Anda di halaman 1dari 10

MODUL PRAKTIKUM PARASITOLOGI

PROTOZOA DI SISTEM REPRODUKSI

BLOK 12 (REPRODUKSI)

Oleh:

Dr.rer.biol.hum. dr. Erma Sulistyaningsih, M.Si. GCert.AgHealthMed.

NAMA : ..................................................
NIM : ..................................................

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
Praktikum Protozoa di Sistem Reproduksi
Parasitologi Blok 12
Semester IV Tahun Akademik 2021-2022

Dr.rer.biol.hum. dr. Erma Sulistyaningsih, M.Si., GCert.AgHealthMed.

Tujuan: mahasiswa mampu mengidentifikasi parasit protozoa yang menginfeksi


sistem reproduksi perempuan.

1. Pengamatan morfologi berbagai stadium Plasmodium spp yang sering pada


malaria dalam kehamilan (sediaan darah tetes tebal)
a. Plasmodium falciparum
Di dalam sediaan tetes tebal yang diberi pewarnaan dengan Giemsa, maka
akan tampak:
- Biasanya hanya terdapat bentuk trofozoit muda saja atau trofozoit
dan gametosit.
- Gambarannya tampak seragam terutama pada infeksi berat.
- Tidak tampak daerah merah di sekitar parasite.
- Parasite lebih kecil dari pada inti limfosit.

b. Plasmodium vivax
Di dalam sediaan tetes tebal yang diberi pewarnaan dengan Giemsa, maka
akan tampak:
- stroma eritrosit yang sudah terhemolisis berwarna lembayung
muda.
- Tampak sisa-sisa leukosit dengan inti berwarna biru lembayung
- Seringkali tampak semua stadium/bentuk P. vivax sehingga
memberi gambaran tidak seragam.
- Di sekitar parasite-parasit ini (kecuali trofozoit muda), tampak
daerah merah yang disebut titik Schueffner.
- Parasit lebih besar dari pada inti limfosit.

2. Morfologi berbagai stadium Plasmodium spp yang sering pada malaria


dalam kehamilan (sediaan hapusan darah)
a. Plasmodium falciparum
Bentuk trofozoit
- bentuk cincin kecil 0,1 – 0,3 kali eritrosit
- sitoplasma halus kadang-kadang seperti cincin atau burung terbang
di pinggir eritrosit (acole)
- inti terletak di pinggir eritrosit, 2 um, merah, lebih tipis disbanding
P. vivax, kadang ada 2 inti pada 1 cincin.
Bentuk skizon
Skizon muda
- mengisi kira-kira separuh eritrosit
- bentuk agak membulat
- inti sudah membelah tetapi belum diikuti oleh sitoplasmanya
- pigmen malaria mulai tampak diantara inti

2
- titil maurer dalam eritrosit menghilang
skizon masak
- sitoplasma tidak mengisi seluruh eritrosit, hanya ¾ saja.
- Inti sudah membelah menjadi 15-30 buah
- Masing-masing belahan inti diikuti pembelahan sitoplasma
sehingga tampak merozoit-metozoit
- Pigmen malaria sudah menggumpal di abgian tengah sebelum
skizon masak
Bentuk gametosit
Mikrogamet
- bentuk pisang atau ginjal, tampak lebih gemuk
- plasma berwarna merah muda
- inti lebih besar tersebar, pucat
- pigmen malaria tersebar diantara inti, ukuran 2-3 x 9-14 um
Makrogamet
- bentuk langsing, seperti pisang ambon
- plasmaberwarna biru
- inti kecil padat, terletak di tengah-tengah
- pigmen malaria tersebar di sekitar inti

b. Plasmodium vivax
Bentuk trofozoit muda
- berbentuk cincin, inti merah, sitoplasma biru
- di dalamnya terdapat vakuola
- plasma yang berhadapan dengan ini menebal
- Plasmodium terletak di central eritrosit, hanya 1 dalam 1 eritrosit
Trofozoit tua
- berbentuk amoeboid
- sitoplasma tampak tidak teratur
- tampak titik-titik Schueffner
Bentuk skizon
Skizon muda
- Bulat, mengisi hamper seluruh eritrosit, plasma padat, tidak
bervakuola.
- Inti sudah membelah
- Antara inti-inti ada titik-titik berwarna coklat disebut butir hematin
(pigmen malaria)
- Terdapat titik-titik Schueffner
Skizon tua
- inti sudah membelah terbagi 12-24
- tiap-tiap pembelahan inti diikuti pembelahan sitoplasma sehingga
tampak 12-24 merozoit.
- Mengisi penuh eritrosit
- D tengah-tengah terdapat pigmen malaria
- Titik Schueffner tetap terlihat.
Bentuk gametosit
Mikrogamet
- bulat besar, lebih kecil dari makrogamet
- inti besar pucat, tidak kompak dengan batas tidak tegas, terletak di
sentral

3
- Plasma tampak pucat kelabua sampai merah muda
- Pigmen malaria tersebar
Makrogamet
- bentuk lonjong atau bulat, lebih besar dari mikrogamet, mengisi
hamper seluruh eritrosit
- inti tampak kecil, komak dan lertaknya sentris
- plasa berwarna biru
- pigmen malaria tersebar.

Uraian Gambar
1.a Plasmodium falciparum
Sediaan hapusan darah
Bentuk trofozoit muda

1. b. Plasmodium falciparum
Sediaan hapusan darah
Bentuk skizon

1.c. Plasmodium falciparum


Sediaan hapusan darah
Bentuk gametosit

1.d. Plasmodium falciparum


Sediaan tetes tebal
Bentuk trofozoit

4
1.e. Plasmodium falciparum
Sediaan tetes tebal
Bentuk gametosit

2.a Plasmodium vivax


Sediaan hapusan darah
Bentuk trofozoit

2.b. Plasmodium vivax


Sediaan hapusan darah
Bentuk skizon

2.c. Plasmodium vivax


Sediaan hapusan darah
Bentuk gametosit

2.d. Plasmodium vivax


Sediaan tetes tebal
Bentuk trofozoit

5
2.e. Plasmodium vivax
Sediaan tetes tebal
Bentuk skizon

2.f. Plasmodium vivax


Sediaan tetes tebal
Bentuk gametosit

3. Morfologi Toxoplasma gondii dalam darah dan jaringan


a. Takizoit (Bentuk aktif)
- Berbentuk seperti bulan sabit dengan ujung runcing di satu sisi dan sisi lain
agak membulat.
- Ukuran panjang 4-5 mikron, lebar 2-4 mikron.
- Mempunyai selaput sel dengan 1 inti di tengah dengan beberapa organel lain.
- Tidak mempunyai kinetoplast dan sentrosom.
- Tidak berpigmen.
b. Kista (berisi bradizoit) dalam jaringan
- Berbentuk lonjong atau bulat.
- Ukuran bervariasi, + 200 mikron.
c. Ookista (berisi sporozoit)
- Berbentuk lonjong, berukuran 12,5 mikron.
- Mempunyai dinding, berisi sporoblast yang dapat membelah.

Uraian Gambar
a. Takizoit Toxoplasma gondii

6
b. Kista Toxoplasma gondii dalam
jaringan

c. Ookista Toxoplasma gondii

4. Morfologi Trichomonas vaginalis


Trichomonas vaginalis hanya mempunyai bentuk trofozoit, tidak mempunyai bentuk
kista.
Trofozoit Trichomonas vaginalis:
• Bentuk oval,
• 4 flagella bebas di anterior dan 1 flagella melekat pada undulating membrane
• Inti tunggal berbentuk oval, karyosom sentral di bagian anterior.
• axostyle sepanjang organisme dan menonjol di posterior

Uraian Gambar
Trofozoit Trichomonas vaginalis

7
LAPORAN KASUS 1

Seorang ibu hamil berusia 28 tahun datang ke poli Kandungan dengan keluhan
demam dan badan terasa lemah selama seminggu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum baik, tekanan darah 115/80 mmHg, denyut nadi 84 x/menit,
temperatur 37,1 oC. Pasien saat ini hamil pertama dan telah memasuki minggu ke 8.
Riwayat pasien suka mengkonsumsi daging setengah matang. Pasien juga memelihara
beberapa ekor kucing di rumahnya.
Untuk dapat melakukan diagnosis pasti, dokter akan melakukan beberapa
pemeriksaan penunjang.
Pertanyaannya:
1. Pemeriksaan penunjang apa saja yang perlu dilakukan?
2. Apakah kemungkinan hasil dari pemeriksaan penunjang yang diusulkan?
3. Apakah diagnosis yang paling mungkin pada kasus di atas?
4. Bagaimana perencanaan terapi yang paling tepat?

8
LAPORAN KASUS 2

Seorang perempuan hamil berusia 25 tahun datang ke poli kandungan RS dengan


keluhan demam yang periodik dan naik turun sejak satu minggu. Pasien juga
mengeluh makin hari badannya makin lemah dan tidak ada nafsu makan. Saat ini
pasien sedang hamil bulan ke tiga. Riwayat dua bulan yang lalu pasien menyusul
suaminya yang bekerja di Papua dan tinggal di sana selama tiga minggu. Pada
pemeriksaan didapatkan tekanan darah 90/70 mmHg, denyut nadi 100 x/menit, suhu
38,5oC, frekuensi nafas 24x/menit. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan anemis.
Untuk dapat melakukan diagnosis pasti, dokter akan melakukan beberapa
pemeriksaan penunjang.
Pertanyaannya:
1. Pemeriksaan penunjang apa saja yang perlu dilakukan?
2. Apakah kemungkinan hasil dari pemeriksaan penunjang yang diusulkan?
3. Jika ada pemeriksaan darah yang dilakukan, bagaimanakah gambaran hasil
yang didapatkan?
4. Apakah diagnosis yang paling mungkin pada kasus di atas?
5. Bagaimana managemen terapi yang paling tepat pada kasus di atas?

9
LAPORAN KASUS 3

Seorang perempuan berusia 28 tahun datang ke praktek dokter umum dengan keluhan
keputihan berbau anyir. Cairan keputihan banyak berwarna kekuningan sejak 4 hari
yang lalu disertai rasa nyeri. Pada pemeriksaan status lokalis didapatkan gambaran
cervix yang hiperemia disertai discharge yang profuse.

Untuk dapat melakukan diagnosis pasti, dokter akan melakukan beberapa


pemeriksaan penunjang.
Pertanyaannya:
1. Pemeriksaan penunjang apa saja yang perlu dilakukan?
2. Apakah kemungkinan hasil dari pemeriksaan penunjang yang diusulkan?
3. Apakah diagnosis yang paling mungkin pada kasus di atas?
4. Bagaimana manegemen terapi yang paling tepat pada kasus di atas?

10

Anda mungkin juga menyukai