Anda di halaman 1dari 3

INVERSIO UTERI

Posted on September 9, 2013 | Leave a comment


Inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya masuk
kedalam kavum uteri.
Pembagian :
1. Inversio uteri ringan, Fundus uteri terbalik menonjol dalam kavum uteri, namun belum
keluar dari ruang rongga rahim.
2. Inversio uteri sedang, Terbalik dan sudah masuk dalam vagina.
3. Inversio uteri berat, Uterus dan vagina semuanya terbalik dan sebagian sudah keluar
vagina.
ETIOLOGI INVERSI O UTERI
Peyebabnya bisa terjadi secara spontan atau karena tindakan. Faktor yang memudahkan terjadinya
adalah uterus yang lembek, lemah, tipis dindingnya; tarikan tali pusat yang berlebihan; atau
patulous kanalis servikalis.
Yang spontan dapat terjadi pada grandemultipara, atonia uteri, kelemahan alat kandungan dan
tekanan intra abdominal yang tinggi ( mengejan dan batuk ).
Yang karena tindakan dapat disebabkan Crade yang berlebihan, tarikan tali pusat dan pada
manual plasenta yang dipaksakan, apalagi bila ada perlekatan plasenta pada dinding rahim.
Frekuensi : Jarang dijumpai, angka kejadian 1:20.000 persalinan.
DIAGNOSIS DAN GEJALA KLINIS INVERSIO UTERI
1. Dijumpai pada kala III atau post partum dengan gejala nyeri yang hebat; perdarahan yang
banyak sampai syok, apalagi bila plasenta masih melekat dan sebagian sudah ada yang
terlepas, dan dapat terjadi strangulasi dan nekrosis.
2. Pemeriksaan dalam:
Bila masih inkomplit, maka pada daerah simfisis uterus teraba fundus uteri cekung
kedalam.
Bila komplit, di atas simfisis uterus teraba kosong dan dalam vagina teraba tumor lunak.
Kavum uteri sudah tidak ada (terbalik).
PENANGANAN I NVERSI O UTERI
Pencegahan : hati-hati dalam memimpin persalinan; jangan terlalu mendorong rahim atau
melakukan perasat Crede berulang-ulang dan hati-hatilah dalam menarik tali pusat serta
melakukan pengeluaran plasenta dengan tangan.
90% kasus inversio uteri disertai dengan perdarahan yang masif dan life-threatening.
1. Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya renjatan vasovagal dan perdarahan maka
harus segera dilakukan tindakan reposisi secepat mungkin.
2. Segera lakukan tindakan resusitasi
3. Bila plasenta masih melekat , jangan dilepas oleh karena tindakan ini akan memicu
perdarahan hebat
4. Salah satu tehnik reposisi adalah dengan menempatkan jari tangan pada fornix posterior,
dorong uterus kembali kedalam vagina, dorong fundus kearah umbilikus dan
memungkinkan ligamentum uterus menarik uterus kembali ke posisi semula . Rangkaian
tindakan ini dapat dilihat pada gambar 1
5. Sebagai tehnik alternatif : dengan menggunakan 3 4 jari yang diletakkan pada bagian
tengah fundus dilakukan dorongan kearah umbilkus sampai uterus kembali keposisi
normal.
6. Setelah reposisi berhasil, tangan dalam harus tetap didalam dan menekan fundus uteri.
Berikan oksitosin dan setelah terjadi kontraksi , tangan dalam boleh dikeluarkan perlahan
agar inversio uteri tidak berulang.
7. Bila reposisi per vaginam gagal, maka dilakukan reposisi melalui laparotomi
8. Bila telah terjadi, maka terapinya adalah :
Bila ada perdarahan atau syok,berikan infus dan tranfusi darah serta perbaiki keadaan
umum.
Sesudah itu segera dilakukan reposisi kalau perlu dalam narkosa
Bila tidak berhasil maka dilakukan tindakan koperatif secara perabdominal (operasi
haultein) atau pervaginam (operasi menurut Spinelli).
Diluar rumah sakit dapat di bantu dengan melakukan reposisi ringan, yaitu dengan
tamponade vaginal, kemudian diberikan antibiotika untuk mencegah infeksi.
REFERENSI
Handout dan sumber lainnya

Anda mungkin juga menyukai