Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Dasar Fisiologi Ternak. No.

1 : 1-8 (Halaman)

RANGSANGAN DAN KONTRAKSI OTOT JANTUNG, SISTEM SIRKULASI


DARAH, RANGSANGAN DAN AKSI INTEGRASI SARAF, DAN FUNGSI OTAK

M. Asfar Syafar*, Dhian Ramadhanty**

*
Peserta Praktikum Dasar Fisiologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
**
Staf Asisten Laboratorium Dasar Fisologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin

ABSTRAK

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk melihat sistem peredaran darah arteri dan vena
pada katak, melihat bagaimana kontraksi pada jantung katak terhadap berbagi perlakuan yang
diberikan, mengetahui keseimbangan aksi pada tubuh katak dari pengaruh perlakuan yang
diberikan, dan mengetahui bagaimana pengaruh yang timbul setelah otak katak tersebut dirusak.
Hasil yang diperoleh adalah kontraksi denyut jantung pada katak normal yaitu 78 per menit,
setelah perikardiumnya dilepas maka denyut jantung meningkat menjadi 81 per menit, pada
ikatan Stanius I diperoleh hasil kontraksi jantung mencapai 75 per menit, sedangkan pada ikatan
stanius II jantung kembali mengalami peningkatan kontraksi mencapai 85 per menit. Dari hasil
pengamatan sirkulasi darah katak diketahui bahwa pembuluh darah arteri berbentuk kecil serta
aliran darah lebih terang dan aliran keluarnya jantung. Selain itu, terlihat juga pembuluh darah
vena yang berukuran lebih besar daripada arteri, alirannya lambat menuju jantung, serta
warnanya lebih gelap karena mengandung CO2 dan miskin oksigen. Katak yang normal sewak-
tu diberikan perlakuan memperlihatkan respon yang baik. Dengan kata lain, pada saat katak
diberikan beberapa perlakuan memperlihatkan pengaruh yang sangat kuat, hal ini disebabkan
karena adanya pengaruh dari gerakan sadar yang ditimbulkan oleh katak tersebut namun setelah
dirusak jaringan serebelum dan medulla oblongata, tampak terlihat bahwa respon yang diberikan
nyaris tidak ada meskipun katak masih memberikan gerakan spontan namun aspek lainnya sudah
tidak ada respon yang ditimbulkan.

Kata kunci : Katak, Jantung, Arteri, Vena, Spinal.

PENDAHULUAN Jantung pada dasarnya adalah suatu


pompa ganda yang menghasilkan tekanan
Sistem peredaran darah adalah pendorong agar darah mengalir melalui
sistem yang mempunyai sangkut paut sirkulasi paru dan sirkulasi sistemik. Otak
dengan pergerakan darah di dalam manusia adalah struktur pusat pengaturan
pembuluh darah dan juga perpindahan darah yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan
dari satu tempat ke tempat lain. Fungsi terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron.
peredaran darah adalah mengangkut zat-zat Otak manusia bertanggung jawab terhadap
makanan dari saluran pencernaan ke seluruh pengaturan seluruh badan dan pemikiran
jaringan tubuh, mengangkut O2 dari organ manusia. Otak dan sel saraf didalamnya
pernapasan ke seluruh jaringan tubuh dan dipercayai dapat mempengaruhi kognisi
CO2 dari seluruh jaringan ke organ manusia.
pernapasan. Atas dasar inilah dilakukan
praktikum mengenai sistem sirkulasi darah,

1
M. Asfar Syafar – I 111 12 286

kontraksi otot jantung, aksi integrasi saraf, dan atrium kemudian memperhatikan
dan fungsi otak untuk melihat secara kontraksinya. Setelah itu kita membuat
langsung sistem peredaran darah pada arteri ikatan stanius II dengan ikatan longgar
dan vena, respon jantung ketika diberikan antara atrium dan ventrikel lalu
perlakuan, dan pengaruh yang timbul ketika memperhatikan kontraksinya. Selanjutnya
otak sebagai sistem saraf pusat dirusak. . membuat kembali ikatan seperti tadi dengan
Tujuan dari praktikum ini adalah ikatan keras dan menghitung frekuensi
untuk melihat sistem peredaran darah arteri denyut jantung permenit.
dan vena pada katak, melihat bagaimana b) Sistem Sirkulasi Darah
kontraksi pada jantung katak terhadap Merusak otak dan sumsum
berbagi perlakuan yang diberikan, belakang kodok dengan menusuk pada
mengetahui keseimbangan aksi pada tubuh bagian foramen occipitale kemudian
katak dari pengaruh perlakuan yang membentangkannya di atas papan preparat.
diberikan, dan mengetahui bagaimana Setelah itu membentangkan selaput pada
pengaruh yang timbul setelah otak katak salah satu kakinya dan melihatnya di bawah
tersebut dirusak. mikroskop.
c) Aksi Integrasi Saraf
Mengamati reaksi-reaksi pada
MATERI DAN METODE
katak normal, seperti keseimbangan, reaksi
terhadap pengangkatan papan tiba-tiba,
Praktikum ini dilaksanakan pada
reaksi terhadap papan dengan kataknya,
hari Senin, 21 Oktober 2013 pukul 14.00
kondisi kelopak mata, sikap badan, gerakan-
wita – selesai bertempat di Laboratorium
gerakan spontan, cara mengembang dan
Fisiologi Ternak, Fakultas Peternakan,
berenang di air, dan frekuensi nafas.
Universitas Hasanuddin, Makassar.
d) Fungsi Otak
Alat yang digunakan pada
Untuk aktivitas tubuh katak normal
praktikum ini adalah mikroskop, papan
kita mengamati reaksi-reaksi pada katak
preparat kodok, jarum pentul, pinset, pipet
normal, seperti sikap badan (postur),
tetes, gunting bedah, ember, jarum preparat,
gerakan-gerakan spontan, keseimbangan
pisau bedah (scalpel), dan stopwach. Bahan
badan (refleks bangkit), kemampuan
yang digunakan pada praktikum ini adalah
berenang, dan frekuensi nafas. Kemudian
kodok, NaCl 0,6%, air, dan benang.
mencatat hasil dari pengamatan tersebut.
Adapun metode kerja untuk
Untuk katak spinal kita merusak
percobaan ini terdiri atas:
otak katak dengan menusuk foramen
a) Rangsangan dan Kontraksi Otot
occipitale dengan kawat penusuk otak kira-
Jantung
kira ¾ cm ke belakang dari tempat
Urutan rangsangan dan kontraksi
pemotongan terakhir, kemudian memutar
otot jantung dimulai dengan merusak otak
kawatnya untuk merusak tenunan
kodok dengan menusuk foramen occipitale
syarafnya. Setelah itu melakukan perlakuan
kemudian membaringkannya secara
seperti pada keadaan normal tadi dan
terlentang di atas papan preparat dengan
mencatat hasil pengamatan tersebut.
menggunakan jarum pentul. Setelah itu,
Untuk decerebrasi, dengan meng-
membuka dadanya hingga jantungnya
gunakan katak yang sama kita memotong
terlihat. Kemudian menghitung frekuensi
otak katak secara melintang menurut suatu
jantung permenit serta mempelajari bagian-
garsis yang menghubungkan tepi-tepi
bagian jantung.
anterior dan kedua gendang telinga
Untuk percobaan ikatan-ikatan
(membran tympani yang terletak di
stanius kita menggunakan jantung yang
belakang dan di bawah kedua mata).
sama tadi untuk membuat ikatan stanius I
Setelah itu memberikan perlakuan seperti
dengan cara mengikat longgar dengan
menggunakan benang antara sinus venosus

2
M. Asfar Syafar – I 111 12 286

halnya prosedur sebelumnya dan mencatat a) Rangsangan dan Kontraksi Otot


hasilnya. Jantung
Berdasarkan hasil praktikum
tentang Rangsangan dan Kontraksi Otot
Jantung, maka diperoleh hasil sebagai
berikut:
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil Praktikum Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung


LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
Kontraksi Jantung

Normal Perikardium dilepas Stanius I Stanius II

78 81 75 85

Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2013

Berdasarkan hasil praktikum yang mendapat rangsangan dengan intensitas


telah dilakukan maka diperoleh hasil bahwa yang cukup besar, daya hantar merupakan
kontraksi denyut jantung pada katak normal kemampuan jantung untuk menghantarkan
yaitu 78 per menit, selanjutnya setelah impuls, daya kontraksi merupakan
perikardiumnya dilepas maka denyut kemampuan jantung
jantung meningkat menjadi 81 per menit, untuk berdenyut/berkontraksi. Keotomati-
hal ini disebabkan karena pada saat diikat, san merupakan kemampuan jantung untuk
jantung kekurangan ransangan atau oksigen berdenyut dengan sendirinya tanpa ada
sehingga jantung itu berkontraksi lebih impuls yang datang dari luar jantung,
cepat. Selanjutnya dilakukan ikatan Stanius hokum starling pada jantung yaitu otot tidak
I dan diperoleh hasil kontraksi jantung berkontraksi bila kekuatan rangsangan tidak
mencapai 75 per menit, terjadi penurunan cukup kuat, tetapi akan berkontraksi secara
kontraksi hal itu disebabkan karena jantung maksimum jika kekuatan rangsangan cukup
sudah terbiasa dengan kondisi yang kuat.
kekurangan oksigen meskipun pembuluh Jantung katak mempunyai sistem
baliknya diikat. Selanjutnya pada ikatan peredaran darah ganda, dimana jantung
stanius II jantung kembali mengalami katak terdiri atas tiga ruang yaitu serambi
peningkatan kontraksi mencapai 85 per kiri, serambi kanan dan bilik. Karena
menit hal ini disebabkan karena ikatan jantung katak hanya mempunyai satu bilik,
stanius II yang lebih rapat dibanding stanius darah yang banyak mengandung oksigen
I sehingga kondisi jantung kembali kritis dan karbon dioksida masih bercampur
dan memompa secara keras. Hal ini sesuai dalam bilik jantung. Darah katak tersusun
dengan pendapat Ganong (2003) yang dari plasma darah yang terang (cerah) dan
menyatakan bahwa beberapa sifat-sifat berisi sel – sel darah (korpuskula), yakni sel
jantung yaitu eksitabilitas adalah – sel darah merah, sel darah putih dan
kemampuan jantung untuk berkontraksi bila keeping sel darah. Jantung katak terdiri dari

3
M. Asfar Syafar – I 111 12 286

sebuah bilik yang berdinding tebal dan


letaknya disebelah posterior; dua buah b) Sistem Sirkulasi Darah
serambi , yakni serambi kanan (atrium Hasil pengamatan sistem sirkulasi
dekster) dan serambi kiri (atrium sinister); darah katak dapat dilihat pada gambar
sinus venosus yang berbentuk segitiga dan berikut:
terletak disebelah dorsal dari jantung; dan
Trunkus arteriosus berupa pembuluh bulat
yang keluar dari bagian dasar anterior bilik
(Anonim, 2009).
Gambar 1. Hasil Praktikum Sistem Sirkulasi Darah pada Katak
LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK DASAR
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013

Keterangan:
A. Pembuluh darah Arteri
B. Pembuluh darah Vena

B
Preparat : Selaput Renang pada Katak
Pembesaran : 40 x
Sumber : http://www.crayonpedia.org

Berdasarkan hasil praktikum ada di dalamnya kaya oksigen tapi miskin


terlihat bahwa, terdapat pembuluh darah CO2 sehinga warna darahnya lebih terang.
arteri yang berbentuk kecil serta aliran darah Selain pembuluh darah arteri,
lebih terang dan aliran keluarnya jantung. terlihat juga pembuluh darah vena yang
Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya berukuran lebih besar daripada arteri,
(2013), yang menyatakan bahwa arteri alirannya lambat menuju jantung, serta
adalah pembuluh darah yang keluar dari warnanya lebih gelap karena mengandung
jantung menuju kapiler. Bentuk bercabang- CO2 dan miskin oksigen. Hal ini sesuai
cabang dan mempunyai ciri-ciri yaitu dengan pendapat Guyton (1995), yang
ukurannya lebih kecil dari vena, cairan yang menyatakan bahwa bentuk vena yaitu
bercabang-cabang dentan kiri yaitu vena

4
M. Asfar Syafar – I 111 12 286

selalu berkurang dan besar bila Menurut Sari (2009) system pere-
dibandingkan dengan arteri, jumlahnya daran darah pada katak, dimulai pada saat
lebih dari areteri dan merupakan darah yang darah mula – mula berkumpul di sinus
miskin oksigen dan kaya CO2. venosus, dan kemudian karena adanya
Sistem peredaran darah pada katak kontraksi maka darah akan masuk serambi
merupakan sistem peredaran darah tertutup kanan. pada saat itu, darah yang
karena organ sirkulasi darahnya sudah mengandung O2, yang berasal dari paru-
kompleks dimana darah mengalir dari paru masuk ke serambi kiri. Bila kedua
jantung ke seluruh tubuh melalui arteri dan serambi berkontraksi maka darah akan
kembali lagi ke jantung melalui vena. Hal terdorong ke dalam bilik. Dalam bilik terjadi
ini sesuai dengan pendapat Budhisetiawan sedikit percampuran darah yang kaya O2
(2009), bahwa sistem peredaran darah dan miskin O2
tertutup adalah sistem peredaran darah Untuk selanjutnya, darah yang
dimana darah mengalir dari jantung ke kaya O2 dalam bilik dipompa melalui
seluruh tubuh melalui pembuluh arteri dan trunkus arteriosus menuju arteri hingga
dari seluruh tubuh darah kembali ke jantung akhirnya sampai di arteri yang sangat kecil
melalui pembuluh vena. (kapiler) diseluruh jaringan tubuh. Dari
Lebih lanjut Budhisetiawan (2009) seluruh jaringan tubuh, darah akan kembali
menambahkan bahwa, dalam sistem ke jantung melewati pembuluh balik yang
peredaran darah dikenal ada dua jenis kecil (venula) dan kemudian ke vena dan
peredaran darah, yaitu sistem peredaran akhirnya ke jantung, sementara itu, darah
darah terbuka dan sistem peredaran darah yang miskin dipompa keluar melewati arteri
tertutup. Sistem peredaran darah terbuka konus tubular. Pada katak dikenal adanya
yaitu system peredaran darah yang dapat sistem porta , yaitu suatu sistem yang
langsung masuk ke dalam jaringan tubuh dibentuk oleh pembuluh balik (vena ) saja
dan masuk kedalam pembuluh getah bening (Sari, 2009).
dengan ujung yang terbuka. Sedangkan
system peradaran darah tertutup yaitu sistem c) Rangsangan dan Aksi Integrasi
peredaran darah yang selalu berada/melalui Syaraf
pembuluh darah, tidak pernah langsung Berdasarkan hasil praktikum
masuk ke dalam jaringan tubuh. Contohnya tentang Rangsangan dan Aksi Integrasi
: semua golongan vertebrata, termasuk Syaraf, maka diperoleh hasil sebagai
manusia. berikut:

Tabel 2. Hasil Praktikum Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung


LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
Perlakuan Normal

Sikap badan (posture) +++


Gerakan- gerakan spontan +++
Keseimbangan badan (reflek bangkit) +++
Kemampuan berenang +++
Frekuensi napas +++

Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2013

5
M. Asfar Syafar – I 111 12 286

Berdasarkan hasil praktikum yang yaitu dari reseptor ke saraf sensori dibawa
telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak,
katak yang normal sewaktu kemudian hasil dari olahan oleh otak berupa
diberikan perlakuan memperlihatkan res- tanggapan dibawa oleh saraf motorik
pon yang baik. Dengan kata lain, pada saat sebagai perintah harus dilaksanakan oleh
katak diberikan beberapa perlakuan reseptor.
memperlihatkan pengaruh yang sangat kuat, Pada Ampibi, sistem saraf sadar
hal ini disebabkan karena adanya pengaruh disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu
dari gerakan sadar yang ditimbulkan oleh saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf
katak tersebut. Hal ini sesuai dengan sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf
pendapat Ganong (2003) yang menyatakan yang keluar dari sumsum tulang belakang.
bahwa gerakan merupakan pola koordinasi Pada amphibi saraf cranial berjumlah 10
yang sangat sederhana untuk menjelaskan pasang yaitu tiga pasang saraf sensori, lima
penghantaran impuls oleh saraf, dimana pasang saraf motor, dan empat pasang saraf
gerakan pada umumnya terjadi secara sadar gabungan sensori dan motor (Iqbal, 2007).
yang terkontrol oleh saraf.
Lebih lanjut Ganong (2003) d) Fungsi Otak
menambahkan bahwa mekanisme jalannya Berdasarkan hasil praktikum
rangsangan pada gerak sadar dimulai dari tentang fungsi otak, maka diperoleh hasil
adanya impuls yang melalui jalan panjang sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Praktikum Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung


LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
Perlakuan Normal Spinal Decerebrasi

Sikap badan (posture) + + -


Gerakan- gerakan spontan + + +
Keseimbangan badan (reflek bangkit) + - -
Kemampuan berenang + + -
Frekuensi napas + + -

Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2013

Berdasarkan hasil praktikum yang spontan namun aspek lainnya sudah tidak
telah dilakukan, maka diperoleh hasil ada respon yang ditimbulkan. Hal ini
bahwa katak normal sewaktu diberikan per- disebabkan karena fungsi dari serebelum
lakuan memperlihatkan respon yang baik, dan medulla oblongata telah dirusak
sedangkan pada katak spinal masih sehingga kontrol terhadap gerak dan
memperlihatkan respon perlakuan yang keseimbangan lainnya tidak berjalan dengan
cukup baik meskipun pada respon baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Iqbal
keseimbangan badannya sudah menurun, (2007) yang menyatakan bahwa, serebelum
sedangkan pada katak decebrasi, dimana mempunyai fungsi utama dalam koordinasi
yang dirusak adalah jaringan serebelum dan gerakan otot yang terjadi secara sadar,
medulla oblongata, tampak terlihat bahwa keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada
respon yang diberikan nyaris tidak ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya
meskipun katak masih memberikan gerakan maka gerakan sadar yang normal tidak

6
M. Asfar Syafar – I 111 12 286

mungkin dilaksanakan. Serebelum pada denyut jantung pada katak normal yaitu 78
amphibi mereduksi, karena aktifitas otot per menit, setelah perikardiumnya dilepas
relative berkurang. Sedangkan medulla maka denyut jantung meningkat menjadi 81
oblongata (sumsum lanjutan) berfungsi per menit, pada ikatan Stanius I diperoleh
menghantar impuls yang datang dari medula hasil kontraksi jantung mencapai 75 per
spinalis menuju ke otak. Sumsum lanjutan menit, sedangkan pada ikatan stanius II
juga mempengaruhi refleks fisiologi seperti jantung kembali mengalami peningkatan
detak jantung, tekanan darah, volume dan kontraksi mencapai 85 per menit. Dari hasil
kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, pengamatan sirkulasi darah katak diketahui
dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, bahwa pembuluh darah arteri berbentuk
sumsum lanjutan juga mengatur gerak kecil serta aliran darah lebih terang dan
refleks yang lain aliran keluarnya jantung. Selain itu, terlihat
Lebih lanjut Iqbal (2007) juga pembuluh darah vena yang berukuran
menambahkan bahwa, otak dan medulla lebih besar daripada arteri, alirannya lambat
spinalis pada amphibi (katak), selain menuju
dilindungi oleh tengkorak dan ruas-ruas jantung, serta warnanya lebih gelap karena
tulang belakang, juga dilindungi oleh 2 mengandung CO2 dan miskin oksigen. Kat
lapisan selaput meninges. Dua lapisan ak yang normal sewaktu diberikan perlakua
meninges pada amphibi dari luar ke dalam n memperlihatkan respon yang baik. Den-
adalah duramatar (yang berupa jaringan gan kata lain, pada saat katak diberikan
ikat) dan pia-arakniod yang vascular. Di beberapa perlakuan memperlihatkan penga
antara dua lapisan tersebut terdapat spatium ruh yang sangat kuat, hal ini disebabkan
subdurale. Bila membran ini terkena infeksi karena adanya pengaruh dari gerakan sadar
maka akan terjadi radang yang disebut yang ditimbulkan oleh katak tersebut namun
meningitis. setelah dirusak jaringan serebelum dan
Pada otak amphibi (katak) terdapat medulla oblongata, tampak terlihat bahwa
bagian-bagian Lobus olfaktorius pada respon yang diberikan nyaris tidak ada
amphibi memiliki trunckus bulbus meskipun katak masih memberikan gerakan
olfaktorius); Otak besar yang terdiri atas spontan namun aspek lainnya sudah tidak
sepasang hemispermiun serebri; Otak ada respon yang ditimbulkan.
tengah (mesensefalon) dimana thalamus
amphibi terletak di bagian dorsal otak dan
DAFTAR PUSTAKA
merupakan jembatan antara serebrum dan
mesenshefalon; Otak kecil pada amphibi
Anonim. 2009. Sistem Peredaran Darah Pa
mereduksi, karena aktifitas otot relative
da Vertebrata. http://www.crayonp
berkurang; Sumsum lanjutan (medulla
edia.org/mw/6._Sistem_Peredaran
oblongata) yang berfungsi menghantar
_Darah_pada_Vertebrata_11.2.
impuls yang datang dari medula spinalis
Diakses pada 22 Oktober 2013
menuju ke otak; dan Sumsum tulang
belakang (medulla spinalis) yang berfungsi
Budhisetiawan, Marjam. 2009. Mendaya-
menghantarkan impuls sensori dari saraf
kan Fungsi Belahan Otak Kanan.
perifer ke otak dan menyampaikan impuls
The National University of Singa-
motoris dari otak ke saraf perifer. Selain itu
pore. Http://fungsi-otak
juga merupakan pusat dari refleks (Iqbal,
kanan_html. Diakses pada 22
2007).
Oktober 2013
KESIMPULAN
Ganong, William. 2003. Fisiologi Kedokter
an Edisi 20. Penerbit:Buku
Berdasarkan hasil praktikum maka
Kedokteran EGC. Jakarta.
dapat disimpulkan bahwa bahwa kontraksi

7
M. Asfar Syafar – I 111 12 286

Guyton, C. R. 1995. Fisiologi Manusia


Edisi Revisi. Penerbit:Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.

Iqbal. 2007. System Syaraf. http://iqbalali.c


om.htm. Diakses pada 22 Oktober
2013

Sari, 2009. Pembuluh Darah dan Tekan-


an Darah. http://panji1102.blogspo
t.com/2008/03/pem-buluh-darah-
dan-tekanan-darah.html. Diakses
pada 22 Oktober 2013

Sonjaya, H. 2013. Bahan Ajar Fisiologi


Ternak Dasar. Fakultas Peter-
nakan. Universitas Hasanuddin,
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai