Klorfeniramin maleat merupakan obat antihistamin H1 Reseptor yang dapat menghambat
efek histamin pada pembuluh darah, bronkus, dan bermacam-macam otot polos, serta bekerja dengan mengobati reaksi hipersensitivitas atau keadaan lain yang disertai pelepasan histamin endogen berlebihan (Siswandono & Soekardjo, 2008). Secara umum sediaan klorfeniramin maleat diperdagangkan dalam bentuk tablet. Sediaan tablet memiliki keuntungan, yaitu mampu memberikan dosis yang akurat, bentuk yang mudah diterima oleh pasien, praktis dan efisien untuk terapi. Kerugian yang diberikan pun hanya sedikit misalnya untuk pasien yang kesulitan menelan (Miller, 1966). Sediaan tablet yang baik harus dapat mengalami proses hancur, terlarut dan kemudian terabsorbsi. Klorfeniramin maleat adalah senyawa obat yang memiliki kelarutan yang tinggi di dalam air dan memiliki permeabilitas yang baik pada saluran cerna, sehingga digolongkan dalam Biopharmaceutical Classification System (BCS) kategori satu. Dosis lazim klorfeniramin maleat yang digunakan sebagai obat antihistamin dengan metode lepas lambat adalah 8-12 mg/hari, dengan waktu paruh dalam plasma sekitar 2-43 jam. Melihat lama kerja obat klorfeniramin maleat yang panjang maka klorfeniramin maleat perlu dikonsumsi 3- 4 kali sehari agar kadarnya di dalam tubuh bisa dipertahankan. Bagi pasien dengan tingkat kesibukan yang tinggi, hal ini sering menyebabkan pasien lupa untuk mengkonsumsinya, sehingga dengan diformulasikannya klorfeniramin maleat dalam bentuk lepas lambat dapat mengurangi frekuensi penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan pasien, sehingga efektivitas pengobatan dapat tercapai. STRUKTUR KIMIA DAN RUMUS KIMIA CTM Sebuah antagonis histamin H1 yang digunakan dalam reaksi alergi, demam, rhinitis, urtikaria, dan asma. Ini juga telah digunakan pada hewan. CTM merupakan Salah satu yang paling banyak digunakan dari anthistamin klasik, umumnya menyebabkan mengantuk dan sedasi yang kurang daripada prometazin. Diabsorpsi dengan baik di saluran pencernaan. Klorfeniramin merupakan antihistamin derivat propilamin. Deksklorfeniramin maleat merupakan bentuk dextro isomer, memiliki aktivitas 2X lipat dibanding klorfeniramin berbentuk rasematnya.
Struktur Kimia Chlorpheniramine Maleat / CTM / Klorfeniramin maleat / Chlortrimeton
Struktur Kimia Chlorpheniramine Maleat / CTM / Klorfeniramin maleat / Chlortrimeton
Bobot Molekul : 274.788
Titik Lebur / Melting point : 142 C Log P : 3.38 pKa : 9.13 (pada suhu 25 C) Kelarutan dalam air : 5500 mg/L (pada suhu 37 C) Komposisi : C (69,93%), H (6,97%), Cl (12,9%), N (10,19%) Jumlah Atom : 38
InChI=1S/C16H19ClN2/c1-19(2)12-10-15(16-5-3-4-11-18-16)13-6-8-14(17)9-7-13/h3- 9,11,15H,10,12H2,1-2H3 Analisa Kualitatif dan kuantitatif Klorofeniramin Maleat (CTM) Analisa kualitatif Pengujian dilakukan pada sampel Klorofeniramin Maleat atau yang biasa dikenal sebagai CTM Analisis kualitatif sampel CTM pereaksi yang digunakan dalam analisis adalah larutan natrium hidroksida(NaOH) dan larutan kupri sulfat(CuSO4). Pada awalnya larutan ctm berwarna kuning setelah ditambahkan oleh pereaksi maka terjadi perubahan warna larutan menjadi larutan berwarna hijau tua. Perubahan warna larutan menjadi warna hijau tua merupakan reaksi khas yang terjadi apabila CTM direaksikan dengan larutan CuSO4. BAB III PENUTUP III.1 Kesimpulan Antihistamin adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor histamin (penghambatan saingan). Difenhidramin merupakan generasi pertama obat antihistamin. Dalam proses terapi difenhidramin termasuk kategori antidot, reaksi hipersensitivitas, antihistamin dan sedatif. Memiliki sinonim Diphenhydramine HCl dan digunakan untuk mengatasi gejala alergi pernapasan dan alergi kulit, memberi efek mengantuk bagi orang yang sulit tidur, mencegah mabuk perjalanan dan sebagai antitusif, anti mual dan anestesi topikal. Sedangkan Klorfeniramin maleat merupakan obat golongan antihistamin penghambat reseptor H1 (AH1). 3.2 Saran Dengan mengetahui tentang Difenhidramin HCL dan Klorfeniramin maleat baik maka diharapkan penulis ataupun pembaca mampu memahami dan mampu mempelajari serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-sehari. DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI.1974.Ekstra Farmakope Indonesia. Jakarta: PT FARITEX Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta. Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Roman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar : Yogyakarta. Joyce jammes, Colin Baker, dkk. 2006. Prinsip - Prinsip Sains Untuk Keperawatan ( principles of science for nurses ): Jakarta Keenan, Charles W, kleinfelter, dkk., 1994. Kimia Untuk Universitas. Erlangga: Jakarta. Siswandono. 2000. Kimia Medisinal. Surabaya: Airlangga University Press. Sumardjo, damin. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan kuliah mahasiswa kedokteran dan program strata 1 Fakultas Bioeksata. Semarang. http://wiro- pharmacy.blogspot.com/search?q=analisis+kualitatif.html. Diakses 30 Maret 2012. Tjay, T.H., dkk. 2007. Obat- Obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya. Edisi Keenam Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.