Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI II

PERCOBAAN 3
UJI ANTIINFLAMASI

Disusun oleh :

Nama : Elizabeth Sevina Auryn Vania A.


NIM : M0618015
Kelompok :6
Tanggal Praktikum : Kamis, 16 April 2020
Asisten Pembimbing : 1. Natasyha Advaita (M0616037)
2. Anita Maharani (M0617006)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI II
PERCOBAAN 3
UJI ANTIINFLAMASI

I. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa mengenal dan
mempraktekkan pengujian daya antiinflamasi suatu obat pada hewan uji
dengan induksi radang buatan.

II. Dasar Teori


Inflamasi adalah respons bawaan dan protektif dari sistem kekebalan tubuh
untuk melawan infeksi asing dan cedera jaringan, membantu dan
mempromosikan struktur jaringan yang dapat dipulihkan, dan menghilangkan
patogen yang menyerang. Namun, peradangan yang berkepanjangan dapat
menyebabkan kondisi paradangan kronis yang kondusif untuk patologi dari
banyak komorbiditas penting, termasuk alergi, aterosklerosis, gastro-enteritis,
radang sendi, goncangan, dan penyakit autoimun. Oleh karena itu, agen anti-
inflamasi dengan efek terapi yang lebih disukai sangat mendesak. Obat
peradangan yang lebih disukai adalah obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)
(Ma dkk., 2016).
Nyeri adalah salah satu gejala inflamasi setelah panas, kemerahan, dan
bengkak. Nyeri akibat radang dapat disebabkan adanya peregangan jaringan
(akibat edema) sehingga terjadi peningkatan tekanan lokal. Nyeri radang juga
disebabkan karena pengeluaran zat kimia atau mediator nyeri (seperti
prostaglandin, histamin, bradikinin) yang merangsang reseptor nyeri
(nosiseptor) di sekitar radang sehingga menghasilkan impuls nosiseptif. Nyeri
merupakan pengalaman subjektif tanpa adanya ukuran objektif, yang mana
keluhan pasien adalah indikator utama dari gejala dan intensitasnya (Mercya
dkk., 2017).
Upaya mengontrol dan mereduksi nyeri radang dapat dilaukan baik secara
famakologis maupun secara non farmakologis. Terapi farmakologis yang
sering digunakan adalah obat antiinflamasi (NSAID). Mekanisme kerja dari
obat golongan NSAID adalah menghambat prostaglandin melalui
penghambatan enzim siklooksigenase (COX) yang akan menyebabkan
terhambatnya sistesis prostaglandin. Prostaglandin adalah salah satu faktor
kimia yang dihasilkan dari adanya proses inflamasi yang berperan sebagai
mediator peradangan dan nyeri. Obat yang termasuk dalam golongan ini antara
lain aspirin, asam mefenamat, ibuprofen, methampiron, natrium diklofenak,
piroksikam, dan beberapa preparat lainnya (Katzung, 2004). Kerja utama obat-
obat (NSAID) sebagai penghambat enzim siklooksigenase yang
mengakibatkan penghambatan sintesis senyawa endoperoksida siklik PGG2
dan PGH2. Kedua senyawa ini merupakan prazat antitrombotik, menghambat
sintesa prostaglandin di vena (Djamain dkk., 2017).
Peradangan umumnya dibagi dalam tiga tipe yaitu peradangan akut, respon
imun, dan peradangan kronis. Peradangan akut adalah respon awal dari luka
jaringan yang disebabkan oleh pelepasan autokoid dan biasanya mendahului
perkembangan respon imun. Respon imun terjadi bila sel yang mempunyai
kemampuan imunologi diaktivasi untuk menimbulkan respon terhadap
organisme asing atau zat analgetik yang dilepaskan selama peradangan akut
atau kronis. Peradangan kronis melibatkan pelepasan sejumlah mediator yang
tidak menonjol pada respon akut (Katzung, 2002).

III. Alat dan Bahan


III.1 Alat
Adapun alat yang digunakan adalah :
1. Spuit injekasi 1 mL 4 buah
2. Jarum sonde oral 4 buah
3. Labu ukur 5 ml 4 buah
4. Gelas ukur 10 ml 1 buah
5. Gelas bekker 100 ml 1 buah
6. Timbangan Analit 1 buah
7. Spidol 1 buah
III.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah :
1. Lar. Parasetamol dosis 45 mg/kg BB tikus 11,875 mL
2. Lar. Ibuprofen dosis 36 mg/kgBB tikus 12,305 mL
3. Lar. Asam mefenamat dosis 55 mg/kgBB tikus 11,8125mL
4. Karagenan 1% 3,2 mL
5. Tikus jantan, berat 200 – 275 gram 16 ekor

III.3 Gambar Alat

Spuit Injeksi Sonde Oral


Labu Ukur Gelas Bekker

Timbangan Analit Gelas Ukur

IV. Cara Kerja


Jumlah mencit yang digunakan adalah 16 ekor. Dibagi 4 kelompok, masing-
masing 4 ekor mencit.
Tikus ditimbang

Diberi spidol di atas lutut

Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV


Diberikan CMC-Na 1% per oral (kontrol
Diberikan (-))
paracetamol dengan volume
Diberikan :
ibuprofen dengan volume
Diberikan asam: mefenamat dengan volume :

Ditunggu ±30 menit

Semua tikus diinjeksikan 0,2 ml karagenan 1% secara subplantar pada telapak kaki kiri belakang (arah jarum searah jari kaki tikus)

Diukur volume kaki baik yang udem maupun tidak

Diukur setiap 15 menit sekali selama 270 menit

Dihitung % daya antiinflamasi

Hasil

V. Hasil dan Pembahasan


1.1 Hasil
1.1.1 Tabel Volume Pemberian
Volume
Berat Dosis Konsentrasi
Kelompok Replikasi pemberian
tikus (mg/200 larutan uji
Perlakuan (Mencit) larutan uji
(gram) gramBB) (mg/mL)
(mL)
1 226
Negatif 2 220
- - -
(CMC-Na) 3 210
4 224
1 250 3,125
2 240 3,0
Parasetamol 9 3,6
3 235 2,9375
4 225 2,8125
1 215 2,68
2 245 3,0625
Ibuprofen 7,2 2,88
3 260 3,25
4 265 3,3125
1 250 3,125
Asam 2 240 3,0
9 3,6
Mefenamat 3 235 2,9375
4 220 2,75

1.1.2 Tabel Volume Udem


Hasil Uji Anti-inflamasi

Kelompok Volume Volume menit ke (mL)


Perlakuan
Replikasi awal T'0 T'15 T'30 T'45 T'60 T'75 T'90 T'105 T'120 T'135 T'150 T'165 T'180 T'195 T'210 T'225 T'240 T'255 T'270
1 0.40 0.45 0.47 0.49 0.51 0.53 0.56 0.57 0.60 0.61 0.64 0.62 0.59 0.57 0.56 0.55 0.54 0.53 0.50 0.49
2 0.43 0.45 0.47 0.49 0.51 0.54 0.56 0.59 0.60 0.62 0.63 0.64 0.62 0.60 0.57 0.55 0.54 0.52 0.51 0.50
CMC-Na
3 0.37 0.42 0.44 0.46 0.48 0.50 0.53 0.56 0.60 0.61 0.63 0.63 0.61 0.59 0.57 0.56 0.54 0.53 0.52 0.51
4 0.38 0.43 0.46 0.49 0.51 0.53 0.54 0.57 0.59 0.62 0.64 0.61 0.58 0.56 0.55 0.54 0.53 0.52 0.50 0.48
1 0.40 0.45 0.46 0.48 0.50 0.51 0.52 0.53 0.56 0.59 0.61 0.60 0.59 0.57 0.55 0.54 0.53 0.51 0.50 0.49
2 0.39 0.44 0.47 0.49 0.51 0.53 0.55 0.57 0.58 0.59 0.60 0.58 0.57 0.55 0.54 0.53 0.52 0.50 0.49 0.47
Paracetamol
3 0.42 0.47 0.49 0.50 0.51 0.52 0.53 0.54 0.56 0.58 0.60 0.58 0.57 0.56 0.55 0.53 0.52 0.50 0.49 0.47
4 0.40 0.45 0.47 0.50 0.51 0.53 0.55 0.57 0.58 0.60 0.61 0.59 0.57 0.55 0.54 0.53 0.51 0.50 0.48 0.46
1 0.37 0.42 0.44 0.46 0.48 0.50 0.51 0.53 0.55 0.57 0.59 0.56 0.55 0.53 0.51 0.49 0.48 0.47 0.46 0.45
2 0.40 0.45 0.47 0.49 0.50 0.51 0.52 0.53 0.54 0.55 0.56 0.56 0.54 0.53 0.52 0.51 0.49 0.47 0.46 0.44
Ibuprofen
3 0.38 0.43 0.45 0.47 0.48 0.49 0.51 0.52 0.54 0.56 0.57 0.55 0.53 0.52 0.51 0.50 0.49 0.47 0.46 0.44
4 0.41 0.46 0.47 0.48 0.49 0.50 0.51 0.53 0.54 0.55 0.57 0.55 0.54 0.53 0.52 0.51 0.50 0.49 0.47 0.46
1 0.42 0.45 0.46 0.47 0.48 0.49 0.50 0.51 0.53 0.55 0.56 0.55 0.53 0.52 0.51 0.49 0.47 0.46 0.44 0.43
Asam
Mefenamat 1.1.3 Tabel Hasil AUC

Hasil Uji Anti-inflamasi

Kelompok Volume Volume menit ke (mL)


Perlakuan
Replikasi awal T'0 T'15 T'30 T'45 T'60 T'75 T'90 T'105 T'120 T'135 T'150 T'165 T'180 T'195 T'210 T'225 T'240
1 0.40 0.45 0.47 0.49 0.51 0.53 0.56 0.57 0.60 0.61 0.64 0.62 0.59 0.57 0.56 0.55 0.54 0.53
2 0.43 0.45 0.47 0.49 0.51 0.54 0.56 0.59 0.60 0.62 0.63 0.64 0.62 0.60 0.57 0.55 0.54 0.52
CMC-Na
3 0.37 0.42 0.44 0.46 0.48 0.50 0.53 0.56 0.60 0.61 0.63 0.63 0.61 0.59 0.57 0.56 0.54 0.53
4 0.38 0.43 0.46 0.49 0.51 0.53 0.54 0.57 0.59 0.62 0.64 0.61 0.58 0.56 0.55 0.54 0.53 0.52
1.2 Pembahasan
Praktikum kali ini dilakukan percobaan uji antiinflamasi yang
bertujuan untuk mengenal dan mempraktekkan pengujian daya
antiinflamasi suatu obat pada hewan uji dengan induksi radang buatan.
Inflamasi adalah suatu respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh
kerusakan pada jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia
yang merusak, atau zat mikrobiologik. Tanda terjadinya inflamasi adalah
pembengkak/edema. Kemerahan, panas, nyeri, dan perubahan fungsi
(Ramadhani dan Sumiwi, 2016). Metode pengujian aktivitas
antiinflamasi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu in vitro (metode
pengujian yang dilakukan di luar tubuh makhluk hidup) dan in vivo
(metode pengujian yang dilakukan di dalam tubuh makhluk hidup). Pada
praktikum ini dilakukan metode in vivo dimana pengujiannya dilakukan
dengan metode induki radang buatan. Prinsip dari metode ini adalah
induksi udema pada telapak kaki belakang tikus dan pengukuran volume
dari edema buatan. Metode ini dipilih karena dapat digunakan sebagai
langkah pengujian awal untuk mengetahui efek dari bahan uji.
Keuntungan lain dari metode ini adalah mudah dilaksanakan, pengukuran
dapat dilakukan secara obyektif serta waktu yang dibutuhkan relatif
singkat.
Dalam pengukuran udem pada tikus, digunakan alat plestimograph.
Plestimograph sendiri adalah alat yang digunakan untuk mengukur
volume kaki hewan uji. Terdapat dua jenis plestimograph yaitu
pletimograph digital dan air raksa, namun pada percobaan ini digunakan
plestimograph air raksa. Prinsip dari plestimograph air raksa adalah
berdasarkan hukum archimedes, dimana bila suatu benda yang diasukkan
ke dalam zat cair akan memberikan gaya atau tekanan ke atas sebesar
volme yang didesak atau dipindahkan. Alat ini menggunakan air raksa
untuk menghindari berkurangnya volume saat pengukuran. Perlakuan
yang dilakukan menggunakan 2 kontrol yaitu kontrol negatif (CMC-Na)
dan kontrol positif (Paracetamol, Ibuprofen, dan Asam Mefenamat).
Kontrol negatif digunakan sebagai pembanding bahwa pelarut yang
digunakan untuk pengencer tidak mempengaruhi hasil uji antiinflamasi
dari senyawa yang diuji karena tidak memiliki efek farmakologis. Selain
itu, digunakan pula larutan karagenan 1% sebagai penginduksi radang
buatan. Karagenan 1% digunakan karena tidak meninggakan bekas, tidak
menimbulkan kerusakan jaringan dan memberikan respon yang lebih
peka terhadap obat antiinflamasi dibandingkan senyawa iritan lainnya
(Nur dkk., 2018). Penginjeksian karagenan ini menimbulkan inflamasi
dimana akan terjadi edema yang diakibatkan oleh terlepasnya mediator
inflmasi (histamin dan prostaglandin. Edema yang disebabkan oleh
injeksi karagenan akan diperkuat oleh mediator inflamasi terutama PGE
1 dan PGE 2 dengan caa menurunkan permeabilitas vaskular Hal ini
menyebabkan protein plasma menuju ke jaringan yang luka dan
terjadilah edema.
Teknis pertama yang dilakukan adalah pengondisian hewan uji,
dimana hewan uji harus dipuasakan terlebih dahulu. Tujuan dari hal
tersebut adalah untuk pengosongan lambung supaya menghindari
kemungkinan adanya pengaruh makanan terhadap efek biovailibilitas dan
farmakokinetik obat yang diujikan. CMC-Na, paracetamol, ibuprofen,
dan asam mefenamat dimasukkan ke dalam tikus dengan cara disonde
(peroral). Kemudian ditunggu selama 30 menit dengan harapan obat yang
dimasukkan secara per oral akan mencapai onsetnya dan diinjeksikan
karagenan 1% secara subplantar pada telapak kaki kiri belakang dengan
arah jarum searah jari kaki tikus. Subplantar dilakukan pada telapak kaki
tikus karena efeknya lebih terlihat jelas yakni bengkak. Pada percobaan
ini digunakan 16 ekor tikus putih yang kemudian dikelompokkan
menjadi 4 kelompok perlakuan dengan masing-masing kelompok
menggunakan 4 ekor tikus. Kelompok I sebagai kontrol negatif
menggunakan CMC-Na 1%. Kelompok II – IV sebagai kontrol positif
menggunakan paracetamol, ibuprofen, dan asam mefenamat.
Kelompok I merupakan kelompok tikus dengan perlakuan kontrol
negatif menggunakan CMC-Na 1%. Tikus ditimbang terlebih dahulu
supaya dapat menentukan volume pemberiannya. Berat badan tikus
(gram) pada kelompok I adalah 226; 220; 210; dan 224. Untuk volume
pemberian karagenan 1% masing-masing tikus diberikan sebanyak 2 ml.
Kelompok II merupakan kelompok tikus dengan perlakuan positif
menggunakan paracetamol dengan larutan stok sebesar 3,6mg/mL. Berat
badan tikus (gram) pada kelompok II adalah 250; 240; 235; dan 225.
Untuk volume pemberian parasetamol (mL) adalah 3,125; 3,0; 2,9375;
dan 2,8125. Sedangkan untuk volume pemberian karagenan 1% adalah
sebesar 2 mL untuk masing-masing tikus.
Kelompok III merupakan kelompok tikus dengan perlakuan positif
menggunakan ibuprofen dengan larutan stok sebesar 2,88mg/mL. Berat
badan tikus (gram) pada kelompok III adalah 215; 245; 260; dan 265.
Untuk volume pemberian ibuprofen (mL) adalah 2,68; 3,0625; 3,25; dan
3,3125. Sedangkan untuk volume pemberian karagenan 1% adalah
sebesar 2 mL untuk masing-masing tikus.
Kelompok IV merupakan kelompok tikus dengan perlakuan positif
menggunakan asam mefenamat dengan larutan stok sebesar 3,6mg/mL.
Berat badan tikus (gram) pada kelompok IV adalah 250; 240; 235; dan
220. Untuk volume pemberian asam mefenamat (mL) adalah 3,125; 3,0;
2,9375; dan 2,75. Sedangkan untuk volume pemberian karagenan 1%
adalah sebesar 2 mL untuk masing-masing tikus.
Setelah semua tikus diberikan kontrol negatif dan positif serta sudah
diinjeksi karagenan 1%, kemudian diamati udema yang terjadi ataupun
yang tidak terjadi pada kaki tikus tersebut. Setiap 15 menit dicatat
volume kaki dan dilakukan selama 270 menit. Hal ini bertujuan untuk
melihat respon tikus terhadap obat antiinflamasi.
Berdasarkan tabel 1.1.2, semua kelompok menunjukkan di waktu
T’135 merupakan puncak dimana volume udem tertinggi dan mulai dari
T’150 mulai terjadi penurunan ukuran volume. Terjadi penurunan ukuran
volume udem dimungkinkan karena karagenan 1% sudah mencapai
puncak kerja sehingga kadar karagenan 1% sudah menurun dan
mengakibatkan volume udem pada kaki tikus mengecil. Kelompok I
(kontrol negatif) memperlihatkan volume udem yang terbesar dari menit
ke menit dibandingkan kontrol positif. Hal ini sesuai teori karena CMC-
Na bukan merupakan senyawa antiinflamasi sehingga pemberiannya
tidak berpengaruh pada penyembuhan inflamasi yang terjadi pada kaki
tikus. Kelompok IV (kontrol positif asam mefenamat) memperlihatkan
volume udem yang terkecil diantara kontrol positif yang lain. Sehingga
apabila diurutkan dari kontrol positif yang lain yang memiliki volume
udem yang terbesar adalah CMC-Na > paracetamol > ibuprofen > asam
mefenamat.
Berdasarkan tabel 1.1.3, didapatkan hasil % daya antiinflamasi.
Kelompok I memiliki % daya antiinflamasi sebesar 0%. Hal ini sesuai
teori karena CMC-Na tidak memiliki daya antiinflamasi. Kelompok II
memiliki % daya antiinflamasi masing-masing tikus adalah 2,93; 4,09;
2,29; dan 1,53 dengan rata-rata sebesar 2,71%. Kelompok III memiliki %
daya antiinflamasi masing-masing tikus adalah 8,02; 8,37; 7,84; dan 5,97
dengan rata-rata sebesar 7,55%. Kelompok IV memiliki % daya
antiinflamasi masing-masing tikus adalah 9,59; 10,66; 10,08; dan 9,34
dengan rata-rata sebesar 9,92%. Dari hasil tersebut dapat diurutkan dari
yang memiliki daya antiinflamasi yang terbesar ke terkecil yaitu asam
mefenamat > ibuprofen > paracetamol. Hal ini sesuai dengan teori
dimana asam mefenamat memiliki daya antinflamasi yang tinggi
dibandingkan ibuprofen dan paracetamol. Asam mefenamat memiliki
kerja menghambat produksi prostaglandin serta digunakan untuk
perawatan nyeri akut atau kronik. Obat ini mempunyai sifat mampu
mengurangi nyeri, demam dengan inflamasi, dan yang disertai dengan
gangguan inflamasi nyeri lainnya. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa urutan obat dengan daya analgesik mulai dari yang terbesar adalah
asam mefenamat > ibuprofen > paracetamol.

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.

dayaantiinflamasi 1,00 ,242 4 . ,931 4 ,602

2,00 ,208 4 . ,967 4 ,826

3,00 ,224 4 . ,931 4 ,600

4,00 ,236 4 . ,943 4 ,673

a. Lilliefors Significance Correction

Tabel 1.2.1
Berdasarkan tabel 1.2.1 Test of Normality, tabel tersebut
menunjukkan hasil uji Shapiro-Wilk dimana nilai p value (Sig) > 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa seluruh kelompok sama-sama distribusi
normal berdasarkan uji Shapiro-Wilk.
Descriptives

dayaantiinflamasi

95% Confidence Interval


for Mean

Upper Bound Minimum Maximum

CMC-Na - PCT ,0000 ,00 ,00

PCT - Ibuprofen 4,4340 1,53 4,09

Ibuprofen - Asam Mefenamat 9,2623 5,97 8,37

4,00 10,8446 9,34 10,66

Total 7,2271 ,00 10,66

Tabel 1.2.2 (Tabel Descriptive)


Test of Homogeneity of Variances

dayaantiinflamasi

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3,187 3 12 ,063

Tabel 1.2.3 (Tabel Homogeneity of Variances)


ANOVA

dayaantiinflamasi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 243,682 3 81,227 121,630 ,000

Within Groups 8,014 12 ,668

Total 251,696 15

Tabel 1.2.4 (Tabel ANOVA)

Berdasarkan tabel Descrpitives, dapat dilihat bahwa rata-rata kontrol


CMC-Na – Paracetamol adalah 0, kontrol paracetamol – ibuprofen
adalah 4,4340, kontrol ibuprofen – asam mefenamat adalah 9,2623.
Berdasarkan tabel test of Homogeneity of Variances dapat dilihat bahwa
varian ketiga kelompok tersebut sama (p value = 0,063), sehingga uji
ANOVA valid untuk menguji hubungan ini. Berdasarkan tabel ANOVA
pada kolom Sig. diperoleh nilai p-value 0,000 dimana nilai tersebut
<0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut menolak Ho.
Kesimpulan dari analisis ini adalah ada perbedaan yang bermakna rata-
rata daya antiinflamasi pada kelompok perlakuan tersebut.

Multiple Comparisons

Dependent Variable: dayaantiinflamasi

95% Confidence
Interval

(I) perlakuan (J) perlakuan Upper Bound

Bonferroni CMC-Na - PCT PCT - Ibuprofen -,8882

Ibuprofen - Asam Mefenamat -5,7282

4,00 -8,0957

PCT - Ibuprofen CMC-Na - PCT 4,5318

Ibuprofen - Asam Mefenamat -3,0182

4,00 -5,3857

Ibuprofen - Asam Mefenamat CMC-Na - PCT 9,3718

PCT - Ibuprofen 6,6618

4,00 -,5457

4,00 CMC-Na - PCT 11,7393

PCT - Ibuprofen 9,0293

Ibuprofen - Asam Mefenamat 4,1893

Games-Howell CMC-Na - PCT PCT - Ibuprofen -,0958

Ibuprofen - Asam Mefenamat -4,9536

4,00 -8,5116
PCT - Ibuprofen CMC-Na - PCT 5,3242

Ibuprofen - Asam Mefenamat -2,1969

4,00 -4,8600

Ibuprofen - Asam Mefenamat CMC-Na - PCT 10,1464

PCT - Ibuprofen 7,4831

4,00 -,0364

4,00 CMC-Na - PCT 11,3234

PCT - Ibuprofen 9,5550

Ibuprofen - Asam Mefenamat 4,6986

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Dari tabel di atas, memperlihatkan bahwa kelompok yang menunjukkan


adanya perbedaan yang signifikan yaitu ditandai dengan tanda bintang (*).

VI. JAWABAN PERTANYAAN


1. Tujuan dari hewan uji dipuasakan terlebih dahulu adalah untuk
pengosongan lambung supaya menghindari kemungkinan adanya
pengaruh makanan terhadap efek biovailibilitas dan farmakokinetik obat
yang diujikan.
2. Cara membuat larutan CMC-Na 1% adalah menimbang CMC-Na
sebanyak 1 gram terlebih dahulu, kemudian dimasukkan ke dalam gelas
bekker dan ditambah aquadest panas sedikit untuk melarutkannya.
Kemudian dari gelas bekker tersebut dipindahkan ke labu ukur 100 ml
dan ditambah aquadest panas sampai batas. Digojog sampai homogen.
3. Fungsi dari kontrol negatif adalah pembanding bahwa pelarut yang
digunakan untuk pengencer tidak mempengaruhi hasil uji antiinflamasi
dari senyawa yang diuji karena tidak memiliki efek farmakologis.
4. Dosis pemberian, konsentrasi larutan stok, volume larutan uji :
a. Dosis pemberian
- Paracetamol : 9 mg/200gramBB
- Ibuprofen : 7,2 mg/200gramBB
- Asam mefenamat : 9 mg/200gramBB
b. Konsentrasi larutan stok
- Paracetamol : 3,6 mg/mL
- Ibuprofen : 2,88 mg/mL
- Asam mefenamat : 3,6 mg/mL
c. Volume larutan uji yang diberikan
- Paracetamol : 3,125; 3,0; 2,9375; dan 2,8125 mL
- Ibuprofen : 2,68; 3,0625; 3,25; dan 3,3125 mL
- Asam mefenamat : 3,125; 3,0; 2,9375; dan 2,75 mL
5. Cara membuat larutan dengan konsentrasi tersebut :
a. Paracetamol : Cara membuat larutan paracetamol dengan konsentrasi
3,6mg/mL sebanyak 10 mL adalah menghitung berat paracetamol
dengan cara dikalikan 10x. Hal ini dikarenakan konsentrasi dalam tiap
1 ml mengandung 3,6 mg paracetamol. Maka paracetamol ditimbang
sebanyak 36 mg kemudian dimasukkan ke dalam gelas bekker dan
ditambah aquadest sedikit lalu dilarutkan. Kemudian dari gelas bekker
tersebut dipindahkan ke labu ukur 10 ml dan ditambah aquadest
sampai batas. Digojog sampai homogen.
b. Ibuprofen : Cara membuat larutan ibuprofen dengan konsentrasi
2,88mg/mL sebanyak 10 mL adalah menghitung berat ibuprofen
dengan cara dikalikan 10x. Hal ini dikarenakan konsentrasi dalam tiap
1 ml mengandung 2,88 mg ibuprofen. Maka ibuprofen ditimbang
sebanyak 28,8 mg kemudian dimasukkan ke dalam gelas bekker dan
ditambah aquadest sedikit lalu dilarutkan. Kemudian dari gelas bekker
tersebut dipindahkan ke labu ukur 10 ml dan ditambah aquadest
sampai batas. Digojog sampai homogen.
c. Asam mefenamat : Cara membuat larutan asam mefenamat dengan
konsentrasi 3,6mg/mL sebanyak 10 mL adalah menghitung berat asam
mefenamat dengan cara dikalikan 10x. Hal ini dikarenakan
konsentrasi dalam tiap 1 ml mengandung 3,6 mg asam mefenamat.
Maka asam mefenamat ditimbang sebanyak 36 mg kemudian
dimasukkan ke dalam gelas bekker dan ditambah aquadest sedikit lalu
dilarutkan. Kemudian dari gelas bekker tersebut dipindahkan ke labu
ukur 10 ml dan ditambah aquadest sampai batas. Digojog sampai
homogen.
6. Cara membuat karagenan 1% adalah menimbang karagen sebanyak 1
gram terlebih dahulu, kemudian dimasukkan ke dalam gelas bekker dan
ditambah NaCl 0,9% sedikit untuk melarutkannya. Kemudian dari gelas
bekker tersebut dipindahkan ke labu ukur 100 ml dan ditambah NaCl
0,9% sampai batas. Digojog sampai homogen.
7. Mekanisme kerja dari karagenan adalah ini menimbulkan inflamasi
dimana akan terjadi edema yang diakibatkan oleh terlepasnya mediator
inflmasi (histamin dan prostaglandin. Edema yang disebabkan oleh
injeksi karagenan akan diperkuat oleh mediator inflamasi terutama PGE 1
dan PGE 2 dengan caa menurunkan permeabilitas vaskular Hal ini
menyebabkan protein plasma menuju ke jaringan yang luka dan terjadilah
edema.
8. Tikus perlu didiamkan selama 30 menit setelah pemberian obat baru
dilanjutkan dngan induksi inflamasi karena dengan begitu diharapkan
obat akan mencapai onsetnya lewat oral.

VII. Kesimpulan
Metode induki radang buatan adalah metode yang berdasarkan pada
induksi udema pada telapak kaki belakang tikus dan pengukuran volume
dari edema buatan. Bahan penginduksi radang buatan yang digunakan
adalah karagenan 1%. Dari hasil percobaan, didapatkan data dimana
paracetamol memiliki daya antiinflamasi masing-masing tikus adalah 2,93;
4,09; 2,29; dan 1,53 dengan rata-rata sebesar 2,71%. Ibuprofen memiliki %
daya antiinflamasi masing-masing tikus adalah 8,02; 8,37; 7,84; dan 5,97
dengan rata-rata sebesar 7,55%. Asam mefenamat memiliki % daya
antiinflamasi masing-masing tikus adalah 9,59; 10,66; 10,08; dan 9,34
dengan rata-rata sebesar 9,92%.

VIII. Daftar Pustaka


Djamain, A., Almahdy, A. dan Adnan, A. Z., 2017. Uji Praklinis Efek Anti
Inflamasi dan Toksisitas Fraksi Aktif Splanthes Paniculata Wall dan
Dc. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, 17 (1) : 21 - 30
Katzung B. G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 8. Jakarta :
Salemba Medika.
Katzung B. G. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba
Merdeka.
Ma, Y., Bao, Y., Wang, S., Li, T., Chang, X., Yang, G. dan Meng, X., 2016.
Anti-inflammation Effects and Potential Mechanism of Saikosaponins
by Regulating Nicotine and Nicotinamide Metabolism and Arachidonic
Acid Metabolism. Inflammation, 38 (4) : 1453 – 1461.
Mercya, Y., Soemardji, A. A. dan Fanty, F., 2017. Pengaruh Pemberian
Asam Mefenamat terhadap Terapi Akupunktur pada Nyeri Radang
Karagenan Kaki Tikus. Journal of Medicine and Health, 1 (5) : 416 –
431.
Nur, A., Ma’ruf, D., Sari, I. W., Djide, N. dan Kabo, P., 2018.
Uji Analgetik dan Antiinflamasi Ekstrak Etanol 70% Daun
Beruwas Laut (Scaevola taccada (Gaertn.) Roxb.) pada
Tikus Putih (Rattus novergicus). Media Farmasi, 14 (1) : 59
– 64.
Ramadhani, N. dan Sumiwi, S. A., 2016. Aktivitas Antiinflamasi
Berbagai Tanaman diduga Berasal dari Flavonoid. Jurnal
Farmaka, 14 (2) : 111 – 123.
IX. Lampiran
1. Perhitungan

1) Volume Pemberian Paracetamol 3,6 mg/mL


Dosis Paracetamol : 500 mg/70kgBB manusia
Konversi dosis tikus : 500 mg x 0.018
: 9 mg/ 200gBB tikus
Konsentrasi larutan paracetamol : 3.6 mg/mL
 Tikus (1) Bobot 250 gram
250 gram
Dosis untuk tikus 250 gram : x 9 mg = 11,25 mg
200 gram
11,25 mg
Volume Pemberian : = 3,125 mL
3,6 mg/ml
 Tikus (2) Bobot 240 gram
240 gram
Dosis untuk tikus 240 gram : x 9 mg = 10,8 mg
200 gram
10,8 mg
Volume Pemberian : = 3,0 mL
3,6 mg/ml

 Tikus (3) bobot 235 gram


235 gram
Dosis untuk tikus 235 gram : x 9 mg = 10,575 mg
200 gram
10,575mg
Volume Pemberian : = 2,9375 mL
3,6 mg/ml
 Tikus (4) bobot 225 gram
225 gram
Dosis untuk tikus 225 gram : x 9 mg = 10,125 mg
200 gram
10,125mg
Volume Pemberian : = 2,8125 mL
3,6 mg/ml
2) Volume Pemberian Ibuprofen 7,2 mg/mL
Dosis Ibuprofen : 400 mg/70kgBB manusia
Konversi dosis tikus : 400 mg x 0.018
: 7,2 mg/ 200gBB tikus
Konsentrasi larutan Ibuprofen : 2,88 mg/mL
 Tikus (1) Bobot 215 gram
215 gram
Dosis untuk tikus 215 gram : x 7,2 mg = 7,74 mg
200 gram
7,74 mg
Volume Pemberian : = 2,68 mL
2,88 mg/ ml
 Tikus (2) Bobot 245 gram
245 gram
Dosis untuk tikus 245 gram : x 7,2 mg = 8,82 mg
200 gram
8,82mg
Volume Pemberian : = 3,0625 ml
2,88 mg/ ml
 Tikus (3) Bobot 260 gram
260 gram
Dosis untuk tikus 260 gram : x 7,2 mg = 9,36 mg
200 gram
9,36 mg
Volume Pemberian : = 3,25 ml
2,88 mg/ ml
 Tikus (4) Bobot 265 gram
265 gram
Dosis untuk tikus 265 gram : x 7,2 mg = 9,54 mg
200 gram
9,54 mg
Volume Pemberian : = 3,3125 ml
2,88 mg/ ml
3) Volume Pemberian Asam Mefenamat 3,6 mg/ml
Dosis Asam Mefenamat : 500 mg/70kgBB manusia
Konversi dosis tikus : 500 mg x 0.018
: 9 mg/ 200gBB tikus
Konsentrasi larutan asam mefenamat : 3.6 mg/mL
 Tikus (1) Bobot 250 gram
250 gram
Dosis untuk tikus 250 gram : x 9 mg = 11,25 mg
200 gram
11,25 mg
Volume Pemberian : = 3,125 mL
3,6 mg/ml
 Tikus (2) Bobot 240 gram
240 gram
Dosis untuk tikus 240 gram : x 9 mg = 10,8 mg
200 gram
10,8 mg
Volume Pemberian : = 3,0 mL
3,6 mg/ml
 Tikus (3) bobot 235 gram
235 gram
Dosis untuk tikus 235 gram : x 9 mg = 10,575 mg
200 gram
10,575mg
Volume Pemberian : = 2,9375 mL
3,6 mg/ml
 Tikus (4) bobot 220 gram
220 gram
Dosis untuk tikus 22 gram : x 9 mg = 9,9 mg
200 gram
9,9 mg
Volume Pemberian : = 2,75 mL
3,6 mg/ml
Perhitungan AUC
1. CMC-Na
Tikus 1
( 0,45+0,47 )
 AUC 0 – 15 = x 15
2
= 6,90
( 0,47+0,49 )
 AUC 15 – 30 = x 15
2

= 7,20

( 0,49+0,51 )
 AUC 30 – 45 = x 15
2
= 7,50
( 0,51+ 0,53 )
 AUC 45 – 60 = x 15
2

= 7,80

( 0,53+0,56 )
 AUC 60 – 75 = x 15
2

= 8,18

( 0,56+0,57 )
 AUC 75 – 90 = x 15
2

= 8,48

( 0,57+0,60 )
 AUC 90 – 105 = x 15
2
= 8,78
( 0,60+0,61 )
 AUC 105 – 120 = x 15
2

= 9,08

( 0,61+ 0,64 )
 AUC 120 – 135 = x 15
2
= 9,38
( 0,64+0,62 )
 AUC 135 – 150 = x 15
2
= 9,45
( 0,62+ 0,59 )
 AUC 150 – 165 = x 15
2
= 9,08
( 0,59+0,57 )
 AUC 165 – 180 = x 15
2
= 8,70
(0,57+ 0,56)
 AUC 180 – 195 = x 15
2
= 8,48
( 0,56+0,55 )
 AUC 195 – 210 = x 15
2
= 8,33
( 0,55+0,54 )
 AUC 210 – 225 = x 15
2
= 8.18
( 0,54+0,53 )
 AUC 225 – 240 = x 15
2
= 8,03
( 0,53+0,50 )
 AUC 240 – 255 = x 15
2
= 7,73
(0,50+ 0,49)
 AUC 255 – 270 = x 15
2
= 7,43
Tikus 2
( 0,45+0,47 )
 AUC 0 – 15 = x 15
2
= 6,90
( 0,47+0,49 )
 AUC 15 – 30 = x 15
2
= 7,20
( 0,49+0,51 )
 AUC 30 – 45 = x 15
2
= 7,50
( 0,51+ 0,54 )
 AUC 45 – 60 = x 15
2
= 7,88
( 0,54+0,56 )
 AUC 60 – 75 = x 15
2
= 8,25
( 0,56+0,59 )
 AUC 75 – 90 = x 15
2
= 8,63
(0,59+ 0,60)
 AUC 90 – 105 = x 15
2
= 8,93
(0,60+ 0,62)
 AUC 105 – 120 = x 15
2

= 9,15

(0,62+0,63)
 AUC 120 – 135 = x 15
2
= 9,38
(0,63+ 0,64)
 AUC 135 – 150 = x 15
2
= 9,53

(0,64 +0,62)
 AUC 150 – 165 = x 15
2
= 9,45
(0,62+0,60)
 AUC 165 – 180 = x 15
2
= 9,15

( 0,60+0,57 )
 AUC 180 – 195 = x 15
2
= 8,78
(0,57+ 0,55)
 AUC 195 – 210 = x 15
2

= 8,40

(0,55+ 0,54)
 AUC 210 – 225 = x 15
2
= 8,18
(0,54 +0,53)
 AUC 225 – 240 = x 15
2
= 7,95
(0,53+ 0,50)
 AUC 240 – 255 = x 15
2
= 7,73
(0,50+ 0,49)
 AUC 255 – 270 = x 15
2

= 7,58

Tikus 3
( 0,42+ 0,44 )
 AUC 0 – 15 = x 15
2
= 6,45
( 0,44+0,46 )
 AUC 15 – 30 = x 15
2
= 6,75
( 0,46+0,48 )
 AUC 30 – 45 = x 15
2
= 7,05
( 0,48+0,50 )
 AUC 45 – 60 = x 15
2

= 7,35

( 0,50+0,53 )
 AUC 60 – 75 = x 15
2
= 7,73
( 0,53+0,56 )
 AUC 75 – 90 = x 15
2
= 8,18
( 0,56+0,60 )
 AUC 90 – 105 = x 15
2
= 8,70
( 0,60+0,61 )
 AUC 105 – 120 = x 15
2
= 9,08
( 0,61+ 0,63 )
 AUC 120 – 135 = x 15
2
= 9,30
( 0,63+0,63 )
 AUC 135 – 150 = x 15
2
= 9,45
( 0,63+0,61 )
 AUC 150 – 165 = x 15
2
= 9,30
( 0,61+ 0,59 )
 AUC 165 – 180 = x 15
2
= 9,00
(0,59+ 0,57)
 AUC 180 – 195 = x 15
2
= 8,70
( 0,57+0,56 )
 AUC 195 – 210 = x 15
2
= 8,48
( 0,56+0,54 )
 AUC 210 – 225 = x 15
2
= 8.25
( 0,54+0,53 )
 AUC 225 – 240 = x 15
2
= 8,03
( 0,53+0,52 )
 AUC 240 – 255 = x 15
2
= 7,88
(0,52+0,51)
 AUC 255 – 270 = x 15
2
= 7,73

TIKUS 4

( 0,43+0,46 )
 AUC 0 – 15 = x 15
2
= 6,68
( 0,46+0,49 )
 AUC 15 – 30 = x 15
2
= 7,13
( 0,49+0,51 )
 AUC 30 – 45 = x 15
2
= 7,50
( 0,51+ 0,53 )
 AUC 45 – 60 = x 15
2
= 7,80
( 0,53+0,54 )
 AUC 60 – 75 = x 15
2
= 8,03
( 0,54+0,57 )
 AUC 75 – 90 = x 15
2
= 8,33
(0,57+ 0,59)
 AUC 90 – 105 = x 15
2
= 8,70
(0,59+ 0,62)
 AUC 105 – 120 = x 15
2
= 9,08
(0,62+0,64 )
 AUC 120 – 135 = x 15
2
= 9,45
(0,64 +0,61)
 AUC 135 – 150 = x 15
2
= 9,38
(0,61+0,58)
 AUC 150 – 165 = x 15
2
= 8,93
(0,58+ 0,56)
 AUC 165 – 180 = x 15
2
= 8,55
( 0,56+0,55 )
 AUC 180 – 195 = x 15
2
= 8,33
(0,55+ 0,54)
 AUC 195 – 210 = x 15
2
= 8,18

(0,54 +0,53)
 AUC 210 – 225 = x 15
2
= 8,03

(0,53+ 0,52)
 AUC 225 – 240 = x 15
2
= 7,88
(0,52+0,50)
 AUC 240 – 255 = x 15
2
= 7,65
(0,50+ 0,48)
 AUC 255 – 270 = x 15
2
= 7,35
2. Paracetamol

Tikus 1
(0,45+ 0,46)
 AUC 0-15 = x 15= 6,83
2
(0,46+ 0,48)
 AUC 15-30 = x 15= 7,05
2
(0,48+ 0,50)
 AUC 30-45 = x 15= 7,35
2
(0,50+ 0,51)
 AUC 45-60 = x 15= 7,58
2
(0,51+0,52)
 AUC 60-75 = x 15= 7,73
2
(0,52+0,53)
 AUC 75-90 = x 15= 7,88
2
(0,53+ 0,56)
 AUC 90-105 = x 15= 8,18
2
(0,56+ 0,59)
 AUC 105-120 = x 15= 8,63
2
(0,59+ 0,61)
 AUC 120-135 = x 15= 9,00
2
(0,61+0,60)
 AUC 135-150 = x 15=9,08
2
(0,60+ 0,59)
 AUC 150-165 = x 15=8,93
2
(0,59+ 0,57)
 AUC 165-180 = x 15=8,70
2
(0,57+ 0,55)
 AUC 180-195 = x 15=8,40
2
(0,55+ 0,54)
 AUC 195-210 = x 15=8,18
2
(0,54 +0,53)
 AUC 210-225 = x 15=8,03
2
(0,53+ 0,51)
 AUC 225-240 = x 15=7,80
2
(0,51+0,50)
 AUC 240-255 = x 15=7,58
2
(0,50+ 0,49)
 AUC 255-270 = x 15=7,43
2

Tikus 2

(0,44 +0,47)
 AUC 0-15 = x 15= 6,83
2
(0,47+ 0,49)
 AUC 15-30 = x 15= 7,20
2
(0,49+ 0,51)
 AUC 30-45 = x 15= 7,50
2
(0,51+0,53)
 AUC 45-60 = x 15= 7,80
2
(0,53+ 0,55)
 AUC 60-75 = x 15= 8,10
2
(0,55+ 0,57)
 AUC 75-90 = x 15= 8,40
2
(0,57+ 0,58)
 AUC 90-105 = x 15= 8,63
2
(0,58+ 0,59)
 AUC 105-120 = x 15= 8,78
2
(0,59+ 0,60)
 AUC 120-135 = x 15= 8,93
2
(0,60+ 0,58)
 AUC 135-150 = x 15= 8,85
2
(0,58+ 0,57)
 AUC 150-165 = x 15= 8,63
2
(0,57+ 0,55)
 AUC 165-180 = x 15= 8,40
2
(0,55+ 0,54)
 AUC 180-195 = x 15= 8,18
2
(0,54 +0,53)
 AUC 195-210 = x 15= 8,03
2
(0,53+ 0,52)
 AUC 210-225 = x 15= 7,88
2
(0,52+0,50)
 AUC 225-240 = x 15= 7,65
2
(0,50+ 0,49)
 AUC 240-255 = x 15= 7,43
2
(0,49+ 0,47)
 AUC 255-270 = x 15= 7,20
2

Tikus 3
(0,47+ 0,49)
 AUC 0-15 = x 15=7,20
2
(0,49+ 0,50)
 AUC 15-30 = x 15= 7,43
2
(0,50+ 0,51)
 AUC 30-45 = x 15= 7,58
2
(0,51+0,52)
 AUC 45-60 = x 15= 7,73
2
(0,52+0,53)
 AUC 60-75 = x 15= 7,88
2
(0,53+ 0,54)
 AUC 75-90 = x 15= 8,03
2
(0,54 +0,56)
 AUC 90-105 = x 15= 8,25
2
(0,56+ 0,58)
 AUC 105-120 = x 15= 8,55
2
(0,58+ 0,60)
 AUC 120-135 = x 15= 8,85
2
(0,60+ 0,58)
 AUC 135-150 = x 15= 8,85
2
(0,58+ 0,57)
 AUC 150-165 = x 15= 8,63
2
(0,57+ 0,56)
 AUC 165-180 = x 15= 8,48
2
(0,56+ 0,55)
 AUC 180-195 = x 15= 8,33
2
(0,55+ 0,53)
 AUC 195-210 = x 15= 8,10
2
(0,53+ 0,52)
 AUC 210-225 = x 15= 7,88
2
(0,52+0,50)
 AUC 225-240 = x 15= 7,65
2
(0,50+ 0,49)
 AUC 240-255 = x 15= 7,43
2
(0,49+ 0,47)
 AUC 255-270 = x 15= 7,20
2

Tikus 4
(0,45+ 0,47)
 AUC 0-15 = x 15= 6,90
2
(0,47+ 0,50)
 AUC 15-30 = x 15= 7,28
2
(0,50+ 0,51)
 AUC 30-45 = x 15= 7,58
2
(0,51+0,53)
 AUC 45-60 = x 15= 7,80
2
(0,53+ 0,55)
 AUC 60-75 = x 15= 8,10
2
(0,55+ 0,57)
 AUC 75-90 = x 15= 8,40
2
(0,57+ 0,58)
 AUC 90-105 = x 15= 8,63
2
(0,58+ 0,60)
 AUC 105-120 = x 15= 8,85
2
(0,60+ 0,61)
 AUC 120-135 = x 15= 9,08
2
(0,61+0,59)
 AUC 135-150 = x 15=9,00
2
(0,59+ 0,57)
 AUC 150-165 = x 15= 8,70
2
(0,57+ 0,55)
 AUC 165-180 = x 15= 8,40
2
(0,55+ 0,54)
 AUC 180-195 = x 15= 8,18
2
(0,54 +0,53)
 AUC 195-210 = x 15= 8,03
2
(0,53+ 0,51)
 AUC 210-225 = x 15= 7,80
2
(0,51+0,50)
 AUC 225-240 = x 15= 7,58
2
(0,50+ 0,48)
 AUC 240-255 = x 15= 7,35
2
(0,48+ 0,46)
 AUC 255-270 = x 15=7,05
2
3. Ibuprofen

Tikus 1

0.42+0.44
 AUC 0-15 = 2 x 15 = 6.45
0.44+0.46
 AUC 15-30 = 2 x 15 = 6.75
0.46+0.48
 AUC 30-45 = 2 x 15 = 7.05
0.48+0.50
 AUC 45-60 = 2 x 15 = 7.35
0.50+0.51
 AUC 60-75 = 2 x 15 = 7.58
0.51+0.53
 AUC 75-90 = 2 x 15 = 7.80
0.53+0.55
 AUC 90-105 = 2 x 15 = 8.10
0.55+0.57
 AUC 105-120 = 2 x 15 = 8.40
0.57+0.59
 AUC 120-135 = 2 x 15 = 8.70
0.59+0.56
 AUC 135-150 = 2 x 15 = 8.63
0.56+0.55
 AUC 150-165 = 2 x 15 = 8.33
0.55+0.53
 AUC 165-180 = 2 x 15 = 8.10
0.53+0.51
 AUC 180-195 = 2 x 15 = 7.80
0.51+0.49
 AUC 195-210 = 2 x 15 = 7.50
0.49+0.48
 AUC 210-225 = 2 x 15 = 7.28
0.48+0.47
 AUC 225-240 = 2 x 15 = 7.13
0.47+0.46
 AUC 240-255 = 2 x 15 = 6.98
0.46+0.45
 AUC 255-270 = 2 x 15 = 6.83

Tikus 2

0.45+0.47
 AUC 0-15 = 2 x 15 = 6.90
0.47+0.49
 AUC 15-30 = 2 x 15 = 7.20
0.49+0.50
 AUC 30-45 = 2 x 15 = 7.43
0.50+0.51
 AUC 45-60 = 2 x 15 = 7.58
0.51+0.52
 AUC 60-75 = 2 x 15 = 7.73
0.52+0.53
 AUC 75-90 = 2 x 15 = 7.88
0.53+0.54
 AUC 90-105 = 2 x 15 = 8.03
0.54+0.55
 AUC 105-120 = 2 x 15 = 8.18
0.55+0.56
 AUC 120-135 = 2 x 15 = 8.33
0.56+0.56
 AUC 135-150 = 2 x 15 = 8.40
0.56+0.54
 AUC 150-165 = 2 x 15 = 8.25
0.54+0.53
 AUC 165-180 = 2 x 15 = 8.03
0.53+0.52
 AUC 180-195 = 2 x 15 = 7.88
0.52+0.51
 AUC 195-210 = 2 x 15 = 7.73
0.51+0.49
 AUC 210-225 = 2 x 15 = 7.50
0.49+0.47
 AUC 225-240 = 2 x 15 = 7.20
0.47+0.46
 AUC 240-255 = 2 x 15 = 6.98
0.46+0.44
 AUC 255-270 =
2
x 15 = 6.75

Tikus 3

0.43+0.45
 AUC 0-15 = 2 x 15 = 6.60
0.45+0.47
 AUC 15-30 = 2 x 15 = 6.90
0.47+0.48
 AUC 30-45 = 2 x 15 = 7.13
0.48+0.49
 AUC 45-60 = 2 x 15 = 7.28
0.49+0.51
 AUC 60-75 = 2 x 15 = 7.50
0.51+0.52
 AUC 75-90 = 2 x 15 = 7.73
0.52+0.54
 AUC 90-105 = 2 x 15 = 7.95
0.54+0.56
 AUC 105-120 = 2 x 15 = 8.25
0.56+0.57
 AUC 120-135 = 2 x 15 = 8.48
0.57+0.55
 AUC 135-150 = 2 x 15 = 8.40
0.55+0.53
 AUC 150-165 = 2 x 15 = 8.10
0.53+0.52
 AUC 165-180 = 2 x 15 = 7.88
0.52+0.51
 AUC 180-195 = 2 x 15 = 7.73
0.51+0.50
 AUC 195-210 = 2 x 15 = 7.58
0.50+0.49
 AUC 210-225 =
2
x 15 = 7.43
0.49+0.47
 AUC 225-240 = 2 x 15 = 7.20
0.47+0.46
 AUC 240-255 = 2 x 15 = 6.98
0.46+0.44
 AUC 255-270 = 2 x 15 = 6.75

Tikus 4

0.46+0.47
 AUC 0-15 = 2 x 15 = 6.98
0.47+0.48
 AUC 15-30 = 2 x 15 = 7.13
0.48+0.49
 AUC 30-45 = 2 x 15 = 7.28
0.49+0.50
 AUC 45-60 = 2 x 15 = 7.43
0.50+0.51
 AUC 60-75 = 2 x 15 = 7.58
0.51+0.53
 AUC 75-90 = 2 x 15 = 7.80
0.53+0.54
 AUC 90-105 = 2 x 15 = 8.03
0.54+0.55
 AUC 105-120 = 2 x 15 = 8.18
0.55+0.57
 AUC 120-135 = 2 x 15 = 8.40
0.57+0.55
 AUC 135-150 = 2 x 15 = 8.40
0.55+0.54
 AUC 150-165 = 2 x 15 = 8.18
0.54+0.53
 AUC 165-180 = 2 x 15 = 8.03
0.53+0.52
 AUC 180-195 = 2 x 15 = 7.88
0.52+0.51
 AUC 195-210 =
2
x 15 = 7.73
0.51+0.50
 AUC 210-225 = 2 x 15 = 7.58
0.50+0.49
 AUC 225-240 = 2 x 15 = 7.43
0.49+0.47
 AUC 240-255 = 2 x 15 = 7.20
0.47+0.46
 AUC 255-270 = 2 x 15 = 6.98

4. Asam Mefenamat

TIKUS 1

( 0,45+0,46 )
 AUC 0 – 15 = x 15
2

= 6,83

( 0,46+0,47 )
 AUC 15 – 30 = x 15
2

= 6,98
( 0,47+0,48 )
 AUC 30 – 45 = x 15
2

= 7,13

( 0,48+0,49 )
 AUC 45 – 60 = x 15
2
= 7,28
( 0,49+0,50 )
 AUC 60 – 75 = x 15
2

= 7,43

( 0,50+0,51 )
 AUC 75 – 90 = x 15
2

= 7,58

( 0,50+0,53 )
 AUC 90 – 105 = x 15
2
= 7,8
( 0,53+0,55 )
 AUC 105 – 120 = x 15
2
= 8,1
( 0,55+0,56 )
 AUC 120 – 135 = x 15
2

= 8,33

( 0,56+0,55 )
 AUC 135 – 150 = x 15
2
= 8,33

( 0,55+0,53 )
 AUC 150 – 165 = x 15
2
= 8,1
( 0,53+0,52 )
 AUC 165 – 180 = x 15
2

= 7,88
(0,53+ 0,51)
 AUC 180 – 195 = x 15
2
= 7,73
( 0,51+ 0,49 )
 AUC 195 – 210 = x 15
2
= 7,50
( 0,49+0,47 )
 AUC 210 – 225 = x 15
2

= 7,20

( 0,47+0,46 )
 AUC 225 – 240 = x 15
2
= 6,98
( 0,46+0,47 )
 AUC 240 – 255 = x 15
2

= 6,75

(0,47+ 0,43)
 AUC 255 – 270 = x 15
2
= 6,53

TIKUS 2

( 0,45+0,46 )
 AUC 0 – 15 = x 15
2
= 6,83
( 0,45+0,47 )
 AUC 15 – 30 = x 15
2
= 6,98
( 0,47+0,48 )
 AUC 30 – 45 = x 15
2
= 7,13
( 0,48+0,50 )
 AUC 45 – 60 = x 15
2
= 7,35
( 0,50+0,51 )
 AUC 60 – 75 = x 15
2

= 7,58

( 0,51+ 0,52 )
 AUC 75 – 90 = x 15
2
= 7,73
(0,52+0,53)
 AUC 90 – 105 = x 15
2
= 7,88
(0,53+ 0,54)
 AUC 10 5 – 120 = x 15
2
= 8,03
(0,54 +0,55)
 AUC 120 – 135 = x 15
2
= 8,18
(0,55+ 0,54)
 AUC 135 – 150 = x 15
2
= 8,18
(0,54 +0,53)
 AUC 150 – 165 = x 15
2
= 8,18
(0,53+ 0,51)
 AUC 165 – 180 = x 15
2
= 8,03
( 0,51+ 0,50 )
 AUC 180 – 195 = x 15
2
= 7,58
(0,50+ 0,49)
 AUC 195 – 210 = x 15
2
= 7,43
(0,49+ 0,48)
 AUC 210 – 225 = x 15
2

= 7,28
(0,48+ 0,46)
 AUC 225 – 240 = x 15
2

= 7,05

(0,46+ 0,45)
 AUC 240 – 255 = x 15
2

= 6,83

(0,45+ 0,44)
 AUC 255 – 270 = x 15
2

= 6,68

TIKUS 3
( 0,43+0,45 )
 AUC 0 – 15 = x 15
2
= 6,60
( 0,45+0,46 )
 AUC 15 – 30 = x 15
2

= 6,83

( 0,46+0,47 )
 AUC 30 – 45 = x 15
2
= 6,98
( 0,47+0,49 )
 AUC 45 – 60 = x 15
2
= 7,20
( 0,49+0,50 )
 AUC 60 – 75 = x 15
2
= 7,43
( 0,50+0,52 )
 AUC 75 – 90 = x 15
2
= 7,65
( 0,52+ 0,53 )
 AUC 90 – 105 = x 15
2
= 7,88
( 0,53+0,54 )
 AUC 105 – 120 = x 15
2
= 8,03
( 0,54+0,56 )
 AUC 120 – 135 = x 15
2
= 8,25
( 0,56+0,55 )
 AUC 135 – 150 = x 15
2
= 8,33
( 0,55+0,53 )
 AUC 150 – 165 = x 15
2
= 8,18
( 0,53+0,51 )
 AUC 165 – 180 = x 15
2

= 7,85

(0,51+0,49)
 AUC 180 – 195 = x 15
2

= 7,50

( 0,49+0,0,48 )
 AUC 195 – 210 = x 15
2

= 7,28

( 0,48+0,45 )
 AUC 210 – 225 = x 15
2

= 6,98

( 0,45+0,44 )
 AUC 225 – 240 = x 15
2
= 6,68
( 0,44+0,43 )
 AUC 240 – 255 = x 15
2
= 6,53

(0,43+ 0,42)
 AUC 255 – 270 = x 15
2
= 6,38

TIKUS 4

( 0,44+0,45 )
 AUC 0 – 15 = x 15
2
= 6,68
( 0,45+0,46 )
 AUC 15 – 30 = x 15
2
= 6,83
( 0,46+0,48 )
 AUC 30 – 45 = x 15
2

= 7,05

( 0,48+0,50 )
 AUC 45 – 60 = x 15
2
= 7,35
( 0,50+0,51 )
 AUC 60 – 75 = x 15
2

= 7,58

( 0,51+ 0,53 )
 AUC 75 – 90 = x 15
2
= 7,80
( 0,53+0,55 )
 AUC 90 – 105 = x 15
2

= 8,10

( 0,55+0,56 )
 AUC 105 – 120 = x 15
2
= 8,33
( 0,56+0,57 )
 AUC 120 – 135 = x 15
2
= 8,48
( 0,57+0,54 )
 AUC 135 – 150 = x 15
2
= 8,33
( 0,54+0,52 )
 AUC 150 – 165 = x 15
2
= 7,95
( 0,52+ 0,51 )
 AUC 165 – 180 = x 15
2
= 7,73
(0,51+0,49)
 AUC 180 – 195 = x 15
2

= 7,50

( 0,49+0,46 )
 AUC 195 – 210 = x 15
2
= 7,13
( 0,46+0,45 )
 AUC 210 – 225 = x 15
2

= 6,83

( 0,45+0,44 )
 AUC 225 – 240 = x 15
2

= 6,68

( 0,44+0,43 )
 AUC 240 – 255 = x 15
2

= 6,53

(0,43+ 0,42)
 AUC 255 – 270 = x 15
2

= 6,38

% Daya Anti Inflamasi


AUC Total = ∑ AUCmasing-masing waktu
( AUCK− AUCP)
% Daya Anti Inflamasi = x 100%
AUCK

1. CMC-Na
1.1 Replikasi 1
AUC Total = ∑ AUCmasing-masing waktu
= 6.90+7.20+7.50+7.80+8.18+8.48+8.78+9.08+9.38+9.45
+9.08+8.70+8.48+8.33+8.18+8.03+7.73+7.43
= 148.7
(148.7−148.7)
% Daya Anti Inflamasi = x 100%
148.7
=0

1.2 Replikasi 2
AUC Total = ∑ AUCmasing-masing waktu
= 6.90+7.20+7.50+7.88+8.25+8.63+8.93+9.15+9.38+9.53
+9.45+9.15+8.78+8.40+8.18+7.95+7.73+7.58
= 150.5
(150.5−150.5)
% Daya Anti Inflamasi = x 100%
150.5
=0
1.3 Replikasi 3
AUC Total = ∑ AUCmasing-masing waktu
= 6.45+6.75+7.05+7.35+7.73+8.18+8.70+9.08+9.30+9.45
+9.30+9.00+8.70+8.48+8.25+8.03+7.88+7.73
= 147.4
(147.4−147.4)
% Daya Anti Inflamasi = x 100%
147.4
=0

1.4 Replikasi 4
AUC Total = ∑ AUCmasing-masing waktu
= 6.68+7.13+7.50+7.80+8.03+8.33+8.70+9.08+9.45+9.38
+8.93+8.55+8.33+8.18+8.08+7.88+7.65+7.35
= 146.9
(146.9−146.9)
% Daya Anti Inflamasi = x 100%
146.9
=0
2. Paracetamol
2.1 Replikasi 1
AUC Total = ∑ AUCmasing-masing waktu
= 6.83+7.05+7.35+7.58+7.73+7.88+8.18+8.63+9.00+9.08
+8.93+8.70+8.40+8.18+8.03+7.80+7.58+7.43
= 144.3
(148.7−144.3)
% Daya Anti Inflamasi = x 100%
148.7
= 2.93%

2.2 Replikasi 2
AUC Total = ∑ AUCmasing-masing waktu
= 6.83+7.20+7.50+7.80+8.10+8.40+8.63+8.78+8.93+8.85
+8.63+8.40+8.18+8.03+7.88+7.65+7.43+7.20
= 144.4
(150.5−144.4)
% Daya Anti Inflamasi = x 100%
150.5
= 4.09%
2.3 Replikasi 3
AUC Total = ∑ AUCmasing-masing waktu
= 7.20+7.43+7.58+7.73+7.88+8.03+8.25+8.55+8.85+8.85
+8.63+8.48+8.33+8.10+7.88+7.65+7.43+7.20
= 144.0
(147.4−144.0)
% Daya Anti Inflamasi = x 100%
147.4
= 2.29%
2.4 Replikasi 4
AUC Total = ∑ AUCmasing-masing waktu
= 6.90+7.28+7.58+7.80+8.10+8.40+8.63+8.85+9.08+9.00
+8.70+8.40+8.18+8.03+7.80+7.58+7.35+7.05
= 144.7
(146.9−144.7)
% Daya Anti Inflamasi = x 100%
146.9
= 1.53%
3. Ibuprofen
3.1 Replikasi 1
AUC Total = ∑ AUCmasing-masing waktu
= 6.45+6.75+7.05+7.35+7.58+7.80+8.10+8.40+8.70+8.63
+8.33+8.10+7.80+7.50+7.28+7.13+6.98+6.83
= 136.7
(148.7−148.7)
% Daya Anti Inflamasi = x 100%
148.7
= 8.02%
3.2 Replikasi 2
AUC Total = ∑ AUCmasing-masing waktu
= 6.90+7.20+7.43+7.58+7.73+7.88+8.03+8.18+8.33+8.40
+8.25+8.03+7.88+7.73+7.50+7.20+6.98+6.75
= 137.9
(150.5−137.9)
% Daya Anti Inflamasi = x 100%
150.5
= 8.37%
3.3 Replikasi 3
AUC Total = ∑ AUCmasing-masing waktu
= 6.60+6.90+7.13+7.28+7.50+7.73+7.95+8.25+8.48+8.40
+8.10+7.88+7.73+7.58+7.43+7.20+6.98+6.75
= 135.8
(147.4−135.8)
% Daya Anti Inflamasi = x 100%
147.4
= 7.84%
3.4 Replikasi 4
AUC Total = ∑ AUCmasing-masing waktu
= 6.98+7.13+7.28+7.43+7.58+7.80+8.03+8.18+8.40+8.40
+8.18+8.03+7.88+7.73+7.58+7.43+7.20+6.98
= 138.2
(146.9−138.2)
% Daya Anti Inflamasi = x 100%
146.9
= 5.97%
4. Asam Mefenamat
4.1 Replikasi 1
AUC Total = ∑ AUCmasing-masing waktu
= 6.83+6.98+7.13+7.28+7.43+7.58+7.80+8.10+8.33+8.33
+8.10+7.88+7.73+7.50+7.20+6.98+6.75+6.53
= 134.4
(148.7−134.4)
% Daya Anti Inflamasi = x 100%
148.7
= 9.59%

4.2 Replikasi 2
AUC Total = ∑ AUCmasing-masing waktu
= 6.83+6.98+7.13+7.35+7.58+7.73+7.88+8.03+8.18+8.18
+8.03 +7.80+7.58+7.43+7.28+7.05+6.83+6.68
= 134.5
(150.5−134.5)
% Daya Anti Inflamasi = x 100%
150.5
= 10.66%
4.3 Replikasi 3
AUC Total = ∑ AUCmasing-masing waktu
= 6.60+6.83+6.98+7.20+7.43+7.65+7.88+8.03+8.25+8.33
+8.18+7.88+7.50+7.28+6.98+6.68+6.53+6.38
= 132.5
(147.4−132.5)
% Daya Anti Inflamasi = x 100%
147.4
= 10.08%
4.4 Replikasi 4
AUC Total = ∑ AUCmasing-masing waktu
= 6.68+6.83+7.05+7.35+7.58+7.80+8.10+8.33+8.48+8.33
+7.95+7.73+7.50+7.13+6.83+6.68+6.53+6.38
= 133.2
(146.9−146.9)
% Daya Anti Inflamasi = x 100%
146.9
= 9.34%

2. Output SPSS

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.

dayaantiinflamasi 1,00 ,242 4 . ,931 4 ,602

2,00 ,208 4 . ,967 4 ,826

3,00 ,224 4 . ,931 4 ,600

4,00 ,236 4 . ,943 4 ,673


a. Lilliefors Significance Correction

Descriptives

dayaantiinflamasi

95% Confidence Interval


for Mean

Upper Bound Minimum Maximum

CMC-Na - PCT ,0000 ,00 ,00

PCT - Ibuprofen 4,4340 1,53 4,09

Ibuprofen - Asam Mefenamat 9,2623 5,97 8,37

4,00 10,8446 9,34 10,66

Total 7,2271 ,00 10,66

Tabel 1.2.2 (Tabel Descriptive)


Test of Homogeneity of Variances

dayaantiinflamasi

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3,187 3 12 ,063

Tabel 1.2.3 (Tabel Homogeneity of Variances)


ANOVA

dayaantiinflamasi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 243,682 3 81,227 121,630 ,000

Within Groups 8,014 12 ,668

Total 251,696 15

Tabel 1.2.4 (Tabel ANOVA)


3. Abstrak Jurnal

Anda mungkin juga menyukai