Anda di halaman 1dari 2

Kelainan Pada Uterus

1. Kelainan Letak Uterus


Umumnya kelainan posisi disebabkan oleh tumor yang mendorong uterus ke sebelah
yang berlawanan, atau perlekatan yang kuat yang menarik uterus ke sebelah yang
berlawanan, atau perlekatan yang kuat menarik yang menarik uterus ke sebelah yang
sama. Pada desensus sebab turunnya uterus biasanya adalah kelemahan otot serta
fascia yang menyokongnya. Jika tidak ada atau hampir tidak ada sudut antara poros
uteri dan poros serviks, dinamakan anteversi apabila fundus uteri mengarah ke depan,
dan retroversi apabila fundus uteri mengarah ke belakang. Jika sudut tersebut jelas
ada dinamakan anteversifleksi atau antefleksi dan retroversifleksi atau retrofleksi,
kadang terdapat hiperantefleksi. Selanjutnya, dengan serviks tetap pada tempatnya,
fundus uteri dapat mengarah ke kanan (dekstroversi) atau ke kiri (sinistroversi).
Umumnya kelainan-kelainan ini tidak mempunyai arti klinis yang besar.

2. Inversio Uteri
Inversio uteri ialah keadaan di mana bagian atas uterus (fundus uteri) masuk ke
cavum uteri, sehingga fundus uteri sebelah dalam menonjol ke dalam cavum uteri,
bahkan ke dalam vagina dengan dinding endometrium sebelah luar. Walaupun jarang
terjadi, komplikasi yang disebabkannya cukup serius bila tidak segera diketahui dan
ditatalaksana dengan baik.
Inversio uteri dapat terjadi dalam masa nifas maupun diluar masa nifas, diluar masa
nifas biasanya parsial dan sering dihubungkan dengan adanya tumor uterus. Inversio
itu sendiri dibagi menjadi 5 yaitu, inversio lokal, inversio parsial, inversio inkomplit,
inversio komplit dan inversio total.
Inversio uteri biasanya terjadi pada saat kala III persalinan atau sesudahnya. Tekanan
yang dilakukan fundus uteri ketika uterus tidak dapat berkontraksi dengan baik,
tarikan pada tali pusat, hipotonia uteri dapat merupakan awal masuknya fundus uteri
ke dalam cavum uteri, dan dengan adanya kontraksi yang berturut-turut, mendorong
fundus yang terbalik ke bawah. Inversio uteri dapat juga terjadi di luar persalinan,
misalnya pada myoma geburt yang sedang ditarik untuk dilahirkan.
Gejala yang biasanya ditimbulkan adalah syok, nyeri keras, dan perdarahan. Keadaan
inversio ini sering akibat dari plasenta akreta. Pada inversio kronik gejalanya dapat
berupa metroragia, nyeri punggung, anemia dan banyak keputihan. Adapun tanda
yang dapat kita temukan adalah tidak terabanya fundus uteri di bawah pusar dan
terabanya massa yang lembek dari vagina.
Sebagai tindakan pencegahan, dalam memimpin persalinan harus selalu waspada akan
kemungkinan terjadinya inversio, misalnya pada partus presipitatus, plasenta manual,
tarikan tali pusat, memijat-mijat pada uterus yang lembek. Pada inversio uteri yang
sudah terjadi, sambil mengatasi syok, dilakukan reposisi manual dalam narkose.
Seluruh tangan kanan dimasukkan ke dalam vagina, melingkari tumor dalam vagina
dan telapak tangan dimasukkan ke dalam vagina, melingkari tumor dalam vagina dan
telapak tangan mendorong perlahan-lahan tumor ke atas melalui serviks yang masih
terbuka. Setelah reposisi berhasil, tangan dipertahankan sampai terasa uterus
berkontraksi dan kalau perlu dipasang tampon ke dalam cavum uteri dan vagina.
Tampon dilepas setelah 24 jam dan sebelumnya sudah diberi uterotonika. Reposisi ini
umumnya tidak sulit. Pada inversio uteri menahun prosedur di atas tidak dapat
dilakukan karena lingkaran kontraksi pada ostium uteri eksternum sudah mengecil
dan menghalangi lewatnya corpus uteri yang terbaik. Dalam hal ini perlu dilakukan
operasi setelah infeksi diatasi. Tindakan operatif untuk inversio uteri antara lain dapat
dilakukan dengan operasi menurut Spinell, menurut Haultin, dan Huntington. Dapat
juga dilakukan histerektomi.

3. Prolaps Uteri
Prolaps uteri sering juga disebut dengan peranakan turun/rahim turun. Prolaps Uteri
adalah kondisi rahim yang menonjol di dalam vagina. Prolaps uteri dapat terjadi pada
wanita segala usia, tapi biasanya memengaruhi wanita setelah menopause dan yang
pernah melahirkan normal setidaknya satu kali.
Gejala prolaps uteri adalah perut merasa tegang, terisi, nyeri panggul parah, sakit
perut. Ada juga nyeri punggung, khususnya nyeri ketika mengangkat benda berat, dan
nyeri saat berhubungan seks. Pasien mungkin merasa ada pembengkakan di vagina
dengan pemeriksaan diri menggunakan tangan atau dalam kasus terburuk, kita dapat
melihat ada penghambatan dari luar rahim vagina. Karena kandung kemih, uretra, dan
anus mungkin turun bersama dengan rahim, maka akan muncul gejala seperti sakit
saat buang air, keluar urin tanpa noda saat tertawa, bersin, atau batuk dan usus
bermasalah.
Prolaps uteri sering disebabkan kehamilan dan kelahiran. Semakin rentan pada
multipara, janin besar, persalinan yang lama, dan menggunakan kekuatan berlebihan
saat melahirkan akan meningkatkan risiko. Penyebab prolaps uteri lainnya, yaitu usia,
kelebihan berat badan, keseimbangan tubuh, dan membawa barang-barang berat.
Penyakit ini dapat terjadi jika ada peningkatan tekanan patologis pada perut, seperti
batuk dan sembelit yang disebabkan merokok.
Pengobatan tergantung pada tingkat penyakit, usia, aktivitas seksual, penyakit
panggul, dan kehamilan yang tidak diinginkan. Jika gejalanya ringan bisa di
tatalaksana dengan melakukan latihan Kegel untuk membantu memperkuat otot dan
ligamen dalam menahan rahim dan vagina pada tempat yang seharusnya. Terapi
hormon: krim hormon juga dapat membantu otot dan ligamen lebih kuat atau gunakan
cincin di dalam vagina untuk menahan rahim di tempatnya. Selain itu prolaps uteri
yang parah akan membutuhkan operasi, kadang-kadang bisa sampai
dibutuhkan histerektomi.
Sumber :
1. Buku Kandungan edisi 2. 2009. Yayasan Bina Pustaka SP
2. Saddiqhi S. Anatomy Relevant to Female Reconstructive Pelvic Surgery: Part I in:
Urologynecology and Female Pelvic Reconstructive Surgery, Just the Facts New
York McGraw-Hill. 2016: 1-5, 34

Anda mungkin juga menyukai