Anda di halaman 1dari 9

MALARIALOGI

“PLASMODIUM VIVAX”

Disusun oleh :

1. Arilia Darmayanti Umasugi P07172322 003


2. Diva Aprillia Lessy P07172322 011
3. Elsya Nazwa Tuarita P07172322 014
4. Elvi Tandisala P07172322 015
5. Jauhari Ohorella P07172322 024
6. Nur Ratni Solissa P07172322 039
7. Ririn Febrianti P07172322 046

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU


JURUSAN TEKNOLOGI LABORATURIUM MEDIK
(TLM)
TAHUN 2023/2024
A. MORFOLOGI PARASIT MALARIA

Pada umumnya parasite malaria terdiri dari 3 bagaian, sebagai berikut :


 Inti/kromatin : bentuknya bulat dan berwarna merah.
 Sitoplasma : bentuknya dimulai dari bentuk cincin, sampai bentuk yang tak
beraturan, stoplasma umumnya berwarna biru.
 Vakuola : bebentuk lingkaran putih/jernih pada sitoplasma, merupakan
kantong atau tempat makan parasite, vauola ini menjadi ciri khas dari plasmodium
setelah masuk pada sadium parasite.

B. STADIUM PARASIT MALARIA


Stadium malaria yang dapat terlihat dalam sediaan ada 3, yaitu sebagai berikut :
a. Stadium Tropozoit
Stadium ini yang paling umum terlihat, seringkali disebut sebagai stadium cincin.
Meskipun tidak selalu bentuk cincinnya sempurna.
Karena trofozoit merupakan stadium pertumbuhan maka parasit dalam sel darah
merah ukurannya bervariasi dari kecil sampai besar. Pigmen terlihat sebagai hasil
pertumbuhan/metabolisme parasit, warnanya bervariasi dari kuning pucat sampai
coklat kehitaman atau hitam.
(gambar tropozoit)

Bentuk seperti cincin ukuran lebih besar dari tropozoit Plasmodium falciparum
dengan sitoplasma yang bentuknya tidak teratur. Sedangkan tropozoit dewasa bentuk
sitoplasmanya amoboit dengan inti yang besar. Pigmen berwarna coklat kekuningan
yang tersebar pada sebagian sitoplasma dan bila bentuknya bulat tanpa vakuola akan
sulit di bedakan dengan bentuk gametosit.
b. Stadium Skizon
Pada stadium skizon terlihat inti membelah menjadi 2, 4, 8 dst secara aseksual tanpa
melibatkan sel kelamin jantan dan betina.

( gambar skizon )

Bentuk tidak teratur, sitoplasma terpecah-pecah dalam kelompok dan pigmennya


berwarna coklat. Pada skizon dewasa terdapat 16 merozoit yang ukurannya lebih
besar dari plasmodium lain.

c. Stadium Gametosit
Merupakan stadium seksual yang akan menjadi sel kelamin jantan dan betina,
berkembang lebih lanjut di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina. Gametosit dapat
berbentuk bulat atau seperti pisang tergantung spesies.
(gambar gametosit )
Berbentuk bulat dengan inti ditengah sitoplasma, disekelilingnya terdapat daerah
yang tidak berwarna. Makrogametosit lebih besar dari Plasmodium lain yang tidak
dapat dibedakan dengan bentuk tropozoit dewasa. Pigmen halus dan terbesar pada
sitoplasma. Mikrogametosit mempunyai inti besar berwarna merah muda, sitoplasma
pucat dengan pigmen yang terbesar.

C. IDENTIFIKASI SEL DARAH MERAH YANG TERINFEKSI PARASIT


MALARIA ( PLASMODIUM VIVAX ) PADA SEDIAAN TIPIS
Petunjuk yang paling sederhana untuk membedakan keempat spesies malaria adalah
perubahan yang terlihat pada sel darah merah yang terinfeksi. Ukuran sel darah merah
yang terinfeksi dapat terlihat membesar atau normal. Pada sitoplasma eritrosit yang
terinfeksi dapat ditemukan titik Schuffner atau Maurer. Disamping itu, petunjuk yang
lainnya adalah keteraturan sitoplasma parasit. Sitoplasma yang teratur dapat berupa
cincin, koma, tanda seru dan sayap burung terbang.
Pada plasmodium vivax
Sel darah merah yang
terinfeksi parasite malaria
Sel darah merah terlihat
membesar

Pembesaran terlihat jelas,


eritrosit berbentuk bulat/lonjong

Ada titik-titik halus dan tersebar


merata pada sitoplasma
(titik schuffner)

Plasmodium vivax
D. IDENTIFIKASI SEL DARAH MERAH YANG TERINFEKSI PARASIT
MALARIA ( PLASMODIUM VIVAX ) PADA SEDIAAN TEBAL
Pada SD tebal tidak terlihat sel darah merah (karena lisis). Walaupun demikian parasit
malaria tetap terlihat, meskipun ukurannya lebih kecil dibandingkan pada SD tipis.
Parasit malaria harus dicari dengan lebih teliti. Setiap berpindah lapang pandang,
mikrometer digunakan untuk memfokuskan objek yang dilihat. Pada SD tebal, parasit
dapat berada pada lapisan yang berbeda. Sitoplasma trofozoit yang berbentuk cincin
halus, dapat terlihat terputus- putus atau tidak sempurna. Dengan lisisnya sel darah
merah, titik Schuffner sulit dilihat demikian juga dengan titik Maurer. Walaupun
demikian, masih terlihat sisa-sisa sel darah merah yang mengelilingi parasit (zona
merah/bayangan merah).
E. PEMERIKSAAN MALARIA DIBAWAH MIKROSKOP
pemeriksaan sedian darah sampel malaria melalui okuler dengan menggunakan
lensa obyektif 10 x. Putar makrometer untuk memfokuskan lapangan pandang. Tidak
dianjurkan untuk langsung menggunakan lensa objektif 100x untuk memfokuskan
lapangan pandang. Bila lapangan pandang sudah ditemukan/fokus, teteskan minyak
imersi pada lapangan pandang tersebut dan lensa objektif diputar pada ukuran 100x.
Pemeriksaan sediaan darah tipis :
- Pemeriksaan diarahkan pada lapangan pandang dimana sel darah merah
terpisah satu sama lain.
- Pemeriksaan dilakukan sampai 100 lapangan pandang untuk menentukan
negatif, bila diperlukan dapat dilihat sampai 400 lapangan pandang.

Pemeriksaan sediaan darah tebal :


- Pemeriksaan rutin sediaan tebal dinyatakan negatif bila tidak ditemukan
parasit pada 100 lapang pandang.
- Bila hasil positif, maka dilakukan hitung parasit terhadap 200 atau 500 lekosit.
DAFTAR PUSTAKA

Agus et al. Mikroskopis Malaria Bagi Tenaga ATLM.Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia 2020

Anda mungkin juga menyukai