PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI
Anestesi, Cara Mengorbankan Hewan, Cara Pengambilan Darah
dan Pembedahan Hewan
(disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktikum toksikologi)
Disusun oleh:
Kelompok 3 Farmasi 3B
1. Dede Daniati
2. Fitri Miftahul Janah
3. Neneng Mustikasari
4. Physca Fathiyatul A.
5. Yandy Zuliyandi
I. Tujuan Praktikum
1. Mengenal tahap-tahap manifestasi anastesi umum terhadap hewan
percobaan
2. Mampu menganalisa perbedaan anastesi oleh berbagai bahan
3. Mampu melakukan pembedahan pada hewan percobaan
neurotransmitter
di
pascasinaps
akan
diikuti
dengan
saja, namun dapat menimbulkan aritmia pada jantung selama proses anastetika
berlangsung.
Terlepas dari cara penggunaannya suatu anestetik yang ideal sebenarnya
harus memperlihatkan 3 efek utama yang dikenal sebagai Trias Anastesia
yaitu efek hipnotik (menidurkan), efek analgesia dan efek relaksasi otot.
III. Metodologi
1. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Timbangan hewan
2) Kapas
3) Toples dengan tutup
4) Gunting bedah
5) Pinset
6) Jarum bedah
7) Alas bedah
8) Stopwatch
b. Bahan
1) Mencit
2) Kloroform
2. Prosedur Kerja
a. Cara Menganestesi Hewan Percobaan
1) Mencit
a) Eter
Eter digunakan untuk anestesi singkat. Caranya adalah obat
diletakan dalam suatu wadah, kemudian hewan dimasukan dan
wadah ditutup. Hewan sudah kehilangan kesadaran, hewan
dikeluarkan dan siap dibedah. Penambahan selanjutnya
diberikan dengan bantuan kapas yang dibasahi dengan obat
tersebut.
b) Halotan
Obat ini digunakan untuk anestesi lebih lama. Pentobarbital
natrium dan heksobarbital natrium. Dosis pentobarbital natrium
adalah 45-60 mg/kg untuk pemberian intraperitonial dan 35
mg/kg untuk cara pemberian intravena. Dosis hesoksobarbital
adalah 75 mg/kg untuk intraperitonial dan 47 mg/kg untuk
pemberian intravena.
c) Uretan (etil karbamat)
Uretan diberikan pada dosis 100-1250 mg/kg secara
intraperitonial dalam bentuk larutan 25% dalam air.
2) Tikus
Senyawa penganestesi yang digunakan dan cara melakukan
anestesi pada tikus, umumnya sama seperti pada mencit.
3) Kelinci
Obat anestetika yang paling banyak digunakan untuk kelinci
adalah penobarbital natrium, dengan disuntikan secara perlahanlahan. Dosis untuk anestesi umum, biasanya sekitar 22 mg/kg
bobot badan. Untuk anestesi singkat dapat digunakan setengah
dosis atas, dengan ditambah eter agar pembiusan terjadi sempurna.
4) Marmot
Anestesi marmot biasanya dilakukan dengan menggunakan eter
atau pentobarbital natrium. Eter digunakan untuk anestesi singkat,
setelah dipuasakan selama 12 jam. Dosis pentobarbital natrium
adalah 28 mg/kg bobot badan.
b. Cara pengambilan darah
Darah yang diambil tidak boleh terlalu besar volumenya supaya
tidak terjadi syok hipovolemik, tetapi juga tidak boleh sedikit-sedikit
tapi sering karena bisa menimbulkan anemia. Untuk mengatasi hal
tersebut dapat diberikan cairan pengganti atau cairan exsanguinis.
Misalnya: cairan fisiologis NaCl 0,9% / glukosa 5%.
Saat
mencit
meregangkan
badannya,
pada
tengkuk
2) Tikus
a) Cara kimia dengan menggunakan eter atau pentobarbital-Na
pada dosis yang mematikan.
b) Cara fisik dilakukan dengan proses sebagai berikut:
Ekor
tikus
dipegang,
kemudian
diayunkan
sampai
4) Marmot
a) Cara kimia dengan menggunakan eter atau pentobarbital-Na
pada dosis yang mematikan.
b) Cara fisik dilakukan dengan:
Tengkuk
marmot
dipukul
dengan
keras
dengan
2. Perhitungan
Bobot badan mencit: 14,01 gram
Panjang usus: 60 cm
Indeks organ:
a. Lambung
b. Limfa
c. Jantung
d. Usus
e. Hati
f. Otak
g. Paru-paru
h. Ginjal
i. Uterus
V. Pembahasan
Dalam hal ini kami melakukan uji coba anastesi umum dengan
menggunakan hewan percobaan mencit, sesuai dengan langkah kerja kita
memlih satu buah mencit. Seperti biasa sebelum dilakukan percobaan mencit
di timbang terlebih dahulu, hal ini bertujuan untuk penghitungan indeks organ
pada mencit setelah pembedahan nanti.
Pengorbanan hewan sering dilakukan apabila keadaan rasa sakit yang
hebat/ apabila mengalami kecelakaan, menderita sakit atau jumlahnya terlalu
banyak dibandingkan dengan kebutuhan. Etanasi atau cara kematian tanpa
rasa sakit perlu dilakukan sedemikian sehingga hewan akan mati dengan
seminimal mungkin rasa sakit. Pada dasarnya cara fisik yaitu dislokasi leher
adalah cara yang paling cepat, mudah dan berkeprimanusiaan. Tetapi cara
perlakuan kematian juga perlu ditinjau bila ada tujuan dari pengorbanan
hewan percobaan dalam rangkaian percobaan. Cara mengorbankan hewan lain
adalah dengan menggunakan gas karbondioksida dalam wadah khusus atau
dengan pemberian pentobarbital natrium pada takaran letalnya.
Pada praktikum percobaan anastesi, mencit kita masukan dalam ruang
tertutup yang berisi kloroform dalam kapas. Dalam jangka waktu 28,23 detik,
mencit mulai memasuki fase anastesi disertai dengan gerak denyut jantung
dan nafas yang semakin cepat. Kemudian pada detik ke 47,90 detik
keseimbangan mencit mulai berkurang (jalan oleng). Pada saat percobaan
memasuki waktu 1 menit 7 detik, mencit mengalami ataksia (kegagalan
kontrol otot pada tangan dan kaki). Fase ini disebut dengan fase exitement.
Pada menit ke 1 lebih 28 detik, mencit mengalami hilangnya kesadaran. Lalu
mencit dikeluarkan dari ruang tertutup tadi, untuk mulai dilakukan
pembedahan.
Adapun mekanisme kerja dari kloroform ini adalah, kloroform merupakan
anestesi yang sangat kuat, sifat analgesiknya kuat sekali, dengan kadar dalam
darah arteri 10-15 mg% sudah terjadi analgesia tetapi pasien masih sadar.
Kloroform pada kadar tinggi dan sedang menimbulkan relaksasi otot serta
hambatan neuromuscular yang tidak dapat dilawan oleh neostigmin.
Kloroform menyebabkan iritasi saluran napas dan merangsang sekresi kelenjar
bronkus. Pada induksi dan waktu pemulihan, kloroform menimbulkan salivasi,
tetapi pada stadium yang lebih dalam, salivasi akan dihambat dan terjadi
depresi napas.
Kloroform menekan kontraktilitas otot jantung, tetapi in vivo efek ini
dilawan oleh meningkatnya aktivitas simpatis sehingga curah jantung tidak
berubah atau meninggi sedikit. Kloroform tidak menyebabkan sensitisasi
jantung
terhadap
katekolamin.
Pada
anesthesia
ringan,
kloroform
VI. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
dalam mengorbankan hewan percobaan dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu
dengan cara anastesi, dislokasi leher dan dengan cara dibanting.