Anda di halaman 1dari 14

MODUL PRAKTIKUM PARASITOLOGI I

PROTOZOA DAN NEMATODA DARAH DAN JARINGAN

BLOK 14 (AGROMEDIS DAN PENYAKIT TROPIS)

Oleh:

Dr.rer.biol.hum. dr. Erma Sulistyaningsih, M.Si

NAMA : ..................................................
NIM : ..................................................

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
Praktikum Parasit Darah dan Jaringan
Parasitologi Blok 14
Semester V Tahun Akademik 2020-2021

Dr.rer.biol.hum. dr. Erma Sulistyaningsih, M.Si

Tujuan: mahasiswa mampu mengidentifikasi protozoa dan nematoda yang penting guna
mendiagnosis infeksi parasit di darah maupun jaringan.

1. Pengamatan morfologi protozoa darah dan jaringan


1.1 Morfologi berbagai stadium Plasmodium spp dalam sediaan darah tetes tebal
a. Plasmodium falciparum
Di dalam sediaan tetes tebal yang diberi pewarnaan dengan Giemsa, maka akan
tampak:
- Biasanya hanya terdapat bentuk trofozoit muda saja atau trofozoit dan
gametosit.
- Gambarannya tampak seragam terutama pada infeksi berat.
- Tidak tampak daerah merah di sekitar parasite.
- Parasite lebih kecil dari pada inti limfosit.

b. Plasmodium vivax
Di dalam sediaan tetes tebal yang diberi pewarnaan dengan Giemsa, maka akan
tampak:
- stroma eritrosit yang sudah terhemolisis berwarna lembayung muda.
- Tampak sisa-sisa leukosit dengan inti berwarna biru lembayung
- Seringkali tampak semua bentuk P. vivax sehingga memberi gambaran
tidak seragam.
- Di sekitar parasite-parasit ini (kecuali trofozoit muda), tampak daerah
merah yang disebut titik Schueffner.
- Parasit lebih besar dari pada inti limfosit.

c. Plasmodium malariae
Di dalam sediaan tetes tebal yang diberi pewarnaan dengan Giemsa, maka akan
tampak:
- Umumnya jumlah parasite hanya sedikit
- Tampak berbagai bentuk stadium, sehingga gambaran tidak seragam.
- Parasite tampak lebih tua warnanya dan padat.
- Tidak ada daerah merah di sekitar parasite.

1.2 Morfologi berbagai stadium Plasmodium spp dalam sediaan hapusan darah/
tetes tipis
a. Plasmodium falciparum
Bentuk trofozoit
- bentuk cincin kecil 0,1 – 0,3 kali eritrosit
- sitoplasma halus kadang-kadang seperti cincin atau burung terbang di
pinggir eritrosit (acole)
- inti terletak di pinggir eritrosit, 2 um, merah, lebih tipis disbanding P.
vivax, kadang ada 2 inti pada 1 cincin.

2
Bentuk skizon
Skizon muda
- mengisi kira-kira separuh eritrosit
- bentuk agak membulat
- inti sudah membelah tetapi belum diikuti oleh sitoplasmanya
- pigmen malaria mulai tampak diantara inti
- titil maurer dalam eritrosit menghilang
skizon masak
- sitoplasma tidak mengisi seluruh eritrosit, hanya ¾ saja.
- Inti sudah membelah menjadi 15-30 buah
- Masing-masing belahan inti diikuti pembelahan sitoplasma sehingga
tampak merozoit-metozoit
- Pigmen malaria sudah menggumpal di abgian tengah sebelum skizon
masak
Bentuk gametosit
Mikrogamet
- bentuk pisang atau ginjal, tampak lebih gemuk
- plasma berwarna merah muda
- inti lebih besar tersebar, pucat
- pigmen malaria tersebar diantara inti, ukuran 2-3 x 9-14 um
Makrogamet
- bentuk langsing, seperti pisang ambon
- plasmaberwarna biru
- inti kecil padat, terletak di tengah-tengah
- pigmen malaria tersebar di sekitar inti

b. Plasmodium vivax
Bentuk trofozoit muda
- berbentuk cincin, inti merah, sitoplasma biru
- di dalamnya terdapat vakuola
- plasma yang berhadapan dengan ini menebal
- Plasmodium terletak di central eritrosit, hanya 1 dalam 1 eritrosit
Trofozoit tua
- berbentuk amoeboid
- sitoplasma tampak tidak teratur
- tampak titik-titik Schueffner
Bentuk skizon
Skizon muda
- Bulat, mengisi hamper seluruh eritrosit, plasma padat, tidak bervakuola.
- Inti sudah membelah
- Antara inti-inti ada titik-titik berwarna coklat disebut butir hematin
(pigmen malaria)
- Terdapat titik-titik Schueffner
Skizon tua
- inti sudah membelah terbagi 12-24
- tiap-tiap pembelahan inti diikuti pembelahan sitoplasma sehingga tampak
12-24 merozoit.
- Mengisi penuh eritrosit
- D tengah-tengah terdapat pigmen malaria

3
- Titik Schueffner tetap terlihat.
Bentuk gametosit
Mikrogamet
- bulat besar, lebih kecil dari makrogamet
- inti besar pucat, tidak kompak dengan batas tidak tegas, terletak di sentral
- Plasma tampak pucat kelabua sampai merah muda
- Pigmen malaria tersebar
Makrogamet
- bentuk lonjong atau bulat, lebih besar dari mikrogamet, mengisi hamper
seluruh eritrosit
- inti tampak kecil, komak dan lertaknya sentris
- plasa berwarna biru
- pigmen malaria tersebar.

c. Plasmodium malariae
Bentuk trofozoit
Trofozoit muda
- bentuk cincin, inti merah, sitoplasma biru, dengan didalamnya terdapat
vakuola
- sukar dibedakan dengan trofozoit P.vivax
- cincin lebih besar dari pada cincin pada P.falciparum
Trofozoit tua
- eritrosit tidak membesar
- bentuk amoeboid tidak jelas disbanding P.vivax
- plasma sering tampak melintang, bentuk pita dengan plasma makin
memadat, sering dengan vakuola.
- Inti memanjang mirip bnetuk pita
- Parasit tampak lebih nyata karena pigmen kasar dan plasma padat
Bentuk skizon
Skizon muda
- sitoplasam [padta hamper mengisi seluruh eritrosit
- inti sudah membelah
- terdapat pigmen malaria sekitar nucleus
Skizon tua
- bentuk seperti bunga mawar (roset)
- mengisi seluruh eritrosit
- inti membelah menjadi 3-12, masing-masing akan menjadi inti merozoit
- tiap belahan inti diikuti belaha sitoplasma yang letaknya teratur
- pigmen berkumpul di pusat, dikelilingi merozoit yang letaknya teratur
sehingga memberi gambaran seperti roset.
Bentuk gametosit
Mikrogametosit
- bulat dan hamper mengisi seluruh eritrosit, plasma tampak merah muda
- inti besar, menyebar, pucat, terletak di pusat sitoplasma
- pigmen malaria kasar tersebar
Makrogametosit
- lonjong atau bulat, lebih besar dari miktogametosit
- sitoplasma biru
- inti tampak kecil, kompak letaknya eksentris

4
- pigmen kasar tersebar.

Uraian Gambar
1.a Plasmodium falciparum
Sediaan hapusan darah/ tetes tipis
Bentuk trofozoit muda

b. Plasmodium falciparum
Sediaan hapusan darah/ tetes tipis
Bentuk skizon

c. Plasmodium falciparum
Sediaan hapusan darah/ tetes tipis
Bentuk gametosit

d. Plasmodium falciparum
Sediaan tetes tebal
Bentuk trofozoit

5
e. Plasmodium falciparum
Sediaan tetes tebal
Bentuk gametosit

2.a Plasmodium vivax


Sediaan hapusan darah/ tetes tipis
Bentuk trofozoit

b. Plasmodium vivax
Sediaan hapusan darah/ tetes tipis
Bentuk skizon

c. Plasmodium vivax
Sediaan hapusan darah/ tetes tipis
Bentuk gametosit

6
d. Plasmodium vivax
Sediaan tetes tebal
Bentuk trofozoit

e. Plasmodium vivax
Sediaan tetes tebal
Bentuk skizon

f. Plasmodium vivax
Sediaan tetes tebal
Bentuk gametosit

3. a Plasmodium malariae
Sediaan hapusan darah/ tetes tipis
Bentuk trofozoit

7
b. Plasmodium malariae
Sediaan hapusan darah / tetes tipis
Bentuk skizon

c. Plasmodium malariae
Sediaan hapusan darah/ tetes tipis
Bentuk gametosit

d. Plasmodium malariae
Sediaan tetes tebal
Bentuk trofozoit

e. Plasmodium malariae
Sediaan tetes tebal
Bentuk skizon

8
f. Plasmodium malariae
Sediaan tetes tebal
Bentuk gametosit

4.a Plasmodium ovale


Sediaan hapusan darah/ tetes tipis
Bentuk trofozoit

b. Plasmodium ovale
Sediaan hapusan darah/ tetes tipis
Bentuk skizon

c. Plasmodium ovale
Sediaan hapusan darah/ tetes tipis
Bentuk gametosit

9
1.3 Morfologi Trypanosoma spp dalam darah dan jaringan
a. Trypanosoma cruzi dalam otot jantung
- Tampak dalam bentuk koloni di dalam sel otot
- Amastigot berukuran 2 um
- Bentuk bulat lonjong dengan 1 inti

b. Trypanosoma evansi dalam darah


- bentuk trypomastigot dengan flagella

c. Trypanosoma gambiense dalam darah


- bentuk trypomastigote, dengan flagella

Uraian Gambar
a. Trypanosoma cruzi dalam otot
jantung

b. Trypanosoma evansi dalam darah

c. Trypanosoma gambiense dalam


darah

10
2. Pemeriksaan morfologi Nematoda darah dan jaringan
a. Wuchereria bancrofti
Mikrofilaria
- berukuran 224 – 296 um
- ukuran panjang kepala panjang sama dengan lebar kepala
- mempunyai selubung
- inti tampak jelas teratur, ujung ekor tidak mengandung inti

b. Brugia malayi
Mikrofilaria
- berukuran 177 – 230 um
- ukuran panjang kepala = 2x lebar kepala
- mempunyai selubung, warna merah muda pada pengecatan giemsa
- inti berkelompok dan susunannya tidak teratur
- ujung ekor mempunyai 2 inti terpisah
c. Brugia timori
Mikrofilaria
- berukuran 265 – 323 um
- ukuran panjang kepala = 3x lebar kepalanya
- mempunyai selubung, warna pucat pada pengecatan giemsa
- inti tidak teratur, ujung ekor mempunyai 2 inti terpisah

d. Onchocerca volvulus
Mikrofilaria
Perhatikan :
 Tidak ada selubung badan
 Inti tidak mencapai ujung ekor
 Panjang 360 µm

e. Trichinella spiralis
 Stadium larva dalam otot
 Tampak larva yang melingkar
 terdapat dalam kista
 Perhatikan:
 Besar: 0,8 - 1 mm
 Reaksi jaringan hospes sekitar dinding kista

Uraian Gambar
a. Wuchereria bancrofti

11
b. Brugia malayi

c. Brugia timori

d. Onchocerca volvulus

e. Trichinela spiralis (larva)

12
3. Pemeriksaan Parasit Jaringan lain

Uraian Gambar
a. Pneumococcus carinii

b. Schistosoma japonicum
Telur
Perhatikan:
 Ukuran 70-80 µm
 Bentuk …………………………
 Warna
……………………………
 Spina sukar dilihat, letak di lateral
sangat kecil (rudimenter)

c. Schistosoma japonicum
Cacing Dewasa
 Kulit tubuhnya halus, tidak ada
tuberkel
 Mempunyai oral sucker & ventral
sucker
 Usus bercabang mulai dari oral
sucker kemudian bersatu lagi di
bagian posterior

d. Schistosoma japonicum jantan:


 tubuh lebih besar, seperti daun
terlipat
 caudal dari ventral sucker
membentuk canalis gynecophorus
 testis bentuk bulat, jumlah 6-8
buah

13
e. Schistosoma japonicum betina :
 tubuhnya langsing panjang atau
filiform
 ovarium terletak di bagian
anterior tubuh
 cacing betina sering terdapat
dalam canalis gynecophorus
cacing jantan
 uterus terdapat telur

14

Anda mungkin juga menyukai