Anda di halaman 1dari 31

EKSPERIMEN RADIASI TERMAL (KUBUS LISLIE)

PROPOSAL EKSPERIMEN FISIKA I

Oleh
Nama : Nurul Sa’adah
NIM : 171810201063
Kelompok/Shift : A6/Shift III
Tanggal Eksperimen/Waktu : 23 September 2019/12.30-15.10
Nama Asisten : Makhwiyatul Khusnah

LABORATORIUM FISIKA MODERN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2019
RINGKASAN

Eksperimen Radiasi Termal (Kubus Leslie); Nurul Sa’adah; 171810201063;


2019; 23 halaman; Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Jember.

Benda hitam pertama kali ditemukan oleh Gustav Robert Kichoff pada
tahun 1862. Benda hitam dinilai dapat menyerap kalor radiasi dengan baik.
Eksperimen radiasi termal menggunakan kubus leslie dilakukan dengan tujuan
mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi penyerapan kalor radiasi
termal. Eksperimen ini dilakukan dengan mengubah setting power, mengubah
warna permukaan, dan mengubah penghalang pada kubus. Data yang diukur yaitu
temperatur permukaan kubus. Temperatur kemudian dirubah menjadi hambatan
menggunakan tabel konversi. Data – data yang didapatkan kemudian dimasukkan
ke dalam rumus radiasi termal. Dari data pengukuran yang didapatkan juga dapat
digunakan untuk menghitung emisivitas masing – masing permukaan. Hasil
pengukuran kemudian dibandingkan dengan referensi. Hasil yang didapat melalui
eksperimen secara keseluruhan hampir sama dengan referensi. Emisivitas dari
benda hitam memiliki nilai paling tinggi dibandingkan dengan benda dengan
permukaan berwarna lain.

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL i
RINGKASAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 3
BAB 2. DASAR TEORI 4
2.1 Sejarah Radiasi Benda Hitam 4
2.2 Definisi Radiasi Termal 4
BAB 3. METODE PERCOBAAN 4
3.1 Alat dan Bahan 5
3.2 Desain Eksperimen 10
3.2.1 Langkah Kerja 10
3.2.2 Variabel Operasional Eksperimen 12
3.3 Metode Anlisis Data 13
3.3.1 Skala Pengukuran 14
3.3.2 Tabel pengamatan 14
3.3.3 Grafik 15
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 17
4.1 Hasil 17
4.2 Pembahasan 19
BAB 5. PENUTUP 22
5.1 Kesimpulan 22

iii
5.2 Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 23
LAMPIRAN 24

iv
DAFTAR TABEL

4.1 Data pada Setting Power 5.0 17

4.2 Data pada Setting Power 6.0 17


4.3 Data pada Setting Power 7.0 17
4.4 Data Pada Setting Power 8.0 17
4.5 Data Serapan dan Transmisi Radiasi Termal18

v
DAFTAR GAMBAR

3.1 Sensor Radiasi (Pasco TD-8553) 9

3.2 Kubus Leslie (Pasco TD-8554A) 9


3.2 Susunan Eksperimen Radiasi Termal (Kubus Leslie) 11
3.3 Susunan Eksperimen Sensor Radiasi 11
4.1 Hubungan Emisivitas Permukaan Kubus Warna Hitam (Presentase)
dengan Setiap Power Setting pada Permukaan Kubus Lain 18
4.2 Grafik Besar Emisivitas terhadap Berbagai Jenis Lempeng Penghalang
untuk Permukaan Kubus Warna Hitam 19

vi
DAFTAR LAMPIRAN

4.1 Grafik serta rumus perhitungan excel 24

vii
2

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Radiasi adalah energi yang dipancarkan oleh bahan atau benda berbentuk
bentuk gelombang elektromagnetik (atau foton) sebagai akibat dari perubahan
konfigurasi elektron dari atom (Changel, 2003). Sedangkan radiasi termal adalah
energy yang dipancarkan oleh sebuah benda disebabkan temperature yang ada
didalam permukaan benda tersebut. Selain suhu, sifat-sifat benda seperti bahan
didalamnya, sifat permukaan, dan bentuk juga menentukan besar radiasi suatu
benda. Biasanya, spectrum inframerah lebih banyak terdapat pada suhu ruang.
(Krane, 1992). Radiasi sempurna dimiliki oleh benda hitam yang dapat
digambarkan layaknya sebuah lubang (rongga) kecil berwarna hitam. Prinsip
kerjanya adalah, ketika suatu berkas cahaya memasuki rongaa maka akan terjadi
beberapa kali pantulan yang diserap oleh dinding-dinding benda dengan tidak
keluar dari rongga tersebut. Berkas cahaya pantulan akan diserap apabila suhu
benda lebih rendah dari daerah sekitarnya dan akan dipancarkan jika suhu benda
lebih tinggi dari daerah sekitarnya.
Praktikum radiasi termal dilakukan dengan 2 percobaan. Percobaan yang
pertama yaitu mengidentifikasi emisivitas berbagai jenis permukaan. Percobaan
yang pertama yaitu mengidentifikasi serapan dan transmisi radiasi termal.
Percobaan emisivitas permukaan pertama dilakukan saat suhu mencapai 40° C
dan menggunakan variasi setting power 5.0 hingga 8.0 dengan menempatkan
sensor radiasi hingga menyentuh dinding kubus. Percobaan serapan dan transmisi
radiasi termal dilakukan dengan menempatkan mata sensor 5 cm didepan dinding
hitam kubus kemudian disisipi kaca dan variasi bahan penghalang berbeda
diantaranya. Data yang diperoleh yaitu output sensor, hambatan, suhu, dan bahan
efektif penghalang radiasi.
Radiasi termal biasa disebut radiasi benda hitam karena benda hitam dapat
meradiasi benda panas lebih tinggi dari benda dingin. Spektrum benda hitam
panas juga memiliki frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan sengan benda hitam
dingin. Radiasi banyak terjadi pada kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah
3

pada besi apabila dipanaskan secara terus menerus akan berubah memijar
kemerah-merahan, kuning-merah cerah hingga panas-memutih kemudian
menghasilkan suatu warna. Warna cahaya yang dipancarkan tersebut bergantung
dari temperatur. Temperatur merupakan suatu besaran skalar yang dimiliki oleh
semua sistem termodinamika. Kesamaan suhu merupakan nilai penting untuk
suatu kesetimbangan termal. Setiap benda memiliki sifat berbeda-beda dalam
merespon radiasi. Ada yang sukar dan mudah menyerap radiasi, untuk mengetahui
hal tersebut maka dilakukan sebuah praktikum atau eksperimen radiasi termal
yang dipancarkan suatu benda dengan berbagai jenis permukaan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang dapat disimpulkan pada praktikum Radiasi Termal
(Kubus Leslie), yaitu:
1. Bagaimana pengaruh setting power terhadap output sensor yang dihasilkan
pada tiap permukaan Kubus Leslie?
2. Bagaimana pengaruh warna permukaan Kubus Leslie terhadap nilai
emisivitas yang dihasilkan?
3. Bagaimana pengaruh lempeng penghalang terhadap nilai transmisi yang
dihasilkan?

1.3 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum Radiasi Termal (Kubus Leslie), yaitu:
1. Mengetahui pengaruh setting power terhadap output sensor yang dihasilkan
pada tiap permukaan Kubus Leslie
2. Mengetahui pengaruh warna permukaan Kubus Leslie terhadap nilai
emisivitas yang dihasilkan
3. Mengetahui pengaruh lempeng penghalang terhadap nilai transmisi yang
dihasilkan

1.4 Manfaat
4

Manfaat dari dilakukannya eksperimen adalah dapat menghitung dan


mengetahui nilai emivisitas dari berbagai benda baik hitam, putih, kilap, dan
kusam. Selain itu, juga bisa menghitung energi radiasi suatu benda dengan
memanfaatkan sensor radiasi yang dapat mengukur tegangan benda. Berdasarkan
output sensor maka dapat ditentukan bahan apakah yang efektif untuk
menghalangi radiasi. Prinsip radiasi benda hitam atau radiasi termal juga banyak
memiliki manfaat untuk kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya adalah pada
alat solar water heater. Alat ini menggunakan metode themosipon dengan prinsip
Teknologi tabung vacuum pada inti. Tingkat pemrosesan air akan jauh lebih cepat
dan merata apabila tabung vakum yang digunakan semakin banyak, sehingga
sumber panas akan semakin meningkat.
5
BAB 2. DASAR TEORI

2.1 Sejarah Radiasi Benda Hitam


Sejarah adanya Radiasi Termal atau Radiasi Benda Hitam diawali dengan
penemuan Benda Hitam. Benda Hitam pertama kali ditemukan oleh seorang
ilmuwan bernama Gustav Robert Kirchoff pada tahun 1862. Ilmu fisika menilai
Benda Hitam sebagai benda yang dapat menyerap kalor radiasi dengan sangat
baik. Benda hitam akan menyerap radiasi termal dan akan memancarkannya
kembali sebagai gelombang elektromagnetik. Max Planck kemudian juga
melakukan penelitian mengenai radiasi Benda Hitam (1900) yang menyatakan
bahwa Benda Hitam akan menyerap energi secara bertahap, bukan secara kontinu
(Krane, 1992).

2.2 Definisi Radiasi Termal


Radiasi termal merupakan suatu fenomena radiasi akibat suhu yang
dipancarkan oleh benda. Benda dapat dikatakan mengalami radiasi termal apabila
memiliki suhu mencapai 1000K. Benda yang memiliki radiasi termal ideal atau
sempurna disebut sebagai Benda Hitam karena memiliki emisivitas atau daya
pancar satu (e = 1). Emisivitas merupakan suatu rasio energi yang diradiasikan
antara sebuah bahan dengan suatu benda hitam untuk temperatur yang sama.
Benda hitam sempurna memiliki nilai emivisitas sama dengan 1 (ε=1).
Sedangkan, dalam keadaan real sebuah benda hitam sempurna memiliki
emisivitas kurang dari 1 (ε<1). Emisivitas merupakan sebuah satuan yang tak
berdimensi. Emisivitas benda dapat dipengaruhi oleh suhu, epsilon, konduktivitas,
luas permukaan benda dan warna. Selain itu, tekstur benda juga dapat
mempengaruhi emisivitas benda tersebut. Semakin kasar suatu benda, maka
emisivitas akan mendekati satu dan sebaliknya, semakin relatif suatu benda maka
emisivitasnya akan mendekati 0. Prinsip kerja benda hitam yaitu, ketika suatu
berkas cahaya memasuki rongga, maka akan dipantulkan berkali-kali dengan tidak
keluar dari rongga tersebut. Berkas cahaya dari setiap pantulan tersebut akan
diserap oleh dinding-dinding benda yang berwarna hitam apabila memiliki suhu
5

lebih rendah dibanding sekitarnya dan akan dipancarkan jika suhunya lebih tinggi
dari sekitarnya. Benda hitam tidak lagi disebut sebagai benda hitam apabila
memiliki emisivitas kurang dari 0,99, tapi disebut benda abu-abu. Benda yang
tidak memiliki permukaan warna hitam, deviasi dan radiasi nya ditentukan oleh
struktur geometri dan komposisi kimia yang ada pada benda tersebuh. Sehingga
akan mengikuti hukum krichoff tentang radiasi termal yaitu emisivitas akan setara
dengan rasio penyerapan energi pada benda equilibrium termal, sehingga benda
yang tidak dapat menyerap semua energi cahaya yang meradiasinya tidak dapat
meradiasi dengan jumlah yang sama besar seperti benda hitam. (Cengel, 2003).
Radiasi pada benda berlangsung dalam ruang hampa akibat dari radiasi
termalnya. Umumnya, radiasi yang terpancar berupa panas yang tergantung
dengan komposisi benda tersebut atau biasa disebut Benda Hitam (Black Body).
Kemampuan benda dalam menanggapi energi radiasi dapat diperkirakan berdasar
nilai emisivitasnya. Besar energi termal dapat dijelaskan dengan persamaan
Stefan-Boltzman dan spektrum radiasi dengan persamaan Wien (Cengel, 2003).
Menurut Krane (1992), apabila sebuah permukaan benda ditimpa energi,
maka sebagian radiasi akan dipantulkan (refleksi), sebagian yang lain diserap
(absorpsi) dan diteruskan (transmisi). Fraksi yang dipantulkan dinamakan

reflektivitas , fraksi yang diserap dinamakan dengan absorptivitas , dan

fraksi yang dipantulkan dinamakan transmisivitas (Gambar 2.1). Transmisi

merupakan penerusan dan pengiriman gelombang elektromagnetik melalui suatu


medium, sedangkan alat yang berfungsi sebagai pengirim gelombang
elekteromagnetik itu disebut transmitter. Jumlah keseluruhan antara tiga fraksi
tersebut harus menghasilkan sama dengan satu, secara matematis dapat ditulis:

(2.1)
6

Gambar 2.1 Fenomena radiasi pada permukaan benda


(Sumber : Krane, 1992)
Pada dasarnya, radiasi yang dipancarkan benda merupakan sebuah gelombang
elektromagnetik. Benda yang dipanaskan ketika didinginkan akan akan
memantulkan gelombang elektromagnetik diantara dinding benda (Zemansky,
1991).
Radiasi kalor yang dipancarkan oleh benda dipengaruhi oleh suhu benda
tersebut. Semakin tinggi suhu, maka energi kalor yang dipancarkan juga akan
semakin besar dan sebaliknya (Bueche, 2007). Menurut Kusminarto (2011),
Joseph Stefan dan Ludwig Boltzman telah merumuskan besar energi kalor radiasi
yang dipancarkan benda atau yang kemudian disebut Hukum Stefan-Boltzman
dimana kerapatan energi total dan energi yang di radiasi berbanding lurus dengan
pangkat empat temperatur mutlak dinding rongga (T 4). Menurut Johnson (2012),
persamaan energi radiasi dapat diturunkan sebagai berikut:

(2.2)

Intensitas radiasi bergantung pada temperatur. Intensitas radiasi sebanding dengan


pangkat 4 dari temperatur. Secara matematis dapat ditulis :

(2.3)

Persamaan dari energi radiasi benda hitam dapat didekati dari teori kuantum
planck. Persamaan energi radiasi didapat dari integrasi persamaan planck. Secara
matematis dapat ditulis :
7

(2.4)

dimana u adalah rapat energi radiasi pada daerah frekuensi tertentu, k adalah
konstanta, f adalah frekuensi, dan T adalah temperatur. Persamaan tersebut dapat

disederhanakan dengan merubah menjadi x.

(2.5)

(2.6)

Turunan dari persamaan tersebut :

(2.7)

(2.8)

Sehingga persamaan energi radiasi dapat ditulis menjadi :

(2.9)

Integral tersebut dapat diselesaikan dengan integral biasa sehingga dihasilkan :

(3.0)

(3.1)

Persamaan yang ada di dalam kurung merupakan konstanta. Persamaan tersebut


merupakan persamaan rapat energi radiasi. Persamaan rapat energi dapat
8

dihubungkan dengan rapat energi per satuan waktu. Karena sistem berada di
kesetimbangan termal maka energi dapat diradiasikan berdasarkan persamaan :

(3.2)

(3.3)

(3.4)

Persamaan di dalam kurung merupakan konstanta yang disebut dengan konstanta


stefan boltzman dengan nilai

(3.5)
9

BAB 3. METODE PENELITIAN

Metode penelitian disini menjelaskan bagaimana kegiatan penelitian akan


dilaksanakan. Metode ini berisi Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum
Radiasi Termal, desain eksperimen, dan metode analisi data, yaitu sebagai berikut:
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Radiasi Termal, yaitu:
1. Sensor Radiasi (Pasco TD8553), digunakan untuk mengukur radiasi termal
yang di pancarkan oleh sumber panas. Keluaran sensor berupa tegangan
dalam milivolt yang terbaca melalui multimeter. Daya maksimum yang
dapat diterima adalah 0,1 W/cm2 dengan sinyal tegangan keluaran linier
untuk 10-6 s/d 0,1 W/cm2 tersebut
2. Kubus Leslie (Pasco TD-8554A), digunakan sebagai alat yang akan di ukur
nilai radiasi termalnya. Kubus Leslie mempunyai empat sisi permukaan
yang berbeda yaitu hitam, putih, kilap dan kusam, serta dapat dipanaskan
sampai 120 ºC. Kubus ini dipanaskan dengan lampu pijar 100 W dan daya
yang diberikan dapat diatur melalui tombol putar (setting power).
Temperatur pada setiap sisi permukaan kubus diketahui melalui termometer
digital yang terpasang pada kubus.
3. Statis, digunakan untuk meletakkan sensor radiasi.
4. Multimeter, digunakan untuk mengukur besar radiasi termal yang di
pancarkan oleh sumber panas, hambatan, dan tegangan sensor radiasi.
5. Lempeng kaca, logam, dan gabus,alat ini digunakan sebagai sekat untuk
menutup radiasi.
6. Termometer digunakan untuk mengukur temperatur permukaan kubus leslie
10

Gambar 3.1 Sensor Radiasi (Pasco TD-8553)


Sumber : https://www.pasco.com/index.cfm

Gambar 3.2 Kubus Leslie (Pasco TD-8554A)


Sumber : https://www.pasco.com/index.cfm
3.2 Desain Eksperimen
Desain eksperimen pada praktikum terdiri dari Rancangan Penelitian yang
akan dilakukan, Langkah Kerja dalam melakukan Praktikum, dan Pendefinisian
Variabel. Secara jelasnya adalah sebagai berikut:
3.2.1 Diagram Alir Eksperimen
Diagram alir yang digunakan pada praktikum Radiasi Termal adalah sebagai
berikut:
Start

Peralatan dirangkai dan


dihidupkan

Suhu diatur sampai


mencapai 40ºC

Menggunakan
penghalang
Setting power diatur 5
kaca, kubus,
dan logam

Suhu ditunggu sampai stabil

output sensor dicatat pada


tiap-tiap permukaan
kubus
Diulangi untuk
setting power 6, 7,
dan 8
finish

Gambar 3.1 Diagram alir eksperimen Radiasi Termal


25

Gambar 3.2 Susunan Eksperimen Radiasi Termal (Kubus Leslie)


(Sumber : Tim Penyusun, 2019)

Gambar 3.3 Susunan Eksperimen Sensor Radiasi


(Sumber : Tim Penyusun, 2019)
Eksperimen radiasi termal (kubus leslie) terdiri dari 2 langkah kerja yaitu
menentukan emisivitas dan menentukan serapan serta transmisi radiasi termal
berbagai jenis permukaan. Penentuan emisivitas berbagai jenis permukaan
dilakukan dengan cara sebagai berikut, peralatan dirangkai seperti gambar 3.3 dan
3.4, lalu kubus leslie dinyalakan dan power diatur ke posisi high, tombol power

direset ke posisi 5,0 ketika temperatur mencapai . Sensor radiasi kemudian

ditempatkan hingga mata sensor menyentuh dinding kubus saat suhu telah stabil.
Percobaan kemudian diulangi dengan setting power 6.0 , 7.0 dan 8.0. Penentuan
serapan serta transmisi radiasi termal dilakukan dengan cara sebagai berikut,
kubus leslie diatur pada setting power 5,0 hingga mencapai kesetimbangan. Ujung
sensor kemudian ditempatkan pada 5 cm di depan dinding hitam kubus.
26

Percobaan ini diulangi dengan menempatkan penghalang yaitu kaca serta lempeng
lainnya secara bergantian diantara sensor dengan kubus.

3.2.2 Variabel Operasional Eksperimen


Variabel operasional yang digunakan pada Eksperimen Radiasi Termal
adalah berupa variabel bebas, terikat dan kontrol.
1. Variabel bebas
Variabel bebas yaitu, sesuatu yang nilainya sudah ditentukan atau
ditetapkan, dimana nilai ini dapat mempengaruhi nilai lainnya atau nilainya selalu
diubah-ubah. Adapun variabel bebas pada percobaan ini adalah:
a. Permukaan kubus radiasi yang terdiri dari empat permukaan yang berbeda
yaitu warna hitam, aluminium pekat, Aluminium mengkilap, dan permukaan
yang berwarna putih.
b. Power setting, dimana dalam percobaan ini nilai power setting divariasikan
dari 5.0; 6.5; 8.0 dan 10.0.
2. Variabel terikat
Variabel terikat yaitu, sesuatu yang nilainya dipengaruhi oleh nilai dari
varibel bebas atau nilainya tergantung dari variabel bebas. Adapun variabel terikat
pada percobaan ini yaitu:
c. Temperatur (T), yaitu ukuran derajat panas suatu benda atau ukuran keadaan
benda yang menentukan kecepatan benda tersebut dalam menerima atau
melepaskan kalor terhadap sekelilingnya yang keadaannya berbeda dengan
benda tersebut. Dimana dalam percobaan ini temperatur kubus diperoleh
dengan menyamakan nilai hambatan yang terbaca pada tabel yang berada
pada badan kubus radiasi dan mempunyai satuan 0C
d. Thermal Resistivitas (hambatan panas, yaitu hambatan suatu kubus zat
dengan sisi-sisi sebesar satu satuan panjang. Dimana resistivitas kubus ini
diperoleh dengan adanya perubahan nilai power setting, yang besarnya
diukur dengan menggunakan alat ukur berupa multimeter digital (Ohm
meter). Nilai thermal resistivitas ini mempunyai satuan ohm (Ω).
e. Energi radiasi termal yang disimbolkan dengan E yaitu pemancaran atau
27

perambatan energi oleh suatu bahan atau materi dalam bentuk gelombang
elektromanetik yang besarnya diperoleh melalui persamaan E = σT 4 dan
mempunyai satuan watt/m2.
f. Tegangan sensor radiasi, yang nilainya diperoleh dengan menggunakan
multimeter digital (Voltmeter) dan disimbolkan dengan V dan mempunyai
satuan mV.
3. Variabel kontrol
Variabel kontrol yaitu, sesuatu yang nilainya sebagai pengontrol variabel
terikat bebas selama percoban dilakukan. Adapun variabel kontrol dalam
percobaan ini yaitu :
g. Jarak sensor radiasi yang diukur 5 sentimeter (5 cm) dari permukaan
dinding kubus radiasi dengan sensor radiasi.
h. Temperatur dinding kubus yang terbaca pada termometer yang melekat pada
kubus.
3.3 Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan pada praktikum meliputi formula yang
digunakan dan metode perhitungannya serta analisis data yang akan dibahas.
Secara jelasnya adalah sebagai berikut:
3.3.1 Formula
Rumus perhitungan pada praktikum Radiasi Termal (Kubus Leslie) adalah
sebagai berikut:

P=

Dengan besarnya nilai:


∆V =1/2x0.05=0.025
∆R=1/2x0.05=0.025
28

Besarnya emisi untuk percobaan A dan B

3.3.2 Analisis Data


29

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil yang didapatkan dari praktikum Radiasi Termal Kubus Leslie adalah
sebagai berikut:
1. Emisivitas Berbagai Jenis Permukaan
Tabel 4.1 Data pada Setting Power 5.0
Permukaan Vo (V) T (K) T^4 (K) R (Ω) ε persentase
Hitam 0.0033 314.3 9758375465 48.549 1 100%
Putih 0.0022 314.4 9770800579 48.432 0.66752 67%
Kusam 0.0018 313.3 9634775054 50.667 0.53855 54%
Kilap 0.0003 314.8 9820619729 47.087 0.09149 9%

Tabel 4.2 Data pada Setting Power 6.0


Permukaan Vo (V) T (K) T^4 (K) R (Ω) ε persentase
Hitam 0.0034 314 1.1873E+11 48.905 1 100%
Putih 0.0025 315.4 1.1986E+11 46.42 0.73857 74%
Kusam 0.0019 313.7 1.1849E+11 49.265 0.55829 56%
Kilap 0.0004 317.3 1.2142E+11 42.77 0.11888 12%

Tabel 4.3 Data pada Setting Power 7.0


Permukaan Vo (V) T (K) T^4 (K) R (Ω) ε persentase
Hitam 0.0041 314 1.1873E+11 48.905 1 100%
Putih 0.0025 314.9 1.1946E+11 46.974 0.6135 61%
Kusam 0.002 314 1.1873E+11 48.905 0.4878 49%
Kilap 0.0004 317.7 1.2175E+11 41.569 0.10004 10%

Tabel 4.4 Data Pada Setting Power 8.0


Permukaan Vo (V) T (K) T^4 (K) R (Ω) ε persentase
Hitam 0.0041 315.2 1.197E+11 48.631 1 100%
Putih 0.0025 315.7 1.2011E+11 45.232 0.61183 61%
Kusam 0.0021 314.2 1.1889E+11 48.667 0.50872 51%
Kilap 0.0004 318.2 1.2216E+11 41.109 0.09957 10%
30

Grafik 4.1 Hubungan Emisivitas Permukaan Kubus Warna Hitam (Presentase)


dengan Setiap Power Setting pada Permukaan Kubus Putih, Kusam dan
Kilap

2. Serapan dan Transmisi Radiasi Termal


Tabel 4.5 Data Serapan dan Transmisi Radiasi Termal

No. Lempeng Vo (mV) T (K) R (Ω) T^4 (K) Ε


Tanpa
1 3.7 314.2 48.667 9745962204 1
Penghalang
0.00426887
2 Logam 0.2 319.7 38.239 1.23407E+11
3
0.00212724
3 Kaca 0.1 320.2 37.834 1.23824E+11
9
0.00212868
4 Gabus 0.1 320.1 37.914 1.2374E+11
5
31

Gambar 4.2 Grafik Besar Emisivitas terhadap Berbagai Jenis Lempeng


Penghalang untuk Permukaan Kubus Warna Hitam

4.2 Pembahasan
Eksperimen Radiasi Termal menggunakan Kubus Leslie dilakukan dengan
dua macam percobaan. Percobaan yang pertama untuk mengetahui emisivitas
berbagai jenis bahan secara kuantitas. Percobaan kedua adalah serapan dan
transmisi radiasi termal. Percobaan pertama dilakukan dengan mengukur suhu dan
output tegangan sensor untuk masing-masing permukan dinding kubus
menggunakan variasi setting power yang berbeda-beda yaitu 5.0, 6.0, 7.0 dan 8.0.
Percobaan kedua dilakukan dengan mengukur suhu dan tegangan output sensor
untuk penghalang yang berbeda-beda. Pengaruh setting power pada percobaan
pertama yaitu semakin besar setting power yang diberikan, maka semakin besar
pula tegangan output sensor yang dihasilkan pada tiap sisi kubus. Hal ini
dikarenakan, nilai output setting power berbanding lurus dengan nilai suhu pada
kubus Leslie sehingga semakin besar setting power maka semakin besar pula suhu
dari permukaan kubus, maka tegangan output juga akan semakin besar.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa hasil eksperimen
mendekati keseuaian dengan teori yang menyatakan bahwa semakin besar suhu
32

maka output sensor yang dihasilkan dan radiasi yang dipancarkan juga akan
semakin besar.
Eksperimen Radiasi Termal juga dilakukan dengan menggunakan berbagai
permukaan warna pada kubus Leslie. Warna tersebut diantaranya adalah hitam,
putih, kusam, dan kilap. Tiap permukaan warna tersebut memiliki emisivitas yang
beda-beda. Daya serap dan daya pancar permukaan benda dapat bergantung pada
warna permukaan benda tersebut. Hasil yang tertera dapat dilihat bahwa warna
hitam memiliki daya serap tertinggi diantara warna lainnya. Grafik 4.1 yang
dihasilkan juga menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan antara warna
hitam dengan warna lainnya. Suhu dan tegangan output sensor juga dapat
mempengaruhi warna. Warna hitam memiliki tegangan output yang paling besar
diantara warna lainnya. Daya serap dari tinggi ke rendah setelah hitam pada
permukaan kubus Leslie berturut-turut adalah putih, kusam, dan kilap. Warna
hitam sebagai warna yang memiliki daya serap tertinggi juga dapat dijelaskan
dengan teori black body radiation, yakni radiasi benda hitam yang memiliki daya
serap dan daya pancar panas dengan sangat baik.
Percobaan kedua dilakukan menggunakan penghalang berupa kaca, logam,
dan gabus. Percobaan ini dilakukan untuk mengukur nilai output dengan perilaku
suhu atau hambatan thermistor yang sama untuk tiap penghalang. Hasil yang
diperoleh yaitu, tetap untuk kubus tanpa penghalang memiliki daya serap tertinggi
karena hal ini sama dengan permukaan kubus warna hitam yang memiliki
emisivitas sempurna. Selanjutnya adalah, logam memiliki transmisi yang lebih
besar dibandingkan dengan kaca dan gabus. Hasil tersebut dapat diketahui bahwa
logam merupakan bahan konduktor yang dapat menghantarkan panas dengan baik
dan memiliki nilai emsivitas tinggi disbanding dengan yang lainnya. Kaca
merupakan bahan semikonduktor yang nilai emisivitasnya berada diantara logam
dan gabus. Sedangkan gabus adalah bahan dengan nilai emisivitas terkecil
diantara logam dan kaca. Sebenarnya, apabila dilihat dari tabel dan grafik, gabus
dan kaca memiliki selisih selisih nilai emsivitas yang sangat kecil bahkan hampir
sama, namun tetap memiliki perbedaan dari segi suhu dan resistivitas bahan
tersebuh sehingga memunculkan nilai yang berbeda meskipun hanya sedikit. Hasil
33

tersebut membuktikan bahwa gabus merupakan bahan yang efisien untuk


menghalangi radiasi dengan baik, sedangkan untuk logam merupakan sebuah
bahan yang dapat mentransmisikan energy termal dengan baik.
34

BAB 5. PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat setelah melakukan praktikum Radiasi Termal
(Kubus Lislie), yaitu:
1. Pengaruh setting power pada tegangan output yaitu semakin besar setting
power yang diatur maka tegangan output yang dihasilkan semakin besar
pula.
2. Pengaruh warna permukaan pada kubus Lislie terhadap emisivitas yaitu
warna hitam memiliki daya serap yang tinggi dibanding warna putih,
kusam, dan kilap.
3. Pengaruh penghalang pada nilai tegangan sensor yaitu bahwa gabus mampu
menghalangi radiasi dengan baik, sedangkan logam dapat mentransmisikan
energi termal.

1.2 Saran
Saran yang dianjurkan yaitu membaca dengan teliti langkah kerja yang ada
sebelum melakukan praktikum. Melakukan kegiatan praktikum dengan serius dan
teliti agar tidak terjadi kesalahan data. Berhati-hati saat melaksanakan eksperimen
agar tidak terjadi kecelakaan kerja.
35

DAFTAR PUSTAKA

Bueche, Frederick J. 2007. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.


Cengel Y.A. 2003. Heat Transfer Second Edition. New York: Mac Graw Hill
Company.
Johnson, Claes. 2012. Mathematical Physics of Blackbody Radiation. Swedia:
Icaurs Iducation.
Krane, Kenneth. 1992. Fisika Modern. Jakarta: Universitas Indonesia.
Kusminarto. 2011. Esensi Fisika Modern. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Tim Penyusun. 2019. Buku Panduan Praktikum Eksperimen Fisika I. Jember:
Universitas Jember.
Zemansky, Sears. 1991. Fisika Untuk Universitas 2. Jakarta: Bina Cipta.
Zemansky, Sears. 1994. Fisika Untuk Universitas 3. Bandung: Bina Cipta.
36

LAMPIRAN

4.1 Grafik serta rumus perhitungan excel

1. Perhitungan emisivitas benda dengan permukaan hitam


2. Perhitungan emisivitas benda dengan permukaan putih
3. Perhitungan emisivitas benda dengan permukaan kusam
4. Perhitungan emisivitas benda dengan permukaan kilap

Anda mungkin juga menyukai