Anda di halaman 1dari 82

Gambaran Umum Malaria

Rika
Labkes Prov Kaltim
Pendahuluan

Definisi :
- Malaria merupakan penyakit infeksi
akut/kronik dan berpotensial fatal
yang disebabkan parasit Plasmodium.
- Plasmodium ditularkan ke manusia melalui
gigitan nyamuk Anopheles sp.
betina yang telah terinfeksi Plasmodium
Malaria
Penyebab :
Parasit genus Plasmodium, Famili Plasmodiidae, dari Orde Coccidiidae,

ada 5 macam Plasmodium :


• Plasmodium falciparum (malaria tropika)
• Plasmodium vivax (malaria tertiana)
• Plasmodium malarie (malaria kuartana)
• Plasmodium ovale (jarang, umumnya di Afrika)
• Plasmodium knowlesi (Plasmodium Primata yang dapat menginfeksi
manusia)
Diagnosis

• Berdasarkan Gejala Klinis


• Diagnosis Mikroskopik :
- Sediaan darah hapus (tebal dan tipis) pewarnaan Giemsa  Gold
Standard
- Fluorescent Microscop
- QBC (Quantitative Buffy Coat)
• Serologi malaria:
- Deteksi Antigen
- Deteksi antibody
• Pemeriksaan Molokuler (DNA- Based):
PCR (Polymerase Chain Reaction)
SEL DARAH
• Eritrosit Normositer
Ukuran : Ø 6 - 9 µm
(7 µm)

• Leukosit
- seri granulosit
- seri limfosit : 10 – 15 µm
- seri monosit

• Trombosit
DARAH NORMAL
TIDAK MENGANDUNG PARASIT

SEDIAAN DARAH
TEBAL
Pulasan Giemsa
Ciri-ciri :
- lisis sel-sel darah
merah
- inti lekosit,
netrofil,
limfosit, eosinofil
- trombosit
IDENTIFIKASI PARASIT MALARIA

A Morfologi
A. Inti : merah
B. Sitoplasma : biru
C. Pigmen : Coklat –
hitam
D. Titik-titik
(maurrer/Shuffner):
E merah
D C B E. Vakuola
Plasmodium spp
pada sediaan darah tepi
• Sediaan darah tipis :
Ukuran eritrosit yang terinfeksi parasit malaria
dibandingkan dengan eritrosit normal
 Jika lebih besar  Pv / Po
 Jika sama besar  Pf / Pm

• Sediaan darah tebal


Ukuran parasit dibandingkan dengan inti limfosit
kecil
Jika lebih besar  Pv / Po
Jika lebih kecil  Pf / Pm
P. falciparum
P. falciparum
• Yang harus diperhatikan:
1. Eritrosit tidak membesar
2. Terdapat titik maurer disekitar
parasit
3. Bentuk titik Maurer kasar
4. Stadium yang ditemukan
umumnya:
trofozoit dan gametosit
5. Bila ditemukan stadium skizon
di sediaan darah tepi
menandakan adanya infeksi
berat
Plasmodium falciparum
Stadium trofozoit
• Ukuran eritrosit yg Sediaan darah tipis
terinfeksi = eritrosit
normal
• Bintik Maurer tidak tampak
• Morfologi
– Inti
• merah, kecil
padat/kompak 3
– Sitoplasma 1

• biru, halus.
1
3

• Gambar:
1. Bentuk cincin, koma,
tanda seru, lidah api.
2. Bentuk cincin dua inti
3. Bentuk accole
(posisi di tepi eritrosit)
Plasmodium falciparum
Stadium trofozoit lanjut Sediaan darah tipis
• Ukuran eritrosit yg
terinfeksi = eritrosit
normal
• Eritrosit :
Tampak titik-titik Maurer

• Morfologi
1 1
– Inti
• merah, melebar
padat
– Sitoplasma
• Kebiruan,
melebar,
– Tampak pigmen,
kuning kecoklatan
Stadium Gametosit Plasmodium falciparum
• Tidak tampak titik-titik Maurer
• Bentuk seperti pisang, sosis, (Sediaan darah tipis)
bulan sabit, lonjong

– Mikrogametosit (jantan) (2)


• Langsing (ujung
runcing)
1
• Inti : merah, kompak,
padat 2

• Sitoplasma : kebiruan 2
1
• Pigmen, coklat tua, batang
mengelilingi inti
– Makrogametosit (betina) ( 1 )
• Inti : merah,
menyebar
• Sitoplasma :
biru kemerahan
• Pigmen, coklat tua, batang
menyebar
Stadium Skizon muda Plasmodium falciparum
(Sediaan darah tipis)
• Ukuran eritrosit yg terinfeksi =
eritrosit normal
• Tidak tampak titik-titik Maurer
• Morfologi
– Inti jumlahnya lebih dari 2, 1 1

warna merah, kompak padat


– Sitoplasma
1
melebar, kebiruan, 1

belum
membagi diri
– Mengisi 75 % rongga eritrosit
– Pigmen menggumpal coklat
tua
Plasmodium falciparum
Skizon matang (Sediaan darah tipis)

• Ukuran eritrosit yg terinfeksi =


eritrosit normal
• Tidak tampak titik-titik Maurer
• Morfologi
– Inti : jumlah inti lebih dari
10 (10-32) warna merah,
kecil padat,
 setiap inti dikelilingi oleh 2
1
sitoplasma
– Sitoplasma : kebiruan, tebal
menyertai masing-masing
inti
– Pigmen menggumpal, warna
tengguli kehitaman
– Parasit tidak memenuhi
seluruh eritrosit
Trofozoit lanjut Plasmodium falciparum

(Sediaan darah tebal )


• Eritrosit terhemolisa
• Tidak tampak zona
merah
• Morfologi 1
2
– Inti bulat 1
1
merah, padat
1
– Sitoplasma
biru, bentuk
seperti cincin
tebal
– Pigmen kuning
kecoklatan
Plasmodium falciparum
Skizon muda
(Sediaan darah tebal)
• Morfologi
– Inti merah,
padat jumlah
lebih dari 2
1
– Sitoplasma biru,
melebar, belum 1

membagi diri
– Tampak pigmen
menggumpal,
warna cokelat –
tengguli
Skizon matang
Plasmodium falciparum
• Morfologi
(Sediaan darah tebal)
– Inti
merah, padat
membelah
diri (banyak : 8 - 2
32). 1

Masing-masing inti
dikelilingi
sitoplasma
– Sitoplasma
biru, padat, kompak
– Tampak pigmen
menggumpal
tengguli-
hitam
Gametosit
Berbentuk pisang/ sosis/ bulan Plasmodium falciparum
sabit/ lonjong
(Sediaan darah tebal)
Morfologi
• Mikrogametosit (jantan / 2)
– Inti : merah, padat
– Sitoplasma : ujung
1
meruncing warna biru
- Pigmen : di sekitar inti,
berbentuk batang, warna 1
coklat kehitaman 2

• Makrogametosit (betina / 1) 2
– Inti : merah, menyebar
– Sitoplasma : biru-kemerahan
melebar
– Pigmen : menyebar, berbentuk
batang, warna coklat
kehitaman

* Kadang dapat ditemukan


stadium gametosit muda
dengan balon merah
P. vivax
Identifikasi P. vivax
• Yang harus diperhatikan:
1. Eritrosit membesar
2. Terdapat titik schuffner disekitar parasit
3. Titik Schuffner bentuknya halus dan
tersebar merata di sekitar parasit
4. Stadium yang ditemukan :
trofozoit, skizon dan gametosit (semua
stadium)
Plasmodium vivax
(sediaan darah tipis)

Stadium Trofozoit
Bentuk cincin

• Eritrosit yg terinfeksi lebih 1


besar dari eritrosit normal
• Tampak titik-titik Shuffner
1
: halus dan merata,
warna merah 1 1
• Morfologi
• Inti bulat, padat,
merah, kecil 1 1
• Sitoplasma
biru, kasar (tebal),
bentuk cincin ada
bagian yang
menebal
Plasmodium
vivax
(sediaan darah tipis)
Trofozoit lanjut
• Eritrosit yg terinfeksi lebih
besar dari eritrosit normal
• Titik-titik Shuffner berwarna
merah
• Morfologi
2 1
• Inti bulat, merah,
melebar 1

• Sitoplasma
biru, kasar (tebal), 2 2
bentuk tidak
2
beraturan (amuboid)
• Pigmen tengguli
kuning kecoklatan
• Vakuola masih
tampak
Plasmodium vivax
(sediaan darah tipis)

Skizon
• Eritrosit yg terinfeksi lebih besar
dari eritrosit normal
• Titik-titik Shuffner terdesak
kepinggir
• Morfologi
– Skizon muda
• Inti : lebih dari 2, merah,
melebar
• Sitoplasma : biru, melebar
• Pigmen coklat tengguli
• Vakuol tidak terlihat 2

– Skizon matang (lanjut)


• Inti : merah, padat
membagi diri (8-24)
• Sitoplasma : biru,
mengelilingi setiap inti
(merozoit)
• Pigmen coklat tengguli
Plasmodium vivax
(sediaan darah tebal)

Trofozoit

• Tampak zona merah


• Bentuk bervariasi 1

• Morfologi 2
• Inti bulat, padat,
merah
• Sitoplasma biru, kasar
(tebal), bentuk cincin
ada bagian yang
menebal dan bentuk
bercabang / tidak
beraturan (amuboid)
• Pigmen kecoklatan di
sitoplasma
• Vakuola masih terlihat
Skizon
Plasmodium vivax
• zona merah tampak pada skizon
muda
• Vakuola sudah tidak tampak
(sediaan darah tebal)
• Morfologi
Stadium skizon muda
– Inti : merah, padat, membagi diri
(>2)
– Sitoplasma : biru, padat,
menyebar masih menyatu
– Pigmen : menggumpal, coklat tua

Stadium skizon lanjut


– Inti : merah, padat, membagi diri
(8-24)
– Sitoplasma : biru, padat,
menyebar masih menyatu
– Pigmen : menggumpal, coklat
tengguli

Stadium skizon matang


– Sama dengan skizon lanjut,
namun sitoplasma sudah
membagi diri mengelilingi
masing-masing inti
Gametosit
Plasmodium vivax
• Zona merah masih terlihat
• Vakuola tidak ada (sediaan darah tebal)
• Morfologi
Mikrogametosit (jantan)
– Inti : merah, padat, di
tepi
– Sitoplasma : biru,
melebar
– Pigmen : coklat tua,
tersebar

Makrogametosit (betina)
– Inti : merah melebar, di
tengah
– Sitoplasma : biru
kemerahan, melebar
– Pigmen : coklat tua,
tersebar
P. falciparum dan P. vivax
(Sediaan darah tebal)

• Perbedaan gambaran pd sediaan


darah tebal.
P.f
– Ada atau tidaknya zona merah
• Zona merah …………………..
Pv
• Tanpa zona merah……………
Pf
– Ada atau tidaknya bintik merah
• Shuffner………………………..P
v
• Maurer dapat terlihat ………
Pf
– Keseragaman bentuk
• Tidak
seragam………………..Pv P.v
• Seragam………………………..P
f
Trofozoit muda
• Titik-titik Ziemann tidak terlihat P. malariae
• Morfologi :
(sediaan darah tipis)
– Inti:
• Merah, bulat atau melebar
• Kadang terlihat seperti di
dalam sitoplasma
– Sitoplasma :
• biru tebal
• Berbentuk cincin
• Memanjang seperti pita
– Pigmen :
• Belum terlihat jelas (bentuk
cincin)
• Terlihat jelas (bentuk pita)
– Vakuola masih terlihat
P. malariae
(sediaan darah tipis)
Stadium Trofozoit lanjut
• Eritrosit yg terinfeksi tidak membesar.
• Bintik Ziemann tidak terlihat
• Morfologi:
– Inti:
• merah tua, melebar, irreguler
– Sitoplasma:
• kebiruan,
• Melebar/tebal irreguler
• Memanjang (pita)
– Pigmen :
• Bercak kuning- kecoklatan,
• Bentuk
– Cincin (inti ditengah)
– pita
Stadium Skizon P. malariae
• Pada skizon matang : (sediaan darah tipis)
Merozoit mengisi penuh ruang eritrosit
(rosette atau seruni).
• Bintik Ziemann tidak terlihat
• Morfologi :
– Stadium skizon muda
• Inti : merah, membagi diri >2
• Sitoplasma : biru, melebar
• Pigmen : menggumpal di
tengah, kecoklatan.

– Stadium skizon matang


• Inti : merah, membagi diri 10-
12
• Sitoplasma : biru, membagi diri
mengelilingi masing-masing inti
• Pigmen : menggumpal di
tengah, kecoklatan.
P. malariae
(sediaan darah tipis)

Gametosit

• Morfologi
– makrogametosit (betina)
• Inti : merah, padat, di tepi
• Sitoplasma : biru, melebar
• Pigmen : bercak coklat, tersebar

– mikrogametosit (jantan)
• Inti : merah, melebar, di tengah
• Sitoplasma : biru terlihat
kemerahan, melebar
• Pigmen : bercak coklat, tersebar
Trofozoit
P. malariae
Pigmen terlihat dominan (sediaan darah tebal)
• Morfologi :
– Inti:
• Merah, bulat atau melebar
– Sitoplasma :
• biru tebal
• Berbentuk cincin
• Memanjang seperti pita
– Pigmen :
• Pada bentuk cincin belum
terlihat jelas
• Terlihat jelas (bentuk pita)
– Vakuola masih terlihat
Stadium Skizon
P. malariae
Pigmen sangat dominan
(sediaan darah tebal)
• Morfologi
– Stadium skizon muda
• Inti : merah, melebar, >2 (8-12)
• Sitoplasma : biru, melebar
• Pigmen : menyebar, warna coklat
tua
– Stadium skizon lanjut
• Inti : 8-12, merah, menyebar
• Sitoplasma : biru, belum membagi
diri (masih menyatu)
• Pigmen : menyebar, warna coklat
tenguli
– Stadium skizon matang
• Pigmen mengumpul seringnya di
tengah
• Merozoit : tersusun rapi seperti
bunga seruni
Gametosit
P. malariae
(sediaan darah tebal)
Pigmen sangat dominan
• Morfologi
– Makrogametosit (betina)
• Inti : merah , padat, di tepi
• Sitoplasma : biru, melebar 1
1
• Pigmen : bercak coklat,
tersebar
– Mikrogametosit (jantan) 2
• Inti : merah, melebar, di 2
tengah
• Sitoplasma : biru, melebar 2
• Pigmen : bercak coklat,Tersebar 2
1
Plasmodium ovale
Trofozoit bentuk cincin (sediaan darah tipis)

• Eritrosit yg terinfeksi sedikit


lebih besar dari eritrosit
normal
• Biasanya berbentuk oval atau
disalah satu ujung atau 2
ujung berbentuk fimbriae
• Tampak titik-titik james: kasar
dan merata, warna merah
• Morfologi
-Parasit memenuhi 1/3
bagian eritrosit
-Inti merah, padat
-Sitoplasma kompak
Trofozoit bentuk cincin
Plasmodium ovale
• Terdapat zona merah, Biasanya berbentuk oval (sediaan darah tebal)
atau disalah satu ujung atau 2 ujung berbentuk
fimbriae
• Ukuran parasit hampir seragam, sedikit lebih
besar dari limfosit kecil

Morfologi
-Inti merah, padat
-Sitoplasma kompak
-Pigmen merata, coklat
kehitaman
Plasmodium ovale
Stadium skizon
• Terdapat zona merah, Biasanya berbentuk oval atau
disalah satu ujung atau 2 ujung berbentuk fimbriae
• SD tipis : ukuran parasit lebih besar dari eritrosit
normal.
•Tampak titik-titik james: kasar dan merata, warna
merah
Morfologi
-Muda Inti membelah >2, sitoplasma
kompak
-Tua : inti 8-12,
sitoplasma mengelilingi masing-
masing inti
Plasmodium ovale
(sediaan darah tipis)

Stadium gametosit

• Eritrosit yg terinfeksi sedikit lebih


besar dari eritrosit normal
• Biasanya berbentuk oval atau
disalah satu ujung atau 2 ujung
berbentuk fimbriae
• Morfologi
-Parasit memenuhi seluruh
bagian eritrosit
-Inti besar, padat, massa
jelas
-Sitoplasma kompak
-Pigmen
Stadium gametosit
Plasmodium ovale
• Ukuran parasit (sediaan darah tipis)
• Biasanya berbentuk oval atau
disalah satu ujung atau 2 ujung
berbentuk fimbriae
• Tampak titik-titik james: kasar
dan merata, warna merah
• Morfologi
– Parasit memenuhi seluruh bagian
eritrosit
– Inti padat, massa jelas
– Sitoplasma kompak
– Pigmen
P.ovale
PEMBUATAN DAN
PEWARNAAN
SEDIAAN DARAH
 Persiapan Alat

 Cara pengambilan darah

 Cara pembuatan sediaan

 Cara pewarnaan
PERSIAPAN ALAT

 Kaca sediaan harus bersih, tidak


berdebu, tidak berlemak, tidak
mengandung alkohol, jernih dan
tidak kusam.

 KS yang baru dapat juga dicuci


dengan air sabun atau dibersihkan
dengan alkohol 70%.
Alat-alat pengambilan dan
pembuatan sediaan darah

 Alkohol swab /
kapas alkohol 70%
 Kaca sediaan
 Blood lanset
 Pensil untuk
membuat label
pada kaca sediaan
 Box slide
PENGAMBILAN SEDIAAN DARAH
 Tulis kode, nama dan tanggal
 Jari manis tangan dibersihkan
dengan kapas alkohol
 Tusuk ujung jari dengan blood
lancet
 Tetes darah pertama dihapus
dengan kapas kering
 Teteskan darah 3 tetes (6-8µl)
untuk SD tebal dan 1 tetes
kecil (2-4µl) untuk SD tipis
pada kaca sediaan.
PEMBUATAN SEDIAAN DARAH
 Gunakan ujung KS
bersih sebagai
“pendorong”untuk
membuat hapusan
darah tipis dan tebal.
 Letakkan slide diatas
permukaan yang rata
dan kering. Biarkan
darah kering di udara.
 Lindungi slide dari
lalat dan debu.
CARA PEWARNAAN SEDIAAN
DARAH

Alat-alat:
 Rak pewarnaan

 Pipet

 Beker glass

 Gelas ukur

 Timer

 Botol pembilas
BAHAN-BAHAN

Bahan :
 Giemsa stock

 Methanol

 Air buffer / air

mineral
 Air pembilas
Tahap-tahap
PEWARNAAN
Langkah pertama
FIKSASI
 Pastikan SD sudah
kering sempurna
 SD tipis difixasi dengan
methanol, dengan cara
ditetes atau dicelupkan
 Methanol tidak boleh
mengenai SD tebal
 Biarkan kering diudara
sebelum diwarnai
Langkah ke-2

 Siapkan cairan
giemsa yang
telah dibuat
pengenceran
Langkah ke-3

 Letakkan
sediaan darah
pada rak
pewarnaan
Langkah ke-4
 Teteskan cairan
giemsa menggunakan
pipet sampai seluruh
SD tebal dan tipis
tertutup cairan
 Diamkan sesuai
waktu yang
ditentukan
Langkah ke-5

 Bilas dengan
air mengalir
sampai bersih
Langkah ke-6
 Tunggu
sediaan darah
kering diudara
 Simpan
sediaan yang
telah kering
dalam box
slide
PENGENCERAN GIEMSA

Pengenceran 3% :
 Ambil 3ml giemsa stock solution

 Tambahkan 97ml larutan pengencer

 Aduk hingga larut dan merata

 Warnai sediaan darah dengan larutan

tersebut selama 45-60 menit


KRITERIA PEWARNAAN YANG BAIK

Secara makroskopis
 SD kelihatan jernih dan transparan
 warna SD merupakan kombinasi warna- warna
merah,ungu dan biru.
 Penilaian ini hanya dapat menduga mutu
pewarnaannya saja.
Secara
 Latar belakang berwarna jernih,biru pucat atau
mikroskopis
pucat kemerah-merahan
 Benda-benda/sel-sel berwarna kontras/jelas:
merah,ungu,biru,coklat,hitam dsb
 Sebagian besar leukosit,dinding sel serta
sitoplasmanya dapat dilihat dengan jelas
 Bersih dari partikel-partikel giemsa
FAKTOR-FAKTOR YANG
MENENTUKAN MUTU PEWARNAAN
SEDIAAN DARAH
 Kualitas Giemsa yang digunakan
 Kualitas air pengencer Giemsa
 Kepekatan larutan Giemsa
 Lamanya reaksi pewarnaan
 Kualitas Pembuatan SD
 Kebersihan Sediaan Darah
Teknik Menghitung Parasit Malaria
Definisi dan Tujuan
• Hitung parasit–yaitu suatu metode untuk
mengetahui jumlah parasit dalam Sediaan Darah
malaria.
• Tujuan - yaitu membantu dalam menentukan:
– Kepadatan parasit per ul darah (parasitaemia)
– Berat infeksi
– Rencana pengobatan
– Mengetahui efikasi pengobatan
– Studi surveilans
Alat Yang Digunakan
1.Tally counters (2 buah): untuk menghitung
jumlah lekosit dan parasit
2.Alat hitung

Ketentuan :
• Dilakukan pada daerah sediaan darah tebal
• menghitung jumlah parasit (N) dibanding minimal
200 leukosit dikalikan 8.000 leukosit normal (WHO).
• Bila N kurang dari 100,maka jumlah leukosit dihitung
sampai 500 leukosit (bukan 200 leukosit).
• Parasit yang dihitung hanya fase aseksual
CARA PENGHITUNGAN PARASIT

pertama kali ditemukan parasit

= Dihitung jumlah parasit dan lekosit, sampai jumlah


lekosit mencapai 200
jika ditemukan parasit kurang dari 100 / 200 lekosit, maka jumlah
lekosit ditambah sampai 500

= LP yang dilewati / tidak masuk dalam


penghitungan.
Jumlah LP yang dilewati tergantung jumlah lekosit.
Teknik Apusan Tebal (Hitung- Parasit Dibagi
Jumlah Lekosit))

• Geser dg sistematis melalui apusan

CCMOVBD CCMOVBD CCMOVBD


Konversi ke Hitung Parasit per µl

Jumlah Parasit
Kepadatan Parasit= x 8000
200
=............../uL darah.
Contoh Perhitungan

• Parasit terhitung - 350


• Lekosit terhitung - 210
 
Konversi = 350 X 8000 = 13333/µl
210
Teknik Apusan Tipis (Menghitung Eritrosit yg Berparasit)

• Dapat menaksir % eritrosit yg berparasit (% parasitaemia)


• Juga, dipakai menaksir jumlah eritrosit berparasit per µl
darah
• Dilakukan bila jumlah parasit terlalu tinggi utk dihitung di
apusan tebal
• Hanya dapat diaplikasi di apusan tipis
Teknik Apusan Tipis
– Pilih LP (lapangan pandang) yg eritrositnya satu lapis rata.
– Mulai menghitung dari pinggir atas apusan tipis bergerak
sepanjang aksis vertikal.
– Hitung jumlah eritrosit yg berparasit (terinfeksi) pada total 1000
atau 2000 eritrosit (berparasit + tanpa parasit)
– Cara lain: pilih LP yang eritrositnya satu lapis rata, lalu hitung
jumlahnya utk mengetahui berapa (yg diinginkan adalah 250
eritrosit per LP)
– Lalu hitung eritrosit yg terinfeksi per LP sampai 1000 atau 2000
eritrosit dicapai (1000/250= 4 LP yg diperiksa)
Konversi ke Hitung Parasit per µl

Jumlah Parasit
Kepadatan Parasit= x 5000.000

1000
=............../uL darah.
Pola Pembacaan Apusan yang Benar

Horizontal, mulai di atas dari kanan ke Vertikal , mulai dari atas ke bawah
kiri
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Cara Pelaporan Hasil Pemeriksaan Laboratorium Malaria

Hasil meriksaan laboratorium malaria dilaporkan dengan :


• Neg/(-) : Negatif
• Pf : Positif Plasmodium falciparum (tropozoit)
• Pf+g : Positif Plasmodium falciparum (tropozoit + gametosit)
• Pfg : Positif Plasmodium falciparum ( gametosit)
• Pv : Positif Plasmodium vivax
• Pm : Positif Plasmodium malariae
• Po : Positif Plasmodium ovale
• Mix (Pf+Pv) : Positif Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax
( dituliskan jumlah parasit/ul darah)
PEMANTAPAN MUTU
LABORATORIUM MALARIA
PEMANTAPAN MUTU LABORATORIUM
Peningkatan Mutu :
Pemantapan Mutu Analisis setiap aspek
Internal : teknis dalam
Pemantapan Mutu pelayanan
SPO, Mutu Reagen, External : laboratorium 
Pemeliharaan alat,
Uji Silang, Tes upaya perbaikan 
Pencatatan
Profisiensi, Supervisi mencegah &
Pelaporan, Analisis
menghindari
dan koreksi kinerja
terulangnya kembali
masalah yg sama
Pemantapan Mutu Internal


Memastikan Ketersediaan SPO

Pengambilan spesimen ●
Memastikan Pelaksanaan

Penangan spesimen kegiatan
(identitas, kelengkapan ●
PMI

Memastikan petugas lab
form) melaksanakan K3

Pra Analitik Analitik

Evaluasi dan
Paska Analitik
Tindak Lanjut


Evaluasi

Pencatatan dan pelaporan

Dokumentasi

Tindak lanjut sesuai ●
SPO pengelolaan limbah
permasalahan ●
Penyeliaan berjenjang
Uji Kualitas Reagensia
• Ada dua cara menguji mutu giemsa untuk mengetahui apakah giemsa stok
yang akan digunakan masih baik :
• .
• Melakukan test menggunakan kertas Whatman no.2 dan metanol (metil
alkohol) :
• Letakkan kertas saring diatas gelas atau petri disk supaya bagian tengah
kertas tidak menyentuh sesuatu.
• Teteskan 1-2 tetes giemsa stock pada kertas saring. Tunggu sampai
meresap dan menyebar.
• Kemudian teteskan 3-4 tetes metanol absolut di tengah bulatan giemsa
perlahan dengan jarak waktu beberapa detik sampai garis tengah giemsa
menjadi 5-7 cm, maka akan terbentuk :
– Lingkaran biru (methilen blue) ditengah
– Lingkaran cincin ungu (methilen azur) diluarnya, serta
– Lingkaran tipis warna merah (eosin) pada bagian tepi. Giemsa sudah rusak dan
tidak boleh dipakai lagi, bila warna ungu atau merah tidak terbentuk.
Uji pH Larutan Buffer

• Dengan kertas lakmus


• Dengan pH indikator
• Dengan pH meter
• larutan buffer yang digunakan memiliki pH 7,2
PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME)

Proses yang penting dalam menilai kualitas pemeriksaan


mikroskopis dan kinerja laboratorium secara berkesinambungan
oleh laboratorium di tingkat atasnya secara berjenjang.
- Uji Silang (Cross Check)
- Panel testing
TUJUAN PME:

1. Memperoleh informasi kinerja petugas lab

2. Meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan mikroskopik untuk

mendapatkan diagnosis dan follow up pengobatan yg tepat

3. Hasil PME dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja laboratorium.


80
TINGKAT KEMAMPUAN
MIKROSKOPIS MALARIA

AZNIE 81

Anda mungkin juga menyukai