Anda di halaman 1dari 12

PENCERNAAN MAKANAN PADA Paramecium

LAPORAN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Fisiologi Hewan dan Manusia
Yang dibimbing oleh Bapak Drs, Soewolo, M.Pd
dan Ibu Nuning Wulandari, S.Si., M.Si

Oleh :
Offering C dan F/ Kelompok 2
1. Atika Anggraini (130341614798)
2. Dian Hidayaturrahma (130341614840)
3. Gigih Hasbi Ramadhan (130341614830)
4. Karima Zakiyulfani (130341614843)
5. Siti Sariyah (130341614834)
6. Suci Amanda Febriani (130341614802)
7. Rizka Permatasari (130341614841)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
OKTOBER 2014
A. Topik : Pencernaan Makanan Pada Paramecium
B. Tanggal dan Tempat Praktikum :
Tanggal 2 Oktober 2014 di Gedung 05 210
C. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk:
1. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada rongga makanan karena adanya
perubahan pH dengan menggunakan indikator zat warna “Congo Red”.
D. Dasar Teori
ilangan tekanan dalam hamparan kapiler pada paru-paru atau kulit
(Campbell, 2004:45).

E. Alat dan Bahan

Alat: Bahan:
Papan dan Alat Seksi, Katak 3 ekor,
Cawan Petri, Larutan Ringer,
Pipet Tetes, Asetilkolin (1/5000) 2%,
Lup/kaca Pembesar, Adrenalin 1%,
Kait Logam/Peniti, KCl 0,9%,
Benang, CaCl 1%,
Jarum Pentul, NaCl 0,7%
F. Prosedur
1. Sifat Otomatis dan Ritmis Jantung

Seekor katak di Single Dipisahkan jantung dari


pith, dibuka rongga tubuh dan diletakkan
dadanya. Dibuka dalam cawan petri yang
perikardium dan berisi larutan Ringer
dihitung denyut nadi
Dipisahkan atrium dari
per menit Dipisahkan sinus venosus
ventrikel. Diamati dari jantung, diamati dan
apakah masing-masing dihitung denyutnya/menit.
bagian itu masih Bila tidak berdenyut,
berdenyut dan dihitung pelan-pelan disentuh
denyutnya/menit dengan batang gelas
2. Pengaruh Faktor Fisik dan Kimia terhadap Aktivitas Jantung

Seekor katak di Single


pith, dibuka rongga Jantung ditetesi dengan
dadanya sehingga larutan Ringer 5oC,
jantung jelas dilihat. dihitung denyut
Dibuka perikardium jantung/menit
sehingga jantung
Larutan Ringer dingin
nampak jelas dilihat.
Jantung ditetesi dengan dibuang dengan pipet dan
Dihitung denyut
larutan Ringer 40oC, diganti dengan larutan
jantung/menit
dihitung denyut Ringer normal. Diamati
jantung/menit sampai terlihat denyut
jantung mendekati normal
Larutan Ringer panas Jantung ditetesi dengan
dibuang dengan pipet asetilkolin, dihitung
dan diganti dengan denyut jantung/menit
larutan Ringer normal.
Diamati sampai terlihat
denyut jantung
Jantung ditetesi
mendekati dengan
normal Larutan asetilkolin
adrenalin, dihitung dibuang dengan pipet dan
denyut jantung/menit diganti dengan larutan
Ringer normal. Diamati
sampai terlihat denyut
Larutan adrenalin
jantung mendekati normal
dibuang dengan pipet
dan diganti dengan
larutan Ringer normal.
Diamati sampai terlihat
denyut Aktivitas
3. Pengaruh Ion terhadap jantung Jantung
mendekati normal

Seekor katak di Single Peniti kecil dibuka atau


pith, dibuka rongga digunakan kait logam
dadanya. Dihitung kecil yang diikat dengan
denyut jantung/menit benang

Dengan cara yang Jantung dipisahkan dari


sama, jantung diberi dan diletakkan dalam
perlakuan dengan cawan petri yang berisi
CaCl2 1%, NaCl 0,7% larutan Ringer. Dihitung
dan KCl 0,9% denyutnya/menit, dan
G. Data diamati apakah denyutnya
1. Sifat Otomatis dan Ritmis Jantung berirama atau tidak
No. Perlakuan Jumlah Denyut
Jantung/Menit
1. Jantung didalam tubuh katak 52
Jantung dicawan petri berisi larutan
2. 50
Ringer
3. Sinus venosus dipisah dengan jantung 33
4. Jantung yanpa sinus venosus 31
5. Atrium 20
6. Ventrikel 0

2. Pengaruh Faktor Fisik dan Kimia terhadap Aktivitas Jantung

No. Perlakuan Jumlah Denyut


Jantung/Menit
1. Jantung didalam tubuh katak 62
Ditetesi larutan Ringer 5oC 35
2.
Ditetesi Ringer normal 38
a) Ditetesi laruan Ringer 40oC 40
3.
b) Ditetesi larutan Ringer normal 38
a) Ditetesi larutan Asetilkolin 35
4.
b) Ditetesi larutan Ringer normal 33
5. Ditetesi adrenalin 10

3. Pengaruh Ion terhadap Aktivitas Jantung

No. Perlakuan Jumlah Denyut


Jantung/menit
1. Jantung didalam tubuh katak 43
2. Menggunakan kait logam dengan
benang
3. Jantung didalam cawan petri larutan 40
Ringer normal
4. Diberi perlakuan:
a) CaCl2 1% 34
Ditetesi Ringer normal 45
b) NaCl 0,7% 30
Ditetesi Ringer normal 30
c) KCl 0,9% 37
Ditetesi Ringer normal 40

H. Analisis Data
Pada percobaan kali ini, pertama membuat biakan Paramecium, pembuatan ini
dilakukan 2 minggu sebelum dilakukannya percobaan. Awalnya jerami dipotong-
potong sepanjang ± 2cm, sebanyak 100 g. Kemudian jerami dicampurkan dengan
air sebayak 200 cc. Selanjutnya dididihkan campuran tersebut selama ± 15 menit.
Kemudian di tambah 2 sendok air dari sawah ataupun kolam dan tutup sediaan
tersebut dengan plastik. Biarkan selama 2 minggu di tempat yang terhindar dari
sinar matahari langsung. Paramecium dicirikan dengan adanya silia yang
berfungsi sebagai alat gerak. Paramecium berhabitat di air tawar dan
mudah ditemukan pada sisa tumbuhan yang membusuk (Radiopoetro,
1996)

Pembuatan sediaan makanan Paramecium, pertama ± 1 mg yeastdicampurkan


dengan 20 ml aquades dan diaduk dengan batang kaca sampai menjadi campuran
yang mirip “santan encer”. Campuran tersebut dipanaskan, ketika keadaan
mendidih di masukkan “Congo Red”sebanyak 1 biji beras kemudian di aduk. Bila
akan digunkaan , sediaan ditunggu hingga dingin.

Pengamatan proses pecernaan makanan pada Paramecium Pertama kaca benda


yang bersih disiapkan dan diletakkan beberapa helai kapas (10 helai) pada
perumkaan kaca benda. Ditetesakan dua tetes biakan Paramecium pada kaca
benda dan ditutup dengan kaca penutup. Pengamatn dimulai dengan cara
meletakkan kaca benda dibawah mikroskop dan diamati. Kemudian dicari vakuola
dan diperhatikan warnanya. Apabila sudah didaptkan vakuola makanan dengan
jelas, dengan menggunakan tangan kanan teteskan sediaan makanan (yeast yang
telah tercampur dengan “Congo Read” satu tetes. Selanjutnya dengan kertas
hisap, kelebihan air disebelah kaca penutup anati perubahan warna pada vakuola
makanan selama siklosis sesudah dtetesi dengan sediaan makanan . dan dicatat
waktunya. Dalam praktikum kali ini did dapat perubahan warna pada awalnya tak
berwarna kemudian setelah ditetesi “Congo Read” akan berubah menjadi merah
dengan selang wakyu 6 detik. Congo Red merupakan indikator pH yang
dapat digunakan untuk mendeteksi perubahan pH pada saat terjadi
proses pencernaan makanan dalam vakuola makanan paramecium
berdasarkan pada perubahan warna yang ditimbulkan. Congo red
memiliki sifat asam dengan pH antara 3 – 5,2. Pada pH 5, Congo Red
akan berwarna ungu dan akan berwarna biru pada pH dibawah 3 Pada
selang waktu 13 menit 23 detik, vakuola makanan berubah warna dari merah
menjadi biru.

Jadi dapat disimpulkan sementara bahwa adanya perubahan warna pada


vakuola makanan paramecium menunjukkan terjadinya perubahan pH

I. Pembahasan

Pada paramecium, pencernaan makanan terjadi dalam vakuola


makanan. Vakuola makanan merupakan organel yang berfungsi untuk
menerima makanan, mencerna makanan, dan mengedarkannya ke
seluruh bagian sel dengan cara mengelilingi sel. Awalnya makanan
masuk ke dalam sel melalui “rongga mulut” (oral groove), lalu masuk
ke dalam sitostoma. Kemudian makanan akan didorong masuk ke
dalam sitofaring dengan bantuan gerakan silia dan dorongan air yang
masuk. Ketika makanan mencapai bagian dasar sitofaring, vakuola
makanan akan dibentuk.
Pencernaan makanan di dalam vakuola makanan terjadi pada saat
vakuola makanan bergerak di dalam sitoplasma, yang disebut dengan
gerak siklosis. Enzim pencernaan yang terlibat adalah protease,
karbohidrase, dan esterase yang disekresikan oleh lisosom ke dalam
vakuola makanan. Vakuola makanan yang bergerak secara siklosis
akan mengecil ukurannya secara bertahap karena proses digesti dan
absorpsi..
Dalam praktikum dengan menggunakan Congo Red akan terjadi
perubahan warna pada vakuola makanan Paramecium yang
menandakan adanya proses pencernaan makanan. Adanya perubahan
warna pada vakuola makanan paramecium menunjukkan terjadinya
perubahan pH. Perubahan pH pada vakuola makanan paramecium
selama proses pencernaan makanan disebabkan karena adanya enzim-
enzim yang diekskresikan oleh lisosom. Untuk mencerna makanan,
lisosom akan berfusi dengan vakuola makanan (Soewolo, 2000). Enzim-
enzim pada lisosom akan bekerja optimal pada pH sekitar 5.
Jadi, ketika sediaan makanan berupa ragi dan Congo Red masuk ke
dalam vakuola makanan, keadaan vakuola makanan yang pada
awalnya bersifat basa akan berubah menjadi bersifat asam untuk
mengoptimalkan kerja enzim-enzim yang dihasilkan oleh lisosom. Pada
praktikum, didapatkan data waktu yang dibutuhkan paramecium untuk
Setelah proses pencernaan makanan selesai, maka vakuola makanan
dan lisosom yang awalnya berfusi akan berpisah kembali. Lisosom
terpisah dari vakuola makanan dengan membawa enzim-enzim yang
tadi dibawanya. Hal ini menyebabkan suasana pada vakuola makanan
kembali menjadi basa. Suasana basa ini menyeabkan perubahan warna
makanan yang awalnya merah muda keunguan menjadi biru tua.
Setelah makanan dicerna, ada bagian dari substansi makanan yang
diabsorpsi masuk kedalam darah untuk diangkut menuju ke sel
jaringan, namun ada juga bagian dari substansi makanan yang tidak
dapat dicerna (dalam bentuk zat buangan). Zat buangan ini disimpan
untuk sementara utuk kemudian dibuang keluar melalui sitopage.
Proses pembuangan ini disebut defekasi ( Wulangi, 1993).

Jantung katak terdiri atas tiga ruang, yaitu dua ruang atria yang berdinding
tipis, dan satu ventrikel berdinding tebal. Pada sekat antara serambi dan bilik
terdapat katup. Darah dari tubuh masuk ke atrium melewati sinus venosus. Dari
atrium kanan masuk ke ventrikel jantung yang hanya mempunyai satu ruang, lalu
dipompa melalui arteri pulmokutaneus yang bercabang dua, yang menuju paru-
paru, (Soewolo,dkk. 2000). Atrium menerima darah dari vena dan memompanya
menuju ke ventrikel, sedangkan ventrikel memompa darah menuju arteri. Di
antara atrium dan vena terdapat sinus venosus yang membantu atrium
menampung darah dari jaringan tubuh (Tenzer, dkk. 2003).
Denyut jantung dibagi menjadi dua tipe, yaitu neurogenik dan jantung
meogenik. Jantung neurogenik adalah pada hewan tingkat rendah (invertebrata),
yang aktivasinya diatur oleh sistem saraf sehingga jika hubuangan saraf dengan
jantung diputuskan maka jantung akan berhenti berdenyut. Jantung miogenik
denyutnya akan tetap ritmis meskipun hubungan dengan saraf diputuskan. Bahkan
bila jantung katak diambil selagi masih hidup dan ditaruh dalam larutan fisiologis
yang sesuai akan tetap berdenyut (Afandi, 2002).
Jantung meogenik terdapat pada jaringan otot khusus yang membuat
simpul (nodal tissue) yang merupakan penggerak jantung. Letak simpul pada ikan
dan amfibi pada sinos venosus. Pada vertebrata yang lebih tinggi, simpul yang
mengeluarkan impuls ritmis itu letaknya pada atrium dekat vena cava yang
disebut simpul sinoatrial (SA) (Watasasmita, 1985 dalam Affandi, 2002).
Keotomatisan atau kadang-kadang disebut juga keiramaan jantung ialah
kemampuan jantung untuk berdenyut dengan sendirinya tanpa ada impuls yang
datang dari luar jantung. Denyut jantung ditimbulkan oleh otot jantung itu sendiri
(miogenik). Tetapi frekuensi denyut jantung dipengaruhi oleh aktivitas saraf dan
hormon, bagian jantung mamalia termasuk juga manusia yang mula-mula
menimbulkan denyut adalah nodus sinuauricularis (Afandi, 2002).
Kontraksi jantung pada katak berhubungan dengan kerja sinus venosus
dalam jantung sinus venosus merupakan bagian yang berfungsi sebagai pompa
jantung. Pada perlakuan pertama kami memisahkan sinus venosus dari jantung
dan didapatkan hasil jumlah denyut jantung yang lebih tinggi dibandingkan
dengan jantung yang belum dipisahkan sinus venosusnya, hal ini sesuai dengan
teori yang ada, karena setelah jantung dipisahkan dari sinus venosusnya, denyut
jantung menurun.
Otot jantung terdiri atas serabut lurik yang saling isi mengisi. Myofibril
pada otot jantung bercabang-cabang dan mitokondrianya lebih banyak daripada
serabut otot kerangka. Impuls otot jantung berkontraksi dengan
sendirinya,sementara saraf simpatik danparasimpatik berjalan menuju ke jantung
bila pengendalian ini dihancurkan maka jantung akan tetapterus berdetak selama
glukosa dan oksigen tersedia di dalamnya (Kimball, 1988)

Jantung katak terdiri atas tiga ruang, yaitu dua atria yang berdinding tipis,
dan satu vebtrikel yang berdinding tebal. Pada sekat antara serambi dan bilik
terdapat katup. Darah dari seluruh tubuh masuk ke atrium kanan melalui sinus
venosus. Dari atrium kanan, darah masuk ke ventrikel lalu dipompa melalui arteri
pulmokutaneus yang bercabang dua, yang satu menuju paru-paru yang disebut
arteri pulmonalis dan cabang lain menuju kekulit disebut arteri kutaneus
(Soewolo, 2000).

Suatu jantung mungkin mengandung banyak sel-sel yang mempunyai


aktivitas pengatur irama, tetapi karena semua sel jantung secara tercepat akan
menstimulus semua bagian jantung dan menentukan laju denyut jantung. Sel-sel
pengatur irama tersebut secara normal akan mengalahkan sel-sel yang aktivitasnya
lebih lamban dari pengatur irama, tetapi bila pengatur irama asli dihentikan, maka
sel-sel pengatur irama yang lain akan menentukan suatu laju denyut jantung baru
yang lebih rendah (Soewolo,2000).

Pada hasil praktikum apabila jantung katak diberi larutan Ringer dingin
maka jumlah denyutannya semakin menurun atau lambat, hal ini disebabkan
karena dimulainya aktivitas pengatur irama tergantung pada perubahan konduktan
membrane. Pada sinus venosus katak, depolarisasi pengatur irama dimulai tepat
setelah potensial aksi sebelumnya berakhir, yaitu pada saat konduktan kalium
membrane sangat tinggi. Penyaluran kalium kemudian turun secara bertahap dan
membrane menunjukkan depolarisasi yang cocok untuk natrium. Depolarisasi
pengatur irama terus berlangsung sampai mengaktifkan penyaluran natrium pada
membrane sel otot jantung (Soewolo,2000).

Asetilkolin bersifat memperlambat pengatur irama bila dibebaskan oleh


aktivitas saraf vagus, yaitu dengan meningkatkan penyaluran kalium dari sel-sel
pengatur irama. Dengan peningkatan tersebut, maka menjaga potensial membrane
dalam keadaan istirahat untuk waktu lama, dengan demikian akan terjadi
perlambatan depolarisasi pengatur irama dan menunda permulaan “upstroke”
berikutnya (Soewolo, 2000). Teori tersebut sesuai dengan hasil pengamatan kami
bahwa jantung katakmengalami penuruan jumlah denyut kertika ditetesi larutan
Asetilkolin, yaitu dari semula 38 denyut/menit menjadi 35 denyut/menit. Dilain
pihak adrenalin meningkatkan gradient potensial pengatur irama, jadi
meningkatkan laju denyut jantung. Adrenalin meningkatkan pemindahan natrium
dan kalsium, tetapi ini buka mekanisme yang terlibat pada pemercepatan ritme
pengatur irama. Dalam hal ini mungkin adrenalin meningkatkan waktu
ketergantungan pengeluaran kalium selama diastole dan dengan demikian
meningkatkan kecepatan depolarisasi pengaturan irama (Soewolo, 2000).

Selanjutnya pada percobaan pengaruh ion terhadap aktivitas jantung, data


hasil pengamatan praktikum menunjukkan bahwa larutan KCl dapat mengurangi
kontraksi jantung katak. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
kelebihan kalium dalam cairan ekstrasel menyebabkan jantung menjadi sangat
dilatasi dan lemas serta frekuensi jantung lambat. Semua pengaruh kelebihan
kalium dianggap disebabkan oleh pengurungan negativitas potensial membran
istrahat akibat kosentrasi kalium yang tinggi dalam cairan eksrtasel. Waktu
potensial membran menurun, intensitas potensial aksi juga berkurang yang
membuat kontraksi jantung secara progresif makin lemah, karena kekuatan
potensial aksi sangat menentukan kekuatan kontraksi (Risma, 2011).
Pemberian larutan CaCl2 pada jantung katak menurunkan kontraksi
jantung. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kelebihan ion
kalsium menyebabkan efek yang hampir berlawanan dengan efek ion kalium,
menyebabkan jantung berkontraksi spatik. Hal ini disebabkan efek langsung ion
kalsium untuk merangsang proses kontraksi jantung (Risma, 2011). Ketidak
sesuaian ini kemungkinan besar terjadi akibat kelelahan otot jantung karena
lamanya waktu pembedahan. Selain itu faktor “Human Error” juga berpengaruh
terhadap hasil pengamatan.
Pemberian larutan NaCl pada jantung katak dapat menurunkan kontraksi
jantung. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kelebihan ion
natrium menekan fungsi jantung, suatu efek yang sama seperti ion kalium, tetapi
dengan alasan yang berbeda sama sekali. Ion natrium bersaing dengan ion kalsium
pada beberapa tempat yang tidak diketahui pada proses kontraksi otot sedemikian
rupa sehingga makin besar kosentrasi ion natrium dalam cairan ekstrasel makin
kurang efektivitas ion kalsium menyebabkan kontraksi bila terdapat potensial aksi
(Risma, 2011).

J. Kesimpulan
- Keotomatisan atau keiramaan jantung ialah kemampuan jantung untuk
berdenyut dengan sendirinya tanpa ada impuls yang datang dari luar
jantung.
- Kontraksi jantung pada katak berhubungan dengan kerja sinus venosus
dalam jantung sinus venosus merupakan bagian yang berfungsi sebagai
pompa jantung.
- Faktor fisik (seperti suhu) dan faktor kimia serta adanya ion-ion
merupakan faktor ekstrinsik yang sangat berpengaruh terhadap aktivitas
jantung.
Daftar Pustaka
Radiopoetro, 1996. Zoologi. Penerbit Erlangga. Jakarta

Afandi, 2002. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Jakarta : Depdikbud.

Bevelander and J. A ramaley. 1979. Essentials of History. Sant Louis: CV.

Moss by Company.
Campbell, Neil A. Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. 2004. Biologi Edisi
ke 5 Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Geneser, Finn. 1993. Texook of History. Denmark: Munksgaard.
Guyton, A. C. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku
kedokteran EGC.

Hickman, C. P. 1972. Biology of Animal. Saint Louis: CV Mosby Company.

Kimball, J. W. 1988. Biologi Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Pearce, E. C. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT.


Gramedia Pustaka
Riana Saragi, Risma. 2011. Pompa Jantung. (Online),
(http://ofstudyners.blogspot.com/2011/04/pompa-jantung.html, diakses 27
September 2014).

Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta : Proyek Pengembangan


Guru Sekolah Menengah IBRD No. 3979.

Tenzer, Amy dkk. 2003. Buku Ajar Struktur Perkembangan Hewan II. Malang:
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang.
LAMPIRAN

Alat dan bahan

Katak disingle pith

Katak dibedah dan diambil jantungnya

Jantung katak di dalam larutan penguji

Anda mungkin juga menyukai