Keamanan
Laboratorium
Kimia
Kegiatan ini didukung oleh Kontrak/Hibah No. S-ISNCT-14-CA-1013 antara National Academy of
Sciences dan Departemen Luar Negeri. Setiap pendapat, temuan, kesimpulan, atau saran yang dinyatakan
dalam penerbitan ini tidak serta-merta mewakili pandangan setiap organisasi atau lembaga yang
mendukung proyek.
ISBN-13: 978-0-309-39220-4
ISBN-10: 0-309-39220-9
Pengidentifikasi Objek Digital: 10.1726/21918
Salinan laporan ini dapat dibeli dari National Academies Press, 500 Fifth Street, NW, Keck 360,
Washington, DC 20001; (800) 624-6242 atau (202) 334-3313; http://www.nap.edu.
Kutipan yang disarankan: National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine. (2016).
Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia: Panduan Penyusunan Prosedur Operasi Standar. Komite
Pengembangan Kelengkapan Pengelolaan Zat Kimia: Prosedur Operasi Standar. Washington, DC:
National Academies Press. Identitas objek digital: 10.1726/21918.
National Academy of Sciences didirikan pada tahun 1863 berdasarkan Undang-undang Kongres, ditandatangani oleh Presiden
Lincoln, sebagai lembaga swasta non-pemerintah untuk memberikan saran kepada negara menyangkut masalah-masalah
keilmuan dan teknologi. Anggota lembaga ini dipilih oleh sesama sejawat berdasarkan kontribusinya yang luar biasa terhadap
penelitian. Selaku presiden adalah Dr. Ralph J. Cicerone.
National Academy of Engineering didirikan pada tahun 1964 berdasarkan anggaran dasar National Academy of Sciences untuk
memanfaatkan praktik keteknikan guna memberikan saran kepada negara. Anggota lembaga ini dipilih oleh sesama sejawat
berdasarkan kontribusinya yang luar biasa terhadap bidang keteknikan. Selaku presiden adalah Dr. C. D. Mote, Jr.
National Academy of Medicine (sebelumnya bernama Institute of Medicine) didirikan pada tahun 1970 berdasarkan anggaran
dasar National Academy of Sciences untuk memberikan saran kepada negara menyangkut masalah-masalah medis dan kesehatan.
Anggota lembaga ini dipilih oleh sesama sejawat berdasarkan kontribusinya yang luar biasa terhadap bidang kedokteran dan
kesehatan. Selaku presiden adalah Dr. Victor J. Dzau.
Ketiga Akademi ini bekerja bersama sebagai National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine untuk memberikan
analisis dan saran yang independen dan objektif kepada negara, serta melakukan kegiatan-kegiatan lain guna menyelesaikan
masalah kompleks dan menyampaikan keputusan-keputusan kebijakan publik. Akademi ini juga mendorong pendidikan dan
penelitian, memberikan penghargaan atas kontribusi besar terhadap pengetahuan, dan meningkatkan pemahaman masyarakat
dalam bidang ilmu pengetahuan, keteknikan, dan kedokteran.
Ketahui lebih lanjut tentang National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine di www.national-academies.org.
KOMITE PENGEMBANGAN KELENGKAPAN PENGELOLAAN ZAT KIMIA:
PROSEDUR OPERASI STANDAR
Anggota
NED D. HEINDEL (Ketua), Lehigh University
MONTGOMERY ALGER, Pennsylvania State University
WILLIAM BULLOCK, Bristol-Myers Squibb
MARK C. CESA, INEOS USA LLC (Pensiun)
THOMAS F. EDGAR, University of Texas, Austin
PATRICK J. LIM, University of San Carlos
KENNETH G. MOLOY, National Science Foundation
SUPAWAN TANTAYANON, Chulalongkorn University
Staf
CAMLY TRAN, Direktur Penelitian (per 1 Januari 2016)
KATHRYN HUGHES, Pejabat Program Senior (sampai 1 Januari 2016)
CLAIRE BALLWEG, Koordinator Program (per 1 Januari 2016)
CARL-GUSTAV ANDERSON, Research Associate (sampai 1 Januari 2016)
COTILYA BROWN, Asisten Program Senior (sampai 1 Januari 2016)
DEWAN ILMU DAN TEKNOLOGI KIMIA
Anggota
DAVID BEM (Ketua Pendamping), PPG Industries
DAVID WALT (Ketua Pendamping), Tufts University
HCTOR D. ABRUA, Cornell University
JOEL C. BARRISH, Achillion Pharmaceuticals, Inc.
MARK A. BARTEAU, University of Michigan
JOAN BRENNECKE, University of Notre Dame
MICHELLE V. BUCHANAN, Oak Ridge National Laboratory
DAVID W. CHRISTIANSON, University of Pennsylvania
JENNIFER S. CURTIS, University of California, Davis
RICHARD EISENBERG, University of Rochester
SAMUEL H. GELLMAN, University of Wisconsin-Madison
SHARON C. GLOTZER, University of Michigan
MIRIAM E. JOHN, Sandia National Laboratories (Pensiun)
FRANCES S. LIGLER, University of North Carolina, Chapel Hill and North Carolina State University
SANDER G. MILLS, Merck Research Laboratories (Pensiun)
JOSEPH B. POWELL, Shell, Houston
PETER J. ROSSKY, Rice University
TIMOTHY SWAGER, Massachusetts Institute of Technology
Staf
TERESA FRYBERGER, Direktur
DOUGLAS FRIEDMAN, Pejabat Program Senior
CAMLY TRAN, Pejabat Program Madya
CLAIRE BALLWEG, Koordinator Program
UCAPAN TERIMA KASIH
KEPADA PARA PENELAAH
Laporan ini telah ditelaah dalam bentuk draf oleh individu-individu yang dipilih karena berbagai perspektif dan
keahlian teknis yang dimilikinya. Tujuan telaahan independen ini adalah memberikan tanggapan terbuka dan kritis
guna membantu lembaga dalam membuat laporan yang sekuat mungkin, dan untuk memastikan bahwa laporan tersebut
memenuhi standar institusional dalam hal objektivitas, bukti, dan responsivitas terhadap tanggung jawab penelitian.
Tanggapan telaahan dan manuskrip draf tetap dijaga kerahasiaannya untuk melindungi integritas proses. Kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini atas tinjauan terhadap laporan ini:
Meskipun telah memberikan berbagai tanggapan dan saran membangun, para penelaah tersebut tidak diminta untuk
memberikan kesimpulan atau saran terkait laporan ini, juga tidak melihat draf akhir laporan sebelum dirilis. Penelaahan
laporan ini diawasi oleh Stephen Berry dari University of Chicago. Ia bertanggung jawab memastikan bahwa penelaahan
independen atas laporan ini dilakukan sesuai dengan prosedur lembaga, dan bahwa semua tanggapan telah dipertimbangkan
secara matang. Tanggung jawab atas isi akhir laporan ini sepenuhnya ada pada komite penyusunan dan lembaga.
Panduan Penyusunan Prosedur Operasi Standar
ditujukan untuk digunakan bersama dengan
Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia:
Panduan Pengelolaan Zat Kimia yang Cermat dan
kelengkapan yang menyertainya.
[ xi ]
5 PENERAPAN PANDUAN DALAM PENYUSUNAN PROSEDUR
OPERASI STANDAR 37
Skenario 1: Penetralan Karbonat dengan Asam, 40
Skenario 2: Penggunaan dan Filtrasi Katalis Piroforik, 45
Skenario 3: Gas Beracun dan Mudah Meledak: Menangani Diazometana dan
Alternatifnya, 56
Skenario 4: Penyimpanan Reagen, 65
6 FORMULIR 69
Bagan Alir Pengkajian Risiko, 71
Matriks Penyimpanan Zat Kimia, 73
Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Sedang, 75
Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi, 79
LAMPIRAN
A Tanggung Jawab Komite 91
C Daftar Pemisahan 95
E Daftar Keamanan 99
[ xii ]
1
PROSEDUR OPERASI
STANDAR UNTUK
KESELAMATAN
KIMIA
[1]
PENDAHULUAN
Untuk menciptakan program keselamatan dan keamanan yang efektif, diperlukan komitmen
setiap hari dari semua individu dalam suatu lembaga. Individu di semua tingkat harus bekerja sama
untuk menghilangkan risiko paparan bahan dan kondisi berbahaya di laboratorium. Pada tahun 2008,
Kementerian Luar Negeri AS bekerja sama dengan National Academies of Sciences, Engineering, and
Medicine1 untuk menyusun materi informasi yang mencakup dasar praktik penanganan, penyimpanan,
dan penggunaan zat kimia pada skala laboratorium, yang diperlukan untuk mendorong keselamatan
dan keamanan di era yang sedang berkembang. Untuk menyelesaikan tugas ini, dibentuklah sebuah
komite ahli, lalu dikeluarkanlah panduan acuan pada 2010, yang berjudul Keselamatan dan Keamanan
Laboratorium Kimia: Panduan Pengelolaan Zat Kimia yang Cermat dan kelengkapan yang menyertainya.
Kelengkapan ini berisi panduan cepat untuk pengelola laboratorium, rangkuman manajemen untuk
disampaikan kepada jajaran pimpinan lembaga, panduan pengajar, formulir dan tanda untuk disalin
dan dibagikan, kartu acuan praperencanaan untuk dibagikan kepada personel laboratorium, dan tanda
pengingat penting untuk dipajang di laboratorium. Semua produk ini, termasuk panduan acuan 2010,
telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, Indonesia, dan Prancis, dan telah disebarluaskan. Bersama-
sama, panduan acuan 2010 dan kelengkapan yang menyertainya menjadi acuan praktik laboratorium
terbaik bagi para peneliti untuk memperbaiki pengelolaan zat kimia dan meningkatkan keselamatan
dan keamanan di laboratorium. Tetapi, di dalam kelengkapan 2010, tidak terdapat panduan terperinci
menyangkut cara penyusunan prosedur operasi standar (SOP); Panduan Penyusunan Prosedur Operasi
Standar2 ini dimaksudkan untuk mengisi kekosongan tersebut dan berfungsi sebagai produk tambahan
dalam kelengkapan tersebut.
proses,
kisaran dan kondisi operasional,
masing-masing zat kimia berbahaya,
kelas-kelas zat kimia berbahaya,
pengelolaan dan penggunaan peralatan kimia,
pemadaman darurat,
pengguna sah, dan
risiko keselamatan dan keamanan khas laboratorium, berdasarkan faktor-faktor sekitar dan
lingkungan.
Pekerja di industri, lembaga penelitian swasta, dan laboratorium akademik menggunakan SOP
apabila standar laboratorium mereka tidak cukup menjelaskan penggunaan zat kimia atau kondisi
1
Mulai 2015, National Research Council tidak lagi digunakan, dan semua rujukan sekarang mengacu ke National Academies of Sciences,
Engineering, and Medicine.
2
Perincian mengenai pernyataan tugas untuk Panduan Penyusunan Prosedur Operasi Standar dapat dilihat di Lampiran A.
[3]
berbahaya. Tujuan utama standar laboratorium adalah menyampaikan prinsip-prinsip keselamatan dasar
yang mengatur kegiatan laboratorium. Standar laboratorium disusun bersama dengan dan disetujui oleh
lembaga, dan sesuai dengan praktik terbaik sebagaimana dijelaskan dalam Keselamatan dan Keamanan
Laboratorium Kimia: Panduan Pengelolaan Zat Kimia yang Cermat, Praktik Cermat di Laboratorium:
Penanganan dan Pengelolaan Bahaya Kimia, Versi Terbaru, dan (jika sesuai), Standar Laboratorium
Occupational Safety and Health Administration (OSHA) Amerika Serikat (atau yang setara dengannya),
di antaranya. Perincian lain mengenai standar laboratorium dapat dilihat di Bagian 2B, halaman 14-15,
Praktik Cermat di Laboratorium (Lampiran B).
Bagan Alir Pengkajian Risiko (Bab 2) dapat digunakan untuk menentukan perlu tidaknya SOP untuk
pekerjaan terkait, dan (jika ya), jenis SOP manakah yang diperlukan. Matriks Penyimpanan Zat Kimia
(Bab 3) mencantumkan metode paling aman untuk menyimpan dan mengelola zat kimia berbahaya. Jika
zat kimia (1) digunakan dalam proses spesifik yang mengandung tingkat risiko tertentu, (2) zat kimia
perhatian (chemical of concern, COC)3 atau zat kimia pemakaian ganda, atau (3) senyawa hasil sintesis baru,
3
Lihat Lampiran A di bagian Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia: Panduan Pengelolaan Zat Kimia yang Cermat untuk
mengetahui daftar COC.
[4]
yang sifat-sifatnya belum diketahui sepenuhnya, maka personel laboratorium harus menyusun SOP. Jika
standar laboratorium tidak memadai melihat lingkup pekerjaan yang ada, personel laboratorium akan
menggunakan Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Sedang (Bab 4) atau Formulir Prosedur Operasi
Standar Risiko Tinggi (Bab 4). Empat contoh hipotetis (Bab 5) telah diberikan untuk menunjukkan
penerapan Panduan Penyusunan Prosedur Operasi Standar. Sebaiknya setiap lembaga mempertimbangkan
aspek ekonomi, budaya, regulasi, pengalaman, dan skala operasi spesifiknya pada waktu menerapkan
praktik terbaik yang ada dalam panduan ini. Sebagai misal, laboratorium kimia di area yang berpenduduk
padat atau memiliki tingkat kejahatan atau pencurian yang tinggi, atau yang terdapat konflik atau
kekacauan, dapat menerapkan tingkat keamanan tinggi di fasilitasnya (lihat Panduan Pengelolaan Zat
Kimia yang Cermat, hal. 5970). Formulir untuk keperluan pelatihan atau untuk penyusunan SOP
disediakan di Bab 6.
Pengguna bahan-bahan ini diharapkan memiliki gelar sekurang-kurangnya Sarjana Sains di bidang
kimia, teknik kimia, atau bidang ilmu sejenis seperti biokimia atau ilmu bahan, atau memiliki pengalaman
sekurang-kurangnya 5 tahun sebagai teknisi/teknolog kimia. Teknisi laboratorium atau mahasiswa strata
satu, yang belum memiliki gelar Sarjana Sains di salah satu bidang tersebut, dapat berkontribusi dalam
penyusunan SOP dengan arahan dari staf berpengalaman yang memiliki gelar Sarjana Sains di bidang
kimia, teknik kimia, atau bidang ilmu sejenis.
Bab-bab berikut memberikan petunjuk yang berlaku bagi masing-masing produk dalam panduan.
Lampiran B berisi sumber-sumber daya lainnya.
[5]
2
BAGAN ALIR
PENGKAJIAN RISIKO
[7]
PENDAHULUAN
Bagan Alir Pengkajian Risiko dibuat untuk memudahkan pengkajian risiko terkait proses dan zat
kimia tertentu. Bagan alir dibagi menjadi dua jalur: (1) Mitigasi Risiko Proses dan (2) Pengelolaan dan
Penyimpanan Zat Kimia. Penyusunan prosedur operasi standar (SOP; lihat Bab 3 untuk keterangan
lengkap) Penyimpanan Zat Kimia, yang merupakan ujung jalur Pengelolaan dan Penyimpanan Zat Kimia,
dapat diterapkan ke semua zat kimia berbahaya.
[9]
Kriteria lingkup penyertaan
dan penyisihan
Risiko Tinggi
Risiko Sedang
SOP
Risiko Rendah Penyimpanan
SOP Risiko Tinggi
Standar laboratorium
sudah mencukupi
[ 10 ]
TABEL 2-1 Jenis Risiko
Jenis Risiko Keterangan
Risiko Rendah Tidak memerlukan kontrol tambahan.
Risiko Sedang Pertimbangkan apakah risiko dapat diturunkan (jika sesuai)
ke level yang dapat ditoleransi atau lebih baik lagi ke level
yang bisa diterima, dengan tetap memperhitungkan biaya
dari tindakan penurunan risiko tersebut. Proses berisiko
sedang dapat meliputi penetralan karbonat.
Risiko Tinggi Memerlukan banyak upaya untuk meminimalkan risiko.
Tindakan penurunan risiko harus segera diimplementasikan.
Proses berisiko tinggi dapat meliputi penggunaan piroforik,
bahan mudah meledak, atau pelarut mudah terbakar dalam
volume tinggi, kegiatan yang jarang dilakukan dan memiliki
potensi tinggi untuk gagal, dan/atau kegiatan kali pertama
yang belum banyak ada pengalaman.
Jika kondisi proses mengandung level risiko yang rendah, maka standar laboratorium yang ada1 sudah
cukup untuk meminimalkan kekhawatiran tentang kesehatan dan keselamatan personel laboratorium
dan orang lain di area sekitar. Setidak-tidaknya, standar laboratorium yang mencukupi akan menjelaskan
pakaian dan peralatan pelindung diri, tertib lingkungan laboratorium, rencana tindakan darurat, peralatan
keselamatan seperti pencuci mata, pancuran air, dan pemadam api, serta penanganan limbah kimia.
Jika kondisi proses mengandung level risiko yang sedang, maka pekerja akan menyusun SOP Risiko
Sedang. Contoh proses berisiko sedang antara lain penetralan karbonat dengan asam dalam suatu langkah
sintesis kimia (lihat Bab 5, Skenario 1).
Terakhir, jika kondisi proses mengandung level risiko yang tinggi, maka pekerja akan menyusun
SOP Risiko Tinggi. Contoh proses berisiko tinggi antara lain penggunaan dan penyaringan paladium
piroforik pada katalis karbon dari reaksi hidrogenasi dalam pelarut metanol (lihat Bab 5, Skenario 2) atau
penanganan diazometana (lihat Bab 5, Skenario 3). Pada waktu memutuskan antara SOP Risiko Sedang
dan Risiko Tinggi, pekerja harus mempertimbangkan level pengalaman personel laboratorium dalam
menjalankan proses terkait.
1
Setiap laboratorium menyusun dan menerapkan program tertulis yang menjelaskan prosedur, perlengkapan, peralatan pelindung diri,
dan praktik kerja yang mampu melindungi karyawan dari bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh zat kimia berbahaya yang digunakan di
tempat kerja dimaksud.
[ 11 ]
3
MATRIKS
PENYIMPANAN
ZAT KIMIA
[ 13 ]
PENDAHULUAN
Penyimpanan zat kimia yang aman dan selamat merupakan komponen inti dalam prosedur operasi
standar (SOP) yang diperlukan dalam program keselamatan dan keamanan zat kimia. Jika tersedia lembar
keselamatan data terkait, maka Matriks Penyimpanan Zat Kimia dapat diterapkan dalam penyusunan
SOP sebelum diterimanya semua zat kimia berbahaya. SOP Penyimpanan Zat Kimia terdiri dari empat
komponen dasar:
Pendekatan empat bagian terhadap pengelolaan zat kimia ini akan membuat personel laboratorium
memiliki lingkungan kerja yang aman, manajer laboratorium memiliki inventori yang dimanfaatkan secara
maksimal, dan penanggap darurat mendapatkan informasi penting untuk bereaksi dengan benar apabila
terjadi suatu insiden. Contoh Matriks Penyimpanan Zat Kimia dan cara penggunaannya dapat dilihat di
Bab 5.
[ 15 ]
TABEL 3-1 Persyaratan Penyimpanan Primer
Pilihan Penyimpanan dan Pertimbangannya Karakteristik Zat Kimia
Lemari penyimpanan berventilasi
(Biasanya lokasi penyimpanan standar dan dalam ukuran yang cukup Toksisitas, volalitilas, bau
untuk memisahkan senyawa yang berpotensi bereaksi silang. Lihat
Persyaratan Penyimpanan Sekunder.)
Lemari penyimpanan mudah terbakar (Umumnya tidak berventilasi.
Peraturan kebakaran mungkin mengatur jumlah atau mewajibkan Cairan mudah terbakar
penghambatan api.)
Penyimpanan desikan dan penyimpanan atmosfer iner Zat kimia peka udara dan/atau air
Penyimpanan di bawah suhu sekitar: lemari pendingin atau lemari Kestabilan terhadap suhu
beku
Area yang ditetapkan dan protokol untuk penyimpanan silinder Gas bertekanan
PEMBERIAN LABEL
Jika Matriks Penyimpanan Zat Kimia sudah ditentukan, pekerja akan menyusun prosedur pemberian
label zat kimia untuk memastikan penggunaannya sesuai peruntukan dan dikembalikan ke lokasi
penyimpanan yang benar, sehingga membantu melindungi personel laboratorium. Pelabelan yang benar
harus menjelaskan lokasi penyimpanan yang benar untuk suatu zat kimia yang mengandung beberapa
bahaya sekaligus (misalnya, asam asetat merupakan asam dan sekaligus zat mudah terbakar; banyak sekali
zat kimia yang sangat beracun juga bersifat mudah terbakar), termasuk toleransi jumlah maksimal bahan
sesuai ketentuan regulasi (misalnya peraturan bangunan, peraturan perlindungan kebakaran). Selain itu,
label harus mencantumkan nama pemilik zat kimia dan tanggal penerimaan.
Jika sudah ada label yang jelas dari produsen, label tambahan bisa cukup berupa kode warna yang
menyatakan lokasi penyimpanan yang benar, yang juga akan diberi label agar sesuai dengan kode warna
untuk zat kimia yang benar. Banyak laboratorium menentukan lokasi standar atau lokasi default zat kimia
(seringnya berventilasi, bersuhu kamar). Dalam konteks ini, pekerja akan menyusun sistem kode warna
untuk zat kimia yang tidak disimpan di lokasi standar: mudah terbakar, senyawa sangat beracun, zat
kimia perhatian (COC) atau zat kimia pemakaian ganda, asam dan basa, dan senyawa yang memerlukan
pendinginan dengan peralatan tahan ledakan yang aman atau penyimpanan dingin lainnya.
[ 16 ]
INVENTORI ZAT KIMIA
Program penyimpanan zat kimia harus memelihara inventori zat kimia yang akurat, yang akan
menginformasikan kepada pengguna mengenai bahaya di ruangan tersebut, dan diperlukan bagi
penanggap darurat (misalnya jika terjadi kebakaran, kebocoran zat kimia, atau potensi ledakan) untuk
bereaksi dengan benar. Inventori yang akurat juga menghindarkan masalah terkait pemesanan ulang
zat kimia yang sebenarnya sudah dimiliki laboratorium, sehingga tidak ada penyusutan kapasitas
penyimpanan, pemborosan, dan biaya tidak perlu. Inventori dapat didokumentasikan dalam berbagai
format, misalnya cetak, elektronik, atau perangkat lunak komersial. Apapun format dokumentasinya, SOP
harus mencantumkan proses untuk memastikan inventori sudah mencerminkan kondisi aktual terkini dan
sudah ada cadangannya. Misalnya, jika setiap pekan laboratorium menerima zat kimia baru, maka inventori
harus disinkronkan setiap enam bulan. Sebaliknya, untuk laboratorium yang inventorinya lebih statis,
pemeriksaan tahunan sudah cukup. Proses inventori juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi zat
kimia yang kedaluwarsa, terdegradasi, atau tidak diperlukan sehingga dapat dibuang dengan benar.
[ 17 ]
4
FORMULIR
PROSEDUR OPERASI
STANDAR
[ 19 ]
PENDAHULUAN
Pelaksanaan eksperimen yang aman dan selamat akan meminimalkan risiko kesehatan dan
keselamatan bagi personel laboratorium dan orang-orang di area sekitar. Apabila standar laboratorium
lembaga tidak cukup untuk memitigasi risiko, personel laboratorium dapat menggunakan Prosedur
Operasi Standar (SOP) Risiko Sedang atau SOP Risiko Tinggi untuk proses spesifik.
2. PENYUSUN:
3. LOKASI:
5. POTENSI BAHAYA:
[ 21 ]
6. URAIKAN SEMUA PERSYARATAN KHUSUS TERKAIT BUTIR-BUTIR TERTENTU
YANG MEMERLUKAN TINGKAT KESELAMATAN LEBIH TINGGI
Nama PI (cetak)
Tanda tangan PI
Nama staf keselamatan (cetak)
Tanda tangan staf keselamatan
Tanggal sekarang
Tanggal masa berakhir SOP
(misalnya 1 tahun)
[ 22 ]
9. DAFTAR RUJUKAN (meliputi Lembar Data Keselamatan, Sistem Harmonis Global, setiap
personel luar yang dimintai konsultasi dalam penyusunan dokumen, ulasan sejawat, dsb.)
[ 23 ]
Catatan Penilaian dan Perubahan Prosedur Operasi Standar Risiko Sedang
Pertama-tama, pekerja akan mencatat informasi dasar di formulir SOP Risiko Sedang, termasuk
judul eksperimen atau operasi, nama orang yang menyusun SOP, di mana eksperimen atau prosedur akan
dilakukan, dan nama personel berwenang.
Potensi bahaya yang dapat dikenali (Langkah 5) adalah potensi bahaya yang diketahui personel
laboratorium sebelum melakukan eksperimen atau prosedur. Bahaya dapat dikandung oleh setiap zat kimia
perhatian, terutama jika ditangani oleh pekerja yang belum berpengalaman, termasuk setiap hasil-reaksi
yang dapat terbentuk entah in situ atau sebagai hasil-reaksi yang diharapkan atau hasil-samping.
Butir terpenting dalam SOP Risiko Sedang adalah Langkah 6: Uraikan semua persyaratan khusus
terkait butir-butir tertentu yang memerlukan tingkat keselamatan lebih tinggi. Personel laboratorium
disarankan meninjau semua sumber daya yang dapat dimanfaatkan (lihat Lampiran B), seperti literatur,
SOP yang sudah ada, Lembar Data Keselamatan (LDK), dan berdiskusi dengan rekan-rekan di lembaga
untuk menyelesaikan Langkah 6 serinci mungkin.
A. Peralatan Pelindung Diri (PPE) mencakup sarung tangan, goggle, kacamata keselamatan, tameng
wajah, jas lab, sepatu khusus (yang dilengkapi pelindung jari), respirator, dan benda-benda lain
yang diperlukan untuk eksperimen atau prosedur.
[ 24 ]
B. Kendali teknik dan lingkungan mengacu pada ruang dan lingkungan tempat dilakukannya
eksperimen atau prosedur, seperti lemari asam atau atmosfer lembam.
C. Persyaratan penanganan dan penyimpanan khusus dijelaskan secara rinci untuk mencegah
tumpahan atau kecelakaan. Prosedur penanganan dan penyimpanan misalnya mencakup
penggunaan alat gelas tertentu (misal wadah terbuka, tabung Schlenk) atau teknik yang dapat
meminimalkan tumpahan dan kecelakaan.
D. Prosedur tumpahan dan kecelakaan harus dicantumkan untuk antisipasi apabila ada kecelakaan.
E. Prosedur penanganan dan pembuangan limbah akan membantu pekerja laboratorium dalam
membuang reagen kimia, pelarut, dan hasil-samping serta setiap peralatan sekali pakai seperti tisu
dan pipet, secara benar dan aman.
Setelah formulir dilengkapi, staf senior akan menilai SOP dari sisi kelengkapan dan keakuratannya.
Catatan perubahan ada di akhir formulir untuk personel laboratorium yang melakukan proses yang
sama tetapi mengubah atau memperbarui sebagian informasi yang ada pada formulir. Setiap fasilitas
bertanggung jawab menentukan hal apa yang mengharuskan perubahan terhadap SOP. Penyelia,
profesor, dan pejabat kesehatan kimia, semuanya dapat menjadi penilai dan pemberi persetujuan terhadap
perubahan dan pembaruan.
2. PENYUSUN:
3. LOKASI:
[ 25 ]
4. PERSONEL YANG BERWENANG (BESERTA INFORMASI KONTAK)
a. PENYELIDIK UTAMA (PI)/PENYELIA:
b. MAHASISWA/TEKNISI/OPERATOR:
c. LAINNYA, HARUS DIBERITAHU (misalnya pekerja lain di satu laboratorium, atau anggota
lain dalam kelompok penelitian):
Teknik eksperimen
Peralatan:
PROSEDUR RINCI:
Kolom A: Langkah-langkah Proses menjelaskan langkah demi langkah prosedur operasi normal, termasuk
pemindahan zat kimia antar atau lintas laboratorium, produksi gas, pengerjaan produk, dan persiapan
limbah.
Kolom B: Catatan Keselamatan menjelaskan bagaimana risiko dapat dikurangi (menjaga kerapian,
mengendalikan zat mudah terbakar, mengamankan tabung gas, memastikan kondisi sabuk pompa yang baik).
[ 26 ]
Kolom A: Langkah-langkah Proses Kolom B: Catatan Keselamatan
1.0 misalnya persyaratan peralatan pelindung diri tertentu
1.1
1.2
2.0
2.1
2.2
3.0
3.1
3.2
[ 27 ]
4.0
4.1
4.2
7. KENDALI TEKNIK (centang semua yang sesuai dan beri keterangan rinci)
[ 28 ]
8. PERALATAN PELINDUNG DIRI (centang semua yang sesuai)
[ 29 ]
9. PENGENDALIAN PRAKTIK KERJA
Pengendalian Keterangan
Area yang ditetapkan
Penanggap darurat
Kerumahtanggaan
Pemeliharaan preventif
a
Lockout/tagout adalah prosedur spesik untuk mengamankan peneliti dari penyalaan mesin dan peralatan secara tidak terduga, atau
kebocoran energi membahayakan selama kegiatan operasional atau pemeliharaan.
[ 30 ]
10. PEMANTAUAN
Pemantauan Keterangan
Pemantauan paparan personel Misalnya sensor racun yang dapat dikenakan,
emblem radiasi
Pemeriksaan kebocoran
Alarm
Kit tumpahan
Penghentian proses
12. PROSEDUR PEMBUANGAN LIMBAH (termasuk pemisahan asam, basa, senyawa halogen,
PPE, prosedur pengumpulan dan pengangkutan, dokumentasi yang benar, peraturan, dsb.)
[ 31 ]
13. PENYIMPANAN (centang semua yang sesuai)
Penutup berventilasi
Lemari pendingin
Lemari gas
Kepatuhan terhadap regulasi
Tanggal kedaluwarsa:
Inventori:
Lainnya:
Nama (cetak)
Tanda tangan
Tanggal
Catatan
Nama (cetak)
Tanda tangan
Tanggal
Catatan
[ 32 ]
16. VERIFIKASI DAN PENILAIAN
Dengan mencantumkan tanda tangan di bawah ini, Anda menyatakan telah membaca,
memahami, dan menyetujui SOP.
Nama PI (cetak)
Tanda tangan PI
Nama staf keselamatan (cetak)
Tanda tangan staf keselamatan
Tanggal Sekarang
Tanggal masa berakhir SOP (misalnya
1 tahun)
17. DAFTAR RUJUKAN (meliputi Lembar Data Keselamatan, Sistem Harmonis Global, setiap
personel luar yang dimintai konsultasi dalam penyusunan dokumen, ulasan sejawat, dsb.)
[ 33 ]
Catatan Penilaian dan Perubahan Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi
Personel laboratorium sangat disarankan meninjau sumber-sumber daya lain seteliti mungkin untuk
menyelesaikan Langkah 6 SOP Risiko Tinggi. Sifat-sifat fisik zat kimia yang dapat berubah selama
eksperimen (misalnya suhu, tekanan, kekentalan) harus dicantumkan dengan jelas, termasuk kisaran nilai
yang dapat diterima. Zat kimia dan peralatan yang akan digunakan selama eksperimen, termasuk skala
eksperimen (ukuran peralatan dan banyaknya zat kimia), juga harus diterangkan.
Prosedur operasi normal (Langkah 6 SOP Risiko Tinggi) harus diperinci langkah demi langkah di
kolom A, Langkah-langkah Proses. Untuk sebagian besar proses, langkah-langkah harus diikuti dalam
urutan yang persis sama. Langkah-langkah proses dapat meliputi hal berikut:
[ 34 ]
mengendalikan zat mudah terbakar
mengamankan tabung gas
memastikan sabuk pompa vakum dalam kondisi baik
menjaga kerapian
Langkah 7 dan 8 menjelaskan pengendalian keteknikan dan PPE yang harus digunakan selama
eksperimen atau prosedur. Keterangan suatu butir yang memerlukan informasi lebih rinci harus
ditambahkan di sebelah kotak centang. Misalnya, jenis sarung tangan bisa disebutkan (nitril, vinil, butil)
atau (jika digunakan beberapa sarung tangan) urutan pemakaiannya dapat disebutkan.
Langkah 9-13 berkaitan dengan pengaturan laboratorium. Bagian ini berisi informasi untuk
membantu pekerja yang melakukan eksperimen dan orang-orang di sekitar apabila terjadi kecelakaan.
Meskipun tidak disarankan, jika seorang pekerja melakukan eksperimen sendirian, maka staf keamanan
dan personel laboratorium di-tempat harus memeriksa pekerja tersebut secara rutin. Apabila ada
keadaan darurat, pekerja harus melapor kepada staf darurat. Terakhir, di Langkah 14, meskipun prosedur
pengangkutan telah dijelaskan dalam Langkah 6, cantumkan lagi di sini, dengan rincian butir-butir seperti
wadah sekunder untuk mengangkut zat kimia antar laboratorium jika diperlukan.
Staf senior akan menilai kelengkapan dan ketepatan SOP. Setiap lembaga akan menetapkan hal apa
saja yang mengharuskan perubahan, dan akan dicatat dalam catatan perubahan. Penyelia, profesor, dan
pejabat kesehatan kimia, semuanya dapat menjadi peninjau dan pemberi persetujuan terhadap perubahan
dan pembaruan.
[ 35 ]
5
PENERAPAN
PANDUAN DALAM
PENYUSUNAN
PROSEDUR OPERASI
STANDAR
[ 37 ]
Berikut adalah empat skenario rekaan yang menunjukkan cara penggunaan alat-alat yang dijelaskan
dalam Panduan Penyusunan Prosedur Operasi Standar ini. Isian-isian dalam keempat formulir ini dilakukan
oleh komite ahli dan hanya untuk keperluan ilustrasi; situasi konkret akan memerlukan prosedur yang
sesuai dengan kondisi lingkungan dan personel laboratorium spesifik.
[ 39 ]
SKENARIO 1: PENETRALAN KARBONAT DENGAN ASAM
Gambaran Umum: Skenario ini menggambarkan suatu situasi ketika mahasiswa yang kurang
berpengalaman melakukan prosedur rutin untuk menetralkan karbonat dengan asam di suatu laboratorium
kimia universitas.
SKENARIO:
Mahasiswa ini ingin menghidrolisis ester. Reaksi kimia dilakukan dalam medium akuatik-organik
dengan basa natrium karbonat atau bikarbonat. Produk yang diinginkan adalah zat yang dapat larut
dalam basa akuatik lebihan. Untuk mendapatkan produk ini, medium dinetralkan dengan asam
klorida. Penggunaan asam pekat membantu menjaga volume cairan reaksi total tetap rendah, sehingga
mengoptimalkan pengendapan atau ekstraksi hasil-reaksi. Namun, pelepasan gas karbon dioksida yang
kuat menjadi kekhawatiran bagi mahasiswa ini. Apa yang harus dilakukannya?
Solusi yang disarankan:
Untuk menjalankan reaksi dengan aman, mahasiswa tersebut menggunakan Bagan Alir Pengkajian Risiko
untuk menyimpulkan apakah standar laboratorium sudah mencukupi ataukah diperlukan prosedur operasi
standar.
[ 40 ]
Kriteria lingkup penyertaan
dan penyisihan
X
Mitigasi risiko Pengelolaan dan
proses Jenis SOP penyimpanan
Risiko Tinggi
Risiko Sedang
SOP
Risiko Rendah Penyimpanan
SOP Risiko Tinggi
Standar laboratorium
sudah mencukupi
[ 41 ]
Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Sedang
1. JUDUL DAN KETERANGAN MENGENAI EKSPERIMEN ATAU PROSES: Pengerjaan
medium reaksi memerlukan penetralan karbonat menggunakan asam klorida terkonsentrasi
2. PENYUSUN: [nama]
3. LOKASI: Laboratorium
5. POTENSI BAHAYA: Asam klorida terkonsentrasi (HCl, 37%). Asam klorida bersifat korosif dan
menyebabkan luka lepuh pada mata, kulit, dan saluran cerna dan pernapasan. Zat ini bisa fatal apabila
terhirup atau tertelan. Paparan berulang-ulang dapat menyebabkan pengikisan gigi yang tidak terlindung.
Zat kimia yang tidak terpakai disimpan dalam wadah kaca 2,5 L
dalam lemari penyimpanan asam yang dirancang khusus sesuai yang
telah ditetapkan. Selain itu, asam klorida dalam jumlah kecil (40 mL)
dapat disimpan dalam gelas kimia yang dilengkapi tutup gelas dan
diletakkan dalam sungkup asap. Limbah akuatik disimpan dalam
botol penyimpanan High-Density Polyethylene (HDPE) berkapasitas 4 L
dalam sungkup asap atau dalam lemari asam yang sudah ditetapkan.
Tidak ada asam yang disimpan di luar lemari atau sungkup asap ini,
meskipun untuk sementara.
[ 42 ]
Prosedur tumpahan dan kecelakaan Kit pembersihan tumpahan asam basa hanya boleh digunakan untuk
sebagaimana diperlukan tumpahan yang sangat sedikit (maks 50 mL), dengan mengikuti
petunjuk yang diberikan pada kit. Jika tidak, penahan sekunder
harus digunakan, yang akan menampung seluruh tumpahan. Apabila
tumpahan sedikit, segera bersihkan. Apabila tumpahan banyak,
isolasilah area, jangan biarkan orang masuk, tinggalkan ruangan, dan
hubungi petugas tanggap darurat. Jika terpapar, lepaskan pakaian dan
gunakan pancuran air darurat yang ada persis di luar ruangan. Jika ada
yang tidak dapat bergerak, hubungi nomor darurat dan beri pertolongan
pertama jika memungkinkan.
Penanganan dan pembuangan Untuk tumpahan: taruh absorben yang telah terpakai dalam botol
limbah penyimpanan HDPE 4 L untuk diambil. Untuk limbah akuatik yang
tertinggal setelah penyingkiran produk, pasanglah Label Limbah
Berbahaya, kumpulkan limbah tersebut sesuai ketentuan laboratorium,
dan hubungi operator pengambil limbah.
9. DAFTAR RUJUKAN (meliputi Lembar Data Keselamatan, Sistem Harmonis Global, setiap
personel luar yang dimintai konsultasi dalam penyusunan dokumen, ulasan sejawat, dsb.)
[ 43 ]
Catatan Penilaian dan Perubahan Prosedur Operasi Standar Risiko Sedang
[ 44 ]
SKENARIO 2: PENGGUNAAN DAN PENYARINGAN KATALIS
PIROFORIK
Gambaran Umum: Skenario ini menggambarkan suatu situasi ketika peneliti belum berpengalaman
ingin menjalankan suatu reaksi menggunakan katalis heterogen piroforik, disusul dengan pengerjaan
filtrasi.
SKENARIO:
Seorang peneliti baru di sebuah laboratorium industri menggunakan katalis heterogen piroforik untuk
menjalankan reaksi hidrogenasi. Setelah membaca bagian 9.7.4 laporan National Academies of Sciences,
Engineering, and Medicine, Panduan Pengelolaan Zat Kimia yang Cermat, peneliti ini menemukan bahaya
khusus yang mungkin dihadapi ketika memfiltrasi katalis tersaturasi hidrogen dari reaktan organik yang
mudah terbakar.
Solusi yang disarankan:
Untuk meminimalkan kebakaran dan ledakan selama prosedur filtrasi, peneliti membaca daftar periksa
pengkajian bahaya. Setelah mengisi daftar periksa pengkajian, peneliti menyimpulkan bahwa ia memerlukan
SOP Risiko Tinggi.
[ 45 ]
Kriteria lingkup penyertaan
dan penyisihan
X
Mitigasi risiko Pengelolaan dan
proses Jenis SOP penyimpanan
Risiko Tinggi
X
Risiko Sedang
SOP
Risiko Rendah Penyimpanan
SOP Risiko Tinggi
Standar laboratorium
sudah mencukupi
[ 46 ]
Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi
1. JUDUL DAN KETERANGAN MENGENAI EKSPERIMEN ATAU PROSES: Katalis
piroforik/mudah nyala: Prosedur penambahan ke bejana reaksi dan pemisahan dari campuran reaksi dengan
cara filtrasi
2. PENYUSUN: [nama]
SOP ini mencakup penggunaan beragam katalis piroforik. Katalis dapat menjadi piroforik setelah
terkena paparan bahan pereduksi (misalnya pelarut organik, hidrogen), atau memang sudah piroforik
sewaktu diperoleh dari vendor.
Penting untuk diperhatikan, katalis yang teraktivasi tidak boleh kering atau terpapar udara, terutama
ketika ada uap pelarut. Jika tidak, dapat terpicu kebakaran. Katalis logam Raney bersifat piroforik
sewaktu diperoleh dari vendor, dan biasanya disediakan dalam bentuk bubur air untuk mencegah
terpicunya api. Katalis-katalis ini harus dibasahi selama semua manipulasi.
Potensi kebakaran diperingan dengan (1) tetap membasahi katalis piroforik dengan pelarut dan/atau air
selama seluruh tahapan penanganan, termasuk pemindahan akhir ke wadah limbah, (2) menjaga selimut
atau pembersih gas lembam di atas katalis piroforik, dan (3) menyingkirkan benda-benda berantakan
dan segala sumber bahan bakar tambahan dari area kerja langsung.
[ 47 ]
Sebutkan kisaran untuk variabel Suhu: sekitar
Tekanan: n/a
Kekentalan: n/a
Kemudahan terbakar: pelarut reaksi bersifat mudah terbakar; katalis
bisa bersifat piroforik
Lainnya:
Daftar kisaran dan kondisi
operasional
Bahan yang akan digunakan Zat kimia: katalis piroforik, pelarut reaksi, Celite
PROSEDUR RINCI:
Kolom A: Langkah-langkah Proses menjelaskan langkah demi langkah prosedur operasi normal secara
rinci, termasuk pemindahan zat kimia antara atau lintas laboratorium, produksi gas, pengerjaan produk,
dan persiapan limbah.
Kolom B: Catatan Keselamatan menjelaskan bagaimana risiko dapat diringankan (menjaga kerapian,
mengendalikan zat mudah terbakar, mengamankan tabung gas, memastikan kondisi sabuk pompa yang
baik).
[ 48 ]
1.3 Timbang katalis dan tambahkan ke bejana, lalu bersihkan Hampir semua katalis logam tak teraktivasi
bejana dengan gas lembam. (misalnya Pd/C, Ru/C, PtO2, Ni/Kieselguhr)
tidak bersifat piroforik ketika diperoleh dari
vendor, tetapi akan menjadi piroforik ketika
terpapar pelarut tertentu (terutama alkohol)
dan hidrogen.
2.0 Menyaring katalis heterogen piroforik dari larutan reaksi. Kendali teknik: Operasi berikut ini dilakukan
dalam sungkup asap yang dilengkapi daun
jendela.
[ 49 ]
2.6 Dengan gas lembam membersihkan bejana dan lter, JANGAN BIARKAN KATALIS DI ATAS CELITE BED
tuangkan campuran reaksi ke Celite bed secara hati- TERKENA UDARA.
hati. Terapkan sedikit vakum ke tabung penerima untuk JIKA TERKENA UDARA, KATALIS AKAN MEMICU
memulai ltrasi. Jangan saring semua pelarut; sisakan API.
sedikit pelarut di atas padatan katalis.
Sesuaikan vakum sebagaimana diperlukan
untuk menghasilkan laju ltrasi yang memadai.
Jaga selimut nitrogen di atas bed Celite/katalis.
2.7 Bilas bejana dengan pelarut dan tambahkan ke lter
seperti dijelaskan di Langkah 2.6. Jika bejana sudah
dibilas dengan baik, tambahkan air menggunakan botol
semprot dan sisihkan.
2.8 Cuci padatan katalis dengan pelarut sebagaimana JANGAN BIARKAN KATALIS DI ATAS CELITE
diperlukan. Ketika menyaring cucian akhir, biarkan BED TERKENA UDARAAKAN MENIMBULKAN
ketinggian pelarut turun hingga persis di atas ketinggian KEBAKARAN.
padatan lalu hentikan ltrasi. Lepaskan lter dari tabung
penerima dan tambahkan air ke lter untuk membasahi Pindahkan tabung penerima ke area lain pada
katalis. Pindahkan tabung penerima ke area lain pada sungkup sehingga tidak akan memicu api
sungkup. selama pembuangan katalis.
2.9 Tambahkan air ke botol atau wadah limbah. Bersihkan Jangan campur jenis limbah lain dalam wadah
wadah ini dengan gas lembam. Segera pindahkan isi ini.
lter ke botol limbah menggunakan spatula dan air.
Pertahankan padatan katalis di bawah gas lembam
semaksimal mungkin selama pemindahan. Bilas lter
dengan air sampai semua katalis dipindahkan ke wadah.
2.10 Setelah membersihkan wadah limbah dengan gas Beri label botol limbah dengan benar, dan
lembam, tutup rapat wadah dan beri label. gunakan tanda peringatan yang benar.
7. KENDALI TEKNIK (centang semua yang sesuai dan beri keterangan rinci)
[ 50 ]
8. PERALATAN PELINDUNG DIRI (centang semua yang sesuai)
[ 51 ]
9. PENGENDALIAN PRAKTIK KERJA
Pengendalian Keterangan
Area yang ditetapkan Jangan bekerja sendiriancarilah pendamping
Prosedur permintaan bantuan darurat Patuhi prosedur kedaruratan laboratorium
Nomor telepon darurat 119
Nomor EHS
Lokasi alarm kebakaran, pemadam kebakaran, Pencuci mata dan pancuran air terletak di Ruang
selimut api, pencuci mata, pancuran air, dsb. 101. Selimut api terletak di dinding barat pintu
masuk lab.
Penanggap darurat
Pekerja berbasis shift ya
Pelatihan tentang semua eksperimen dan teknik ya
eksperimennya
Pembatasan akses; kunci ya
Tertib lingkungan Singkirkan benda berserakan dan segala sumber
bahan bakar lain dari area kerja langsung.
Rencana prosedur lockout/tagouta n/a
Prosedur setelah jam kerja Dilarang ada pekerjaan setelah jam kantor.
Pemeliharaan preventif n/a
a
Lockout/tagout adalah prosedur spesik untuk mengamankan peneliti dari penyalaan mesin dan peralatan secara tidak terduga, atau
kebocoran energi membahayakan selama kegiatan operasional atau pemeliharaan.
10. PEMANTAUAN
Tidak diperlukan untuk prosedur ini
Pemantauan Keterangan
Pemantauan paparan personel n/a
Pemeriksaan kebocoran n/a
Pemantauan pelepasan gas dan tumpahan n/a
Suhu dan tekanan n/a
Alarm n/a
Kenakan jas lab tahan api, pelindung mata, dan sarung tangan, segera tutupi katalis piroforik yang
tumpah dengan air (botol semprot) atau Metal-X. Kemudian, basahi kertas tisu dengan air. Gunakan
kertas tisu yang telah dibasahi tersebut untuk mengelap katalis yang tumpah. Segera masukkan kertas
tisu yang sudah dipakai dalam wadah limbah yang dikhususkan untuk katalis piroforikjangan
biarkan kertas tisu yang terkontaminasi mengering oleh udara. Bersihkan wadah limbah dengan gas
lembam, lalu tutup rapat.
[ 52 ]
Keterangan dan Lokasi
Penahan sekunder
Kit tumpahan
Prosedur pemadaman darurat
Penghentian proses
Pihak yang harus dilapori
Penutup berventilasi
Lemari pendingin
Lemari gas
Kepatuhan terhadap regulasi ;
Tanggal kedaluwarsa:
Inventori:
Lainnya:
Hampir semua katalis logam yang disediakan vendor tidak disediakan dalam kondisi teraktivasi dan
tidak bersifat piroforik sebelum diaktifkan. Prosedur penyimpanan normal bisa diterapkan. Katalis
logam Raney disediakan dalam bentuk bubur air untuk mencegah terpicunya api. Sampel-sampel ini
disimpan dalam wadah tertutup rapat agar tidak mengering. Periksalah secara rutin dan pisahkan dari
bahan yang mudah terbakar.
[ 53 ]
15. ULASAN SEJAWAT
17. DAFTAR RUJUKAN (meliputi Lembar Data Keselamatan, Sistem Harmonis Global, setiap
personel luar yang dimintai konsultasi dalam penyusunan dokumen, ulasan sejawat, dsb.)
[ 54 ]
Catatan Penilaian dan Perubahan Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi
[ 55 ]
SKENARIO 3: GAS BERACUN DAN MUDAH MELEDAK:
MENANGANI DIAZOMETANA DAN ALTERNATIFNYA
Gambaran Umum: Skenario ini menggambarkan suatu situasi ketika seorang mahasiswa sarjana ingin
menjalankan reaksi yang memerlukan diazometana. Setelah melengkapi daftar periksa pengkajian bahaya,
ia menyusun SOP Risiko Tinggi. Pembimbingnya, yang memeriksa SOP tersebut, tidak menyetujui
penggunaan diazometana dan menyarankan senyawa alternatif (trimetilsilil)diazometana (TMSD).
SKENARIO:
Mahasiswa berpengalaman ingin menggunakan diazometana sebagai agen alkilasi dalam reaksi yang
ingin dijalankannya. Diazometana telah ditetapkan sebagai zat yang sangat berbahaya karena mudah
terbakar, berpotensi meledak, dan beracun sebagaimana disebutkan di bagian 7 dan 9 dalam laporan
National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine, Keselamatan dan Keamanan Laboratorium
Kimia. Mahasiswa tersebut segera tahu bahwa ia akan perlu menyusun SOP Risiko Tinggi. Ia meminta
pembimbingnya untuk memeriksa SOP yang disusunnya. Pembimbing tidak menyetujui SOP tersebut,
meskipun mahasiswa tersebut sudah mengikuti dan menyelesaikan langkah-langkah dengan benar.
Solusi yang disarankan:
[ 56 ]
Kriteria lingkup penyertaan
dan penyisihan
X
Mitigasi risiko Pengelolaan dan
proses Jenis SOP penyimpanan
Risiko Tinggi
X
Risiko Sedang
SOP
Risiko Rendah Penyimpanan
SOP Risiko Tinggi
Standar laboratorium
sudah mencukupi
[ 57 ]
Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi
1. JUDUL DAN KETERANGAN MENGENAI EKSPERIMEN ATAU PROSES: Gas Beracun
dan Mudah Meledak: Menangani Diazometana dan Alternatifnya Dengan Aman
2. PENYUSUN: [nama]
Teknik eksperimen
Pelatihan tertentu yang diwajibkan
Pengguna yang membutuhkan
pelatihan
Tanggal selesai
6. KETERANGAN PROSES SECARA RINCI Lihat LDK untuk Nomor Registrasi CAS
18107-18-1
PROSEDUR RINCI:
[ 58 ]
Kolom A: Langkah-langkah Proses menjelaskan langkah demi langkah prosedur operasi normal secara rinci,
termasuk pemindahan zat kimia antara atau lintas laboratorium, produksi gas, pengerjaan produk, dan
persiapan limbah.
Kolom B: Catatan Keselamatan menjelaskan bagaimana risiko dapat diringankan (menjaga kerapian,
mengendalikan zat mudah terbakar, mengamankan tabung gas, memastikan kondisi sabuk pompa yang baik).
[ 59 ]
7. KENDALI TEKNIK (centang semua yang sesuai dan beri keterangan rinci)
[ 60 ]
9. PENGENDALIAN PRAKTIK KERJA
Pengendalian Keterangan
Area yang ditetapkan Sungkup asap dilengkapi daun jendela
Prosedur permintaan bantuan darurat Patuhi standar laboratorium
Nomor telepon darurat 119
Nomor Telepon Pemadam Kebakaran
Lokasi alarm kebakaran, pemadam kebakaran, Satu alarm kebakaran di Ruang 101 Gedung Kimia.
selimut api, pencuci mata, pancuran air, dsb. Tiga selimut api terletak di dinding Ruang 101.
Pancuran air terletak di dekat dinding belakang
Ruang 101.
Penanggap darurat 119
Pekerja berbasis shift ya
Pelatihan tentang semua eksperimen dan teknik ya
eksperimennya
Pembatasan akses; kunci ya
Tertib lingkungan ya
Rencana prosedur lockout/tagouta ya
Prosedur setelah jam kerja tidak
Pemeliharaan preventif ya
a
Lockout/tagout adalah prosedur spesik untuk mengamankan peneliti dari penyalaan mesin dan peralatan secara tidak terduga, atau
kebocoran energi membahayakan selama kegiatan operasional atau pemeliharaan.
10. PEMANTAUAN
Pemantauan Keterangan
Pemantauan paparan personel Sampel udara harus diambil di zona bernapas
pengguna. Pengumpulan uap dengan tabung penyerap
yang mengandung resin yang dilapisi dengan asam
oktanoik, diikuti dengan desorpsi menggunakan
karbon disulda dapat diukur dengan analisis
kromatogra gas.
Pemeriksaan kebocoran
Pemantauan pelepasan gas dan tumpahan
Suhu dan tekanan
Alarm
[ 61 ]
11. PROSEDUR TUMPAHAN DAN KECELAKAAN
13. PENYIMPANAN (centang semua yang sesuai) Penyimpanan larutan diazometana sangat tidak
disarankan
Penutup berventilasi
Lemari pendingin
Lemari gas
Kepatuhan terhadap regulasi
Tanggal kedaluwarsa:
Inventori:
Lainnya:
[ 62 ]
Nama (cetak)
Tanda tangan
Tanggal
Catatan
17. DAFTAR RUJUKAN (meliputi Lembar Data Keselamatan, Sistem Harmonis Global, setiap
personel luar yang dimintai konsultasi dalam penyusunan dokumen, ulasan sejawat, dsb.)
[ 63 ]
Catatan Penilaian dan Perubahan Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi
[ 64 ]
SKENARIO 4: PENYIMPANAN REAGEN
Gambaran Umum: Skenario ini menggambarkan suatu situasi ketika seorang manajer laboratorium di
sebuah laboratorium akademi besar menerima tiga permintaan dari mahasiswa sarjana kimia terkait reagen
kimia:
Natrium Azida, 5 g
Piperonal, 500 g
Diazald, 25 g
SKENARIO:
Universitas memiliki tingkat pengalaman dan kesadaran keselamatan yang berbeda-beda terkait
masing-masing reagen ini. Pelaksanaan tipikal kegiatan sebelum dan sesudah permintaan serta proses
penyimpanan ketiga reagen ini adalah sebagai berikut:
Solusi yang Disarankan:
Natrium Azida: Ketika manajer laboratorium menerima permintaan natrium azida, ia mencari daftar
inventori reagen kimia dan mengetahui bahwa reagen ini belum pernah dipesan untuk keperluan fakultas. Ia
mengakses situs web vendor untuk memeriksa Lembar Data Keselamatan (LDK) dan mendapati peringatan
toksisitas akut (tertelan, terkena kulit, terhirup), Bahaya Kesehatan berupa sensitisasi pernapasan, dan Bahaya
Lingkungan yakni bagi lingkungan akuatik, baik akut maupun kronis. Dikombinasikan dengan asam atau
uap asam, azida dapat membentuk asam hidrazoik, gas beracun yang mematikan. Azida juga memiliki risiko
ledakan apabila diguncang atau dipanaskan. Disebutkan bahwa natrium azida harus disimpan dalam wadah
tertutup rapat di tempat yang kering dan bersirkulasi udara baik, jauh dari asam. Karena potensi ledakan dan
pertimbangan keselamatan dan keamanan, natrium azida harus dihindari dalam suatu sintesis apabila ada
alternatif yang memungkinkan. Mahasiswa tadi membaca literatur dan tidak menemukan alternatif yang
bisa digunakan dalam reaksi sintesis. Setelah membaca LDK dan memastikan reagen tersebut tidak tercantum
dalam Daftar Zat Kimia Pemakaian Ganda yang dimiliki pihak Universitas, manajer laboratorium melakukan
pemesanan reagen kimia ini.
Sambil menunggu datangnya botol natrium azida dari vendor, manajer laboratorium menggunakan Matriks
Penyimpanan Zat Kimia untuk mengetahui persyaratan penyimpanan zat kimia: Apakah ada persyaratan suhu
khusus? Apakah reagen harus dipisahkan dari zat-zat kimia lain? Adakah pertimbangan keamanan khusus?
Tidak ada persyaratan khusus terkait suhu penyimpanan natrium azida. Penyimpanan di lemari reagen bersuhu
kamar dan berventilasi standar akan memisahkan zat kimia dari asam (karena asam dipisahkan). Oleh karena
itu, manajer laboratorium menyimpulkan bahwa lokasi yang tepat untuk reagen ini adalah Dikumpulkan
Suhu Kamar Berventilasi di area yang suhu dan kelembapannya terkendali. Karena begitu hati-hatinya,
manajer laboratorium menyimpan natrium azida dalam wadah sekunder dengan Drierite (natrium sulfat
anhidrat). Untuk acuan di kemudian hari, reagen ini ditambahkan ke daftar reagen kimia Universitas,
dengan ketentuan penyimpanan DikumpulkanSuhu Kamar Berventilasi dengan penahan sekunder.
Ketika mahasiswa mengambil reagen kimia tersebut, manajer laboratorium memberikan salinan Lembar Data
Keselamatan, menyebutkan sifat-sifat bahaya zat kimia itu, dan menyarankan mahasiswa tersebut berkonsultasi
dengan profesornya sebelum menjalankan reaksi pertama, untuk membahas penanganan reaksi yang aman.
Dalam diskusi tersebut, mahasiswa dan profesor sepakat bahwa SOP Risiko Sedang harus dibuat untuk reagen
ini. Selagi SOP disusun, mahasiswa menjalankan reaksi probe awal menggunakan natrium azida dalam skala
yang sangat kecil (< 10 mmol), sehingga meminimalkan bahaya reaksi.
Piperonal: Mengikuti SOP Universitas terkait pengelolaan reagen kimia, manajer laboratorium memeriksa
Daftar Zat Kimia Pemakaian Ganda milik Universitas sebelum memesan zat kimia ini, dan mengetahui bahwa
[ 65 ]
reagen ini tercantum dalam daftar karena dapat digunakan untuk sintesis obat ilegal. Meskipun reagen sudah
pernah digunakan di Universitas tersebut, sampai saat ini tidak ada materi yang tersedia. Manajer laboratorium
mengetahui bahwa piperonal merupakan aldehida volatil yang melepaskan uap pemicu depresi sistem saraf
pusat. Manajer laboratorium juga memeriksa katalog pemasok bahan kimia dan mengetahui bahwa reagen ini
tersedia dalam jumlah yang jauh lebih kecil dibanding yang diminta oleh mahasiswa yakni botol 500 g. Alhasil,
manajer laboratorium memberi tahu mahasiswa tersebut bahwa reagen ini tercantum dalam Daftar Zat Kimia
Pemakaian Ganda dan menanyakan apakah 25 g sudah mencukupi kebutuhan. Mahasiswa menjelaskan, ia
menyarankan botol 500 g karena harga satuan botol 500 g adalah seperempat harga satuan kemasan 25 g. Setelah
manajer laboratorium menjelaskan bahwa praktik terbaiknya adalah memesan zat kimia pemakaian ganda
dalam kuantitas minimum, mahasiswa tersebut sepakat bahwa 25 g sudah cukup untuk kebutuhan penelitiannya.
Manajer laboratorium kemudian mengirim email ke profesor mahasiswa tersebut sebagaimana ketentuan menurut
SOP pengelolaan reagen, untuk meminta izin pemesanan reagen pemakaian ganda ini. Profesor dan mahasiswa
sudah membahas penggunaan reagen ini dalam pertemuan sehari sebelumnya, jadi profesor langsung menyetujui
permintaan izin tersebut, dan manajer laboratorium pun melakukan pemesanan. Ketika barang datang, reagen
ini diletakkan dalam lemari penyimpanan terkunci, yang diberi ventilasi pada suhu kamar. Mahasiswa diberi
tahu bahwa reagen sudah tiba, dan diingatkan bahwa reagen harus diambil dan dikembalikan pada hari yang
sama agar dapat diamankan.
Diazald: Diazald adalah prekursor umum untuk menghasilkan diazometana. Manajer laboratorium
mengetahui bahaya diazometana dan reagen pengganti diazald. Manajer laboratorium mengirim email ke
profesor (dan ditembuskan ke mahasiswa), meminta verifikasi kebutuhan reagen kimia ini. Dalam hal ini,
profesor tersebut tidak mengetahui bahwa mahasiswa hendak menerapkan reaksi kimia menggunakan prosedur
diazald untuk menghasilkan diazometana. Profesor menyarankan mahasiswa mencoba terlebih dahulu reaksi
dengan (trimetilsilil)diazometana, alternatif yang lebih aman. Manajer laboratorium mencari inventori zat
kimia yang ada dan menemukan botol yang dipesan belum lama ini (2 M dilarutkan dalam dietil eter) di
salah satu lemari pendingin laboratorium. Mahasiswa meminjam diazald yang sudah ada ini dan membahas
pengamanan yang cermat bersama rekan-rekan lain di laboratorium yang sudah berpengalaman dengan reagen
tersebut sebelum menjalankan reaksi.
[ 66 ]
Kriteria lingkup penyertaan
dan penyisihan
prosesX
Mitigasi risiko
Jenis SOP
Pengelolaan dan
penyimpanan
Risiko Tinggi
Risiko Sedang
SOP
Risiko Rendah Penyimpanan
SOP Risiko Tinggi
Standar laboratorium
sudah mencukupi
[ 67 ]
MATRIKS PENYIMPANAN ZAT KIMIA
PERTIMBANGAN
Penyimpanan
Berventilasi pada Natrium Azida Piperonal
Suhu Kamar
PILIHAN PENYIMPANAN
Penyimpanan Mudah
Terbakar/
Tidak Berventilasi
pada Suhu Kamar
(Trimetilsilil)
Suhu Rendah
Diazometana
Penyimpanan Gas
Bertekanan
[ 68 ]
6
FORMULIR
[ 69 ]
BAGAN ALIR PENGKAJIAN RISIKO
Bagan Alir Pengkajian Risiko ditujukan untuk personel laboratorium yang sudah memiliki gelar
Sarjana Sains di bidang kimia atau sejenisnya. Bagan alir ini dibagi menjadi Mitigasi Risiko Proses dan
Pengelolaan & Penyimpanan Zat Kimia. Pengguna akan menjawab serangkaian pertanyaan yang merujuk
ke salah satu dari empat kemungkinan hasil: (1) Standar Laboratorium Sudah Mencukupi, (2) Diperlukan
SOP Risiko Sedang, (3) Diperlukan SOP Risiko Tinggi, dan (4) Diperlukan SOP Matriks Penyimpanan.
Kriteria lingkup
penyertaan dan penyisihan
Pengelolaan dan
Jenis SOP
proses penyimpanan
Risiko Tinggi
Risiko Sedang
SOP Penyimpanan
SOP Risiko Tinggi
Risiko Rendah
Standar laboratorium
sudah mencukupi
[ 71 ]
MATRIKS PENYIMPANAN ZAT KIMIA
PERTIMBANGAN
Penyimpanan
Gunakan lokasi
Berventilasi pada Lihat Lampiran C Lihat Lampiran E
penyimpanan biasa
Suhu Kamar
Penyimpanan Mudah
PILIHAN PENYIMPANAN
[ 73 ]
FORMULIR PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO SEDANG
Penerapan Prosedur Operasi Standar Risiko Sedang disarankan untuk proses, eksperimen, atau
manipulasi yang mengandung risiko sedang dan yang memerlukan langkah-langkah perlindungan selain
yang sudah disebutkan oleh standar laboratorium yang diterima. SOP ini dimaksudkan untuk membatasi
potensi cedera, kerusakan peralatan, atau dampak lingkungan.
2. PENYUSUN:
3. LOKASI:
5. POTENSI BAHAYA:
[ 75 ]
7. SEBUTKAN KEBUTUHAN PELATIHAN
Nama PI (cetak)
Tanda tangan PI
Nama staf keselamatan (cetak)
Tanda tangan staf keselamatan
Tanggal sekarang
Tanggal masa berakhir SOP (misalnya
1 tahun)
9. DAFTAR RUJUKAN (meliputi Lembar Data Keselamatan, Sistem Harmonis Global, setiap
personel luar yang dimintai konsultasi dalam penyusunan dokumen, ulasan sejawat, dsb.)
[ 76 ]
CATATAN PENILAIAN DAN PERUBAHAN PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO
SEDANG
[ 77 ]
FORMULIR PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO TINGGI
Penerapan Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi disarankan untuk proses, eksperimen,
atau manipulasi yang mengandung risiko tinggi dan yang memerlukan langkah-langkah perlindungan
selain yang sudah disebutkan oleh standar laboratorium yang diterima. SOP ini dimaksudkan untuk
membatasi potensi cedera, kerusakan peralatan, atau dampak lingkungan.
2. PENYUSUN:
3. LOKASI:
Teknik eksperimen
[ 79 ]
6. KETERANGAN PROSES SECARA RINCI
Peralatan:
PROSEDUR RINCI:
Kolom A: Langkah-langkah Proses menjelaskan langkah demi langkah prosedur operasi normal,
termasuk pemindahan zat kimia antar atau lintas laboratorium, produksi gas, pengerjaan produk, dan
persiapan limbah.
Kolom B: Catatan Keselamatan menjelaskan bagaimana risiko dapat diringankan (menjaga kerapian,
mengendalikan zat mudah terbakar, mengamankan tabung gas, memastikan kondisi sabuk pompa yang
baik).
1.1
1.2
[ 80 ]
2.0
2.1
2.2
3.0
3.1
3.2
4.0
4.1
4.2
[ 81 ]
7. KENDALI TEKNIK (centang semua yang sesuai dan beri keterangan rinci)
[ 82 ]
9. PENGENDALIAN PRAKTIK KERJA
Pengendalian Keterangan
Area yang ditetapkan
Penanggap darurat
Tertib lingkungan
Pemeliharaan preventif
a
Lockout/tagout adalah prosedur spesik untuk mengamankan peneliti dari penyalaan mesin dan peralatan secara tidak terduga, atau
kebocoran energi membahayakan selama kegiatan operasional atau pemeliharaan.
[ 83 ]
10. PEMANTAUAN
Pemantauan Keterangan
Pemantauan paparan personel Misalnya sensor racun yang dapat dikenakan, emblem
radiasi
Pemeriksaan kebocoran
Alarm
Kit tumpahan
Penghentian proses
[ 84 ]
13. PENYIMPANAN (centang semua yang sesuai)
Penutup berventilasi
Lemari pendingin
Lemari gas
Kepatuhan terhadap regulasi
Tanggal kedaluwarsa:
Inventori:
Lainnya:
Nama (cetak)
Tanda tangan
Tanggal
Catatan
Nama (cetak)
Tanda tangan
Tanggal
Catatan
[ 85 ]
16. VERIFIKASI DAN PENILAIAN
Dengan mencantumkan tanda tangan di bawah ini, Anda menyatakan telah membaca, memahami,
dan menyetujui SOP.
Nama PI (cetak)
Tanda tangan PI
Nama staf keselamatan (cetak)
Tanda tangan staf keselamatan
Tanggal Sekarang
Tanggal masa berakhir SOP (misalnya
1 tahun)
17. DAFTAR RUJUKAN (meliputi Lembar Data Keselamatan, Sistem Harmonis Global, setiap
personel luar yang dimintai konsultasi dalam penyusunan dokumen, ulasan sejawat, dsb.)
[ 86 ]
CATATAN PENILAIAN DAN PERUBAHAN PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO
TINGGI
[ 87 ]
LAMPIRAN
[ 89 ]
A
TANGGUNG JAWAB KOMITE
Kementerian Luar Negeri AS memberikan tanggung jawab kepada Akademi untuk membuat
protokol penyusunan prosedur operasi standar (SOP) yang akan berfungsi sebagai pelengkap Keselamatan
dan Keamanan Laboratorium Kimia: Panduan Pengelolaan Zat Kimia yang Cermat dan akan melengkapi
kelengkapan 2010 (lihat Kotak 1-1). Untuk menyelesaikan tugas ini, Akademi membentuk sebuah komite
ahli yang memiliki pengalaman dan wawasan di bidang praktik keselamatan dan keamanan zat kimia
yang baik di laboratorium-laboratorium akademi dan industri serta memahami standar dan regulasi
internasional.
Untuk menyusun Panduan Penyusunan Prosedur Operasi Standar ini, komite menghimpun informasi
dari beragam sumber termasuk pembahasan dengan para ahli keamanan zat kimia dari organisasi dagang
dan industri dalam rapat pengumpulan data umum; literatur yang diterbitkan, termasuk panduan acuan
dan kelengkapan 2010; formulir SOP yang sudah ada yang disediakan untuk umum di situs web milik
universitas-universitas di Amerika Serikat. Produk baru ini akan meningkatkan penggunaan buku acuan
sebelumnya dan kelengkapan yang menyertainya, terutama di negara-negara sedang berkembang yang
sumber-sumber daya keselamatan di sana tidak banyak dan pengalaman operator serta pengguna akhirnya
masih terbatas.
KOTAK 1-1
PERNYATAAN TUGAS
Bertumpu pada materi Kelengkapan Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia yang telah disusun tahun
2010 untuk program keterlibatan keamanan zat kimia (Chemical Security Engagement Program (CSP)) Departemen
Luar Negeri, sebuah komite ad-hoc di bawah naungan National Academy of Sciences Board on Chemical Sciences
and Technology akan menyusun contoh dan panduan penyusunan prosedur operasi standar terkait penanganan,
pengelolaan, dan penyimpanan zat kimia yang aman dan selamat di laboratorium kimia. .
Hasil-hasil ini akan digunakan di lingkungan akademik dan industri berskala kecil hingga menengah, di negara-
negara yang menjalankan program CSP. Bahan-bahan ini dapat diterjemahkan ke berbagai bahasa seperti Bahasa
Indonesia, Arab, dan Prancis, untuk melengkapi Kelengkapan Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia.
[ 91 ]
B
SUMBER DAYA YANG DAPAT DIMANFAATKAN
American Chemical Society. Identifying and Evaluating Hazards in Research Laboratories. 2013.
Bretherick, L., P. G. Urben, dan M. J. Pitt. Brethericks Handbook of Reactive Chemical Hazards: An Indexed
Guide to Published Data (7th ed.) Oxford: Butterworth-Heinemann, 2006.
Harvard University
http://ehs.harvard.edu/programs/safe-chemical-work-practices
International Union of Pure and Applied Chemistry. Risk assessment for occupational exposure to
chemicals. A review of current methodology. Pure and Applied Chemistry 73(6): 993-1031, 2001.
International Union of Pure and Applied Chemistry and World Health Organization. Chemical Safety
Matters. Cambridge: Cambridge University Press, 1992. ISBN 0-521-41375-3 paperback.
[ 93 ]
National Research Council. Promoting Chemical Laboratory Safety and Security in Developing Countries.
Washington, DC: The National Academies Press, 2010.
National Research Council. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia: A Guide to Prudent Chemical
Management. Washington, DC: The National Academies Press, 2010.
National Research Council. Prudent Practices in the Laboratory: Handling and Management of Chemical
Hazards, Updated Version. Washington, DC: The National Academies Press, 2011.
National Research Council. Safe Science: Promoting a Culture of Safety in Academic Chemical Research.
Washington, DC: The National Academies Press, 2014.
Princeton University
https://ehs.princeton.edu/laboratory-and-research-safety/chemical-safety/chemical-specific-protocols-0
PubChem
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/docs/subcmpd_summary_page_help.html
PubMed (cytotoxic effects of chemicals can often be found here by entering the chemicals name; many of
the primary journals cited will be open access)
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
Sax, N. I., R. J. Lewis, Sr. Rapid Guide to Hazardous Chemicals in the Workplace. New York: Van Nostrand
Reinhold Company, 1986. ISBN 0-442-28220-6.
University of Illinois
https://www.drs.illinois.edu/
[ 94 ]
C
DAFTAR PEMISAHAN
[ 95 ]
D
DAFTAR ZAT MUDAH TERBAKAR
[ 97 ]
Kelarutan Titik
Berat Titik Titik Kepadatan
Pelarut Rumus dalam Air Nyala
Molekul Didih (C) Lebur (C) (g/mL)
(g/100g) (oC)
etil asetat C4H8O2 88,11 77 -83,6 0,894 8,7 -4
etilena glikol C2H6O2 62,07 197 -13 1,115 Dapat campur 111
gliserin C3H8O3 92,09 290 17,8 1,261 Dapat campur 160
heptana C7H16 100,2 98 -90,6 0,684 0,0003 -4
Heksametilfosforamida C6H18N3OP 179,2 232,5 7,2 1,03 Dapat campur 105
(HMPA)
Heksametilfosforus C6H18N3P 163,2 150 -44 0,898 Dapat campur 26
triamida (HMPT)
heksana C6H14 86,18 69 -95 0,655 0,0014 -22
metanol CH4O 32,04 64,6 -98 0,791 Dapat campur 12
metil t-butil eter (MTBE) C5H12O 88,15 55,2 -109 0,741 4,8 -28
metilena klorida CH2Cl2 84,93 39,8 -96,7 1,326 1,32 1,6
N-metil-2-pirolidinon CH5H9NO 99,13 202 -24 1,033 10 91
(NMP)
nitrometana CH3NO2 61,04 101,2 -29 1,382 9,5 35
pentana C5H12 72,15 36,1 -129,7 0,626 0,004 -49
petroleum eter (ligroin) 30-60 -40 0,656 -30
1-propanol C3H8O 88,15 97 -126 0,803 Dapat campur 15
2-propanol C3H8O 88,15 82,4 -88,5 0,785 Dapat campur 12
piridina C5H5N 79,1 115,2 -42 0,982 Dapat campur 17
tetrahidrofuran (THF) C4H8O 72,106 66 -108,4 0,886 30 -14
toluena C7H8 92,14 110,6 -93 0,867 0,05 4
trietil amina C6H15N 101,19 88,9 -114,7 0,728 0,02 -11
o-xilena C8H10 106,17 144 -25,2 0,897 Tak larut 32
m-xilena C8H10 106,17 139,1 -47,8 0,868 Tak larut 27
p-xilena C8H10 106,17 138,3 13,3 0,861 0,02 27
SUMBER: Dr. Steven Murov, Professor Emeritus of Chemistry, Modesto Junior College.
[ 98 ]
E
DAFTAR KEAMANAN
[ 99 ]
F
BIOGRAFI KOMITE DAN STAF
Ned D. Heindel (Ketua) adalah H. S. Bunn Chair Professor of Chemistry di Lehigh University dan
konsultan pengembangan obat di Azevan Pharmaceuticals. Dr. Heindel telah meluluskan 40 mahasiswa
doktoral, yang hampir semuanya menjadi akademisi atau masuk ke industri perawatan kesehatan. Beliau
terlibat dalam penelitian dan pengembangan (litbang) kontrak untuk Astra-Zeneca, Air Products, BMS,
Merck, J&J, and DuPont, serta untuk delapan perusahaan start-up kapital ventura. Di Lehigh University,
ia mengampu kimia umum, organik, dan medis serta mekanisme organik, termasuk tiga perkuliahan online
untuk sarjana dalam program kuliah jarak jauh. Dr. Heindel adalah lulusan Lebanon Valley College (BS,
1959), University of Delaware (PhD, 1963), dan Princeton University (postdoc, 1964). Beliau mengajar
di University of Delaware, Marshall University, dan Ohio University sebelum bergabung ke fakultas di
Lehigh University. Dr. Heindel juga bertindak sebagai President of the American Chemical Society (ACS)
tahun 1994.
Montgomery Alger mendapat gelar BS dan MS di bidang teknik kimia dari Massachusetts Institute of
Technology dan gelar PhD di bidang teknik kimia dari University of Illinois di Urbana-Champaign. Dr.
Alger adalah Dewan Penasehat Teknik Kimia di Lehigh University, Georgia Institute of Technology, dan
University of California-Santa Barbara. Beliau juga merupakan anggota dewan di American Institute of
Chemical Engineers dan anggota National Academy of Engineering. Dr. Alger adalah Six Sigma Master
Black Belt bersertifikasi.
William Bullock adalah Direktur Senior, Research Business Operations, Bristol-Myers Squibb (BMS).
Dr. Bullock memperoleh gelar PhD dari Emory University di bidang kimia organik. Setelah menyelesaikan
program pascadoktoral kimia dengan anggota National Academy of Sciences, Prof. Larry Overman
(University of California, Irvine), beliau menjabat penyelia laboratorium di Bayer Pharmaceutical. Dalam
kurun 15 tahun kariernya di Bayer, ia berkontribusi dan memimpin berbagai program penelitian sukses
di Connecticut dan Jerman. Pada tahun 2002, Dr. Bullock ditunjuk sebagai Direktur, berkontribusi
dalam bidang kimia untuk menemukan obat diabetes. Selain itu, ia mengevaluasi ulang dan merombak
beberapa proses litbang global. Di antara upaya-upaya ini adalah transformasi fundamental terhadap
proses pemilihan calon obat awal, meningkatkan keberhasilan Fase 1; harmonisasi global terhadap praktik
dan peran penelitian, sehingga terciptalah alat pengelolaan portofolio berbasis web; dan peluncuran buku
catatan elektronik di Amerika Serikat.
Pada tahun 2007, Dr. Bullock bergabung ke BMS sebagai Direktur di bidang Research Business
Operations. Saat ini, beliau membawahi bidang operasi bisnis untuk lima departemen, sekaligus menjadi
ketua Research Technology Evaluation and Sustainability Committee serta Chemistry Safety Committee.
Beliau telah berkontribusi dan memimpin beberapa proyek penting, termasuk sentralisasi semua
[ 101 ]
pemurnian calon obat akhir, pengintegrasian sistem peringatan keselamatan dalam sistem buku catatan
elektronik BMS, dan transformasi desain lab dan kantor dari yang semula berpenyesuaian tinggi menjadi
berfleksibilitas tinggi, serta Global R&D Footprint Committee.
Mark Cesa adalah kimiawan organik fisik/organometalik dengan minat penelitian di bidang katalisis
homogen dan heterogen serta kinetika dan mekanisme reaksi organik. Beliau mengambil bidang studi
kimia di Princeton University, dan memperoleh gelar AB pada tahun 1974. Gelar MS (1977) dan PhD
(1979) di bidang kimia organik diperoleh dari University of Wisconsin-Madison, di bawah supervisi Prof.
Charles P. Casey. Dr. Cesa belum lama mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Process Chemistry
Consultant di INEOS Nitriles, Naperville, Illinois, tempat ia membawahi penelitian dan dukungan
kimia proses untuk pabrik-pabrik produksi milik INEOS Nitriles. Dr. Cesa menjabat President of the
International Union of Pure and Applied Chemistry periode 2014-2015. Beliau juga menjadi ketua
IUPAC Committee on Chemistry and Industry, mengoordinasi IUPAC Safety Training Program. Dr.
Cesa saat ini menjabat ketua American Chemical Society Committee on Science dan juga telah bergabung
di ACS Committee bidang Keselamatan Kimia.
Thomas Edgar adalah Ketua George T. and Gladys H. Abell bidang Teknik Kimia di University of Texas
(UT) di Austin. Beliau mendapat gelar BS di bidang teknik kimia dari University of Kansas, dan gelar
PhD dari Princeton University. Dr. Edgar pernah bekerja sebagai rekayasawan proses di Continental Oil
Company sebelum bergabung ke fakultas di UT pada tahun 1971. Beliau menjabat Ketua Jurusan Teknik
Kimia (1985-1993), Wakil Dekan Teknik (1993-1996), dan Associate Vice President untuk Academic
Computing (1996-2001) di UT-Austin. Baru-baru ini beliau menjabat Direktur di UT Energy Institute
(2012).
Selama 40 tahun ini, Dr. Edgar mencurahkan karya akademiknya dalam bidang pemodelan, kontrol,
dan optimalisasi proses. Beliau telah menerbitkan lebih dari 450 artikel dan buku di bidang-bidang
tersebut untuk diterapkan ke separasi, reaktor kimia, sistem energi, dan manufaktur semikonduktor. Beliau
telah mengarahkan riset tesis untuk lebih dari 45 mahasiswa MS dan 80 mahasiswa PhD. Beliau juga
menjadi pengarah pendamping di Texas-Wisconsin-California Control Consortium, yang menaungi 12
perusahaan.
Patrick J. Y. Lim adalah Profesor dan mantan Ketua Jurusan Kimia (2004-2011) di University of San
Carlos (USC), Cebu, Filipina. Beliau memperoleh gelar PhD di bidang kimia (2000) dari University of
Melbourne di bawah supervisi Assoc. Prof. Charles G. Young, meneliti reaksi baru senyawa logamsulfur
dengan alkuna teraktivasi. Beliau bertindak sebagai pengakreditasi di Philippines Accrediting Association
of Schools, Colleges and Universities, serta merupakan anggota Philippine Commission on Higher
Education Technical Committee for Chemistry (2007-2009). Beliau juga bertindak sebagai redaktur The
Philippine Scientist, sebuah jurnal ISI lintas bidang ilmu yang diterbitkan oleh USC Press, sejak 2008. Dr.
Lim telah berkecimpung di bidang keselamatan dan keamanan zat kimia dalam berbagai kapasitas dari
pertemuan profesional di Spiez, Swiss, dan di Kantor Pusat OPCW yang berada di Den Haag, Belanda,
hingga pelatihan di Karachi, Pakistan, dan Taiz, Yaman, termasuk di Filipina tengah dan selatan.
Kenneth Moloy saat ini menjabat Direktur Program di National Science Foundation. Beliau memperoleh
gelar PhD di bidang kimia anorganik dari Northwestern University pada tahun 1984, dan gelar BS di
bidang kimia dari Indiana University pada tahun 1980. Setelah lulus sarjana, beliau bergabung di Union
Carbides Technical Center, South Charleston, West Virginia, bekerja di divisi litbang. Tahun 1995, beliau
pindah ke DuPont Central Research and Development di Wilmington, Delaware. Dr. Moloy keluar
dari DuPont tahun 2016 sebagai Anggota Peneliti. Keahlian Dr. Moloy adalah di bidang organometalik,
[ 102 ]
katalisis, kimia organik, dan kimia proses. Beliau mengetuai Gordon Research Conference on
Organometallic Chemistry serta Organometallic Subdivision of the ACS Division of Inorganic Chemistry.
Dr. Moloy belum lama ini bergabung di komite National Academy of Sciences (NAS) untuk merevisi
Prudent Practices in the Laboratory (Praktik Cermat di Laboratorium). Dr. Moloy saat ini juga merupakan
anggota Chemical Sciences Roundtable di bawah National Academies of Sciences.
Supawan Tantayanon adalah Profesor Kimia di Fakultas Sains, Chulalongkorn University, Thailand.
Beliau memperoleh gelar BSc Honor (bidang kimia) dari Chulalongkorn University, MSc (bidang kimia
organik) dari Mahidol University, Thailand, dan PhD (bidang kimia organik) dari Worcester Polytechnic
Institute, Massachusetts. Beliau menjadi pencetus dan sekaligus Direktur pertama di tiga program
akademik baru di Chulalongkorn University, yakni Kimia Terapan (program BSc), Ilmu Petrokimia dan
Polimer (program MSc dan PhD), dan Program Manajemen Teknopreneur dan Inovasi (program MSc
dan PhD). Minat penelitiannya meliputi sintesis organik dan polimer, namun belakangan lebih fokus pada
bidang green chemistry (kimia lestari) dan komersialisasinya.
Dr. Tantayanon bertindak selaku President of the Polymer Society of Thailand (1997-2003), Pacific
Polymer Federation (2002-2003), Chemical Society of Thailand (2007-2012), dan Federation of Asian
Chemical Societies (2011-2013). Saat ini beliau adalah anggota National Hazardous Materials Committee,
dan Council of Science and Technology Professionals of Thailand.
Staf
Camly Tran bergabung di Board on Chemical Sciences and Technology di National Academy of Sciences,
Engineering, and Medicine pada tahun 2014 sebagai anggota pascadoktoral setelah memperoleh gelar
PhD di bidang kimia dari Department of Chemistry di Brown University, dan saat ini menduduki posisi
Pejabat Program Madya. Selama di Brown, beliau mendapatkan berbagai penghargaan seperti Elaine
Chase Award for Leadership and Service, American Chemical Society Global Research Exchanges
Education Training Program, dan Rhode Island NASA grant. Dr. Tran menyelesaikan rangkuman
lokakarya Mesoscale Chemistry dan studi konsensus Spills of Diluted Bitumen from Pipelines serta Effective
Chemistry Communication in Informal Environments. Saat ini Dr. Tran mendukung kegiatan-kegiatan
seputar perubahan bahan baku hidrokarbon untuk produksi zat kimia, kimia mikrobioma, dan prosedur
operasi standar terkait penanganan, pengelolaan, dan penyimpanan zat kimia yang aman dan selamat di
lab-lab kimia.
Claire Ballweg bergabung di National Academy of Sciences, Engineering, and Medicine pada April 2015
sebagai Asisten Program Senior di Board on Environmental Studies and Toxicology setelah memperoleh
gelar MS di bidang aplikasi ekologi dari Imperial College London. Pada Januari 2016, beliau menjabat
Koordinator Program di Board on Chemical Sciences and Technology. Selama di Imperial College, beliau
membuat tesis yang menganalisis data global yang kompleks menggunakan Sistem Informasi Geografis
untuk mengembangkan sebuah model guna mengidentifikasi wilayah konservasi hutan tropis yang tepat
dan ideal. Saat ini beliau mendukung kegiatan-kegiatan seputar peran kimia pada manusia, laut, dan
mikroba geologis, serta prosedur operasi standar terkait penanganan, pengelolaan, dan penyimpanan zat
kimia yang aman dan selamat di lab-lab kimia.
[ 103 ]