Anda di halaman 1dari 7

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

FARMAKOLOGI BLOK 13
Pengujian Efek Obat Hipnotik Sedatif

Oleh
dr. Elly Nurus Sakinah, M.Si

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER

JEMBER
PRAKTIKUM

FARMAKOLOGI OBAT HIPNOTIK SEDATIF

a. Judul Blok : Blok 13


b. Topik Praktikum : Pengujian efek obat hipnotik sedatif
c. Laboratorium : Farmakologi
d. Tujuan Belajar :
1. Mengamati efek obat hipnotik sedatif dari obat golongan barbiturate
2. Mengamati efek obat hipnotik sedatif dari obat golongan non barbiturate
3. Membandingkan efek obat hipnotik sedative dari obat golongan barbiturate dan
non barbiturate dengan kelompok kontrol
4. Memahami mekanisme kerja obat hipnotik sedatif

e. Pengantar
Obat-obatan hipnotik sedatif adalah istilah untuk obat-obatan yang mampu
mendepresi sistem saraf pusat. Sedatif adalah substansi yang memiliki aktifitas yang
memberikan efek menenangkan, obat yang mengurangi gejala cemas, dengan sedikit atau
tanpa efek terhadap status mental atau motorik, sementara hipnotik adalah substansi yang
dapat memberikan efek mengantuk dan yang dapat memberikan onset serta mempertahankan
tidur. Secara klinis obat-obatan sedatif-hipnotik digunakan sebagai obat-obatan yang
berhubungan dengan sistem saraf pusat seperti tatalaksana nyeri akut dan kronik, tindakan
anestesia, penatalaksanaan kejang, serta insomnia. Obat-obatan sedatif hipnotik
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yakni: 1. Benzodiazepin 2. Barbiturat 3. Golongan obat
nonbarbiturat – nonbenzodiazepin
Efek obat hipnotik sedatif terhadap aktivitas system saraf pusat dapat dinilai melalui
pengaruh obat terhadap aktivitas motorik, perubahan perilaku, koordinasi, reflek sensoris dan
motorik serta suhu tubuh.
Pada praktikum kali ini kita akan menguji efek obat hipnotik sedative dengan
menggunakan parameter koordinasi. Metode yang dapat digunakan adalah sebagai berikut,
yaitu:
1. inclined plane
Penggunaan metode ini digunakan untuk menguji aktivitas suatu bahan obat
yang memiliki efek muscle relaxant dan obat neuroleptik. Metode ini
merupakan metode yang mudah dan sederhana. Metode ini menggunakan 2
buah papan persegi panjang, 1 papan untuk penahan dan papan yang lain
sebagai bidang miringnya dengan menggunakan sudut 65 0. Hewan coba yang
digunakan adalah mencit dengan berat badan 20-30 gram. Bahan uji dapat
dinerikan secara intraperitoneal, subkutan maupu per oral. 30 menit, 60, 90
menit setelah pemberian obat, mencit diletakkan dibagian atas dari papan
yang miring tadi kemudian dievaluasi, mencit diberikan waktu selama 30
detik untuk bertahan di papan miring tanpa jatuh ke bawah.

2. chimney test
Mencit ditempatkan di dalam suatu silinder (pyrex-glass) sepanjang 30 cm
yang diberi tanda pada ketinggian 20 cm dan diameter tabung 2,8 cm. mencit
dimasukkan ke dalam tabung dengan posisi horizontal, kepala mencit ke arah
dasar tabung.
Silinder ditegakkan dalam posisi vertikal dan tikus akan berusaha memanjat
dinding silinder. Catat waktu yang dibutuhkan heawn uji untuk naik ke tabung
sampai batas tanda 20 cm. Pada mencit yang normal, mencit akan memanjat
sampai batas tanda dalam waktu 30 detik.

3. grip strength
uji ini digunakan untuk mengetahui efek bahan sedative hipnotik terhadap
kekuatan otot. Metode ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Lengan/tungkai paling depan hewan uji digantungkan pada suatu kawat yang
direntangkan secara horizontal. Normalnya hewan uji akan mampu
menangkap kawat tersebut menggunakan kaki belakangnya dalam waktu 5
detik.
Hewan uji yang abnormal akan memerlukan waktu yang lama untuk
membalikkan badan dan memerlukan waktu yang cepat untuk jatuh. Hal ini
menunjukkan bahwa hewan uji berada dalam pengaruh efek sedatif (positif).
Sebelum uji ini dilakukan hewan uji dilakukan preliminary test dengan cara
yang sama seperti diatas, untuk menilai aktivitas normalnya.

4. activity wheel (roda berputar)


uji ini digunakan menilai aktivitas motorik dengan cara menghitung
Banyaknya putaran yang diakukan mencit selama berlari pada rotarod dalam
kurun waktu 30 menit.

5. Tail Suspension Test (TST)


Metode ini digunakan untuk melihat perilaku serta mood dari hewan uji yang
dilakukan dengan cara menggantungkan hewan uji pada ujung meja atau bisa
dengan alat khusus selama 6 menit. Yang dinilai dari tes ini adalah immobility
time mencit.

6. Forced swimming test (FST)


Metode ini dilakukan dengan cara hewan uji diberenangkan selama 5 menit
didalam aquarium atau balok yang sudah diisi dengan air. Data pengamatan
yang diperoleh adalah nilai durasi immobility yang didapatkan dengan
menjumlahkan total waktu tidak bergerak (immobile). Pengamatan durasi
immobility pada hewan uji mengindikasikan depresi atipikal yang ditandai
dengan kepasifan. Metode ini menggambarkan keadaan depresi hewan uji
yang sama dengan depresi manusia seperti perasaan

f. Alat dan Bahan


Alat : gelas ukur dengan diameter 2,8 cm dan tinggi 30cm
Roda aktivitas
Alat untuk menggantung ekor mencit
selotip
Spuit 1 cc
Hewan coba : mencit
Obat yang akan diuji : Diazepam 5mg/kgBB intraperitoneal
Luminal 2mg/20grBB intraperitoneal

g. Tugas
1. Mahasiswa dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu A: kelompok menggunakan obat
diazepam, dan kelompok B: kelompok menggunakan obat luminal; masing-masing
kelompok dibagi menjadi 3 yaitu A1,A2,A3 dan B1, B2dan B3

2. Masing-masing kelompok mendapat 6 ekor mencit yang akan dibagi menjadi 3


kelompok metode perlakuan (metode Chimney test, metode activity wheel, dan
metode TST). Tandai ekor mencit.
a. 3 mencit kelompok kontrol (injeksi aquades 0,1 mL)
b. 3 mencit kelompok diazepam 5mg/kgBB intraperitoneal (untuk kelompok A)
dan 3 mencit kelompok luminal (untuk kelompok B)

3. Berikan masing-masing mencit bahan uji secara intraperitoneal

4. Setelah injeksi, bagi masing-masing mencit menjadi 3 kelompok (masing-masing


kelompok perlakuan akan dibagi menjadi 3 macam metode, yaitu chimney test,
activity wheel dan TST)

5. Lakukan prosedur penelitian sebagai berikut

Prosedur Kerja Praktikum

A. Activity Wheel Test


1. Menyiapkan 2 mencit untuk percobaan ini, mencit ke-1 diinjeksikan obat diazepam /
luminal, dan mencit ke-2 diinjeksikan aquades untuk digunakan sebagai kontrol
2. Injeksi diazepam pada mencit ke-1 secara intraperitoneal
3. Injeksi aquades pada mencit ke-2 secara intraperitoneal
4. Kemudian kedua mencit dilihat reaksi motoriknya di roda berputar selama 30 menit,
dan dihitung berapa kali putaran dalam 15 menit pertama & 15 menit berikutnya.
5. Catat hasil putaran masing-masing dari mencit tersebut

B. Chimney Test
1. Menyiapkan 2 mencit untuk percobaan ini, mencit ke-1 diinjeksikan obat diazepam /
luminal, dan mencit ke-2 diinjeksikan aquades untuk digunakan sebagai kontrol
2. Injeksi aquades pada mencit ke-2 secara intraperitoneal
3. Mencit ditempatkan di dalam suatu silinder (pyrex-glass) sepanjang 30 cm yang
diberi tanda pada ketinggian 20 cm dan diameter tabung 2,8 cm
4. Mencit dimasukkan ke dalam tabung dengan posisi horizontal, kepala mencit ke arah
dasar tabung
5. Silinder ditegakkan dalam posisi vertikal dan tikus akan berusaha memanjat dinding
silinder
6. Catat waktu yang dibutuhkan mencit untuk naik ke tabung sampai batas tanda 20 cm
(pada mencit yang normal, mencit akan memanjat sampai batas tanda dalam waktu 30
detik)

C. Tail Suspension Test (TST)


1. Menyiapkan 2 mencit untuk percobaan ini, mencit ke-1 diinjeksikan obat diazepam /
luminal dan mencit ke-2 diinjeksikan aquades untuk digunakan sebagai kontrol
2. Injeksi diazepam pada mencit ke-1 secara intraperitoneal
3. Injeksi aquades pada mencit ke-2 secara intraperitoneal
4. Kemudian, menggantungkan ekor mencit ke-1 pada tiang khusus
5. Catat waktu yang dibutuhkan hingga mencit mencapai keadaan imobilisasi
6. Setelah itu, lakukan yang sama pada mencit ke-2 dengan menggantungkan ekor
mencit pada tiang khusus
7. Catat waktu yang dibutuhkan hingga mencit mencapai keadaan imobilisasi
h. Tugas dan Lembar penilaian

Tabel hasil chimney test : pengamatan waktu mampunya mencit naik


sampai ke tanda batas (detik)

Mencit 1 2 3 Jumlah Rata-rata


A
(diazepam)
B
(luminal)
Normal

Tabel hasil activity wheel : jumlah putaran yang dapat dilakukan dalam
satuan waktu
Mencit 1 2 3 Rata-rata
15’ 30’ 15’ 30’ 15’ 30’ 15’ 30’
A
(diazepam)
B
(luminal)
Normal

Tabel hasil TST : pengamatan waktu yang dibutuhkan hingga mencit


mencapai keadaan imobilisasi (detik)

Mencit 1 2 3 Jumlah Rata-rata


A
(diazepam)
B
(luminal)
Normal
1. Referensi
Pharmacological assays

E.Fish, M.J Brown, and PJ Danneman, A.Z Karas, Eds (2008). Anesthesia and
Analgesia in Laboratory Animals (second edition . American College of Laboratory
Animal medicine series, Academic press. San Diego)

Goodman et al. Ed.2011. Goodman & Gilman the Pharmacological Basic &
Therapeutic. 12th.Ed. Mc. GrawHill, Medical Publishing Division. USA

Katzung BG. 2009. Basic & Clinical Pharmacology. 11 th


Ed. Lange Medical Book.
Mc. GrawHill, Medical Publishing Division. USA

Rang HP, Dale MM, Ritter JM, Moore PK. 2003. Pharmacology, 5th Ed. London
Elsevier Science. Churcill Livingstone

Anda mungkin juga menyukai