LAPORAN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Fisiologi Hewan dan Manusia
Yang dibimbing oleh Bapak Drs, Soewolo, M.Pd
dan Ibu Nuning Wulandari, S.Si., M.Si
Oleh :
Offering C dan F/ Kelompok 2
1. Atika Anggraini (130341614798)
2. Dian Hidayaturrahma (130341614840)
3. Gigih Hasbi Ramadhan (130341614830)
4. Karima Zakiyulfani (130341614843)
5. Siti Sariyah (130341614834)
6. Suci Amanda Febriani (130341614802)
7. Rizka Permatasari (130341614841)
Alat: Bahan:
Papan dan Alat Seksi, Katak 3 ekor,
Cawan Petri, Larutan Ringer,
Pipet Tetes, Asetilkolin (1/5000) 2%,
Lup/kaca Pembesar, Adrenalin 1%,
Kait Logam/Peniti, KCl 0,9%,
Benang, CaCl 1%,
Jarum Pentul, NaCl 0,7%
F. Prosedur
1. Sifat Otomatis dan Ritmis Jantung
H. Analisis Data
Pada percobaan kali ini, pertama membuat biakan Paramecium, pembuatan ini
dilakukan 2 minggu sebelum dilakukannya percobaan. Awalnya jerami dipotong-
potong sepanjang ± 2cm, sebanyak 100 g. Kemudian jerami dicampurkan dengan
air sebayak 200 cc. Selanjutnya dididihkan campuran tersebut selama ± 15 menit.
Kemudian di tambah 2 sendok air dari sawah ataupun kolam dan tutup sediaan
tersebut dengan plastik. Biarkan selama 2 minggu di tempat yang terhindar dari
sinar matahari langsung. Paramecium dicirikan dengan adanya silia yang
berfungsi sebagai alat gerak. Paramecium berhabitat di air tawar dan
mudah ditemukan pada sisa tumbuhan yang membusuk (Radiopoetro,
1996)
I. Pembahasan
Jantung katak terdiri atas tiga ruang, yaitu dua ruang atria yang berdinding
tipis, dan satu ventrikel berdinding tebal. Pada sekat antara serambi dan bilik
terdapat katup. Darah dari tubuh masuk ke atrium melewati sinus venosus. Dari
atrium kanan masuk ke ventrikel jantung yang hanya mempunyai satu ruang, lalu
dipompa melalui arteri pulmokutaneus yang bercabang dua, yang menuju paru-
paru, (Soewolo,dkk. 2000). Atrium menerima darah dari vena dan memompanya
menuju ke ventrikel, sedangkan ventrikel memompa darah menuju arteri. Di
antara atrium dan vena terdapat sinus venosus yang membantu atrium
menampung darah dari jaringan tubuh (Tenzer, dkk. 2003).
Denyut jantung dibagi menjadi dua tipe, yaitu neurogenik dan jantung
meogenik. Jantung neurogenik adalah pada hewan tingkat rendah (invertebrata),
yang aktivasinya diatur oleh sistem saraf sehingga jika hubuangan saraf dengan
jantung diputuskan maka jantung akan berhenti berdenyut. Jantung miogenik
denyutnya akan tetap ritmis meskipun hubungan dengan saraf diputuskan. Bahkan
bila jantung katak diambil selagi masih hidup dan ditaruh dalam larutan fisiologis
yang sesuai akan tetap berdenyut (Afandi, 2002).
Jantung meogenik terdapat pada jaringan otot khusus yang membuat
simpul (nodal tissue) yang merupakan penggerak jantung. Letak simpul pada ikan
dan amfibi pada sinos venosus. Pada vertebrata yang lebih tinggi, simpul yang
mengeluarkan impuls ritmis itu letaknya pada atrium dekat vena cava yang
disebut simpul sinoatrial (SA) (Watasasmita, 1985 dalam Affandi, 2002).
Keotomatisan atau kadang-kadang disebut juga keiramaan jantung ialah
kemampuan jantung untuk berdenyut dengan sendirinya tanpa ada impuls yang
datang dari luar jantung. Denyut jantung ditimbulkan oleh otot jantung itu sendiri
(miogenik). Tetapi frekuensi denyut jantung dipengaruhi oleh aktivitas saraf dan
hormon, bagian jantung mamalia termasuk juga manusia yang mula-mula
menimbulkan denyut adalah nodus sinuauricularis (Afandi, 2002).
Kontraksi jantung pada katak berhubungan dengan kerja sinus venosus
dalam jantung sinus venosus merupakan bagian yang berfungsi sebagai pompa
jantung. Pada perlakuan pertama kami memisahkan sinus venosus dari jantung
dan didapatkan hasil jumlah denyut jantung yang lebih tinggi dibandingkan
dengan jantung yang belum dipisahkan sinus venosusnya, hal ini sesuai dengan
teori yang ada, karena setelah jantung dipisahkan dari sinus venosusnya, denyut
jantung menurun.
Otot jantung terdiri atas serabut lurik yang saling isi mengisi. Myofibril
pada otot jantung bercabang-cabang dan mitokondrianya lebih banyak daripada
serabut otot kerangka. Impuls otot jantung berkontraksi dengan
sendirinya,sementara saraf simpatik danparasimpatik berjalan menuju ke jantung
bila pengendalian ini dihancurkan maka jantung akan tetapterus berdetak selama
glukosa dan oksigen tersedia di dalamnya (Kimball, 1988)
Jantung katak terdiri atas tiga ruang, yaitu dua atria yang berdinding tipis,
dan satu vebtrikel yang berdinding tebal. Pada sekat antara serambi dan bilik
terdapat katup. Darah dari seluruh tubuh masuk ke atrium kanan melalui sinus
venosus. Dari atrium kanan, darah masuk ke ventrikel lalu dipompa melalui arteri
pulmokutaneus yang bercabang dua, yang satu menuju paru-paru yang disebut
arteri pulmonalis dan cabang lain menuju kekulit disebut arteri kutaneus
(Soewolo, 2000).
Pada hasil praktikum apabila jantung katak diberi larutan Ringer dingin
maka jumlah denyutannya semakin menurun atau lambat, hal ini disebabkan
karena dimulainya aktivitas pengatur irama tergantung pada perubahan konduktan
membrane. Pada sinus venosus katak, depolarisasi pengatur irama dimulai tepat
setelah potensial aksi sebelumnya berakhir, yaitu pada saat konduktan kalium
membrane sangat tinggi. Penyaluran kalium kemudian turun secara bertahap dan
membrane menunjukkan depolarisasi yang cocok untuk natrium. Depolarisasi
pengatur irama terus berlangsung sampai mengaktifkan penyaluran natrium pada
membrane sel otot jantung (Soewolo,2000).
J. Kesimpulan
- Keotomatisan atau keiramaan jantung ialah kemampuan jantung untuk
berdenyut dengan sendirinya tanpa ada impuls yang datang dari luar
jantung.
- Kontraksi jantung pada katak berhubungan dengan kerja sinus venosus
dalam jantung sinus venosus merupakan bagian yang berfungsi sebagai
pompa jantung.
- Faktor fisik (seperti suhu) dan faktor kimia serta adanya ion-ion
merupakan faktor ekstrinsik yang sangat berpengaruh terhadap aktivitas
jantung.
Daftar Pustaka
Radiopoetro, 1996. Zoologi. Penerbit Erlangga. Jakarta
Moss by Company.
Campbell, Neil A. Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. 2004. Biologi Edisi
ke 5 Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Geneser, Finn. 1993. Texook of History. Denmark: Munksgaard.
Guyton, A. C. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku
kedokteran EGC.
Tenzer, Amy dkk. 2003. Buku Ajar Struktur Perkembangan Hewan II. Malang:
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang.
LAMPIRAN