubuh mampu untuk tetap berkontraksi ritmis.
Pada amfibia dan reptilia, irama ditentukan oleh sinus
venosus. Otot jantung peka terhadap perubahan-perubahan
metabolik, kimia dan suhu. Kenaikan suhu meningkatkan
metabolisme dan frekuensi jantung. Jantung yang diberi
perlakuan dengan ditetesi aquades berkontraksi secara normal
dalam keadaan berirama tetapi semakin melambat. Berdasarkan
literatur yang didapat bahwa perbedaan denyut jantung katak
pada tiap-tiap suhu yang berbeda ini sangat berlawanan dengan
pernyataan yang diungkapkan oleh Waterman tersebut bahwa
pada lingkungan dengan suhu tinggi akan terjadi peningkatan
metabolisme dalam tubuh, yang kemudian menyebabkan laju
respirasi meningkat juga dan berdampak pada peningkatan
denyut jantung (Halwatiah, 2009).
3. Kerja Jantung Diberi NaCl 0.85%
Pada pengamatan ini, jantung katak diberi perlakuan
yaitu dengan ditetesi NaCl 0.85% kemudian dihitung jumlah
kontraksi jantung selama 1 menit dengan 3 kali pengulangan.
Hasil yang didapat yaitu pada menit pertama jantung berdenyut
sebanyak 52 kali, menit kedua jantung berdenyut sebanyak 51
kali, dan pada menit ketiga sebanyak 50 kali. Berdasarkan hasil
yang didapatkan dari ketiga frekuensi denyut jantung tersebut
memperlihatkan bahwa kontraksi otot jantung pada katak
menjadi lebih lambat setelah diteteskan larutan NaCl
dibandingkan dengan frekuensi denyut jantung katak normal
dan yang diteteskan dengan aquades . Hal ini disebabkan karena
larutan NaCl 0,85% bersifat hipotonis dan mempengaruhi
regulasi tekanan osmotis pada sel-sel otot jantung sehingga
kontraksi otot jantung menjadi lemah. Pelambatan denyut
jantung dipengaruhi oleh sistem syaraf otonom yang berpusat di
medulla oblongata. Serabut syaraf parasimpatis (nervus vagus)
akan mensekresikan asetilkolin SA Node,sistem konduksi
lainnya dan miokardium sehingga denyut jantung menjadi lebih
lambat (Abdurrahmat, 2015).
4.2.3 Kerja Jantung Di Luar Tubuh
Pada pengamatan ini, melakukan double-pithing terlebih dahulu
pada katak. Setelah itu, melakukan pembedahan pada bagian
abdomen katak dan menghitung denyut jantung katak selama 3 kali
pengulangan dalam 1 menit. Kemudian memisahkan dengan hati-
hati bagian jantung dari organ tubuh yang lain dan mengusahakan
agar sinus spenosus tidak rusak. Kemudian menghitung kembali
kontraksi otot jantungnya setelah dipisahkan dalam keadaan kontrol
(tanpa perlakuan). Adapun hasil pengamatan pada percobaan ini
adalah pada menit pertama berjumlah 40 kali, menit kedua
berjumlah 43 kali, menit ketiga berjumlah 44 kali. Dari ke 3 kali
pengulangan ini mempunyai rata-rata sebesar 42 kali per menit. Hal
ini menunjukkan bahwa jantung katak tetap berdenyut walaupun
telah di double pithing, dibedah dan dipisahkan organ jantung dari
tubuhnya. Hal ini disebabkan karena adanya centrum automasi yang
menyebabkan jantung katak tetap berdenyut meskipun telah
diputuskan hubungannya dengan susunan syaraf atau di keluarkan
dari tubuh. Dibandingkan dengan sebelum pengangkatan kondisi
kontraksi otot jantung tidak terlalu ritmis karena telah diangkat jadi
aliran darah yang masuk ke jantung sudah tidak ada.
Pada pengamatan selanjutnya, katak diberi perlakuan yaitu
dengan diberi aquades sebanyak 3 tetes. Kemudian jantung katak
diamati dan dihitung selama 3 kali pengulangan dalam waktu 1
menit. Adapun hasil pengamatan pada percobaan ini adalah pada
menit pertama berjumlah 43 kali, menit kedua berjumlah 45 kali,
menit ketiga berjumlah 51 kali. Dari ke 3 kali pengulangan ini
mempunyai rata-rata sebesar 46 kali per menit. Dalam hal ini,
jantung katak tetap berdenyut walaupun setelah di double pithing,
dibedah dan dipisahkan organ jantung dari tubuhnya. Hal ini
disebabkan karena adanya centrum automasi yang menyebabkan
jantung katak tetap berdenyut meskipun telah diputuskan
hubungannya dengan susunan syaraf atau di keluarkan dari tubuh.
Penambahan aquades menyebabkan kontraksi otot jantung menjadi
semakin cepat karena bahwa pada lingkungan dengan suhu tinggi
akan terjadi peningkatan metabolisme dalam tubuh, yang
kemudian menyebabkan laju respirasi meningkat juga dan
berdampak pada peningkatan denyut jantung (Halwatiah, 2009).
Pada pengamatan terakhir, katak diberi perlakuan yaitu
dengan diberi NaCl 0.85% sebanyak 3 tetes. Kemudian jantung
katak diamati dan dihitung selama 3 kali pengulangan dalam
waktu 1 menit. Adapun hasil pengamatan pada percobaan ini
adalah pada menit pertama berjumlah 36 kali, menit kedua
berjumlah 34 kali, menit ketiga berjumlah 32 kali. Dari ke 3 kali
pengulangan ini mempunyai rata-rata sebesar 34 kali per menit.
Dalam hal ini, jantung katak tetap berdenyut walaupun setelah
di double pithing, dibedah dan dipisahkan organ jantung dari
tubuhnya tetapi kontraksinya semakin melambat. Hal ini
disebabkan karena adanya centrum automasi yang
menyebabkan jantung katak tetap berdenyut meskipun telah
diputuskan hubungannya dengan susunan syaraf atau di
keluarkan dari tubuh. Hal ini disebabkan karena larutan NaCl
0,85% bersifat hipotonis dan mempengaruhi regulasi tekanan
osmotis pada sel-sel otot jantung sehingga kontraksi otot jantung
menjadi lemah. Pelambatan denyut jantung dipengaruhi oleh
sistem syaraf otonom yang berpusat di medulla oblongata.
Serabut syaraf parasimpatis (nervus vagus) akan mensekresikan
asetilkolin SA Node,sistem konduksi lainnya dan miokardium
sehingga denyut jantung menjadi lebih lambat (Abdurrahmat,
2015).
4.2.4 Kenapa saat di luar tubuh jantung masih dapat berdenyut?
Jantung dapat berkontraksi dan berelaksasi tanpa sedikitpun
dipengaruhi oleh impuls dari sistem syaraf. Jantung katak tetap
berdenyut walaupun telah di double pithing, dibedah dan dipisahkan
organ jantung dari tubuhnya. Hal ini disebabkan karena adanya
centrum automasi yang menyebabkan jantung katak tetap berdenyut
meskipun telah diputuskan hubungannya dengan susunan syaraf
atau di keluarkan dari tubuh.
Automasi artinya jantung ini masih dapat melakukan fungsinya
tanpa dipengaruhi saraf hal ini dibuktikan dengan cara merusak otak
atau sumsum punggung. Jantung tetap normal melakukan fungsinya
untuk beberapa saat. Jantung katak maupun mamalia mempunya
centrum automasi sendiri artinya tetap berdenyut meskipun telah
diputuskan hubungannya dengan susunan syaraf atau di keluarkan
dari tubuh. Pada katak frekuensi jantung diatur oleh salah satu dari
ketiga pasang ganglionnya.
Peranan centrum automasi pada katak itu menyebabkan jantung
tetap berdenyut setelah seluruh persarafannya dipotong. Bahkan bila
jantung dipotong-potong, setiap potongan jaringan jantung masih
berdenyut. Hal ini disebakan oleh adanya jaringan khusus pemicu di
jantung yang mampu mencetuskan potensial aksi berulang-ulang.
Jaringan picu jantung membentuk sistem hantaran yang dalam
keadaan normal menyebarkan impuls ke seluruh jantung
(Abdurrahmat, 2015).
Jantung mengandung serat-serat jantung yang termodifikasi
yang berfungsi untuk mengkoordinasikan detak jantung dengan
mengatur waktu kontraksi dari atrium dan ventrikel, secara normal
berawal pada nodus sinoatrium (SA) yang berlokasi dalam atrium
kanan pada pintu masuk vena kava superior. Berawal dari nodus
sino atrium sampai nodus antrio ventrikulum, terletak di bagian
belakang septum inter ventrikulum dan mulai dari titik ini, seberkas
sel-sel otot jantung yang termodifikasi (serat-serat purkinje)
bercabang dua dan cabang yang terpisah berjalan melalui jaringan
subendokardial dari ventrikel kanan dankiri. Sel-sel dalam dua
daerah nodus itu berbentuk spul, sel-sel yang sangat bercabang yang
dipisahkan satu sama lain oleh sedikit jaringan penyambung
(Guyton, 2011).
4.3 PERTANYAAN & JAWABAN
4.3.1 PERTANYAAN
1. Bagaimana keadaan jumlah denyut jantung yang diberi
perlakuan berbeda? Mengapa demikian?
2. Apakah fungsi dari memasukkan jarum ke medulla spinalis
katak?
4.3.2 JAWABAN
1. Keadaan jumlah denyut jantung pada katak dengan masing-
masing diberi perlakuan yang berbeda yang dengan kondisi
jantung berada di dalam tubuh dan di luar tubuh memiliki
jumlah yang berbeda. Saat jantung katak dengan keadaan
kontrol atau tidak diberi perlakuan denyut jantung berdenyut
secara normal dalam kondisi berirama. Jantung dapat
berkontraksi dan berelaksasi tanpa sedikitpun dipengaruhi oleh
impuls dari sistem syaraf. Jantung yang diberi perlakuan yaitu
dengan diberikan aquades denyut jantung katak semakin
melambat hal ini berbanding terbalik dengan keadaan yang
seharusnya bahwa kenaikan suhu meningkatkan metabolisme
dan frekuensi jantung. Jantung yang diberi perlakuan dengan
ditetesi NaCl 0.85% berkontraksi secara normal dalam keadaan
berirama tetapi semakin melambat hal ini dikarenakan larutan
NaCl 0.85% bersifat hipotonis dan mempengaruhi regulasi
tekanan osmotis pada sel-sel otot jantung sehingga kontraksi
otot jantung menjadi lemah. Pelambatan denyut jantung
dipengaruhi oleh sistem syaraf otonom yang berpusat di medulla
oblongata. Serabut syaraf parasimpatis (nervus vagus) akan
mensekresikan asetilkolin SA Node,sistem konduksi lainnya
dan miokardium sehingga denyut jantung menjadi lebih lambat.
2. Merusak medulla spinalis dari katak yaitu agar katak tidak
merasa sakit saat pembedahan dilakukan dan juga untuk
menghilangkan pengaruh susunan saraf pusat agar katak tidak
dapat memberontak yang dapat mengganggu jalannya
percobaan.

V. PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan yaitu mengenai sistem
sirkulasi dapat disimpulkan bahwa kerja jantung saat di dalam tubuh dan di
luar tubuh menghasilkan denyut jantung dengan jumlah yang berbeda. Sifat
otot jantung, otot jantung terdiri dari yaitu jaringan nodal, jaringan
purkinje, dan jaringan biasa. Jaringan nodal pada mamalia dalam
jantung terletak pada dua daerah, yaitu: sinoauricularis (SA node)
merupakan pusat keiramaan denyut jantung/ pusat denyut jantung, dan
nodal atrioventricularis (AV node). Pada katak pusat keiramaan denyut
jantung terletak pada sinus venosus. Jaringan purkinje merupakan jaringan
konduksi yang khusus yang terutama berfungsi menghantarkan impul
dengan relatif cepat di dalam jantung.
Diberinya perlakuan terhadap jantung katak menghasilkan pengaruh
yang berbeda. Jantung dapat berkontraksi dan berelaksasi tanpa sedikitpun
dipengaruhi oleh impuls dari sistem syaraf. Hal ini disebabkan karena
adanya centrum automasi yang menyebabkan jantung katak tetap berdenyut
meskipun telah diputuskan hubungannya dengan susunan syaraf atau di
keluarkan dari tubuh. Penambahan larutan NaCl menyebabkan kontraksi
otot jantung menjadi semakin lambat atau lemah karena larutan NaCl
bersifat hipotonis yang mempengaruhi regulasi tekanan osmotis pada sel-
sel otot jantung sehingga kontraksi otot jantung menjadi lemah.
5.2 SARAN
Saran pada praktikum kali ini yaitu praktikan diharapkan dapat bekerja
secara teliti dan hati-hati serta terampil dalam menggunakan alat bedah saat
melakukan pembedahan. Dalam penghitungan denyut jantung katak
praktikan diharapkan lebih teliti dan cermat agar mendapat hasil
pengamatan sesuai dengan yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahmat. 2015. Efek Adrenalin Terhadap Kerja Jantung. Jurnal Entropi. 10 (1),
974-986.
Ardiyanto. 2014. Kajian Secara In Vitro Kontraksi Otot Jantung Katak Di Bawah
Paparan Medan Listrik Dengan Metode Double Pithing.
http://repository.ipb.ac.id.pdf. Diakses pada 04 November 2019, pk. 11.46
WIB.
Campbell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid Tiga. Erlangga, Jakarta.
Ganong. 2010. Fisiologi Kedokteran Edisi 17. EGC, Jakarta.
Guyton & Hall. (2011). Medical Phsyology 12th e.d. Saunders Elsevier, inc,
Philadelphia.
Halwatiah. 2009. Fisiologi Hewan. Alauddin Press, Jakarta
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius, Yogyakarta.
Merta, dkk. (2016). Perbandingan Antara Frekuensi Denyut Jantung Katak (Rana Sp.)
Dengan Frekuensi Denyut Jantung Mencit (Mus Musculus) Berdasarkan
Ruang Jantung. Jurnal Biota. 1(3), 126_131.
Tatang, D. 2014. Analisis Struktur Vertebrata, Jilid 2. Armico, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai