Anda di halaman 1dari 45

DIAGNOSIS LABORATORIUM

PADA MALARIA
dr.Yusnitasari,Sp.PK
Pemeriksaan malaria untuk diagnostik

 -Mikroskopis
 - RDT
 -Fluorescence
 -PCR

Kementerian Kesehatan RI. Modul Peningkatan Kemampuan Teknis Mikroskopis Malaria. 2020
Mikroskopis

 Sudah > 100 tahun digunakan sebagai “gold standart”


untuk diagnosis infeksi malaria
 Sensitivitas tinggi
 Spesifik
 Tapi hanya dapat dilakukan oleh nakes yang expert

Kementerian Kesehatan RI. Modul Peningkatan Kemampuan Teknis Mikroskopis Malaria. 2020
Mikroskopis

 Apusan darah tebal dan darah tipis pewarnaan giemsa


  untuk identifikasi morfologi spesies lebih detail
 Apusan darah tebal digunakan untuk skrining
(jumlah parasit sedikit)
 Apusan darah tipis  digunakan untuk identifikasi
jenis spesies
 Sample darah  di ambil dari jari, cuping telinga
dan darah vena (EDTA, Heparin, Na citrat)

Kementerian Kesehatan RI. Modul Peningkatan Kemampuan Teknis Mikroskopis Malaria. 2020
Pengambilan sample malaria

Basic Malaria Microscopy, 2nd Edition, 2010


Kesalahan yang sering terjadi
pada pembuatan sediaan darah

a. Jumlah darah terlalu banyak c. Slide berlemak atau kotor

b. Jumlah darah terlalu sedikit d. Ujung object glass utk membuat apusan terlalu tajam

e. Apusan darah tebal terletak di ujung slide

Basic Malaria Microscopy, 2nd Edition, 2010


Penilaian kualitas sediaan darah
Makroskopis
•Sediaan darah tebaldiameter 1 cm, tidak terfixasi
•Sediaan darah tipis berbentuk lidah sepanjang ±1 cm

Mikroskopis
•Sediaan darah tebalvol. darah 6uL, lekosit 15-20/LPB
•Sediaan darah tipisvol. darah 2uL, terfixasi dan eritrosit tidak
saling bertumpuk

Kementerian Kesehatan RI. Modul Peningkatan Kemampuan Teknis Mikroskopis Malaria. 2020
Larutan Giemsa 3%

Kementerian Kesehatan RI. Modul Peningkatan Kemampuan Teknis Mikroskopis Malaria. 2020
Leukosit dalam darah tepi

Morfologi Malaria, Badan Litbang Kesehatan Kemenkes Jakarta


Siklus Hidup Plasmodium
Masa Inkubasi Malaria
Plasmodium Sel hepar Eritrosit
(Hari) (Jam)

• P. falciparum 9 – 14 (12) 48
• P. Vivax 12 – 17 (15) 48
• P. ovale 16 – 18 (17) 56
• P. malariae 18 – 40 (26) 72
• P. knowlesi 10 – 12 (11) 24

Kementerian Kesehatan RI. Modul Peningkatan Kemampuan Teknis Mikroskopis Malaria. 2020
Bagian- bagian Plasmodium spp

• Morfologi :
– a. Inti : Merah
e
– b. Sitoplasma : Biru
– c. Pigmen (sisa
metabolisme) kuning,
coklat, coklat hitam
– d. Titik-titik Eritrosit
terinfeksi
– e. Vakuola

Morfologi Malaria, Badan Litbang Kesehatan Kemenkes Jakarta


3 Stadium/fase Plasmodium spp

1. Trofozoit, fase inti dan sitoplasma masih terlihat


vakuola
2. Skizon, fase inti trofozoit membelah menjadi lebih dari
2 inti
3. Gametosid, fase inti dan sitoplasma membesar dan
tidak terlihat vakuola

Morfologi Malaria, Badan Litbang Kesehatan Kemenkes Jakarta


Nama titik-titik eritrosit yang terinfeksi

1. Maurrer → P. falciparum
2. Shuffner → P. vivax
3. Zieman → P. malariae
4. James → P. ovale
5. Mulligan → P. knowlesi

Morfologi Malaria, Badan Litbang Kesehatan Kemenkes Jakarta


Plasmodium falciparum

Stadium trofozoit
 Morfologi
 Stadium seragam (homogen)
 Inti,merah, kecil padat/kompak
 Sitoplasma, biru, halus.

Pada apusan darah tebal tidak nampak zona


 Pada apusan darah tipis :
 Ukuran eritrosit normal
 Bentuk beragam ada bentuk cincin, koma, tanda seru, cincin dua
inti, bentuk accole (posisi di tepi)

Morfologi Malaria, Badan Litbang Kesehatan Kemenkes Jakarta


Plasmodium falciparum

Stadium trofozoit lanjut

• Ukuran eritrosit yg terinfeksi normal


• Eritrosit : Tampak titik-titik Maurer
• Morfologi
• Sitoplasma kebiruan, melebar
• Tampak pigmen,kuning kecoklatan

Morfologi Malaria, Badan Litbang Kesehatan Kemenkes Jakarta


Plasmodium falciparum

Stadium Skizon
• Pada apusan darah tipis ukuran
eritrosit yg terinfeksi normal

Morfologi
– Inti : inti skizon matang 10-32
– Sitoplasma : melebar kebiruan
– Pigmen menggumpal, warna
tengguli kehitaman
– Parasit tidak memenuhi seluruh
eritrosit, hanya mengisi 75%
rongga eritrosit

Morfologi Malaria, Badan Litbang Kesehatan Kemenkes Jakarta


Plasmodium falciparum

Stadium Gametosit
• Biasanya bentuk seperti pisang,
sosis, bulan sabit, lonjong
• Makrogametosit (betina)
• Langsing (ujung runcing)
• Inti : merah, kompak, padat
• Sitoplasma : kebiruan
• Pigmen coklat tua,batang
mengelilingi inti
• Mikrogametosit (jantan)
• Inti : merah, menyebar
• Sitoplasma : biru kemerahan
• Pigmen coklat tua,batang
menyebar
Morfologi Malaria, Badan Litbang Kesehatan Kemenkes Jakarta
Plasmodium falciparum
Gametosit Plasmodium falciparum
Plasmodium vivax

Stadium Trofozoit

• Pada apusan darah tebal 1

tampak zona (kumpulan


titik-titik suffner) bentuk 1

macam-macam (beragam). 1 1
• Morfologi
• Inti bulat, padat,
merah.
• Sitoplasma biru,
kasar (tebal), tidak
beraturan (amuboid)

Morfologi Malaria, Badan Litbang Kesehatan Kemenkes Jakarta


Plasmodium vivax

Stadium Trofozoit lanjut

• Pada apusan tipis eritrosit yang


terinfeksi lebih besar
• Titik-titik Shuffner warna merah
• Morfologi
• Inti bulat, merah, melebar
• Sitoplasma
• tebal, bentuk tidak
beraturan (amuboid)
• Pigmen kuning kecoklatan
• Vakuola masih tampak

Morfologi Malaria, Badan Litbang Kesehatan Kemenkes Jakarta


Plasmodium vivax

Stadium Skizon

Morfologi
– Skizon muda
• Inti : lebih dari 2, merah,
melebar
• Sitoplasma : biru, melebar
• Pigmen coklat tengguli
• Vakuol tidak terlihat
– Skizon matang (lanjut)
• Inti : merah, padat (8-24)
• Sitoplasma : biru,
mengelilingi setiap inti
• Pigmen coklat tengguli
Morfologi Malaria, Badan Litbang Kesehatan Kemenkes Jakarta
Plasmodium vivax

Stadium Gametosit
Morfologi
– Makrogametosit (betina)
• Inti : merah, padat, ditepi
• Sitoplasma : kasar, biru,
melebar
• Pigmen coklat tersebar di
sitoplasma
– Mikrogametosit (jantan)
• Inti : merah, melebar,
agak tengah
• Sitoplasma : biru
• Pigmen coklat tersebar
Morfologi Malaria, Badan Litbang Kesehatan Kemenkes Jakarta
Plasmodium vivax
Plasmodium vivax
Plasmodium malariae

• Stadium Trofozoit
• Pada apusan darah tebal tidak
nampak zona

• Pada apusan darah tipis eritrosit yg


terinfeksi tidak membesar.

• Titik-titik Zieman jarang terlihat

• Morfologi:
• Inti: merah, melebar, irreguler
• Sitoplasma:
• Biru melebar/tebal irreguler
• Pigmen : kuning- kecoklatan,

• Bentuk pita (Band form)

Morfologi Malaria, Badan Litbang Kesehatan Kemenkes Jakarta


Plasmodium malariae
Stadium Skizon
Morfologi :
– Stadium skizon muda
• Inti : merah, membagi
diri lebih dari 2
– Stadium skizon matang
• Inti : 10-12
• Sitoplasma : biru,
membagi diri
mengelilingi masing-
masing inti
• Pigmen : menggumpal di
tengah, kecoklatan.
• Merozoit mengisi penuh
ruang eritrosit (rosette
atau seruni).

Morfologi Malaria, Badan Litbang Kesehatan Kemenkes Jakarta


P. malariae
• Stadium Gametosit
• Morfologi
• makrogametosit (betina)
• Inti : merah, padat, di tepi
• Sitoplasma : biru, melebar
• Pigmen :bercak coklat, tersebar

• mikrogametosit (jantan)
• Inti : merah, melebar, di tengah
• Sitoplasma :biru terlihat
kemerahan, melebar
• Pigmen :bercak coklat, tersebar

Morfologi Malaria, Badan Litbang Kesehatan Kemenkes Jakarta


Plasmodium malariae
Plasmodium malariae
Plasmodium ovale

Stadium Trofozoit
• Pada apusan darah tebal biasanya
nampak zona(kumpulan titik-titik
james), berukuran sama/seragam
• Pada apusan darah tipis eritrosit yg
terinfeksi sedikit lebih besar
• Biasanya berbentuk oval atau
ujung berbentuk fimbriae
• Tampak titik-titik james: kasar dan
merata, warna merah
• Morfologi
– Parasit memenuhi 1/3 bagian
eritrosit
– Inti merah, padat
– Sitoplasma kompak

Morfologi Malaria, Badan Litbang Kesehatan Kemenkes Jakarta


Plasmodium ovale
Stadium skizon
• Pada apusan tebal terlihat zona
merah, Biasanya berbentuk oval
atau di ujung berbentuk fimbriae
• Sediaan darah tipis : ukuran
Eritrosit yang terinfeksi lebih
besar dari normal.
• Tampak titik-titik james: kasar dan
merata, warna merah

Morfologi :
– Skizon Tua : inti 8-12,
– Sitoplasma mengelilingi
masing-masing inti

Morfologi Malaria, Badan Litbang Kesehatan Kemenkes Jakarta


Plasmodium ovale

Stadium gametosit
• Eritrosit yg terinfeksi sedikit
lebih besar dari normal.
• Berbentuk oval dan ujung
berbentuk fimbrae
• Tampak titik-titik james: kasar
dan merata
• Morfologi
-Parasit memenuhi seluruh
bagian eritrosit
-Inti besar dan padat
-Sitoplasma kompak
-Pigmen kuning kehitaman

Morfologi Malaria, Badan Litbang Kesehatan Kemenkes Jakarta


Plasmodium ovale

Basic Malaria Microscopy 2nd. WHO, 2010


Perbedaan Karakteristik
4 Plasmodium spp

Morfologi Malaria, Badan Litbang Kesehatan Kemenkes Jakarta


Rapid Diagnostik Test
Kementerian Kesehatan RI. Modul Peningkatan Kemampuan Teknis Mikroskopis Malaria. 2020
Keuntungan RDT

• Hasil cepat
• Dapat dilakukan oleh nakes yang tidak terlatih
• Tidak memerlukan peralatan elektronik
• Hasil test RDT (kualitatif)sama dengan mikroskopis
• Menjadi pilihan untuk di daerah terpencil

Kementerian Kesehatan RI. Modul Peningkatan Kemampuan Teknis Mikroskopis Malaria. 2020
Kerugian RDT

• Sensitivitas rendah (>100 parasit/uL) untuk jumlah parasit


sedikit
• Tidak dapat menghitung densitas parasit
• Tidak mampu membedakan bentuk parasit sexual dan asexual
• Tidak dapat dipakai untuk follow up
• Harga mahal
• Tidak mampu membedakan antara P. vivax, P. ovale, dan P.
malariae

Kementerian Kesehatan RI. Modul Peningkatan Kemampuan Teknis Mikroskopis Malaria. 2020
Perbandingan metode untuk diagnosis
Parameter Microscopy PCR Fluorescence Dipstick Dipstick
HRP-2 pLDH
Sensitivity 5-10 5 50 >100 >100
(parasites/µl)
P. f P. f only P. f and P. v
Specificity All species All species good, others good
difficult
Parasite
density Yes No No Crude Crude
or estimation estimation
parasitemia
Time for 30–60 min 24 h 30–60 min 20 min 20 min
result
Skill level High High Moderate Low Low
Equipment Microscope PCR QBC apparatus Kit only Kit only
apparatus or microscope

Cost/test Low High Moderate/low Moderate Moderate

Laboratory Diagnosis of Malaria. Mahidol University


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai