Anda di halaman 1dari 5

AKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK DAUN JARUM TUJUH BILAH

(Pereskia Bleo K) PADA MENCIT JANTAN (Mus Musculus)

Novita Sari, Islamudin Ahmad, Laode Rijai


Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS Fakultas Farmasi
Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur
email: opie_mocca@yahoo.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian dengan judul Aktivitas Analgesik Ekstrak Daun Jarum Tujuh
Bilah (Pereskia bleo K) terhadap mencit jantan (Mus musculus). Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui aktivitas analgesik ekstrak etanol 96% pada daun jarum tujuh bilah
(Pereskia bleo K) dengan berbagai tingkatan konsentrasi dalam mengurangi jumlah geliat
yang ditimbulkan oleh induksi asam asetat 1% yang diberikan secara intraperitoneal
kepada mencit metode induksi kimia (Siegmund) dan metode Hot Plate. Hewan uji yang
digunakan sebanyak 30 ekor mencit putih jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok
perlakuan, masing-masing terdiri dari 3 ekor mencit putih jantan. Kelompok I diberikan
CMC-Na 1% sebagai kontrol negatif. Kelompok II diberikan suspensi asetosal kontrol
positif. Kelompok III, IV, V masing-masing diberi ekstrak etanol 96% daun jarum tujuh
bilah dengan dosis 0,78 mg/30 gBB (dosis I), 7,8 mg/30 gBB (dosis II), dan 78 mg/30
gBB (dosis III). Hasil penelitian menunjukkan pada metode Siegmund diperoleh %
proteksi sebesar 50 % (dosis I), 60 % (dosis II), dan 70 % (dosis III). Sementara pada
metode hotplate diperoleh hasil % proteksi sebesar 98,3 % (dosis I), 98,9 % (dosis II),
dan 97,3 (dosis III). Berdasarkan hasil % proteksi dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun
tujuh bilah memiliki aktivitas analgesik dan memenuhi syarat efektif sebagai analgesik
dengan % proteksi > 50%.

Kata Kunci: Analgesik, daun Jarum Tujuh Bilah (Pereskia bleo K), ekstrak etanol,
nyeri buatan, mencit (Mus musculus).

PENDAHULUAN berkhasiat sebagai analgesik adalah daun


Obat tradisional (herbal) telah Jarum Tujuh Bilah (Pereskia bleo K).
diterima secara luas di hampir seluruh Daun Jarum Tujuh Bilah (Pereskia bleo
negara di dunia. Menurut World Health K) secara empiris berkhasiat sebagai
Organization (WHO), negara-negara di obat analgesik seperti nyeri, sakit
Afrika, Asia dan Amerika Latin kepala,sakit perut (nyeri menstruasi), dan
menggunakan obat tradisional (herbal) sakit gigi di kalangan masyarakat
sebagai pelengkap pengobatan primer Samarinda Kalimantan Timur (Hariana,
yang mereka terima. Bahkan di Afrika, 2006).
sebanyak 80% dari populasi
menggunakan obat herbal untuk METODE PENELITIAN
pengobatan primer (WHO, 2003).
Analgesik atau obat-obat penghalang Bahan
rasa nyeri adalah zat-zat yang Bahan yang digunakan dalam
mengurangi atau menghalau rasa nyeri penelitian adalah daun jarum tujuh bilah
tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay yang diperoleh dari Kota Samarinda,
dan Rahardja,2002). Salah satu Etanol 96%, Aquadest, Aspirin, Asam
tumbuhan obat tradisional yang Asetat, dan Mencit Jantan

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 2. 40


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Aktivitas Analgesik Ekstrakdaun Jarum Tujuh Bilah (Pereskia bleo K) Pada Mencit Jantan (Mus musculus)

Peralatan Metode Hotplate, Sebelum mencit


Peralatan yang digunakan pada diberi perlakuan diletakkan mencit diatas
penelitian ini antara lain gelas kimia, hotplate panas dengan suhu 50-60°C,
labu ukur, cawan porselin, timbangan tunggu hingga mencit mengangkat kaki
analitik, timbangan untuk menimbang sebagai waktu respon dan setelah diberi
mencit, batang pengaduk, sonde, perlakuan diamati tingkah laku hewan
sentrifuge, tabung reaksi, Hotplate. uji (mencit) dengan mengangkat atau
menjilat kakinya serta lompatan.
Penyiapan Sampel Uji Pengamatan dilakukan pada menit ke 10,
Sampel Jarum Tujuh Bilah 20, 30, 40, 50 dan 60 menit.
dipilih daun yang segar untuk dijadikan
simplisia. Sampel tersebut dapat HASIL DAN PEMBAHASAN
ditemukan di daerah pemukiman warga Penelitian ini dilakukan untuk
khususnya bagian Samarinda Ilir mengetahui efek analgetika ekstrak
Kalimantan Timur. etanol 96% daun jarum tujuh bilah hasil
penyarian dengan metode maserasi
Prosedur Pengujian terhadap mencit jantan putih.
Pengujian ini menggunakan15 ekor Penetapan waktu pemberian
mencit jantan yang di bagi ke dalam 5 asam asetat dilakukan untuk menentukan
Kelompok. Kelompok I (CMC-Na 1%) : waktu yang paling optimal antara waktu
larutan CMC-Na sebagai kontrol negatif. pemberian obat dengan induksi nyeri.
Kelompok II asetosal (sebagai kontrol Orientasi waktu yang diberikan yaitu 10,
positif) yang disuspensi dalam CMC-Na 20 dan 30 menit. Berdasarkan hasil
1%. Kelompok III diberi ekstrak etanol orientasi selama 1 jam pengamatan,
dosis 0,78 mg/gBB. Kelompok IV ternyata pada menit 10 mempunyai
diberikan ekstrak etanol DJTB dengan jumlah geliat yang berbeda bermakna (p
dosis 7,8 mg/gBB. Kelompok V < 0,05) dengan waktu 20 dan 30 menit.
diberikan ekstrak etanol DJTB dengan Dari hasil analisis tersebut bahwa pada
dosis 78 mg/gBB. menit ke 10 obat sudah mencapai
Metode Siegmund, setelah diberi onsetnya sehingga siap memberikan
perlakuan dosis tunggal peroral, 10 efek. Sehingga pemberian asam asetat
menit kemudian mencit diberi dipilih 10 menit setelah pemberian
perangsang nyeri, yaitu asam asetat 1% Asetosal. Hasil pemberian dapat terlihat
secara i.p Kemudian diamati geliat yang pada tabel 1.
terjadi, dihitung tiap 10 menit selama 60 Hasil jumlah geliat kumulatif
menit dan geliat dihitung dengan rumus mencit tiap 10 menit selama 1 jam dapat
% proteksi. dilihat pada tabel 2.

Tabel 1. Jumlah Geliat Kumulatif Mencit Pada Waktu Pemberian Asam Asetat
Waktu Jumlahgeliatkumulatif
Rata-rata
(menit) 1 2 3
0 - - - -
10 58 67 64 63
20 125 130 139 131,33
30 145 115 108 122,67

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 2. 41


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Aktivitas Analgesik Ekstrakdaun Jarum Tujuh Bilah (Pereskia bleo K) Pada Mencit Jantan (Mus musculus)

Tabel 2. Jumlah geliat dan persen proteksi kumulatif mencit tiap 10 menit selama 1 jam
setelah perlakuan ekstrak etanol 96% DJTB
Jumlah geliat kumulatif mencit
Kelompok Rata-rata Persen (%)
tiap 10 menit selama 1 jam
perlakuan geliat Proteksi
1 2 3
Kontrol negatif
25 29 36 30 0
(Na CMC 1 %)
Kontrol Positif
13 17 15 15 50 %
(asetosal)
Dosis I
19 12 14 15 50 %
(0,78 mg/30 gBB)
Dosis II
10 17 10 12 60 %
(7,8 mg/30 gBB)
Dosis III
11 8 9 9 70 %
(78 mg/30 gBB)

Tabel 3 Jumlah geliat dan persen proteksi kumulatif mencit tiap 10 menit selama 1 jam
setelah perlakuan ekstrak etanol 96% DJTB metode Hotplate

Jumlah lompatan kumulatif mencit


Kelompok Rata-rata Persen (%)
tiap 10 menit selama 1 jam
perlakuan lompatan Proteksi
1 2 3
Kontrol negatif
178 185 186 183 -
(Na CMC 1 %)
Kontrol Positif
121 93 105 105 42,7
(asetosal)
Dosis I
3 3 2 3 98,3
(7,8 mg/30 gBB)
Dosis II
2 3 2 2 98,9
(5,2 mg/20 gBB)
Dosis III
5 5 4 5 97,3
(52 mg/20 gBB)

Hasil tabel 2 menunjukkan bahwa aktifitas sebagai analgetsik bila mampu


perlakuan Asetosal dan perlakuan menurunkan jumlah geliat mencit
ekstrak etanol daun Jarum Tujuh Bilah sebesar >50% dari jumlah geliat pada
dosis I, II dan III dapat menurunkan kelompok control negatif (Anonim,
geliat mencit hingga berkurang lebih dari 1991).
50% disbanding control negatif, ini Dari data jumlah geliat kumulatif
berarti perlakuan Asetosal dan ekstrak mencit masing-masing kelompok
etanol pada dosis I, II, dan III perlakuan selanjutnya dibuat % proteksi,
mempunyai efek analgetika. Sedangkan hasil dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2
pada perlakuan ekstrak etanol dosis I menunjukkan bahwa setiap kelompok
menunjukkan penurunan geliat mencit perlakuan menunjukkan % proteksi yang
50% dibanding control negatif, ini berbeda-beda pada tiap peringkat
berarti pada dosis tersebut tidak dosisnya. Persentase rata-rata tertinggi
mempunyai aktifitas sebagai analgesik. pada 70% yaitu dosis ke-III. Persentase
Suatu obat dikatakan mempunyai proteksi rata-rata dari 50% dibanding

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 2. 42


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Aktivitas Analgesik Ekstrakdaun Jarum Tujuh Bilah (Pereskia bleo K) Pada Mencit Jantan (Mus musculus)

kontrol negatif pada 50% yaitu dosis ke- sebagai analgetika dari metode tersebut.
I. Pada dosis ke- II ekstrak etanol daun Kejadian nyeri memiliki sifat yang unik
Jarum Tujuh Bilah positif sebagai pada setiap individual bahkan jika cedera
analgetsik karena % proteksinya >50%. fisik tersebut identik pada individual
Pengujian efek analgesik dengan lainnya. Adanya takut, marah,
tes plat panas bertujuan untuk kecemasan, depresi dan kelelahan akan
mengetahui potensi efek analgesik daun mempengaruhi bagaimana nyeri itu
Jarum Tujuh Bilah pada rangsangan dirasakan. Subjektifitas nyeri membuat
panas yang akut. Hewan coba yang sulinya mengkategorikan nyeri dan
diletakkan di atas plat panas akan mengerti mekanisme nyeri tersebut
bereaksi terhadap stimulus nyeri dengan (Anonim, 1991).
cara mengangkat, menjilat kaki depan
atau meloncat dengan selang waktu KESIMPULAN
antara pemberian stimulus dengan reaksi a. Ekstrak etanol 96% daun Jarum
yang muncul dari mencit disebut sebagai Tujuh Bilah (Pereskia bleo K)
waktu reaksi. Metode ini dengan memiliki aktivitas sebagai
menggunakan hotplate yang suhunya 50- analgetika terhadap mencit jantan
55°C. Hasil perlakuan metode Hotplate (Mus musculus)
dapat dilihat pada tabel 3. b. Dosis efektif ekstrak etanol 96%
Data hasil penelitian efek daun Jarum Tujuh Bilah (Pereskia
analgesik ekstrak etanol daun Jarum bleo K) terhadap mencit jantan (Mus
Tujuh Bilah memiliki efek analgesik musculus) dengan metode Siegmund
menunjukkan bahwa pemberian oral adalah dosis 78 mg/30 gBB dan
ekstrak etanol 96% daun Jarum Tujuh metode Hotplate yaitu dosis 5,2
Bilah dosis I (7,8 mg/30 gBB), dosis II mg/20 gBB.
(5,2 mg/20 gBB), dosis III (52 mg/ c. Ekstrak etanol 96% daun Jarum
20gBB) memberikan efek analgetik Tujuh Bilah (Pereskia bleo K)
terhadap rangsangan nyeri yang efektif sebagai analgetika terhadap
diinduksi oleh stimulasi panas. Efek mencit jantan (Mus musculus)
analgesik yang ditimbulkan diduga
akibat penghambahatan keluarnya DAFTAR PUSTAKA
mediator inflamasi atau penghambatan
aktivitas siklooksigenase. 1. Anief. M, 1995, Prinsip Umum dan
Suatu obat dikatakan mempunyai Dasar Farmakologi. Gadjah Mada
aktifitas sebagai analgesic bila mampu University Press; Yogyakarta
menurunkan jumlah lompatan mencit 2. Goodman and Gilman. 2006. The
sebesar >50% dari jumlah geliat pada Pharmacological Basis Of
th
kontrol negatif (Anonim, 1991). Pada Therapeutics 11 . Ed. New York:
metode Hotplate timbulnya rasa nyeri Macmillan Publ.Co
pada hewan coba (mencit jantan) 3. Julianti, F. 2009. Manfaat Tumbuhan
ditandai dengan adanya lompatan. Dari Jarum Tujuh Bilah (PereskiaK )
data jumlah geliat kumulatif mencit sebagai agen anti bacterial terhadap
masing-masing kelompok perlakuan bakteri gram positif dan negatif.
yang selanjutnya dibuat % proteksi, JKKI; Yogyakarta
hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.4 4. Mutschler, E., 1995, Analgetika
bahwa jumlah lompatan pada tiap dosis Dalam Dinamika Obat,
berbeda-beda, ekstrak etanol daun jarum Diterjemahkan oleh Widianto, M. B.,
tujuh bilah masing-masing dosis dan Ranti, A. S., Edisi V, Penerbit
memiliki aktifitas sebagai analgetika ITB; Bandung.
karena % proteksi >50% serta efektif

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 2. 43


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Aktivitas Analgesik Ekstrakdaun Jarum Tujuh Bilah (Pereskia bleo K) Pada Mencit Jantan (Mus musculus)

5. Rosadiani Hefira. 2009. Efek 6. Winarto, W.P dan Tim Karyasari.


Analgesik Ekstrak Air dan Ekstrak 2003. Jarum Tujuh Bilah Budidaya
Etanol Asam Jawa( dan Pemanfaatan Untuk Obat.
Tamarindusindica L) Pada Mencit Penerbit Swadaya; Jakarta.
dengan Induksi Thermal. Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen
Maranatha; Bandung.

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 2. 44


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082

Anda mungkin juga menyukai