NIM : 1913016109
Kelas : C 2019
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Sebelum memulai pekerjaan, masing-masing tikus dikelompokkan dan ditimbang
berat badannya, kemudian diberikan tanda pengenal untuk setiap tikus dalam
kelompok.
2. Dengan bantuan spidol berikan tanda batas pada kaki belakang kiri untuk setiap
tikus agar pemasukan kaki kedalam air raksa setiap kali selalu sama.
3. Pada tahap pendahuluan, volume kaki tikus diukur dan dinyatakan sebagai
volume dasar untuk setiap tikus. Pada setiap kali pengukuran volume supaya
diperiksa tinggi cairan pada alat dan dicatat sebelum dan sesudah pengukuran,
usahakan jangan sampai ada air raksa yang tumpah.
4. Pemberian dimulai untuk untuk kelompok yang diberi obat secara oral; tikus
kontrol hanya diberikan larutan gom.Pada menit ke-25 disuntikkan larutan
karagenan pada telapak kaki kiri tikus, dan untuk semuanya diberikan volume
0.05 mL.
5. Satu jam kemudian volume kaki yang disuntikkan karagenan diukur pada alat
dan dicatat. Lakukan pengukuran yang sama setiap 1 jam, 1,5 jam; 2 jam ; 2,5
jam ; 3 jamCatat perbedaan volume kaki untuk setiap jam pengukuran.
6. Hasil pengamatan dimuat dalam tabel untuk setiap kelompok. Tabel harus
memuat presentase kenaikan volume kaki setiap jam untuk masing-masing tikus.
Perhitungan presentase kenaikan volume kaki dilakukan dengan membandingkan
terhadap volume dasar sebelum penyuntikan karagenan.
7. Selanjutnya untuk tiap-tiap kelompok dihitung presentase rata-rata dan
bandingkan persentase yang diperoleh kelompok yang diberi obat terhadap
kelompok kontrol pada jam yang sama.Perhitungan dilakukan untuk pengukuran
setelah 1 jam, 2 jam, 3 jam dan setelah penyuntikan karagenan.
% Inhibisi Radang =
(%rata-rata kelompok kontrol) – (rata-rata kelompok obat) X 100 %
%rata-rata kelompok kontrol
HASIL PENGAMATAN
Dosis pemberian : 500 mg 3 kali sehari, sebaiknya setelah makan, selama tidak
lebih dari 7 hari
Perhitungan dosis :
Tuliskan perhitungan dosis yang diberikan sesuai dengan apa yang Anda kerjakan
Perhitungan dosis pemberian asam mefenamat pada tikus 300 gram
Dosis untuk manusia = 500 mg
Konversi dosis untuk tikus 200 gram = 500 mg x 0,018
= 9 mg
300 �
Untuk tikus BB 300 gram = 200 � x 9 mg
= 13,5 mg
Nama obat : Piroxicam
Perhitungan dosis :
Tuliskan perhitungan dosis yang diberikan sesuai dengan apa yang Anda kerjakan
Perhitungan dosis pemberian piroksikam pada tikus 300 gram
Dosis untuk manusia = 20 mg
Konversi dosis untuk tikus 200 gram = 20 mg x 0,018
= 0,36 mg
300 �
Untuk tikus dengan BB 300 gram = 200 � x 0,36 mg
= 0,54 mg
Nama obat : Natrium Diklofenak
Dosis pemberian : Oral, 75-150 mg/hari dalam 2-3 dosis, sebaiknya setelah
makan. Injeksi intramuskular dalam ke dalam otot panggul,
untuk nyeri pascabedah dan kambuhan akutnya, 75 mg sekali
sehari (pada kasus berat dua kali sehari) untuk pemakaian
maksimum 2 hari. Kolik ureter, 75 mg kemudian untuk 75 mg
lagi 30 menit berikutnya bila perlu. Infus intravena, Rektal
dengan supositoria, 75- 150 mg per hari dalam dosis terbagi.
Dosis maksimum sehari untuk setiap cara pemberian 150 mg.
Anak 1-12 tahun, juvenil artritis, oral atau rektal, 1-3 mg/kg
bb/hari dalam dosis terbagi (25 mg tablet salut enterik, hanya
supositoria 12,5 mg dan 25 mg).
Perhitungan dosis :
Tuliskan perhitungan dosis yang diberikan sesuai dengan apa yang Anda kerjakan
Perhitungan dosis pemberian natrium diklofenak pada tikus 300 gram
Dosis untuk manusia = 50 mg
Konversi dosis untuk tikus 200 gram = 50 mg x 0,018
= 0,9 mg
300 �
Untuk tikus dengan BB 300 gram = 200� x 0,9 mg
= 1,35 mg
Tabel Hasil Pengamatan
Kelompok Volume Volume udem jam ke- % Radang
Awal
0.5 1 1,5 2 2,5 3 0.5 1 1.5 2 2.5 3
1 0.8 1.1 1.25 1.28 1.31 1.4 1.45 37.5 56.25 60 63.75 75 81.25
(Na cmc)
2 0.69 0.78 1.00 0.95 0.94 0.93 0.90 13.04 44.92 37.6 36.23 34.7 30.43
(Ekstrak Uji)
3 0.71 0.95 1.26 1.2 1.15 1.05 0.94 33.8 40.85 47.88 38.03 33.8 29.56
(As.
Mefenamat)
4 0.7 0.8 1.03 1.0 0.96 0.94 0.9 14.28 35.71 40 37.14 34.28 28.57
(Piroksikam)
5 0.81 0.96 1.14 1.1 0.95 0.9 0.86 18.5 35.8 16.04 13.58 7.4 1.23
(Na.
Diklofenak)
1 - - - - - -
(Na cmc)
(Ekstrak Uji)
(As. Mefenamat)
(Piroksikam)
(Na. Diklofenak)
PEMBAHASAN
Bahaslah sesuai dengan apa yang Anda amati dan hubungkanlah dengan teori yang
Anda peroleh dari literatur yang Anda baca
Praktikum kali ini mengenai pengaruh pemberian obat antiinflamasi pada
kondisi inflamasi hewan coba. Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu
dapat memahami daya antiinflamasi obat pada hewan coba dengan radang buatan.
Mekanisme kerja dari obat anti inflamasi non steroid fokus pada
penghambatan isoenzim COX-1 atau cyclooxygenase-1 dan COX-2 atau
cyclooxygenase-2. Enzim ini berperan dalam mendorong proses pembentukan
prostaglandin dan tromboksan dari asam arakidonat. Prostaglandin merupakan
molekul penting dalam proses mengantar pesan trauma menuju sensor otak dan
saraf pada proses inflamasi (radang). Dengan mengasup NSAID, dapat meredakan
rasa nyeri atau menjadi fungsi analgesik. Obat anti inflamasi non steroid juga dapat
bekerja sebagai anti piretik (untuk membantu mengatasi kenaikan suhu tubuh).
sedangkan Mekanisme kerja dari obat anti inflamasi steroid yaitu menghambat
enzim phospolipase A2 dehinggs tidak akan terbentuk asam arakidonat, dengan
begitu prostaglandin (COX-2) juga tidak akan terbentuk. Senyawa steroid adalah
senyawa golongan lipid yang memiliki struktur kimia tertentu yang memiliki tiga
cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana yang dihasilkan secara alami oleh
korteks adrenal tubuh yang dikenal dengan senyawa kortikosteroid (Isngadi, 2018).
Dari praktikum yang sudah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa dari
semua kelompok uji %inhibisi radang paling tinggi di miliki kelompok uji Natrium
Diklofenak pada menit ke-180 dengan nilai 98.48%. Hal tersebut menunjukkan
bahwa Natrium Diklofenak memiliki potensi sangat baik dalam menghambat
radang, dibanding dengan kelompok uji lain.
1. Gunawan, Sulistia Gan. Setiabudy, Rianto. Nafrialdi. Elysabeth. 2007.
Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: FKU
2. Houglum, J.E., Harrelson, G.L., Leaver-Dunn, D., 2005. Principles of
Pharmacology for Athletic Trainers, Slack incorporated, United State, 143.
3. Isngadi, Siti Nadhira. 2018. Evaluasi Penggunaan obat NSAID Pada Pasie
Osteoarthritis Rawat Jalan Di RS TNI AD Robert Wolter. Malang : Universitas
Maulana Maliki Ibrahim.
JAWABLAH PERTANYAAN BERIKUT
Jawab :
Inflamasi adalah respon normal terhadap cedera jaringan dan infeksi. Ketika
proses inflamasi berlangsung, terjadi reaksi vaskular dimana cairan, elemen-
elemen darah, sel darah putih (leukosit) dan mediator kimia berkumpul pada
tempat cedera jaringan atau infeksi. Proses inflamasi merupakan suatu mekanisme
perlindungan tubuh untuk menetralisir dan membasmi agen-agen yang berbahaya
pada tempat cedera dan untuk mempersiapkan keadaan untuk perbaikan jaringan.
Lima ciri khas dari inflamasi, dikenal sebagai tanda-tanda utama inflamasi
adalah kemerahan (eritema), panas, pembengkakan (edema), nyeri dan hilangnya
fungsi.
(Kee dan Hayes, 1996)
Pustaka :
Kee, J.L. dan Hayes, E.R. 1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
Pustaka :
Jawab :
Pustaka :
Pustaka :
5. Apa saja kelompok obat dari golongan SAID dan sebutkan contoh obatnya ?
Jawab :
Isngadi, Siti Nadhira. 2018. Evaluasi Penggunaan obat NSAID Pada Pasie
Osteoarthritis Rawat Jalan Di RS TNI AD Robert Wolter. Malang :
Universitas Maulana Maliki Ibrahim.
6. Apa saja kelompok obat dari golongan NSAID dan sebutkan contoh obatnya ?
Jawab :
1. Asam Karboksilat
Contoh obatnya : Aspirin
2. Derivat Pirazolan
Contoh obatnya : Fenilbutazon, Oksifenbutazon, Anti-pirin, Aminipirin dan
Dipirin
3. Asam Asetat
Contoh obatnya : Etodolak, Diklofenak, Indometasin, Ketorolac dan
Nebumeton
4. Asam Propionat
Contoh obatnya : Ibuprofen, Fenoprofen, Flurbiprofen, Ketoprofen,
Naproxen, Naproxen Sodium dan Oxaprosin.
5. Fenamat
Contoh obatnya : Antiradang, Antipiretik, dan Analgenik.
6. Oxycam
Contoh obatnya : Piroksikam dan Meloksikam
7. Coxib
Contoh obatnya : Celecoxib
(Isngadi, 2018)
Pustaka :
Isngadi, Siti Nadhira. 2018. Evaluasi Penggunaan obat NSAID Pada Pasien
Osteoarthritis Rawat Jalan Di RS TNI AD Robert Wolter. Malang :
Universitas Maulana Maliki Ibrahim.
Mekanisme kerja dari obat anti inflamasi non steroid ini fokus pada
penghambatan isoenzim COX-1 atau cyclooxygenase-1 dan COX-2 atau
cyclooxygenase-2. Enzim ini berperan dalam mendorong proses pembentukan
prostaglandin dan tromboksan dari asam arakidonat. Prostaglandin merupakan
molekul penting dalam proses mengantar pesan trauma menuju sensor otak dan
saraf pada proses inflamasi (radang). Dengan mengasup NSAID, dapat
meredakan rasa nyeri atau menjadi fungsi analgesik. Obat anti inflamasi non
steroid juga dapat bekerja sebagai anti piretik (untuk membantu mengatasi
kenaikan suhu tubuh). sedangkan Mekanisme kerja dari obat anti inflamasi
steroid (SAID0 yaitu menghambat enzim phospolipase A2 dehinggs tidak akan
terbentuk asam arakidonat, dengan begitu prostaglandin (COX-2) juga tidak akan
terbentuk. Senyawa steroid adalah senyawa golongan lipid yang memiliki struktur
kimia tertentu yang memiliki tiga cincin sikloheksana dan satu cincin
siklopentana yang dihasilkan secara alami oleh korteks adrenal tubuh yang
dikenal dengan senyawa kortikosteroid. Obat anti inflamasi steroid dapat
menyebabkan terhambatnya ATP sehingga pertumbuhan otot dapat terhambat
(Isngadi, 2018)
Pustaka :
Isngadi, Siti Nadhira. 2018. Evaluasi Penggunaan obat NSAID Pada Pasie
Osteoarthritis Rawat Jalan Di RS TNI AD Robert Wolter. Malang :
Universitas Maulana Maliki Ibrahim.