Anda di halaman 1dari 4

I.

TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat melihat dan memahami respon analgesic setelah pemberian
analgetika non narkotik
II. DASAR TEORI
Analgesik adalah suatu bahan yang dapat mengurangi nyeri tanpa
menyebabkan hilangnya kesadaran (Dorland, 2002). Terdapat dua jenis analgesik
yaitu analgesik opioid dan analgesik non-opioid atau sering disebut dengan obat
anti-inflamasi nonsteroid (OAINS). Golongan obat nonopioid bekerja
menghambat sintesis prostaglandin yang diprekursor oleh asam arakidonat. (Price
dan Wilson, 2006). Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang
menjadi salah satu respons tubuh terhadap kerusakan jaringan, dapat juga sebagai
suatu pengalaman sensorik dan emosional (Tjay dan Rahardja, 2007). Munculnya
nyeri merupakan respons terhadap rangsangan yang dapat berupa sayatan,
tusukan, suhu ekstrim berupa panas maupun zat kimia yang dapat menimbulkan
nyeri. Saat terjadi nyeri tubuh akan mengeluarkan zat kimia berupa prostaglandin,
histamin dan bradikinin (Sherwood, 2012).
Salah satu obat analgesik non-opioid adalah ibuprofen. Obat ini merupakan
obat sintetis derivat dari asam propionat yang memiliki daya anti-inflamasi lemah
(Gunawan, 2012). Ibuprofen banyak digunakan untuk mengatasi rasa nyeri perifer
(Tjay dan Rahardja, 2007). Selain berkhasiat sebagai analgesik juga mempunyai
efek samping berupa serangan jantung dan stroke (FDA, 2015). Pengujian ini
dilakukan dengan cara meletakkan mencit di atas hot plate yang telah dipanaskan
pada suhu 55-56 °C. Setelah itu diamati reaksi atau respons yang terjadi pada
mencit tersebut. Parameter yang diukur adalah waktu reaksi dan jumlah respons
dalam satuan waku. Waktu reaksi dicatat ketika hewan diletakkan diatas hot plate
hingga menunjukkan reaksi dengan menjilat kaki belakang atau
melompat.Pengujian ini dilakukan sebanyak 2 kali, maksimal dilakukan sebanyak
3 kali.
III. ALAT DAN BAHAN
III.1 Alat
1. Beaker glass
2. Batang Pengaduk
3. Timbangan analitik
4. Ember

1
5. Gunting
6. Jarum sonde
7. Sarung tangan
8. Masker
9. Mortir stamper
10. Gelas ukur
11. Botol semprot
12. Stop watch
13. Hot Plate atau pelat panas
III.2 Bahan
1. Ibuprofen 400mg
2. Aquadest
III.3 Hewan Coba
1. Tikus
IV. PERHITUNGAN DOSIS
1. Konversi dari dosis sekali manusia ke tikus
 40 mg X 0,018 X 5 (factor farmakokinetik) = 36 mg
2. Jumlah yang diambil dalam 1 tablet Ibuprofen
Dik :
a. Bobot 1 tablet Ibuprofen yang mengandung 400 mg zat aktif = 676,5 mg
b. Jumlah zat aktif yang diperlukan tikus = 36 mg
Jawab :
400 mg ~ 676,5 mg
36 mg ~ x mg
36 mg X 676,5 mg
= x mg
400 mg
60,885 mg =x
0,060885 gram =x
3. Dibuat dalam 5 cc suspense CMC 1%
1% Suspensi CMC dalam 20 cc ditimbang 200 mg CMC, maka dalam 5 cc :
200 mg ~ 20 cc
X mg ~ 5 cc
200 mg X 5 cc
X =
20 cc

2
X = 50 mg
Ditimbang :
a. Ibuprofen yang sudah di gerus sebelumnya : 0,060885 mg
b. Serbuk CMC : 50 mg
c. Aquadest : 5 cc
V. PROSEDURE KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Hewan coba diberikan 5 cc per oral Ibuprofen, dan pada hewan coba
kelompok control negative diberikan aquadest
3. Kemudian hewan didiamkan selama 15 menit untuk memberikan
kesempatan distribusi obat ke dalam tubuh.Selanjutnya dilakukan
pengujian dengan metode induksi cara panas menggunakan alat hot plate
dengan suhu 55°C
4. Tiap tikus ditaruh diatas hot plate dengan 55°C
5. Dicatat waktu munculnya respon nyeri pada tikus, yaitu pertama kali tikus
menjilat kakinya atau melompat
VI. HASIL PRAKTIKUM

TIKUS Waktu Timbul Respon Nyeri


Kelompok Kontrol (-) dengan Kelompok Uji (Ibuprofen)
Aquadest
Perlakuan 1 - Meloncat pada detik ke-3
Perlakuan 2 - Meloncat pada detik ke-2

VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, didapatkan hasil dimana terlihat bahwa waktu puncak
ibuprofen yaitu pada perlakuan 1 pada detik ke-3 dengan kondisi tikus melompat,
dan mulai mengalami eliminasi pada perlakuan 2 pada detik ke-2 dengan kondisi
sama yaitu tikus melompat. Rasa nyeri berkurang dengan kemampuan ibuprofen
menghambat enzim siklooksigenase dan inhibisi prostaglandin. Ibuprofen
merupakan inhibitor non selektif siklooksigenase (COX) yang dapat menghambat
enzim COX 1 dan COX 2.
VIII. KESIMPULAN

3
Dalam pratikum ini, Ibuprofen memiliki daya analgesic kuat dikarenkan tikus
dapat menahan rasa nyeri akibat panas dari hot plate sampai dengan perlakuan ke-
2 pada detik ke-2.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Rahmatia, Annisa Rizka,dll. 2018. Potency of Methanolic Extract of Sernai Stems
(Wedelia biflora) as Analgesic on Mice (Mus musculus). Jurnal Medika
Veterinaria Agustus 2018 12 (2):91 – 96. I-SSN : 0853-1943; E-ISSN : 2503-
1600.Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
X. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai