Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

PERCOBAAN 8

UJI EFEK SEDATIF

Nama : Nur Mekka

NPM : 210102047

Tanggal : 1 Desember 2022

LABORATORIUM FARMAKOLOGI

PRODI S1 FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ISFI

BANJARMASIN

TA. 2022 – 2023


BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan Praktikum

 Mahasiswa mampu mengetahui cara mengkonversi dosis obat Psikotropik

oral dari dosis manusia ke dosis pada mencit

 Mahasiswa mampu membuat sediaan suspense obat psikotropik oral yang

sesuai dengan hewan coba mencit yang digunakan

 Mahasiswa mampu melakukan adaptasi mencit dengan rotarod

 Mahasiswa mampu menghitung waktu jatuh mencit menggunakan rotarod

 Mahasiswa mampu menghitung onset dan durasi efek sedative pada obat

B. Dasar Teori

Sedative dan hipnotis adalah obat yang paling sering diresepkan dan paling

sering disalahgunakan di seluruh dunia. Sering disebut sebagai obat penenang

dan obat tidur, contoh obat tersebut termasuk benzodiazepin, hipnotik sedatif

non-benzodiazepin, barbiturat, dan pelemas otot. (Couper, 2016)

Obat penenang termasuk benzodiazepin, barbiturate, dan pil tidur lainnyab

Obat ini biasanya diresepkan untuk insomnia dan masalah tidur lainnya dan

juga digunakan untuk kecemasan, baik untuk serangan umum atau serangan

panik Obat penenang yang paling sering diresepkan adalah benzodiazepin,

yang serupa menjadi alkohol karena memfasilitasi efek penghambatan asam

gamma-aminobutirat (GABAT) pada kompleks reseptor GABA-A terutama

dengan mengikat secara non-selektif ke reseptor benzodiazepine subtipe 1

(BZ1) dan BZ2. (Michael & Weaver, 2015)


Sedatif mengadakan potensial dengan obat analgesik dan obat penekan sistem

saraf pusat yang lain. Barbiturat dan benzodiazepin adalah subgrup sedatif-

hipnotik yang terpenting. (Katzung, 2002)

Salah satu obat golongan hipnotik sedatif yang sering digunakan adalah

diazepam Diazepam merupakan obat dari golongan Benzodiazepine.

Benzodiazepine merupakan obat yang paling banyak digunakan sebagai obat

anti anxiolitik, Obat ini juga telah menggantikan posisi barbiturate dan

meprobamate sebagai obat anti cemas, ini dikarenakan benzodiazepine masih

lebih aman dan juga lebih efektif. Obat pertama dari benzodiazepine adalah

chlordiazepoxide, dimana obat tersebut telah ditemukan pada tahun 1955 oleh

Leo Stembach dan teman-teman. Pengaturan kembali ke enamcincin

quinazoline oleh reaksi kimia dengan primary amine led, kurang memuaskan,

untuk membentuk 7 ikatan, 1,4- benzodiazepin-4-oxide. Bahan tersebut

seharusnya inaktif, tetapi efek aktivitas farmakologi diperiksa 2 tahun

kemudian. Lalu kemudian diketahui bahwa obat inimemiliki efek sedative,

muscle-relaxant, dan anti konvulsi pada hewan terhadap meprobamate,tidak

memiliki efek pada system saraf otonom, dan secara umum rendah

toksisitasnya. Percobaan klinis membuktikan sediaan ini memiliki efek anti

cemas dan anti kejang pada manusia dan diperkenalkan dipasaran pada tahun

1960, dan hanya 2 tahun kemudian dimulai penelitian tentang farmakologinya.

(Sirtori CR, 2000)

Barbiturat adalah obat golongan sedatif-hipnotik. Bahan sedatif yang efektif

harus dapat mengurangi rasa cemas dan menenangkan dengan efek terhadap
fungsi mental dan motoris yang minimal. Sedangkan obat hipnotik adalah obat

yang dapat menyebabkan rasa kantuk sehingga dapat mempercepat onset tidur

dan mempertahankan keadaan tidur. Efek hipnotik adalah kondisi depresi

susunan saraf pusat yang lebih kuat daripada sedasi. (Primanda, 2009)

Benzodiazepin merupakan golongan ansiolitik yang bermanfaat sebagai terapi

untuk mengurangi ansietas akut atau agitasi. Penggunaannya tidak

direkomendasikan dalam jangka waktu panjang berkenaan dengan faktor

ketergantungan, gangguan memori, gangguan motorik, pusing, vertigo,

pandangan kabur, perubahan mood dan euforia, serta gejala putus obat.

(Mendra, Ikawati, & Kristanto, 2021)

Diazepam diindikasikan untuk terapi kecemasan (ansietas) dalam penggunaan

jangka lama, karena mempunyai masa kerja panjang Selain it uji juga sebagai

sedatif dan keadaan psikosomatik yang ada hubungan dengan rasa cemas.

Selain sebagai antiansietas, diazepam digunakan sebagai hipnotik,

antikonvulsi, pelemas otot dan induksi anastesi. (Nunung Priyatni, 2016).

Sama seperti obat-obat sedatif hipnotik lainnya, alkohol dalam jumlah rendah

sampai sedang dapat menghilangkan kecemasan dan membantu menimbulkan

rasa tenang atau bahkan euforia. Akan tetapi, alcohol juga dikenal sebagai

obat yang paling banyak disalahgunakan di dunia, suatu alasan yang tepat atas

kerugian besar yang mesti ditanggung masyarakat dan dunia medis. (Sijid,

Khatimah, & Damayanti, 2017).

BAB II
METODE PEROCOBAAN

A. Alat dan Bahan

Alat:

 Batang pengaduk  Mortar dan stamper

 Sonde oral  Spuit 1cc

 Beaker glass  Timbangan berat badan

 Gelas ukur

Bahan:

 Aquadest

 Alcohol 96%

 Alkohol swab

 Mencit

 Na-CMC

 Diazepam

 Glukosa 5%
B. Cara kerja

1. Pembuatan larutan Na CMC 1%

2. Pembuatan suspense diazepam 5mg

3. Mencit diaklimatisasi 7 hari

4. Sebelum perlakuan mencit dipuasakan selama 10 jam tetapi tetap diberikan air

minum dan diberi makanan standar

5. Mencit yang digunakan adalah mencit jantan sebanyak 12 ekor

6. Timbang bb tiap mencit da catat

7. Setelah ditimbang, hewan dikelompokkan secara acak yang dibagi dalam 4

kelompok, tiap kelompok terdiri dari 3 ekor

8. Kelompok 1 sebagai kelompok control, diberikan larutan Na.CMC kelompok

2 diberi suspense diazepam, kelompok 3 diberi alcohol 96%

9. Sebelum perlakuan mencit di adaptasi terlebih dahulu pada rotarod selama 15

menit

10. Setelah di adaptasi, setiap mencit diberikan perlakuan secara oral sesuai dosis

yang sudah di hitung

11. Letakkan mencit pada rotarod selang waktu 20 menit dan 40 menit sejak

pemberian per oral masing masing mencit, dimana dilihat persatuan menit

12. Catat waktu yang diperlukan mencit untuk mempertahankan posisi rotarod

menggunakan stopwatch

13. Hitung onset dan durasi mencit dalam mempertahankan posisi pada rotarod

14. Analisis data


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan

Tabel Hasil Pengamatan

Kel. Mencit BB (gr) Dosis Vol. Jumlah Jumlah

(mg) Pemberian Jatuh Jatuh

menit 20 menit 40

CMC-NA 1 31 gr 5% 0,775 ml 73 87

Diazepam 2 38 gr 2 mg 0,95 ml 65 89

B. Perhitungan

CMC-NA :

ml

Diazepam :

Do = 2 mg x 0,0026

= 0,0052 mg
= 0,0104 x 10 = 0,104 mg/10 ml

= 0,011 g

ml

C. Pembahasan

Praktikum kali ini yaitu tentang uji efek sedatif pada mencit, sedatif termasuk

kedalam kelompok psikotropika yang mencakup obat-obat yang menekan atau

menghambat sistem saraf pusat. Efek terbesar dari obat-obat sedasi adalah

hipnotik yaitu kehilangan kesadaran. Untuk obat-obat tertentu kenaikan dosis

dapat menyebabkan kenaikan efek menjadi hipnotik. Hipnotika merupakan obat

penekan SSP yang menyebabkan hilangnya kesadaran. Obat hipnotik

menyebabkan kantuk dan mempermudah tidur serta mempertahankan tidur yang

meyerupai tidur fisiologis.

Untuk praktikum kali ini hanya diberikan obat Diazepam, hal ini dikarenakan

waktu praktikum yang tidak mencukupi. Cara kerja yang dilakukan adalah

pemberian obat pada hewan uji mencit yaitu melalui oral. Pada pemberian mencit

pertama menggunakan CMC-Na sebagai uji control sebanyak 0,775 ml.

Kemudian pemberian pada mencit kedua mengguanakan obat Diazepam sebanyak


0,95 ml. Lalu letakkan mencit pada rotarod di menit ke 20 dan juga 40 selama 5

menit. Kemudian diamati berapa kali mencit jatuh dari rotarod. Mencit 1 yang

diberikan CMC-Na tadi pada menit ke 20 jumlah jatuhnya sebanyak 73, dan pada

menit ke 40 sebanyak 87. Lalu mencit 2 yang diberikan obat Diazepam pada menit

ke 20 jumlah jatuhnya sebanyak 65, dan pada menit ke 40 sebanyak 89.

Kerugian pemberian per oral adalah banyak faktor dapat mempengaruhi

biovabilitas obat. Karena ada obat-obat yang tidak semua diabsorbsi dari tempat

pemberian akan mencapai sirkulasi sistemik. Sebagian akan dimetabolisme oleh

enzim di dinding usus dan atau di hati pada lintasan pertamanya melalui organ-

organ tersebut.
BAB IV

KESIMPULAN

Pada praktikum hari ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Diazepam merupakan obat dari golongan Benzodiazepin. Benzodiazepin

merupakan obat yang paling banyak digunakan sebagai obat anti anxiolitik

2. Pemberian oral CMC Na pada mencit 1 sebanyak 0,775 ml, dan pada

pemberian oral obat Diazepam pada mencit 2 sebanyak 0,95 ml

3. Pada mencit 1, jumlah jatuh di rotarod pada menit ke 20 sebanyak 73 dan

pada menit ke 40 sebanyak 87

4. Pada mencit 2, jumlah jatuh di rotarod pada menit ke 20 sebanyak 65 dan

pada menit ke 40 sebanyak 89

DAFTAR PUSTAKA

BIBLIOGRAPHY Couper, F. (2016). Substance Misuse: Sedatives. Encyclopedia of Forensic


and Legal Medicine, 418.

Sirtori, CR. (2000). Clinical Pharmacology, McGraw-Hill International, London

Katzung, G. (2002). Farmakologi Dasar Dan Klinik. Penterjemah: Bagian


Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika, 457-458.

Mendra, N. N., Ikawati, Z., & Kristanto, C. S. (2021). Efektivitas dan Keamanan
Terapi Benzodiazepin pada Pasien Gangguan Ansietas dengan Riwayat
Penyalahgunaan Obat. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, 191.
Michael, F., & Weaver, M. (2015). Prescription Sedative Misuse and Abuse. YALE
JOURNAL OF BIOLOGY AND MEDICINE 88, 247-248.

Nunung Priyatni, w. (2016). BERAPA KEBUTUHAN DIAZEPAM UNTUK


MEMENUHI PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA? STUDI
KASUS KONSUMSI DIAZEPAM DI INDONESIA. Jurnal Manajemen dan
Pelayanan Farmasi, 298.

Primanda, Y. (2009). PENGARUH EKSTRAK VALERIAN TERHADAP WAKTU


TIDUR. Tesis FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO.

Sijid, S. A., Khatimah, H., & Damayanti, S. (2017). Pengaruh Pemberian Alkohol
Terhadap Organ Vital Mencit (Mus musculus) . Prosiding Seminar Nasional
Biology for Life, 79.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai