Postnatal psikosis
Gangguan jiwa yang serius, yang timbul karena penyebab organik atau.fungsional/ emosional
dan menunjukan gangguan kemampuan berpikir , bereaksi secara emosional meningkat ,
berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan bertindak sesuai dengan kenyataan. Psikosis
merupakan gangguan kepribadian yang menyebabkan ketidakmampuan menilai realita
dengan fantasi dirinya. Menurut riset Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2015, sebanyak
19,8% ibu di negara berkembang mengalami gangguan mental depresi setelah melahirkan.
Etiologi:
Perubahan hormonal yang cepat pasca melahirkan
Stres fisik yang ekstrim pasca melahirkan, terutama jika Mama memiliki kondisi
medis lainnya
Predisposisi genetik – perempuan dengan riwayat keluarga yang pernah mengalami
postpartum psikosis atau gangguan bipolar memiliki risiko lebih tinggi untuk
mengalami postpartum psikosis pasca melahirkan
Kurang tidur dalam skala ekstrem pada periode awal setelah kelahiran bayi
Gejala:
Merasa bingung dan linglung untuk mengidentifikasi hari, waktu, dan sulit mengenali
orang lain
Sulit berkonsentrasi dan kepala dipenuhi terlalu banyak pikiran
Kecemasan ekstrem hingga sulit untuk berdiam diri
Suasana hati yang cepat berubah antara terlalu santai, mudah risih, atau depresi
Insomnia – merasa tidak butuh banyak istirahat dan bisa berhari-hari tidak tidur
Mengalami delusi – pikiran-pikiran tidak nyata yang seringkali bersifat paranoid
Berhalusinasi atau seolah mendengar, melihat, atau mencium aroma hal-hal yang
sebenarnya tidak ada
Perasaan tidak dapat mengendalikan diri sendiri seperti biasanya, seolah ada orang
lain yang mengendalikan tindakan dan pemikiran
Muncul pikiran untuk menyakiti diri sendiri dan bayi
Tatalaksana:
1) Mencari bantuan ke dokter atau psikolog. Umumnya dokter akan memberikan obat-
obatan antipsikotik atau antidepresan untuk menghilangkan gejala yang muncul.
Obat-obat tersebut harus dikonsumsi di bawah pengawasan dokter atau psikiater.
2) Minta dukungan dari orang terdekat. Salah satunya adalah dukungan dari suami,
dimana dapat membantu untuk mengembalikan kondisi psikologisnya seperti semula.
Contoh hal yang dapat dilakukan seperti mengajak ke tempat hiburan, mengajak ke
tempat makan kesukaan, dan hal lain yang dapat membangun suasana hatinya.
3) Untuk sementara waktu pisahkan ibu dan anaknya agar hal-hal yang tidak diinginkan
tidak terjadi.